Nasihat Bagi Sidang

57/279

Anak-anak Harus Hormat

Hai orang tua, tinggikanlah derajat Kekristenan dalam pikiran anak-anakmu; tolonglah mereka menempatkan Yesus dalam pengalaman mereka; ajarlah mereka menghormati rumah Allah setinggi-tingginya dan mengerti bahwa bila mereka memasuki rumah Tuhan, hendaknya dengan hati yang telah dilembutkan dan ditaklukkan oleh pikiran seperti ini: “Allah ada di sini; inilah rumah-Nya. Saya harus mempunyai pikiran yang bersih dan motif yang paling suci. Saya tidak boleh mempunyai kesombongan, iri hati, kecemburuan, sangka-sangka jahat, kebencian atau penipuan dalam hati saya, karena saya sedang datang ke hadirat Allah yang suci. Inilah tempat di mana Allah bertemu dengan umat-Nya dan memberkati mereka. Tuhan yang tinggi dan suci yang mendiami kekekalan memandang kepada saya, menyelidiki hati saya, dan membaca pikiran yang paling tersembunyi serta segala perbuatan dalam kehidupanku.” NBS 96.1

Pikiran orang-orang muda yang peka dan mudah terpengaruh mendapat penilaian mereka akan pekerjaan hamba-hamba Allah oleh cara orang tua mereka memperlakukan hal itu. Banyak kepala keluarga menjadikan acara kebaktian itu suatu hal yang dikritik di rumah tangga, menyetujui beberapa perkara dan mempermasalahkan yang lain. Dengan demikian pekabaran Allah kepada manusia dikritik dan diragukan, dan kurang diperhatikan. Berapa besarnya kesan yang diberikan kepada orang-orang muda oleh ucapan yang kurang berhati-hati dan kurang hormat ini, hanyalah buku-buku di surga akan menyatakannya. Anak-anak melihat dan mengerti akan hal ini jauh lebih cepat dari yang dipikirkan orang tua. Perasaan akhlak mereka menerima suatu prasangka yang salah yang tak pernah akan diubahkan sepenuhnya dalam waktu yang lama. Orang tua menyesalkan kekerasan hati anak-anak mereka serta sukarnya membangkitkan perasaan akhlak mereka untuk memenuhi tuntutan Allah.4 NBS 96.2

Penghormatan harus ditunjukkan juga untuk nama Allah. Nama itu jangan sekali-kali diucapkan dengan memandang enteng atau kurang pikir. Sedangkan dalam doa sering mengulanginya dengan tidak perlu betul harus dihindarkan. “Nama-Nya kudus dan dahsyat” (Mzm.111:9). Malaikat-malaikat melindungi wajah mereka ketika mengucapkan nama itu. Betapa pula kita manusia yang sudah jatuh dan berdosa harus menghormati nama-Nya di bibir kita.5 NBS 96.3

Saya melihat bahwa nama Allah yang suci harus digunakan dengan penghormatan dan kekaguman. Perkataan Allah Yang Mahakuasa dirangkaikan dan digunakan oleh beberapa orang dalam doa dengan cara yang kurang berhati-hati dan kurang memikirkannya, yang tidak berkenan kepada-Nya. Orang sedemikian tidak mempunyai perasaan kesadaran tentang Allah atau kebenaran, kalau tidak mereka tidak akan mengucapkan dengan tidak hormat Allah yang besar dan menakutkan itu, yang tidak lama lagi akan menghakimkan mereka pada masa kesudahan. Malaikat berkata, “Janganlah merangkaikannya, karena sungguh hebat nama-Nya.” Mereka yang menyadari kebesaran dan keagungan Allah, akan mengucapkan nama-Nya dengan kekaguman yang suci. Ia tinggal dalam terang yang tidak terhampiri; tidak seorang pun dapat melihat Dia dan tetap hidup. Saya melihat bahwa perkara-perkara ini harus dipahami dan diperbaiki sebelum sidang dapat tumbuh dengan subur.6 NBS 96.4

Kita harus menghormati sabda Allah. Untuk sabda Allah yang tertulis itu kita harus menunjukkan hormat, sekali-kali tidak boleh menggunakannya seperti sesuatu yang biasa saja, atau memakainya dengan kurang berhati-hati. Dan Kitab Suci itu sekali-kali tidak boleh dikutip dalam suatu senda gurau, atau disadur untuk membuat suatu sebutan yang jenaka. “Semua firman Allah adalah murni;” “bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah” (Ams. 30:5; Mzm. 12:7) NBS 96.5

Terutama sekali, biarlah anak-anak diajar bahwa penghormatan yang benar ditunjukkan oleh penurutan. Allah tidak memerintahkan sesuatu yang tidak perlu, dan tidak ada cara yang lain untuk menunjukkan penghormatan yang paling berkenan kepada-Nya seperti halnya dengan penurutan akan apa yang telah diucapkan-Nya. NBS 96.6

Penghormatan harus ditunjukkan bagi wakil-wakil Allah-bagi para pendeta, guru dan orang tua yang dipanggil untuk berbicara dan melakukan sesuatu sebagai gantinya. Dalam penghormatan yang ditunjukkan kepada mereka Ia dihormati.7 NBS 97.1

Alangkah baiknya orang-orang tua dan orang-orang muda merenungkan perkataan Kitab Suci yang menunjukkan bagaimana tempat yang ditandai dengan hadirat Allah yang khusus itu harus dihargai. “Lalu Ia berfirman: “Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu,” diperintahkan-Nya kepada Musa di belukar duri yang bernyala-nyala, “Sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.” (Kel. 3:5). Yakub, sesudah melihat malaikat-malaikat, lalu ia berseru: “Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya . . . . Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang surga” (Kej. 28:16, 17).8 NBS 97.2

Dengan ajaran dan teladan, engkau harus menunjukkan bahwa engkau menghormati imanmu, berbicara dengan rasa penghormatan tentang perkara-perkara yang suci. Sekali-kali jangan biarkan satu ucapan yang tidak serius dan tidak berarti keluar dari bibirmu bila mengutip Kitab Suci. Bila engkau memegang Kitab Suci, ingatlah bahwa engkau ada di tanah suci. Malaikat-malaikat ada di sekelilingmu, dan sekiranya matamu dapat dicelikkan, engkau akan melihat mereka. Biarlah kelakuanmu sedemikian rupa supaya engkau dapat meninggalkan kesan kepada setiap jiwa yang bergaul dengan dikau agar suatu suasana yang suci mengelilingi engkau. Satu perkataan yang sia-sia, satu tertawaan yang tidak berarti, mungkin mengimbangi satu jiwa pada jurusan yang salah. Sungguh mengerikan akibatnya bila tidak selamanya berhubungan dengan Allah.9 NBS 97.3