Nasihat Bagi Sidang
PASAL 20. - PENDIDIKAN KRISTEN
Kita sedang menghadapi krisis terakhir dalam sejarah dunia ini dengan cepatnya dan penting sekali kita mengerti bahwa manfaat pendidikan yang diberikan oleh sekolah-sekolah kita harus berbeda dengan yang diberikan oleh dunia.1 NBS 221.1
Pendapat kita tentang pendidikan terlalu sempit dan terlalu rendah. Perlu ada ruang lingkup yang lebih luas, suatu tujuan yang lebih tinggi. Pendidikan yang benar berarti bukan saja sekadar mengikuti sesuatu kursus pelajaran. Pendidikan itu berarti bukan saja suatu persiapan untuk kehidupan sekarang ini. Pendidikan itu ada sangkut pautnya dengan segenap tubuh, serta dengan segenap umur hidup yang diberikan kepada manusia. Pendidikan itu merupakan perkembangan kuasa tubuh, pikiran, dan rohani yang selaras benar. Dipersiapkannya mahasiswa itu bagi kegembiraan bekerja di dunia ini, dan bagi kegembiraan yang lebih tinggi dari pekerjaan yang lebih luas di dunia yang akan datang.2 NBS 221.2
Dalam perasaan yang paling tinggi, pekerjaan pendidikan dan pekerjaan penebusan satu adanya; karena dalam pendidikan, sebagaimana dalam penebusan, “tiada dasar lain yang dapat diletakkan oleh seorang jua pun selain dari yang telah diletakkan, ialah Yesus Kristus.3 NBS 221.3
Guna mengembalikan manusia kepada keserasian dengan Allah, guna mengangkat dan mempertinggi derajat sifat akhlaknya sehingga ia dapat lagi memantulkan peta Khalik, adalah maksud utama segala pendidikan dan disiplin dalam kehidupan. Pekerjaan ini sangat penting sehingga Juruselamat meninggalkan istana surga, dan datang sendiri ke dunia ini, agar Ia dapat mengajarkan kepada manusia bagaimana memperoleh kelayakan untuk kehidupan yang lebih tinggi.4 NBS 221.4
Sangatlah mudahnya hanyut ke dalam berbagai rencana, metode, dan adat istiadat duniawi dan tidak lagi memikirkan tentang masa yang dalamnya kita hidup, atau tentang pekerjaan besar yang harus dilaksanakan, lebih daripada orang-orang pada zaman Nuh. Bahaya akan selamanya ada bahwa para pendidik kita akan mengalami hal yang sama seperti orang Yahudi, menyesuaikan diri dengan adat istiadat, kebiasaan, dan tradisi yang tidak diberikan Allah. Dengan ketabahan hati dan keteguhan ada orang yang berpaut pada kebiasaan lama dan kegemaran akan berbagai-bagai pelajaran yang tidak perlu, seakan-akan keselamatan mereka bergantung kepada perkara-perkara ini. Dalam berbuat demikian mereka berbalik dari pekerjaan Allah yang khusus dan memberikan kepada para siswa dan mahasiswa suatu pendidikan yang tidak memadai dan salah.5 NBS 221.5
Harus ada pria dan wanita yang cakap untuk bekerja di sidang-sidang dan melatih orang- orang muda kita untuk bidang-bidang pekerjaan khusus, agar jiwa-jiwa dapat dibawa kepada Yesus. Sekolah-sekolah yang kita dirikan harus memikirkan tujuan ini, dan bukannya menurut sistem sekolah-sekolah agama yang didirikan oleh gereja-gereja lain atau menurut sistem berbagai seminari dan perguruan tinggi duniawi. Sekolah-sekolah itu harus lebih tinggi derajatnya, di mana sifat tidak beriman tidak akan diajarkan dan disokong. Para siswa dan mahasiswa harus dididik dalam Kekristenan yang praktis, dan Kitab Suci harus dianggap sebagai buku pelajaran yang tertinggi, dan paling penting.6 NBS 221.6