Membina Keluarga Sehat
Teori-teori Panteisme
Dewasa ini sedang masuk ke dalam lembaga-lembaga pendidikan dan ke dalam organisasi keagamaan di mana-mana ajaran-ajaran spiritualisme yang merongrong iman kepada Allah dan kepada firmanNya. Teori bahwa Allah adalah satu inti yang meliputi seluruh alam telah diterima oleh banyak orang yang mengaku percaya pada Kitab Suci; tetapi betapa indah pun selubungnya, teori ini adalah satu penipuan yang sangat berbahaya. Teori itu salah menggambarkan Allah, dan itu adalah satu penghinaan terhadap kebesaran dan keagungan-Nya. Tentu saja itu bukan saja cenderung menyesatkan, tetapi juga merendahkan martabat manusia. Unsurnya adalah kegelapan, dan hawa nafsu adalah bidangnya. Akibat dari menerima teori ini adalah perpisahan dari Allah. Dan bagi keadaan manusia yang sudah jatuh, ini berarti kehancuran. MKS 390.2
Karena dosa keadaan kita tidak alami, dan kuasa yang dapat memulihkan kita haruslah kuasa gaib, kalau tidak maka keadaan kita tidak berharga. Hanya ada satu kuasa yang dapat mematahkan pegangan Iblis dari hati manusia, itulah kuasa Allah dalam Yesus. Hanya melalui darah Dia yang tersalib itu ada pembasuhan dari dosa. Anugerah-Nya saja yang menyanggupkan kita untuk menolak dan mengalahkan kecende-rungan-kecenderungan dari sifat kita yang sudah jatuh. Teori-teori spiritualisme tentang Allah membuat rahmat-Nya tidak berarti. Jika Allah adalah inti yang meliputi seluruh alam, berarti Ia tinggal di dalam segenap manusia; dan untuk mencapai kesucian, manusia hanya mengem-bangkan kekuatan yang ada di dalam dirinya. MKS 390.3
Teori-teori ini, yang mengikuti kesimpulannya yang logis, menyapu seluruh ekonomi umat Allah. Teori itu menghilang-kan pentingnya penebusan dan menempat-kan manusia jadi penebusnya sendiri. Teori-teori mengenai Allah membuat firman-Nya tidak berarti, dan mereka yang menerima teori-teori itu berada dalam bahaya besar pada akhirnya mereka akan dituntun untuk menilai seluruh Kitab Suci itu sebagai fiksi. Mereka mungkin menganggap kebaikan itu lebih baik dari kejahatan; tetapi, dengan menghalangi Allah dari kedudukan kemaharajaan-Nya yang benar, mereka meletakkan ketergantungan mereka pada kuasa manusia, yang tanpa Allah itu tidaklah berarti. Kehendak manusia yang tidak dibantu itu tak akan memiliki kuasa yang nyata untuk menolak dan mengalahkan kejahatan. Pertahanan jiwa sudah dipatahkan. Manusia tidak mempunyai perlindungan terhadap dosa. Sekali ketahanan firman Allah dan Roh-Nya ditolak, kita tidak tahu sampai sedalam mana seseorang bisa tenggelam. MKS 391.1
“Semua firman Allah adalah mumi. Ia adalah perisai bagi orangorang yang berlindung pada-Nya. Jangan menambahi firman-Nya, su-paya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta.” MKS 391.2
“Orang fasik tertangkap dalam kejahatannya, dan terjerat dalam tali dosanya sendiri.” 1 MKS 391.3
Menelusuri Rahasia Ilahi MKS 391.4
“Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan, Allah kita, tetapi halhal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini.” 2 Penyataan akan diri-Nya yang Allah telah berikan di dalam firman-Nya MKS 391.5
Sekali ketahanan firman Allah dan Roh-Nya ditolak, kita tidak tahu sampai sedalam mana seseorang bisa tenggelam. adalah untuk kita pelajari. Inilah yang kita boleh usahakan untuk mengerti. Tetapi selebihnya kita tidak boleh melewatinya. Kecerdasan yang paling tinggi boleh digunakan sampai pikiran itu sendiri lelah dalam mereka-reka keadaan Allah itu, tetapi usaha itu tidak akan berhasil. Masalah ini belum diberikan kepada kita untuk dipecahkan. Tidak ada pikiran manusia yang dapat memahami Allah. Janganlah ada orang yang mencoba mengadakan spekulasi tentang keadaan-Nya. Di sini berdiam diri itu lebih baik. Yang Mahakuasa itu berada di luar jangkauan perbincangan. MKS 391.6
Jangan coba berspekulasi tentang keadaan Allah Yang Mahakuasa. Hal itu berada di luar jangkauan perbincangan Manusia.
