Nasihat Bagi Sidang

91/279

Ketulusan Kristen

Dalam setiap transaksi perusahaan hendaknya kita berlaku sejujur-jujurnya. Meskipun digoda, sekali-kali jangan menipu atau memberikan dalih-dalih sedikit pun. Kadang-kadang suatu dorongan bawaan mungkin membawa penggodaan untuk menyimpang dari jalan yang lurus, tetapi janganlah menyimpang sedikit pun. Kalau dalam sesuatu perkara engkau membuat suatu pernyataan tentang apa hendak engkau perbuat, dan sesudah itu engkau dapati bahwa engkau telah menyenangkan orang lain sehingga merugikan dirimu sendiri, janganlah menyimpang sedikit pun dari prinsip. Laksanakanlah persetujuan yang telah engkau adakan.2 NBS 129.4

Kitab Suci mempersalahkan dengan keras segala bentuk kepalsuan, perlakuan yang tidak benar, dan ketidakjujuran. Yang benar dan yang salah disebutkan dengan jelas. Tetapi ditunjukkan kepada saya bahwa umat Allah telah menempatkan diri di pihak Setan; mereka telah menyerah pada penggodaannya dan mengikuti rencananya sampai perasaan mereka sudah menjadi sangat kebal. Suatu penyimpangan sedikit dari kebenaran, suatu kelainan dari tuntutan Allah, bagaimanapun juga, dianggap tidak terlalu berdosa, sedangkan hal itu menyangkut keuntungan atau kerugian keuangan. Tetapi dosa adalah dosa, tidak menjadi soal dilakukan oleh seorang jutawan atau pun oleh pengemis di tepi jalan. Mereka yang memperoleh harta dengan gambaran yang palsu sedang membawa hukuman ke atas jiwa mereka. Segala sesuatu yang didapat dengan tipu daya dan tidak jujur hanyalah menjadi suatu kutuk bagi penerimanya.3 NBS 129.5

Ia [yang mengucapkan kepalsuan atau menjalankan penipuan] kehilangan kehormatan dirinya sendiri. Mungkin ia tidak menyadari Allah melihat dia dan tahu benar setiap transaksi perusahaan, bahwa malaikat-malaikat yang suci sedang menimbang segala motifnya dan mendengarkan segala perkataannya, dan bahwa pahalanya akan sesuai dengan perbuatannya; tetapi kalau mungkin menyembunyikan kesalahannya dari sesama manusia dan dari pengawasan Ilahi, kenyataan bahwa dia sendiri mengetahuinya, sungguh sangat merendahkan bagi pikiran dan tabiatnya. Satu perbuatan tidak menentukan tabiat, tetapi hal itu merubuhkan penghalang, dan pencobaan berikutnya lebih mudah dilayani, sampai akhirnya suatu kebiasaan pemutarbalikan dan ketidakjujuran dalam urusan perusahaan terbentuk, dan orang itu tidak dapat dipercaya.4 NBS 129.6

Allah menghendaki agar manusia yang bekerja bagi-Nya, di bawah panji-Nya, benar-benar bersifat jujur, tidak bercela tabiatnya, supaya lidah mereka tidak akan mengucapkan sesuatu yang kelihatan tidak benar. Lidah harus benar, mata harus benar, perbuatan harus benar semata-mata sehingga Allah dapat memberikan pujian. Kita hidup pada pandangan Allah yang suci, yang menyatakan dengan penuh khidmat, “Aku tahu segala pekerjaanmu.” Mata Tuhan selamanya memandang kepada kita. Kita tidak dapat menyembunyikan satu perbuatan yang tidak baik dari Allah. Saksi Allah pada setiap perbuatan adalah suatu kebenaran yang disadari hanya oleh sedikit orang.5 NBS 129.7