Nasihat Bagi Sidang

39/279

PASAL 2. - KEHIDUPAN YANG DISUCIKAN

Juruselamat kita menuntut segala sesuatu yang ada pada kita; Ia meminta pikiran kita yang utama dan paling suci, cinta kita yang paling murni dan yang paling hebat. Kalau kita sesungguhnya mengambil bagian dari sifat Ilahi, pujian bagi-Nya akan selamanya ada dalam hati kita dan bibir kita. Satu-satunya keamanan kita ialah menyerahkan segala sesuatu yang ada pada kita kepada-Nya dan selamanya bertumbuh dalam anugerah dan dalam pengetahuan akan kebenaran.1 NBS 78.1

Penyucian yang dikemukakan dalam Kitab Suci ada sangkut pautnya dengan segenap keadaan roh-roh, jiwa dan tubuh. Di sinilah pikiran yang sejati tentang penyucian menyeluruh. Paulus berdoa agar sidang di Tesalonika menikmati berkat yang besar ini. “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” (1 Tes. 5:23). NBS 78.2

Dalam dunia agama ada suatu teori penyucian yang salah dan berbahaya pengaruhnya. Dalam banyak hal mereka mengaku sudah di sucikan tidaklah mengalami penyucian yang sejati. Penyucian mereka terdiri dari pembicaraan dan keinginan untuk berbakti saja. NBS 78.3

Mereka mengesampingkan akal sehat dan pertimbangan, dan bergantung sepenuhnya kepada perasaan mereka, mendasarkan tuntutan mereka pada penyucian atas emosi yang sudah pernah mereka alami. Mereka berkeras kepala dalam mendesakkan tuntutan kesucian mereka, mengucapkan banyak perkataan, tetapi tidak menghasilkan buah yang berharga sebagai bukti. Orang-orang yang mengaku sudah disucikan ini bukan saja menipu jiwa mereka sendiri oleh kepura-puraan mereka, tetapi juga sedang memberikan suatu pengaruh untuk menyesatkan banyak orang yang sungguh-sungguh ingin menyesuaikan diri dengan kehendak Allah. Mereka mungkin kedengaran mengulangi berkali-kali “Tuhan pimpinlah aku! Tuhan ajarlah aku! Aku hidup tanpa dosa!” Banyak orang yang bertemu dengan roh ini mengalami sesuatu yang gelap dan gaib yang tidak dapat mereka mengerti. Tetapi itulah yang sama sekali berbeda dengan Kristus, satu-satunya teladan yang sejati.2 NBS 78.4

Penyucian adalah suatu pekerjaan yang progresif. Langkah-langkah yang berturut-turut dikemukakan kepada kita dalam perkataan Petrus: “Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.” (2 Ptr. 1:5-8). “Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jika kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung. Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (ayat 10,11). NBS 78.5

Di sinilah suatu cara yang olehnya dapat dipastikan bahwa kita tidak pernah akan jatuh. Mereka yang sedang berusaha sedemikian untuk bertambah-tambah dalam memperoleh sifat- sifat baik orang Kristen mempunyai jaminan bahwa Allah akan melaksanakan rencana melipatgandakan anugerah-Nya dalam memberikan kepada mereka karunia Roh-Nya.3 NBS 78.6

Penyucian bukanlah pekerjaan sesaat lamanya, sejam, atau pun sehari saja. Itulah suatu pertumbuhan yang terus menerus dalam anugerah. Kita tidak mengetahui pada hari ini berapa kerasnya pergumulan kita keesokan harinya. Setan hidup, dan giat, dan setiap hari kita perlu berseru dengan sungguh-sungguh kepada Allah untuk memohonkan pertolongan dan kekuatan agar dapat kita melawan dia. Selama Setan memerintah, kita harus selamanya menaklukkan diri sendiri, mengalahkan segala penggodaan, dan tidak akan henti-hentinya, tidak pernah kita akan dapat mengatakan bahwa kita telah mencapai sepenuhnya. NBS 78.7

Kehidupan Kristen selamanya bergerak maju. Yesus duduk sebagai penghalus dan penyuci umat-Nya; dan bila peta-Nya sudah dipantulkan dengan sempurnanya dalam kehidupan mereka, maka sempurna dan sucilah mereka itu, dan sedia untuk diubahkan. Suatu pekerjaan besar dituntut dari orang Kristen. Kita dinasihatkan untuk menyucikan diri dari segala kenajisan daging dan roh, menyempurnakan kesucian dalam takut akan Allah. Di sinilah kita melihat di mana letaknya pekerjaan yang besar itu. Ada suatu pekerjaan yang tetap bagi orang Kristen. Setiap cabang dalam pohon anggur orang tua haruslah mendapat hidup dan kekuatan dari pohon anggur, agar menghasilkan buah.4 NBS 79.1

Jangan hendaknya seorang pun menipu diri sendiri dengan anggapan bahwa Allah akan memaafkan dan memberkati mereka sementara mereka memijak-mijak salah satu tuntutan-Nya. Perintah yang sengaja dari suatu dosa yang sudah diketahui mendiamkan suatu Roh yang menyaksikan dan memisahkan jiwa dari Allah. Bagaimana besarnya sekalipun perasaan kegirangan dalam agama, Yesus tidak dapat tinggal di dalam hati yang mengabaikan hukum Ilahi. Allah akan menghormati hanya mereka yang menghormati Dia.5 NBS 79.2

Ketika Paulus menulis, ” Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna” (1 Tes. 5:23), ia tidak menasihati saudara- saudara bertujuan hendak mencapai ukuran yang tidak mungkin dapat dicapai; ia tidak berdoa agar mereka memperoleh berkat-berkat yang tidak dikehendaki Allah bagi mereka. Ia mengetahui bahwa semua orang yang dilayakkan untuk bertemu dengan Kristus dengan damai harus mempunyai suatu tabiat yang suci. (Baca 1 Kor. 9:25-27; 1 Kor. 6:19,20). NBS 79.3

Prinsip Kristen sejati tidak akan berhenti untuk mempertimbangkan akibat-akibatnya. Tidak ditanyakannya, Apakah akan dipikirkan orang tentang saya kalau saya melakukan hal ini? atau, Bagaimanakah hal itu akan mempengaruhi harapan duniawi kalau saya berbuat demi-kian? Dengan kerinduan besar anak-anak Allah ingin mengetahui apa yang dikehendaki Allah bagi mereka, agar pekerjaan mereka dapat mempermuliakan Dia. Tuhan telah mengadakan persediaan yang memadai agar hati dan kehidupan semua pengikut-Nya dapat dikendalikan oleh anugerah Ilahi, supaya mereka menjadi sebagai terang yang menyala dan bercahaya di dalam dunia.6 NBS 79.4