Bahkan para malaikat pun tidak diizinkan untuk mengikuti musyawarah antara Bapa dan Anak itu ketika rencana keselamatan diadakan. Manusia tidak boleh ikut campur dalam kerahasiaan Yang Mahatinggi. Kita tidak tahu apa-apa tentang Allah sebagaimana anak-anak kecil; tetapi, sebagai anak kecil, kita bisa mengasihi dan menuruti Dia. Gantinya berspekulasi tentang keadaan-Nya atau hak istimewa-Nya, biarlah kita memperhatikan kata-kata yang telah diucapkan-Nya: MKS 392.1
“Dapatkah engkau memahami hakikat Allah,
Menyelami batas-batas kekuasaan Yang Mahakuasa?
Tingginya seperti langitapa yang dapat kau lakukan?
Dalamnya melebihi dunia orang matiapa yang dapat kau keta-
hui?
Lebih panjang daripada bumi ukurannya,
Dan lebih luas dari samudera.”
“Tetapi di mana hikmat dapat diperoleh,
Di mana tempat akal budi?
Jalan ke sana tidak diketahui manusia,
Dan tidak didapati di negeri orang hidup.
Kata samudera raya: Ia tidak ada padaku.
Untuk gantinya tidak dapat diberikan emas mumi,
Dan harganya tidak dapat ditimbang dengan perak. Ia tidak dapat dinilai dengan emas Ofir, Ataupun dengan permata krisopras yang mahal
Atau dengan permata lazurit;
Tidak dapat diimbangi oleh emas, atau kaca,
Ataupun ditukar dengan permata hablur tidak terhitung lagi;
Memiliki hikmat adalah lebih baik daripada mutiara.
Permata krisolit Etiopia tidak dapat mengimbanginya,
Ia tidak dapat dinilai dengan emas murni.
Hikmat itu, dari manakah datangnya,
Atau akal budi, dari manakah tempatnya?...
Kebiasaan dan maut berkata:
Hanya desas-desusnya yang sampai ke telinga kami.
Allah mengetahui jalan ke sana,
Ia juga mengenal tempat kediaman-Nya.
Karena Ia memandang sampai ke ujung-ujung bumi,
Dan melihat segala sesuatu yang ada di kolong langit
Ketika Ia membuat ketetapan bagi hujan
Dan jalan bagi kilat guruh,
Ketika itulah Ia melihat hikmat,
Lalu memberitakannya, menetapkannya, bahkan menyelidikinya;
Tetapi kepada manusia Ia berfirman:
Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat,
Dan menjauhi kejahatan itulah akal budi.” 3
MKS 392.2
Manusia yang paling cerdas pun tidak dapat memahami rahasia Tuhan sebagaimana di-nyatakan dalam alam.
Bukan dengan menyelidiki lubuk-lubuk bumi, atau dengan usaha yang sia-sia menembus rahasia Oknum Allah maka akal budi dapat diperoleh. Sebaliknya, akal budi dapat diperoleh dengan menerima secara rendah hati penyataan yang diberkan-Nya dengan senang hati, dan dalam menyesuaikan kehidupan dengan kehendak-Nya. MKS 393.1
Manusia yang paling cerdas pun tidak dapat memahami rahasia Tuhan sebagaimana dinyatakan dalam alam. Ilham Ilahi mengemukakan banyak pertanyaan yang tak dapat dijawab oleh sarjana yang paling pintar pun. Pertanyaan-pertanyaan ini tidak ditanyakan supaya kita menjawabnya, melainkan untuk menarik perhatian kita kepada rahasia-rahasia Allah yang paling dalam dan mengajar kita bahwa hikmat kita itu terbatas; bahwa di lingkungan hidup kita sehari-hari ada banyak hal yang berada di luar jangkauan pengertian makhluk yang fana. MKS 393.2
Orang-orang yang ragu tidak mau percaya kepada Allah karena mereka tidak dapat memahami kuasa yang tak terbatas dengan mana Ia menyatakan diri-Nya. Tetapi Allah harus dikenal dari apa yang Ia tidak nyatakan tentang diri-Nya, maupun melalui yang terbuka kepada pengertian kita yang terbatas. Baik dalam penyataan Ilahi maupun di dalam alam, Allah telah memberikan rahasia-rahasia untuk mengatur iman kita. Memang inilah yang seharusnya. Kita boleh terus mencari, terus menyelidik, terus belajar, namun ada sesuatu yang tidak terjangkau. MKS 394.1
“Siapa yang menakar air laut dengan lekuk tangannya?
