Membina Pendidikan Sejati

39/55

Pasal 19— Sejarah dan Nubuatan

“Siapakah yang menyatakan hal itu sejak zaman dulu? . . .Bukankah Aku Tuhan? Dan tiada allah lain.”

Alkitab adalah sejarah paling kuno dan pa-ling bisa dimengerti yang dimiliki manusia. Itu muncul segar dari mata air kebenaran kekal, dan sepanjang zaman tangan ilahi melestarikan kemurniannya. Sejarah itu menerangi masa silam yang jauh, di mana jangkauan manusia tak bisa menerobosnya. Hanya dalam firman Allah kita melihat kuasa yang meletakkan dasar bumi, dan yang membentangkan langit. Hanya di sini kita memperoleh catatan otentik mengenai asal mula bangsa-bangsa. Hanya di sini diberikan sejarah tentang suku bangsa kita yang tidak ternoda oleh keangkuhan atau prasangka manusia. MPS 159.1

Dalam riwayat sejarah manusia pertumbuhan bangsa-bangsa, kemunculan dan kejatuhan kerajaan, tampaknya bergantung atas kehendak dan kehebatan manusia. Tampaknya peristiwa-peristiwa yang terjadi banyak ditentukan oleh kekuasaannya, ambisi atau tingkahlakunya. Tetapi dalam firman Allah tirai disingkapkan, lalu kita melihat, ke belakang, ke atas dan sepanjang seluruh permainan dan kontra permainan kepentingan-kepentingan manusia dan kuasa serta nafsu, perwakilan Oknum mahamurah itu, secara diam-diam dan sabar menyampaikan nasihat atas kehendak-Nya sendiri. MPS 160.1

Alkitab mengungkapkan filsafat sejarah yang sejati. Dalam katakata yang keindahan dan kelembutannya tak ada bandingnya yang diucapkan oleh rasul Paulus kepada kaum arif di Atena dipaparkan maksud Allah dalam penciptaan dan pembagian bangsa dan negara: “...Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka, supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia,...” (Kisah 17:26, 27). Allah memaklumkan bahwa barangsiapa mau boleh datang “...ke kandang...” (Yehezkiel 20:37). Adalah maksud-Nya dalam penciptaan supaya bumi didiami oleh makhluk yang keberadaannya, menjadi berkat kepada dirinya sendiri dan kepada satu sama lain serta menjadi kehormatan kepada khalik mereka. Semua orang yang mau dapat menyesuaikan dirinya dengan maksud ini. Tentang mereka itu dikatakan, “Umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemahsyuran-Ku” (Yesaya 43:21). MPS 160.2

Allah menyatakan dalam hukum-Nya prinsip-prinsip yang menjadi dasar seluruh kemakmuran sejati, baik untuk bangsa-bangsa maupun untuk perorangan. “...Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi kata Musa kepada Israel tentang hukum Allah, “...Sebab perkataan ini bukanlah perkataan hampa bagimu, tetapi itulah hidupmu,... (Ulangan 4:6; 32:47). Jadi berkat-berkat yang dipastikan kepada Israel, mempunyai syarat-syarat dan derajat yang sama, kepada setiap bangsa dan perorangan di bawah langit yang luas ini. MPS 160.3

Kekuasaan yang dijalankan oleh setiap penguasa di bumi ini adalah pemberian surga; dan keberhasilannya bergantung atas penggunaan kuasa yang dianugerahkan itu. Kepada setiap penguasa, kata-kata Penjaga ilahi itu ialah, “...Aku telah mempersenjatai engkau, sekali pun engkau tidak mengenal Aku (Yesaya 45:5). Dan bagi setiap orang kata-kata yang disampaikan kepada Nubukadnezar zaman dahulu adalah pelajaran tentang kehidupan: “...Lepaskanlah diri tuanku daripada kesalahan dengan menunjukkan belas kasihan terhadap orang yang terindas; dengan demikian kebahagiaan tuanku akan dilanjutkan!” (Daniel 4:27). MPS 160.4

Untuk memahami hal-hal ini,—untuk mengerti bahwa “kebenaran meninggikan derajat bangsa,...” bahwa “...takhta menjadi kokoh oleh kebenaran” dan “...disangka berpengertian kalau ia mengatupkan bibirnya” (Amsal 14:34; 16:12; 17: 28); untuk mengakui hasil prinsip-prinsip ini dalam penyataan kuasa-Nya yang “...memecatkan raja dan mengangkat raja...” (Daniel 2:21),—ini adalah supaya dapat memahami filsafat sejarah. MPS 161.1

