Membina Pendidikan Sejati

40/55

Pasal 20— Pengajaran Alkitab dan Mempelajarinya

“Sehingga telingamu memperhatikan hikmat, ”

“dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam. ” MPS 171.1

Pada masa anak-anak, remaja, dan dewasa, Yesus mempelajari Alkitab. Sebagai seorang anak kecil setiap hari didoakan ibu-Nya, diajar dari hal tulisan para nabi. Pada masa remaja-Nya, di waktu pagi-pagi buta, dan waktu senja sering Dia kedapatan menyendiri di lereng gunung atau di tengah-tengah pepohonan hutan memanfaatkan waktu yang tenang untuk berdoa dan belajar firman Allah. Selama penginjilan-Nya, penguasaan-Nya akan Kitab Suci membuktikan kerajinan-Nya mempelajari buku tersebut. Dan sejak Dia mendapat pengetahuan sebagaimana kita boleh mendapatnya, kuasa-Nya yang ajaib, baik pikiran dan rohani, adalah satu kesaksian kepada nilai Alkitab sebagai kekayaan pendidikan. MPS 171.2

Bapa kita yang di surga, di dalam memberikan firman-Nya tidak mengabaikan anak-anak. Di dalam semua tulisan manusia di manakah terdapat segala sesuatu yang disesuaikan begitu baik untuk membangunkan perhatian anak-anak, seperti cerita-cerita Alkitab? MPS 172.1

Di dalam ceritera-ceritera sederhana ini boleh dijelaskan prinsip atau azas hukum Allah. Demikianlah dengan ilustrasi dapat dicocokkan kepada pengertian anak-anak, orang-orangtua dan guru-guru boleh memulainya segera untuk memenuhi amanat Allah tentang petunjuk-Nya: “Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (Ulangan 6:7). MPS 172.2

Penggunaan bahan-bahan pelajaran, papan tulis, peta, dan gambar-gambar menjadi penolong untuk menerangkan pelajaran-pelajaran ini dan memusatkan ingatan mereka. Orang-orangtua harus senantiasa mencari metode yang terbaik. Pengajaran Alkitab haruslah menjadi pikiran yung paling menyegarkan dan metode yang terbaik dan usaha yang sungguh-sungguh. MPS 172.3

Di dalam hal membangkitkan dan memperkuat cinta untuk mempelajari Alkitab banyak bergantung kepada penggunaan saat-saat kebaktian. Jam-jam kebaktian pagi dan petang haruslah menjadi waktu yang paling manis dan berguna dari hari itu. Hendaklah diketahui bahwa pada saat ini jangan dibiarkan pikiran yang susah dan tidak baik mengganggu, di mana orangtua dan anak-anak berhimpun untuk bertemu dengan Yesus, dan mengundang malaikat-malaikat suci ke dalam rumah tangga itu. Biarlah kebaktian itu singkat dan betul-betul hidup, disesuaikan dengan keadaan dan bermacam-macam cara dari waktu ke waktu. Biarlah semua ikut di dalam bacaan Alkitab dan belajar serta mengulangi hukum Allah. Akan menambah perhatian anak-anak jika mereka kadang-kadang dibolehkan memilih bacaan itu. Tanyalah mereka dan biarkan juga mereka bertanya. Sebutkan sesuatu yang menggambarkan artinya. Apabila kebaktian tidak begitu lama, biarkan anak yang terkecil berdoa, dan biarkan mereka ikut menyanyi walaupun satu ayat saja. MPS 172.4

Membuat kebaktian yang sedemikian harus dipersiapkan lebih dulu. Dan orangtua harus menggunakan waktu setiap hari untuk belajar Alkitab bersama anak-anak mereka. Sudah pasti hal itu meminta usaha dan perencanaan dan pengorbanan untuk menyempurnakannya; tetapi usaha itu akan mendatangkan hasil yang sangat besar. MPS 172.5

Sebagai persiapan untuk mengajarkan petunjuk-Nya, Allah me-merintahkan agar petunjuk-petunjuk disimpan di dalam hati orangorangtua. “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,” kata-Nya, “haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu....” (Ulangan 6:6, 7). Supaya anakanak kita tertarik kepada Alkitab, haruslah kita sendiri lebih dulu tertarik akan Alkitab itu. Untuk membangunkan cinta supaya mempelajarinya, kita harus mencintai buku itu. Anjuran kita kepada mereka seimbang dengan pengaruh yang diberikan teladan dan roh kita. MPS 173.1