Dan mengukur langit dengan jengkal,
Menyukat debu tanah dengan takaran,
Menimbang gunung-gunung dengan dacing,
Atau bukit-bukit dengan neraca?
Siapa yang dapat mengatur Roh Tuhan
Atau memberi petunjuk kepada-Nya sebagai penasihat? ...
Sesungguhnya, bangsa-bangsa adalah seperti setitik air
Dalam timba dan dianggap seperti sebutir debu pada neraca.
Sesungguhnya, pulau-pulau tidak lebih dari abu halus beratnya.
Libanon tidak mencukupi bagi kayu api
Dan margasatwanya tidak mencukupi bagi korban bakaran.
Segala bangsa seperti tidak ada di hadapan-Nya
Mereka dianggap-Nya hampa dan sia-sia saja.
Jadi dengan siapa hendak kamu samakan Allah,
Dan apa yang kamu anggap serupa dengan Dia? ...
Tidakkah kamu tahu? Tidakkah kamu dengar?
Tidakkah diberitahukan kepadamu dari mulanya?
Tidakkah kamu mengerti dari sejak dasar bumi diletakkan?
Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi
Yang penduduknya seperti belalang;
Dia membentangkan langit seperti kain
Dan memasangnya seperti kemah kediaman!...
Dengan siapakah hendak kamu samakan Aku? ...
firman Yang Mahakudus.
Arahkanlah matamu ke langit, dan lihatlah:
Siapa yang menciptakan semua bintang itu,
Dan menyuruh segenap tentara sekaliannya?
Satu pun tiada yang tak hadir.
Oleh sebab Ia Mahakuasa dan Mahakuat.
Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub,
Dan berkata begini: hai Israel: Hidupku tersembunyi dari Tuhan,
Dan hakku tidak diperhatikan Allahku?
Tidakkah kau tahu, dan tidakkah kau dengar?
Tuhan ialah Allah kekal yang menciptakan bumi
dari ujung ke ujung;
Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu
MKS 394.2
Tidak terduga pengertian-Nya.” 4 MKS 395.1
Dari gambaran yang diberikan Roh Kudus kepada para nabi-Nya, marilah kita mempelajari keagungan Allah kita. Nabi Yesaya menulis: “Dalam tahun mati-Nya Raja Usia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi bait suci. Para Serafim berdiri sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka, dan dua sayap dipakai melayang-layang. Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya! Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara yang berseru itu dan rumah itu pun penuh dengan asap. MKS 395.2
“Lalu kataku: Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat sang Raja, yaitu Tuhan semesta alam. tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus, dan dosamu telah diampuni.” 5 MKS 395.3
“Tidak ada yang sama seperti Engkau, ya Tuhan!
Engkau besar dan namamu besar oleh keperkasaan.
Siapakah yang tidak takut kepadamu, ya Raja bangsa-bangsa?
Sesungguhnya, kepada-Mulah seharusnya sikap yang demikian;
Sebab di antara semua orang bijaksana
Dari bangsa-bangsa dan di antara raja-raja mereka
Tidak ada yang sama seperti Engkau!”
“Tuhan Engkau menyelidiki dan mengenal aku;
Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri,
Engkau mengerti pikiranku dari jauh.
Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring,
Segala jalanku Kaumaklumi.
Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan,
Sesungguhnya, semuanya telah kauketahui, ya Tuhan.
Dari belakang dan dari depan, Engkau mengurung aku,
Dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku.
Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi,
Tidak sanggup aku mencapainya.” 6
MKS 396.1
“Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan, kebijaksanaan-Nya tak terhingga.” 7 MKS 396.2
“Karena segala jalan orang terbuka di depan mata Tuhan, dan segala langkah orang diawasi-Nya.” 8 MKS 396.3
“Dialah yang menyingkapkan hal-hal yang tidak terduga dan yang tersembunyi, Dia tahu apa yang ada di dalam gelap, dan terang ada pada-Nya.” 9 MKS 396.4
“Yang telah diketahui dari sejak semula.” “Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya. sehingga Ia harus menggantikannya? Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selamlamanya!” 10 MKS 396.5
“Bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang nampak, yang Esa!” “Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tidak terhampiri. Seorang pun tak pernah melihat Dia. Bagi-Nyalah hormat dan kuasa yang kekal.” 11 MKS 396.6
“Apakah kebesaran-Nya tidak akan mengejutkan kamu
Dan ketakutan kepada-Nya menimpa kamu?”
“Bukankah Allah bersemayam di langit yang tinggi?
Lihatlah bintang-bintang yang tinggi, betapa tingginya!”
“Dapatkah dihitung pasukan-N:ya?
Siapakah yang tidak disinari terang-Nya?”
“Ia melakukan perbuatan-perbuatan besar
Karena kepada salju Ia berfirman: Jatuh ke bumi,
Dan kepada hujan deras: Jadilah deras!
Tangan setiap orang diikat-Nya dengan dibubuhi meterai,
Agar semua orang mengetahui perbuatan-Nya...
Lalu kilat-Nya menyambar-nyambar
Ke seluruh penjuru menurut pimpinan-Nya
Untuk melakukan di permukaan bumi segala yang diperintahkan-
Nya.
Ia membuatnya mencapai tujuannya,
Baik untuk menjadi penting bagi isi bumi-Nya
Maupun untuk menyatakan kasih setia.
Berilah telinga kepada semuanya itu, diamlah,
Dan perhatikan keajaiban-keajaiban Allah.
Tahukah engkau bagaimana Allah memberikan tugas kepadanya,
Dan menyinarkan cahaya dari awan-Nya?
Tahukah engkau tentang melayangnya awan-awan,
Tentang keajaiban-keajaiban dari yang Mahatahu.
Dapatkah engkau seperti Dia menyusun awan
Menjadi cakrawala keras seperti cermin tuangan?
Beritahukanlah kepada kami
Apa yang harus kami katakan kepada-Nya:
Tak ada yang dapat kami paparkan oleh karena kegelapan.
Seketika terang tidak terlihat, karena digelapkan mendung,
Karena lalu angin berhembus, maka bersihlah cuaca.
Dari sebelah utara muncul sinar keemasan;
Allah diliputi oleh keagungan yang dahsyat. Yang Mahakuasa, yang tidak dapat kita pahami,
Besar kekuasaan dan keadilan-Nya:
Walaupun kaya akan kebenaran Ia tidak menindasnya Itulah sebabnya
Ia di takuti orang.”
Siapakah seperti Tuhan, Allah kita,
Yang diam di tempat yang tinggi,
Yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?”
“Tuhan berjalan dalam puting beliung dan badai,
Dan awan adalah debu kaki-Nya.”
“Besarlah Tuhan dan sangat terpuji,
Dan kebesaran-Nya tidak terduga.
Angkatan demi angkatan
Akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu
Dan akan memberikan keperkasaan-Mu.
Semarak kemuliaan-Mu yang agung
Dan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib
Akan kunyanyikan.
Kekuatan perbuatan-perbuatan-Mu yang dahsyat
Akan diumumkan mereka,
Dan kebesaran-Mu hendak kuceritakan.
Peringatan kepada besarnya kebajikan-Mu
Akan dimasyhurkan mereka dan tentang keadilan-Mu
Mereka akan bersorak-sorai.
Segala yang kujadikan itu akan bersyukur pada-Mu, ya Tuhan,
Dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.
Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu,
Dan akan membicarakan keperkasaan-Mu,
Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak
manusia,
Dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu.
Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad.
Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada Tuhan
Dan biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus
Untuk seterusnya dan selamanya.” 12
MKS 397.1
Sementara kita mempelajari lebih banyak tentang apakah Allah itu, dan apakah diri kita ini pada pemandangan-Nya, kita akan merasa takut dan gemetar di hadapan-Nya. Hendaklah manusia pada zaman ini mendapat amaran dari nasib yang menimpa orang-orang yang pada zaman purba menganggap bebas terhadap apa yang telah dinyatakan Allah sebagai kudus. Ketika bangsa Israel memaksakan diri membuka peti perjanjian sekembali dari negeri Filistin, keberanian sikap mereka yang tidak hormat itu langsung mendapat hukuman. MKS 399.1
Inti pendidikan itu jauh lebih penting dari sekadar mempelajari buku.