Hanyalah dalam firman Allah hal ini diungkapkan dengan jelas. Di sini ditunjukkan bahwa kekuatan bangsa-bangsa, juga kekuatan perorangan, tidaklah terdapat pada kesempatan atau perlengkapan yang kelihatan membuat mereka tidak terkalahkan; tidak terdapat pada kebesaran mereka yang dibangga-banggakan. Itu diukur oleh kesetiaan di mana mereka memenuhi maksud Allah. MPS 161.2

Suatu gambaran tentang kebenaran ini terdapat dalam sejarah Babilon kuno. Bagi raja Nebukadnezar tujuan pemerintahan nasional dilambangkan dengan gambaran sebuah pohon besar, yang tingginya “...sampai ke langit, dan dapat dilihat sampai ke ujung seluruh bumi. Daun-daunnya indah, buahnya berlimpah-limpah, padanya ada makanan bagi semua yang hidup; di bawahnya binatang-binatang di padang mencari tempat bernaung dan di dahan-dahannya bersarang burung-burung di udara, dan segala makhluk mendapat makanan dari padanya” (Daniel 4:11, 12). Gambaran ini menunjukkan sifat pemerintahan yang memenuhi maksud Allah—suatu pemerintahan yang melindungi dan membangun bangsa. MPS 161.3

Allah meninggikan Babilon supaya dapat memenuhi maksud itu. Kemakmuran meliputi bangsa itu sampai ia mencapai puncak kekayaan dan kekuasaan yang belum pernah ada taranya sejak saat itu— cocok digambarkan dalam Kitab Suci dengan lambang, “kepala yang dari emas itu” (Daniel 2:38). MPS 161.4

Tetapi sang raja gagal mengakui kuasa yang telah meninggikan dia. Nebukadnezar dalam keangkuhan hatinya berkata: “...Bukankah itu Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?” (Daniel 4:30). MPS 161.5

Gantinya menjadi pelindung manusia, Babilon menjadi penindas yang sombong dan kejam. Kata-kata ilham yang menggambarkan kekejaman dan keserakahan para penguasa di Israel, mengungkap rahasia kejatuhan Babilon dan kejatuhan banyak kerajaan lain sejak awal dunia: “Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman” (Yehezkiel 34:3, 4). MPS 162.1

Kepada penguasa Babilon datang hukuman Penjaga ilahi: “...Kepadamu dinyatakan, ya raja Nebukadnezar, bahwa kerajaan telah beralih dari padamu” (Daniel 4:31). MPS 162.2

“Turunlah dan duduklah di atas debu, hai anak dara, puteri Babel!
Duduklah di tanah: dengan tidak bertakhta....
Duduklah dengan berdiam diri,
dan masuklah ke dalam gelap, hai puteri Kasdim!
Sebab engkau tidak akan disebutkan lagi ratu atas kerajaan
kerajaan.” Yesaya 47:1-5.

MPS 162.3

“Hai engkau yang tinggal di tepi sungai besar, yang mempunyai
kekayaan besar,
akhir hidupmu sudah datang, batas hidupmu sudah sampai.”

“Dan Babel, yang permai di antara kerajaan-kerajaan,
perhiasan orang Kasdim yang megah,
akan sama seperti Sodom dan Gomora pada waktu Allah
menunggangbalikkannya.”
MPS 162.4

“', Aku akan membuat Babel menjadi milik landak dan menjadi air rawa-rawa, dan kota itu akan Kusapu bersih dan Kupunahkan,’ demikianlah firman Tuhan semesta alam.” MPS 162.5

Yeremia 51:13; Yesaya 13:19; 14:23. MPS 162.6

Setiap bangsa yang muncul di atas panggung telah diizinkan untuk menduduki tempatnya di atas bumi, supaya bangsa itu dapat dilihat apakah ia itu akan memenuhi maksud “Penjaga dan Oknum yang Kudus itu.” Nubuatan menelusuri kebangkitan dan kejatuhan kerajaan-kerajaan dunia yang besar—Babilon, Medo-Persia, Yunani dan Roma. Dengan masing-masing kerajaan ini, sebagaimana dengan kerajaan-kerajaan yang kurang berkuasa, sejarah berulang kembali. Masing-masing mempunyai masa ujiannya, masing-masing gagal, ke-megahannya pudar, kekuasaannya sirna dan tempatnya diduduki oleh kerajaan yang lain. MPS 163.1