Allah memanggil Abraham menjadi guru sabda-Nya, dipilih-Nya dia menjadi bapa bangsa yang besar, sebab Dia lihat Abraham memimpin anak-anaknya dan seisi rumahnya di dalam azas-azas hukum Allah. Dan pengaruh kehidupannya sendirilah yang memberikan kuasa kepada pengajarannya. Rumah tangganya yang besar terdiri dari lebih seribu orang, banyak dari mereka kepala keluarga, dan banyak yang baru bertobat dari kekafiran. Rumah tangga yang sedemikian memerlukan pimpinan yang kuat. Tidak ada metode yang lemah dan ragu-ragu yang memadai. Tentang Abraham, Allah mengatakan, “Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya...” (Kejadian 18:19). Namun kuasanya dinyatakan de-ngan akal budi yang demikian serta dengan kelemahlembutan sehingga dapat menguasai hati. Kesaksian Penjaga ilahi ialah, “...Supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, dengan melakukan kebenaran dan keadilan.” (Kejadian 18:19). Dan pengaruh Abraham diperluas sampai di luar keluarganya. Ke mana saja dia mendirikan tendanya dia mendirikan mezbah untuk korban bakaran dan kebaktian. Apabila tenda itu dipindahkan mezbah itu ditinggalkan; dan banyak orang pengembara Kanaan yang mengenal Tuhan dari kehidupan Abraham hamba Allah, tinggal di tempat itu mempersembahkan korban bakaran kepada Allah. MPS 173.2

Yang paling berhasil zaman ini ialah pengajaran Alkitab yang senantiasa terdapat di dalam pantulan kehidupan guru-guru. Tidak cukup hanya mengetahui yang telah dipikirkan atau dipelajari orang lain dari hal Alkitab. Setiap orang di dalam pengadilan memberikan pertanggungjawaban tentang dirinya sendiri di hadirat Allah, dan masing-masing harus mempelajari apakah kebenaran itu untuk dirinya sendiri. Tetapi belajar yang lebih berhasil harus lebih dulu mengerahkan perhatian murid-murid. Terutama oleh seorang yang mengurus anak-anak dan membedakan watak, latihan, dan kebiasaan berpikir, hendaknya jangan diabaikan. Di dalam mengajarkan Alkitab kepada anak-anak akan lebih berhasil dengan mengamati pembawaan pikiran mereka, hal-hal yang menarik perhatian dan membangunkan minat untuk melihat apa yang dikatakan Alkitab tentang hal itu. Dia yang menciptakan kita dengan bakat, latihan, dan kebiasaan berpikir, hendaknya jangan diabaikan. Di dalam mengajarkan Alkitab kepada anakanak akan lebih berhasil dengan mengamati pembawaan pikiran mereka, hal-hal yang menarik perhatian dan membangunkan minat untuk melihat apa yang dikatakan Alkitab tentang hal itu. Dia yang menciptakan kita dengan bakat yang bermacam-macam telah menganugerahkan sesuatu kepada setiap orang di dalam sabda-Nya. Sementara murid-murid sudah melihat pelajaran Alkitab itu berguna kepada hidup mereka sendiri, ajarlah mereka menganggapnya sebagai penasihat. Tolonglah mereka menghargai keindahannya yang ajaib itu. Banyak buku yang tidak begitu bermutu, yang merangsang dan tidak sehat dipuji, atau paling sedikit diizinkan untuk dipakai, karena nilai sasteranya. Mengapa kita harus mengarahkan anak-anak kita meminum air yang kotor ini sedang mereka boleh mendapat kebebasan untuk mata air firman Allah yang bersih itu? Alkitab mempunyai arti yang sempurna, kuat dan mendalam, yang tidak habis-habisnya. Doronglah anak-anak dan orang muda mencari kekayaan pikiran dan ungkapannya. MPS 173.3

Sesudah hal-hal yang berharga ini menarik pikiran mereka, kuasa yang memperhalus dan mengalahkan akan menjamah hati mereka. Mereka akan ditarik kepada Dia yang telah menyatakan diri-Nya kepada mereka. Dan sedikit saja yang tidak rindu untuk mengetahui lebih banyak tentang perbuatan dan jalan-Nya. MPS 174.1

Pelajar Alkitab harus diajar untuk mendekatinya di dalam semangat seorang pelajar. Kita menyelidik halaman-halamannya bukan untuk bukti mempertahankan pendapat kita, tetapi supaya mengetahui apa yang dikatakan Allah. MPS 174.2