Sekali lagi, perhatikanlah hukuman yang jatuh pada Uza. Ketika pada zaman pemerintahan Daud peti itu dibawa ke Yerusalem, Uza memegang untuk menahannya. Karena menjamah lambang hadirat Allah itu maka dia dipukul dengan kematian seketika. MKS 399.2
Di belukar yang menyala, ketika Musa yang tidak menyadari hadirat Allah berbelok untuk menyaksikan pemandangan yang ajaib itu, perintah diberikan: MKS 399.3
“Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkan kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus. Lalu Musa menyembunyikan wajahnya sebab ia takut memandang Allah.” 13 MKS 399.4
“Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran. Ia sampai di suatu tempat, dan bermalamlah di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu. MKS 399.5
“Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaknya malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. Berdirilah Tuhan di sampingnya dan berfirman: Akulah Tuhan, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu. MKS 399.6
“Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: Sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini aku mengetahuinya. Ia takut dan berkata: Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang surga.” 14 MKS 400.1
Dalam kaabah kemah di padang belantara dan di kaabah yang menjadi lambang kediaman Allah di bumi, satu bilik dikuduskan bagi hadirat-Nya. Tirai yang menutupi kerubium pada pintu masuk tidak bisa disingkapkan olah siapa pun kecuali satu orang. Menyingkap tirai itu, yang berarti mengganggu rahasia kekudusan bilik yang mahakudus, adalah kematian. Karena di atas takhta kemurahan bersemayam kemuliaan dari yang Mahakudus thisisit kemuliaan mana tak seorang pun bisa melihatnya dan tetap hidup. Pada satu hari yang ditentukan dalam setahun untuk pelayanan di bilik yang mahasuci itu, imam besar dengan gemetar memasuki hadirat Allah, sementara asap dupa menudungi kemuliaan itu dari pandangannya. Di luar halaman kaabah tak ada suara yang terdengar. Tidak ada imam yang melayani di mezbah. Seluruh bangsa itu tunduk dan berdiam diri dalam khidmat, menaikkan permohonan mereka demi kemurahan Allah. MKS 400.2
“Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.” 15 MKS 400.3
“Tetapi Tuhan ada di dalam bait-Nya yang kudus.
Berdiam dirilah di hadapan-Nya, ya segenap bumi.”
“Tuhan itu Raja maka bangsa-bangsa gemetar.
Ia duduk di atas kerub-kerub, maka bumi goyang.
Tuhan itu Mahabesar di Sion,
Dan Ia tinggi mengatasi segala bangsa.
Biarlah mereka menyanyikan syukur bagi nama-Mu
Yang besar dan dahsyat: Kuduslah Ia.”
“Tuhan takhta-Nya di surga;
Mata-Nya mengamat-amati,
Sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.”
MKS 400.4
“Ia telah memandang dari ketinggian-Nya yang kudus,
Tuhan memandang dari surga ke bumi.”
“Dari tempat kedamaian-Nya Ia menilik semua penduduk bumi.
Dia yang membentuk hati mereka
Selain yang memperhatikan segala pekerjaan mereka.”
“Biarlah segenap bumi takut kepada Tuhan,
Biarlah semua penduduk dunia gentar terhadap Dia.” 16
MKS 401.1
Dengan cara menyelidiki, manusia tidak dapat menemukan Allah. Janganlah seorang pun dengan tangan lancang menyingkap tirai yang menudungi kemuliaan-Nya. “Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya, dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya.” 17 Inilah bukti kemurahan-Nya bahwa ada tempat persembunyian kuasa-Nya; karena menyingkap tirai yang menyembunyikan hadirat Ilahi-Nya berarti kematian. Tak ada pikiran yang fana dapat menerobos rahasia di mana Yang Mahakuasa tinggal dan bekerja. Hanyalah apa yang Ia anggap pantas untuk dinyatakan itulah yang dapat kita pahami tentang Dia. Penalaran harus mengakui suatu wewenang tertinggi itu sendiri. Hati dan kecerdasan harus tunduk kepada Yang Mahabesar AKU ADA. MKS 401.2