Sementara bangsa-bangsa menolak prinsip Allah, dan di dalam penolakan ini terbawa kehancuran mereka sendiri, masih tetap nyata bahwa maksud ilahi yang ditolak sedang bekerja melalui semua gerak gerik mereka. MPS 163.2

Pelajaran ini diajarkan dalam suatu gambaran simbolis yang luar biasa, yang diberikan kepada nabi Yehezkiel selama masa pengasingannya di negeri orang Kasdim. Khayal itu diberikan pada saat Yehezkiel tertekan dengan kenangan-kenangan yang menyedihkan dan firasat yang menyusahkan. Negeri nenek moyang mereka sunyi sepi. Yerusalem tidak berpenghuni. Nabi itu sendiri merupakan seorang asing di sebuah negeri di mana ambisi dan kekejaman merajalela. Karena di setiap arah ia melihat kesewenang-wenangan dan kesalahan, jiwanya menderita dan ia menangis siang dan malam. Tetapi lambang yang diberikan kepadanya menunjukkan suatu kuasa di atas penguasapenguasa dunia. MPS 163.3

Di tepi sungai Kebar, Yehezkiel melihat suatu angin badai yang tampaknya muncul dari utara, “...Segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar, di dalam, di tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat.” Sejumlah roda, yang silang menyilang satu dengan yang lain, digerakkan oleh empat makhluk hidup. “Di atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka ada menyerupai takhta yang kelihatannya seperti permata lazurit; dan di atas yang menyerupai takhta itu ada yang kelihatan seperti rupa manusia.” “Pada kerub-kerub itu tampak yang menyerupai tangan manusia di bawah sayap mereka” (Yehezkiel 1:4, 26; 10:8). Roda-roda itu begitu rumit susunannya sehingga pada pada pandangan pertama kelihatan seperti kacau; tetapi roda-roda itu bergerak dengan keserasian yang sempurna. Makhluk-makhluk surga, ditopang dan dituntun oleh tangan di bawah sayap-sayap kerub itu, mendorong roda-roda itu; di atasnya, di atas takhta lazurit, bersemayam Oknum Kekal; dan pelangi menaungi takhta itu, sebagai lambang kemurahan ilahi. MPS 163.4

Sama seperti rumitnya roda yang berada di bawah tuntunan tangan di bawah sayap-sayap kerub itu, demikianlah permainan rumit tentang peristiwa-peristiwa manusia berada di bawah pengendalian ilahi. Di tengah-tengah pertikaian dan pergolakan bangsa-bangsa, Ia yang duduk di atas kerub itu masih tetap menuntun peristiwa-peristiwa di bumi. MPS 164.1

Sejarah bangsa-bangsa yang silih berganti menduduki masa dan tempat yang diberikan kepada mereka, tanpa disadari menyaksikan kebenaran yang mereka sendiri tidak tahu maknanya, berbicara kepada kita. Kepada setiap bangsa dan kepada setiap orang sekarang Allah telah menetapkan suatu tempat dalam rencana-Nya yang besar. Sekarang manusia dan bangsa-bangsa diukur oleh batu duga yang berada di tangan Dia yang tidak membuat kesalahan. Semua orang, dengan pilihannya sendiri menentukan nasib mereka; dan Allah berada di atas segalanya untuk menyelesaikan maksud-Nya. MPS 164.2

Sejarah yang ditandai oleh AKU ADALAH AKU yang besar itu dalam firman-Nya, menghubungkan mata rantai demi mata rantai dalam rantai nubuatan, sejak zaman kekal yang silam sampai kepada zaman kekal yang akan datang, menceritakan di mana kita berada dalam perjalanan zaman, dan apa yang dapat diharapkan pada masa yang akan datang. Semua yang nubuatan katakan lebih dulu akan terjadi, hingga sekarang ini, telah ditelusuri di atas halaman sejarah dan kita boleh memastikan bahwa semua yang belum terjadi akan digenapi secara berurutan. MPS 164.3

