Membina Keluarga Sehat

165/180

Satu Pelajaran dari Kehidupan Musa

Perhatikanlah pengalaman Musa. Pendidikan yang diperolehnya di Mesir sebagai cucu raja dan calon pewaris takhta sudah sangat cermat. Tidak ada sesuatu yang diabaikan yang diperhitungkan akan menjadikan dia orang yang arif bijaksana, sesuai dengan pengertian orang Mesir tentang kebijaksanaan. Dia memperoleh latihan sipil dan militer yang tertinggi. Dia merasa dirinya sudah lengkap dipersiapkan untuk tugas melepaskan bangsa Israel dari perhambaan. Tetapi Allah menilai sebaliknya. Pemeliharaan-Nya menentukan Musa empat puluh tahun lagi latihan di padang belantara sebagai gembala domba. MKS 440.3

Pendidikan yang diperoleh Musa di Mesir menolongnya dalam banyak hal; tetapi persiapan yang paling berarti bagi pekerjaannya ialah persiapan yang diterimanya selama menjadi gembala. Secara alami Musa mempunyai sifat yang tidak sabar. Di Mesir, selaku pimpinan militer yang sukses dan kesayangari raja dan bangsa, dia sudah terbiasa mendapat sanjungan dan pujian. Dia berhasil menarik perhatian bangsa itu kepada dirinya. Dia mengharap akan melaksanakan pekerjaan pembebasan bangsa Israel dengan kekuatannya sendiri. Jauh berbeda dengan pelajaran yang sudah dipelajarinya sebagai wakil Allah. Sementara menuntun kawanan domba melewati pegunungan dan turun ke padang rumput di lembah, dia belajar iman dan kelembutan, kesabaran, kerendahan hati, ketulusan dan melupakan diri. Dia belajar menolong yang lemah, merawat yang sakit, mencari yang sesat, menghadapi yang membangkang, memelihara domba, dan mengurus yang tua dan lemah. MKS 440.4

Dalam pekerjaan ini Musa ditarik lebih dekat kepada Gembala Utama. Dia menjadi erat dipersatukan dengan Yang Kudus dari Israel. Dia tidak lagi merencanakan untuk melakukan pekerjaan yang besar. Dia berusaha melakukan dengan setia pekerjaan yang dipercayakan kepadanya seperti kepada Allah. Dia merasakan hadirat Allah di sekitarnya. Seluruh alam berbicara kepadanya tentang Ia yang tidak kelihatan. Dia mengenal Allah sebagai Allah pribadi, dan dengan merenungkan tabiat-Nya dia semakin merasakan hadirat-Nya. Dia menemukan perlindungan dalam lengan-Nya yang abadi itu. MKS 441.1

Setelah mendapat pengalaman ini, Musa mendengar panggilan dari surga untuk menggantikan tongkat gembalanya dengan tongkat kekuasaan; meninggalkan kawanan dombanya dan memegang kepemimpinan Israel. Perintah surgawi itu menemukan dia tidak percaya diri, lamban berbicara dan malu-malu. Dia dibayangi dengan perasaan ketidaksanggupan menjadi penyambung lidah Allah. Tetapi dia menerima tugas itu, sambil menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada Tuhan. Kebesaran misinya memerlukan latihan dari kemampuan pikirannya yang terbaik. Allah memberkati kesediaannya, dan dia menjadi fasih berbicara, penuh harap, menguasai diri dan layak untuk pekerjaan terbesar yang pernah dipercayakan kepada manusia. Tentang dia ada tertulis: “Seperti Musa yang dikenal Tuhan dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel.” 5 MKS 441.2

Allah sering meng-izinkan orang-orang yang kita percayai menge-cewakan kita, sehingga kita dapat belajar betapa bodohnya menaruh harap pada manusia.

