Nasihat Bagi Sidang

74/279

Membentuk Suatu Tabiat Seperti Kristus

Agama Kristus tidak pernah merendahkan derajat si penerimanya; agama itu tidak per-nah menjadikan dia kasar, tidak sopan atau meninggikan diri, lekas marah atau keras hati. Sebaliknya, agama itu memperhalus perasaan, menyucikan pertimbangan, membersihkan dan memuliakan pikiran, membawa mereka kepada Kristus. Cita-cita Allah bagi anak-anak-Nya lebih tinggi daripada yang dapat dicapai oleh pikiran manusia yang tertinggi. Ia telah memberikan dalam hukum-Nya yang suci salinan tabiat-Nya. NBS 115.5

Tabiat Kristen yang ideal ialah menjadi serupa dengan Kristus. Di hadapan kita terbuka suatu jalan kemajuan yang terus menerus. Kita mempunyai suatu tujuan yang hendak diperoleh, suatu ukuran yang hendak dicapai, yang meliputi segala sesuatu yang baik dan suci dan mulia dan tinggi derajatnya. Harus ada usaha yang tidak henti-hentinya dan kemajuan yang terus- menerus ke depan dan ke atas menuju kepada penyempurnaan tabiat.2 NBS 115.6

Secara perseorangan kita akan menjadi seperti segala kebiasaan kita, baik untuk sekarang maupun untuk masa kekekalan. Kehidupan orang-orang yang membentuk tabiat yang betul, dan setia dalam menunaikan setiap kewajiban, akan menjadi bagaikan terang yang bercahaya, memancarkan sinar yang cerah pada jalan orang lain; tetapi kalau kebiasaan tidak setia dimanjakan, kalau kebiasaan yang lengah, lamban, dan lalai diberi peluang untuk bertambah kuat, maka suatu awan yang lebih gelap daripada tengah malam akan turun ke atas harapan dalam kehidupan ini dan akan selamanya menghambat seseorang dalam kehidupan masa depannya.3 NBS 115.7

Berbahagialah ia yang memperhatikan sabda hidup kekal. Karena dituntun oleh “Roh Kebenaran,” ia akan terpimpin kepada segala kebenaran. Ia tidak akan dikasihi, dihormati, dan dipuji oleh dunia; tetapi mulia pada pandangan surga. “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia” (1 Yoh. 3:1).4 NBS 115.8