Keruntuhan terakhir segenap pemerintahan di bumi dinubuatkan dengan jelas dalam firman kebenaran itu. Dalam nubuatan yang diucapkan ketika hukuman Allah dijatuhkan ke atas raja Israel terakhir, pekabarannya ialah: MPS 164.4

“Beginilah firman Tuhan Allah; Jauhkanlah serbanmu dan buangkanlah mahkotamu! ...yang rendah harus ditinggikan, yang tinggi harus direndahkan. Puing, puing, puing akan Kujadikan dia!... ini pun tidak akan tetap. Sampai ia datang yang berhak atasnya, dan kepadanya akan Kuberikan itu” (Yehezkiel 21:26, 27). MPS 164.5

Mahkota yang ditanggalkan dari Israel diteruskan berturut-turut kepada kerajaan-kerajaan Babilon, Medo-Persia, Yunani dan Roma. Allah berfiran, “Inipun tidak akan tetap, sampai ia datang yang berhak atasnya; dan kepadanya akan Kuberikan itu.” MPS 164.6

Saat itu sudah dekat. Sekarang tanda-tanda zaman menyatakan bahwa kita sedang berdiri di ambang pintu peristiwa besar dan khidmat. Segala sesuatu di dunia kita sedang bergolak. Di hadapan mata kita nubuatan Juruselamat mengenai peristiwa-peristiwa yang akan mendahului kedatangan-Nya sedang digenapi: “Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang.... Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi diberbagai tempat” (Matius 24:6, 7). MPS 165.1

Masa kini adalah suatu zaman yang sangat menarik bagi semua orang. Para penguasa dan negarawan, orang-orang yang menduduki jabatan kepercayaan dan kekuasaan, pria dan wanita pintar dari segala golongan, memusatkan perhatian mereka kepada peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi di sekeliling kita. Mereka sedang menyaksikan hubungan tegang dan menggelisahkan yang ada di antara bangsabangsa. Mereka mengamati kehebatan yang semakin meningkat dalam setiap unsur dunia, dan mereka mengakui bahwa sesuatu yang besar dan menentukan sebentar lagi akan segera terjadi—bahwa dunia berada di tepi suatu krisis yang maha dahsyat. MPS 165.2

Malaikat-malaikat sekarang sedang menahan angin peperangan, supaya angin itu jangan dulu bertiup sebelum dunia selesai diberi amaran tentang malapetakanya yang akan datang; tetapi suatu badai sedang terhimpun, siap untuk meledak di atas bumi; dan bilamana Allah menyuruh malaikat-malaikat-Nya untuk melepaskan angin itu, maka akan terjadi peperangan yang begitu hebat yang tidak dapat digambarkan dengan pena. MPS 165.3

Hanya Alkitab, dan Alkitab saja, yang memberikan gambaran yang benar tentang hal-hal ini. Di sini dinyatakan pemandangan besar terakhir dalam sejarah dunia kita, peristiwa-peristiwa yang sudah melontarkan bayang-bayangnya sebelumnya, bunyi bayang-bayang yang sedang mendekat itu menyebabkan bumi gemetar dan hati manusia yang hendak menghilangkannya ketakutan. MPS 165.4

“Sesungguhnya, Tuhan akan menanduskan bumi dan akan meng-hancurkannya, akan membalikkan permukaannya, dan akan menyerakkan penduduknya.... Sebab mereka melanggar undang-undang, mengubah ketetapan dan mengingkari perjanjian abadi. Sebab itu sumpah serapah akan memakan bumi, dan penduduknya akan mendapat hukuman;.... Kegirangan suara rebana sudah berhenti, keramaian orangorang yang beria-ria sudah diam, dan kegirangan suara kecapi sudah berhenti” (Yesaya 24:1-8). MPS 165.5

“Wahai, hari itu! Sungguh, hari Tuhan sudah dekat, datangnya sebagai pemusnahan dari Yang Mahakuasa.... Biji-bijian menjadi kering di dalam tanah, lumbung-lumbung sudah licin tandas, rengkiangrengkiang sudah runtuh, sebab gandum sudah habis. Betapa mengeluhnya hewan dan gempar kawanan-kawanan lembu, sebab tidak ada lagi padang rumput baginya; juga kawanan kambing domba terkejut.” “Pohon anggur sudah kering dan pohon ara sudah merana; pohon delima, juga pohon korma dan pohon apel, segala pohon di padang sudah mengering. Sungguh, kegirangan melayu dari antara anak-anak manusia” (Yoel 1 : 15-18,12). MPS 166.1