“Sebab bukan dari timur atau dari barat, dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim, direndahkan-Nya yang satu, dan ditinggikan-Nya yang lain.” 6 MKS 441.3

Biarlah mereka yang merasa pekerjaannya tidak dihargai, dan yang menginginkan suatu kedudukan tanggung jawab yang lebih besar, mem-perhatikan bahwa, “Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim; direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain.” 7 Setiap orang mempunyai tempatnya di dalam rencana surga yang abadi. Apakah kita mengisi tempat tersebut itu tergantung pada kesetiaan kita dalam bekerja sama dengan Allah. MKS 441.4

Kita perlu waspada terhadap sikap mengasihani diri sendiri. Janganlah memanjakan perasaan bahwa engkau tidak dihargai sebagaimana seharusnya, bahwa usahamu tidak dihargai, bahwa tugasmu terlalu berat. Biarlah kenangan atas apa yang telah diderita Yesus bagi kita akan mendiamkan setiap pikiran persungutan. Kita diperlakukan jauh lebih baik daripada Tuhan kita. “Masakan engkau mencapai hal-hal yang besar bagi dirimu sendiri? Janganlah mencarinya!” 8 Tuhan tidak mempunyai tempat dalam pekerjaan-Nya bagi mereka yang keinginannya untuk memenangkan mahkota lebih besar daripada untuk memikul salib. Ia mengiginkan orang-orang yang lebih berminat melakukan tugasnya daripada mendapat pahala— orang-orang yang lebih mengutamakan prinsip daripada promosi. MKS 442.1

Mereka yang rendah hati, yang melakukan tugasnya seperti kepada Allah, mungkin tidak begitu pamer seperti mereka yang penuh kesibukan dan kepentingan diri; tetapi pekerjaannya menghasilkan lebih banyak. Seringkali orang yang berlaku hebat untuk menarik perhatian kepada dirinya, berdiri di antara manusia dengan Allah, dan pekerjaan mereka ternyata gagal. “Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh, perolehlah pengertian. Junjunglah dia, maka engkau akan ditinggikannya; engkau akan dijadikan terhormat, apabila engkau memeluknya.” 9 MKS 442.2

Karena mereka tidak memiliki tekad untuk menyesuaikan diri dengan baik dan membarui, banyak orang yang jadi meniru-niru dalam tindakan yang salah. Tetapi ini tidak perlu terjadi. Mereka dapat mengembangkan kemampuan mereka untuk melakukan jenis pelayanan yang terbaik, dan kemudian mereka akan selalu dibutuhkan. Mereka akan dinilai berdasarkan segala yang berharga dari mereka. MKS 442.3

Kalau ada yang memenuhi syarat untuk kedudukan yang lebih tinggi, Tuhan akan menanggungkan beban, bukan hanya pada mereka, tetapi atas mereka yang sudah mengujinya, yang mengetahui nilai mereka, dan yang dengan penuh keinsyafan dapat mendesak mereka untuk maju. Mereka yang melakukan tugasnya sehari-hari dengan setia itulah yang akan mendengar panggilan-Nya pada waktu yang ditentukan Allah sendiri, “Marilah naik lebih tinggi.” MKS 442.4

Ketika para gembala sedang menjaga kawanan domba di perbukitan Betlehem, malaikat surga melawat mereka. Begitu juga sekarang ini, sementara para pekerja Allah yang rendah hati melakukan tugasnya, malaikat Allah akan berdiri di sampingnya, mendengarkan kata-katanya, mencatat bagaimana caranya dia melakukan tugasnya, melihat apakah tanggung jawab yang lebih besar bisa dipercayakan pada tangannya. MKS 443.1

Bukan oleh kekayaan mereka, pendidikan mereka, atau posisi mereka Allah menilai manusia. Ia menilai mereka oleh kemurnian motif dan keindahan tabiat mereka. Ia memeriksa berapa besar bagian RohNya yang mereka miliki dan berapa banyak keserupaan-Nya yang dinyatakan dalam hidup mereka. Menjadi besar dalam kerajaan Allah adalah menjadi seperti anak kecil dalam kerendahan hati, dalam kesederhanaan iman, dan dalam kemurnian kasih. MKS 443.2

“Kamu tahu,” Yesus berkata, “bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.” 10 MKS 443.3

Dari semua pemberian yang dapat dikaruniakan surga kepada manusia, persekutuan dengan Kristus dalam penderitaan-Nya adalah kepercayaan yang paling berarti dan kehormatan yang paling tinggi. Bukan Henokh, yang sudah diangkat ke surga, bukan Elia yang sudah diangkat dengan kereta berapi, yang lebih besar dan yang lebih dihormati daripada Yohanes Pembaptis yang mati sendirian dalam lubang bawah tanah. “Sebab kepada kamu dikaruniakan, bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia.” 11 MKS 443.4