Membina Keluarga Sehat
Di Atas Gunung bersama Allah
“Datanglah kepada-Ku ke atas gunung,” demikianlah Allah menyuruh kita. Sebelum Musa menjadi alat Allah dalam melepaskan Israel, baginya telah ditentukan empat puluh tahun berhubungan dengan Allah di keheningan pegunungan. Sebelum menyampaikan pekabaran Allah kepada Firaun, dia berbicara dengan malaikat di dalam semak yang menyala. Sebelum menerima hukum Allah sebagai wakil dari bangsa-Nya, dia dipanggil ke atas gunung untuk menyaksikan kemuliaanNya. Sebelum melaksanakan penghakiman kepada para penyembah berhala, dia disembunyikan di celah gunung, dan Tuhan mengatakan, “Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama Tuhan di depanmu.” “Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, dan kepada beriburibu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa, tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman.” 6 Sebelum meletakkan hidupnya dan bebannya karena Israel, Allah memanggilnya ke puncak Gunung Pisgah dan memaparkan di hadapannya kemuliaan Tanah Perjanjian itu. MKS 474.1
Sebelum murid-murid keluar menjalankan misinya, mereka dipanggil ke atas gunung bersama Yesus. Sebelum kuasa dan kemuliaan hari Pentakosta, tibalah malam persekutuan dengan Juruselamat, pertemuan di atas gunung di Galilea, suasana perpisahan di atas Bukit Zaitun, dengan janji malaikat, dan hari-hari permintaan doa dan persekutuan di bilik tingkat atas. MKS 474.2
Ketika mempersiapkan diri menghadapi ujian besar dan sebagian pekerjaan penting, Yesus suka pergi ke gunung yang sunyi dan di sana berdoa kepada Allah sepanjang malam. Doa semalam suntuk mendahului pengurapan para Rasul dan Khotbah di Atas Bukit, pemuliaan, penderitaan ruang pengadilan dan kayu salib, dan kemuliaan kebangkitan. MKS 474.3