“Aduh, dadaku, dadaku! Aku menggeliat sakit! ....Jantungku berdebar-debar, aku tidak dapat berdiam diri, sebab aku mendengar bunyi sangkakala, pekik perang. Kehancuran demi kehancuran dikabarkan, seluruh negeri dirusakkan; kemahku dirusakkan dengan tibatiba, tendaku dalam sekejap mata. MPS 166.2

“Aku melihat kepada bumi, ternyata campur baur dan kosong, dan melihat kepada langit, tidak ada terangnya. Aku melihat kepada gunung-gunung, ternyata goncang, dan seluruh bukit pun goyah. Aku melihat, ternyata tidak ada manusia, dan semua burung di udara sudah lari terbang. Aku melihat, ternyata tanah subur sudah menjadi padang gurun, dan segala kotanya sudah runtuh di hadapan Tuhan, di hadapan murka-Nya yang menyala-nyala!” (Yeremia 4:19, 20, 23-26). MPS 166.3

“Hai, alangkah hebatnya hari itu, tidak ada taranya; itulah waktu kesusahan bagi Yakub, tetapi ia akan diselamatkan dari padanya” (Yeremia 30:7). MPS 166.4

“Mari bangsaku, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintumu sesudah engkau masuk, bersembunyilah barang sesaat lamanya, sampai amarah itu berlalu” (Yesaya 26:20). MPS 166.5

“Sebab Tuhan ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu; MPS 166.6

Malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu.” MPS 166.7

Mazmur 91:9,10. MPS 166.8

“...Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman, dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. MPS 167.1

Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar. MPS 167.2

Allah kita datang dan tidak akan berdiam diri,...” MPS 167.3

“Ia berseru kepada langit di atas, dan kepada bumi untuk mengadili umat-Nya.... MPS 167.4

Langit memberitakan keadilan-Nya, sebab Allah sendirilah hakim.” MPS 167.5

Mazmur 50:1-3; 50:1-6. MPS 167.6

“...Hai Putri Sion.... Engkau akan ditebus oleh Tuhan dari tangan musuhmu. Sekarang banyak bangsa berkumpul melawan engkau, dengan berkata: ‘Biarlah dia dicemarkan, biarlah mata kita puas memandangi Sion!’ Tetapi mereka itu tidak mengetahui rancangan Tuhan, mereka tidak mengerti keputusan-Nya!” “...Sebab mereka telah menyebutkan engkau, orang buangan....” “...Aku akan mendatangkan kesembuhan bagimu, Aku akan mengonbati luka-lukamu, demikianlah firman Tuhan...” “...Aku akan memulihkan keadaan kemah-kemah Yakub, dan akan mengasihani tempat-tempat tinggalnya,...” (Mikha 4:1012; Yeremia 30:17,18). MPS 167.7

“Pada waktu itu orang akan berkata, sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan, supaya kita diselamatkan. MPS 167.8

Inilah Tuhan yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersoraksorak dan bersukacita oleh karena keselamatan yang diadakan-Nya.” MPS 167.9

“Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya; ...dan aib umat-Nya akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi, sebab Tuhan telah mengatakannya” (Yesaya 25:9, 8). MPS 167.10

“Pandanglah Sion, kota pertemuan raya kita. Matamu akan melihat Yerusalem, tempat kediaman yang aman, kemah yang tidak berpindah-pindah, ...Sebab Tuhan ialah Hakim kita, Tuhan ialah yang memberi hukum bagi kita, Tuhan ialah Raja kita,...” (Yesaya 33:20-22). MPS 167.11

“Tetapi Ia, ...akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertinda...” (Yesaya 11:4). MPS 167.12

Kemudian maksud Allah akan digenapi; prinsip-prinsip kerajaanNya akan dihormati oleh semua orang di bawah matahari. MPS 167.13

“Tidak akan ada lagi kabar tentang perbuatan kekerasan di negerimu, tentang kebinasaan atau keruntuhan di daerahmu; engkau akan menyebutkan tembokmu ‘selamat’ dan pintu-pintu gerbangmu ‘Pujian.’” MPS 168.1

