Amanat Kepada Orang Muda Lengkap
PASAL 138 - AZAS-AZAS PENUNTUN
Hati itu milik Tuhan Yesus adanya. Dia sudah membayarnya dengan harga yang amat mahal; dan Dia jadi pengantara di hadapan Bapa sebagai Jurusafaat kita, memohon bukan sebagai seorang yang mohon belas-kasihan melainkan sebagai pahlawan yang mau menuntut yang menjadi milikNya. Dia sanggup menyelamatkan dengan sempurnanya, sebab la hidup kekal sebagai pengantara bagi kita. Satu hati yang muda adalah satu persembahan yang amat berharga, satu pemberian yang paling mahal harganya yang dapat dihadapkan kepada Allah. Segala sesuatu yang ada padamu, segala kecakapan yang ada padamu, datang dari Tuhan Allah sebagai pertaruhan suci, untuk dikembalikan kepadaNya dalam persembahan suci dengan suka hati. Engkau tidak dapat memberikan kepada Allah sesuatu yang Dia tidak lebih dahulu berikan kepadamu. Oleh karena itu apabila hati itu diserahkan kepada Allah, hal itu berarti memberikan kepadaNya satu persembahan yang Dia sudah beli dan menjadi milikNya. AML 383.1
Banyak yang menyalahkan waktu, kasih-sayang hati, dan kekuatan orang-orang muda. Setan mengaku orang-orang muda sebagai miliknya, dan memang ada sebagian besar yang menyerahkan kepadanya segala kecakapan, segala talenta, yang mereka punya. Dunia mengaku hak milik atas hati; tetapi hati itu adalah milik Dia yang menebus hati itu. Kalau diberikan kepada dunia, hati itu akan dipenuhi oleh kekuatiran duka-cita, dan kekecewaan, hati itu akan menjadi tidak bersih dan rusak. Adalah perampokan yang sejahat-jahatnya kalau memberikan kasih-sayang hati dan layananmu kepada dunia, karena yaitu adalah milik Allah. Dengan mengejar kepelesiran itu hatimu tidak akan mendapat untung apa-apa. AML 383.2
Musuh segala kebenaran mempunyai segala macam kepelesiran yang sudah disediakan bagi orang-orang muda dalam segala hal-ihwal kehidupan, dan bukan saja hal yang demikian itu dihadapkan dalam kota-kota yang banyak penduduknya, melainkan pada segala tempat yang diduduki oleh manusia. Setan suka sekali memperoleh orang-orang muda dalam barisannya sebagai serdadu-serdadu. Musuh yang maha pintar itu mengetahui betul dengan bahan yang bagaimana ia harus bertindak; dan dia sudah menunjukkan kebijaksanaannya yang membinasakan itu dalam merencanakan adat kebiasaan dan segala macam kepelesiran bagi orang- orang muda yang akan memisahkan kasih-sayang mereka dari Yesus Kristus. . . . AML 383.3