“Engkau akan ditegakkan di atas kebenaran: Engkau akan jauh dari pemerasan, sebab engkau tidak usah lagi takut, dan engkau akan jauh dari kekejutan, sebab ia tidak akan mendekat kepadamu.” MPS 168.2

Yesaya 60:18; 54:14. MPS 168.3

Nabi-nabi kepada siapa pemandangan-pemandangan besar ini dinyatakan, rindu untuk mengerti akan maknanya. Mereka “meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka,.... Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu;... yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat” (1 Petrus 1:11-12). MPS 168.4

Kepada kita yang sedang berdiri di ambang pintu kegenapannya, alangkah hebatnya saat itu, alangkah menarik keterangan mengenai masa depan itu—peristiwa-peristiwa yang olehnya, sejak nenek moyang kita yang pertama melangkah keluar dari Eden, telah ditunggu dan dinantikan, dirindukan dan didoakan oleh anak-anak Allah! MPS 168.5

Pada masa ini, sebelum krisis besar yang terakhir itu, sebagaimana sebelum kebinasaan dunia yang pertama, manusia terbabit dengan kepelesiran dan mengejar kesenangan perasaan. Perhatiannya tertawan oleh perkara-perkara yang tampak dan yang sementara, mereka kehilangan pandangan terhadap perkara-perkara yang tidak tampak dan kekal. Terhadap perkara-perkara yang musnah dengan penggunaan, mereka mengorbankan kekayaan abadi. Pikiran mereka perlu ditinggikan, pandangan hidup mereka perlu diperluas. Mereka perlu dibangunkan dari kelesuan mimpi duniawi. MPS 168.6

Dari kebangkitan dan kejatuhan bangsa-bangsa sebagaimana yang dijelaskan pada halaman-halaman Kitab Suci, mereka perlu belajar betapa sia-sia kemuliaan lahir dan kemuliaan dunia. Babilon, dengan segala kuasa dan kemegahannya, yakni keadaan yang belum pernah dunia kita saksikan—kuasa dan kemegahan yang bagi orangorang zaman itu tampak kokoh dan tahan lama—betapa lengkap itu telah musnah sama sekali! Sebagaimana “bunga di padang” itu telah binasa. Demikianlah segala sesuatu yang tidak beralas pada Allah akan musnah. Hanya apa yang menyangkut maksud-Nya dan yang mengungkapkan tabiat-Nya yang bisa bertahan. Prinsip-prinsip-Nya adalah satu-satunya perkara yang berdiri teguh yang dunia kita ketahui. MPS 168.7

Kebenaran-kebenaran yang mulia inilah yang perlu dipelajari oleh orangtua dan muda. Kita perlu mempelajari hasil pekerjaan rentetan maksud Allah dalam sejarah tentang bangsa-bangsa, dan dalam penyataan tentang perkara-perkara yang akan datang, supaya kita dapat menaksir nilai sesungguhnya dari perkara-perkara yang tampak dan perkara-perkara yang tidak tampak; supaya kita dapat mempelajari tujuan hidup yang sesungguhnya; sehingga dengan melihat peristiwa zaman dalam terang kekekalan, kita dapat meletakkannya pada peng-gunaan yang tepat dan mulia. Jadi, dengan mempelajari prinsip-prinsip kerajaan-Nya dan menjadi rakyat dan warganya, kita dapat bersedia untuk kedatangan-Nya, supaya masuk dengan Dia untuk memilikinya. MPS 169.1

Hari itu sudah dekat. Itulah sebabnya pelajaran-pelajaran harus dipelajari, pekerjaan harus dilakukan, perubahan tabiat harus dilaksanakan, sedangkan waktu yang sisa tinggal sedikit sekali. MPS 169.2

“...Lihatlah, kaum Israel berkata, Penglihatan yang dilihatnya itu, harinya masih jauh, nubuatan yang diucapkannya, waktunya masih lama. Oleh karena itu katakanlah kepada mereka: Beginilah firman Tuhan Allah: Tidak satu pun dari firman-Ku akan ditunda-tunda. Apa yang Kufirmankan akan terjadi, demikianlah firman Tuhan Allah” (Yehezkiel 12:27, 28). MPS 169.3