Pengetahuan yang benar dari Alkitab dapat diperoleh hanya melalui bantuan Roh yang memberikan perkataan itu. Dan supaya men dapat pengetahuan ini kita harus hidup dengan itu. Semua yang diperintahkan firman Allah haruslah kita turuti. Semua yang dijanjikanNya, dapat kita tuntut. Hidup yang kita mau hidupkan ialah hidup yang disuruh melalui kuasa-Nya. Hanya dengan bergantung kepada Alkitab itu dia dapat dipelajari dengan berhasil. MPS 174.3

Belajar Alkitab meminta usaha yang sangat rajin dan pikiran yang tekun. Laksana pekerja tambang menggali barang-barang berharga di dalam tanah, dengan sungguh-sungguh, dengan gigih, begitulah mencari harta kekayaan firman Allah. MPS 175.1

Di dalam belajar sehari-hari, ayat demi ayat, sering sangat menolong. Biarkan pelajar itu mengambil satu ayat, dan memusatkan pikiran dalam menentukan arti yang telah dibuat Tuhan di dalam ayat itu untuknya dan kemudian bertahan pada maksud itu sampai menjadi miliknya sendiri. Satu bagian yang dipelajari demikian sampai artinya jelas lebih bermanfaat daripada pembacaan fasal yang banyak dengan tidak ada maksud yang pasti di dalam pandangan, dan tidak ada pengajaran yang pasti diperoleh. MPS 175.2

Satu sebab utama dari ketidakrapian mental dan kelemahan moral. adalah kekurangan konsentrasi untuk tujuan yang pantas. Kita membanggakan diri kita dalam soal penyebaran bahan-bahan bacaan, tetapi memperbanyak buku, sekalipun buku-buku yang bagi mereka tidak berbahaya, mungkin saja satu kejahatan yang pasti. Dengan bahanbahan cetakan yang tak terhitung banyaknya terus menerus dikeluarkan dari percetakan, orangtua dan muda membentuk kebiasaan mem baca dengan terburu-buru dan dangkal, dan ingatan kehilangan kuasa pikiran yang kokoh dan teratur. Lagi pula sebagian besar dari majalah dan buku-buku seperti katak Mesir tersebar memenuhi seluruh tempat, bukan hanya telah basi, sia-sia, dan melumpuhkan, tetapi kotor an merendahkan. Akibatnya bukan hanya memabukkan dan merusak pikiran, tetapi membusukkan dan membinasakan jiwa. Pikiran, hati yang malas, tak bertujuan, jatuh menjadi mangsa kejahatan. Di dalam eadaan sakit, organisme yang tak bernyawa itu berakar. Pikiran yang malas adalah bengkel Setan. Biarlah pikiran diarahkan kepada anganangan yang luhur dan suci, biarlah hidup itu mempunyai tujuan yang mulia, maksud yang mengasyikkan, dan mengurangi tempat berpijak bagi kejahatan. MPS 175.3

Biarlah orang muda diajar mempelajari firman Allah dengan saksama. Menerimanya ke dalam jiwa, akan membuktikan perintang jalan yang kokoh terhadap pencobaan. “Dalam hatiku aku menyimpan janjiMu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.” “...Dengan firman yang Engkau ucapkan, aku telah menjaga diriku terhadap jalan orangorang yang melakukan kekerasan.” (Mazmur 119:11; 17:4). MPS 175.4

Alkitab menerangkan dirinya sendiri. Ayat dibandingkan dengan ayat. Pelajar harus belajar memandang firman itu secara keseluruhan, dan melihat hubungan bagian-bagiannya. Dia harus mendapat pengetahuan tema pusatnya yang agung, dari maksud Allah yang semula untuk dunia ini, dari timbulnya permusuhan yang besar, dan dari pekerjaan penebusan. Dia harus memahami sifat dari dua azas yang merebut keunggulan, dan harus belajar mengikuti pekerjaan mereka melalui catatan sejarah dan nubuatan, kepada penyempurnaan yang besar. Dia harus melihat bagaimana permusuhan ini masuk ke dalam setiap tingkat pengalaman manusia; bagaimana di dalam setiap perbuatan hidup dia sendiri menyatakan alasan yang bertentangan satu dengan yang lainnya; dan bagaimana, apakah dia mau atau tidak, dia sekarang juga memutuskan di pihak manakah dalam pertikaian itu dia akan didapati. MPS 176.1

Setiap bagian Alkitab diberikan dengan inspirasi Allah, dan berfaedah. Perjanjian Lama tidak kurang dari Perjanjian Baru yang harus mendapat perhatian. Sementara mempelajari Perjanjian Lama kita akan mendapatkan mata air hidup yang meluap ke atas, di mana pembaca yang lalai hanya melihat suatu padang pasir. MPS 176.2

Buku Wahyu dihubungkan dengan buku Daniel, terutama menuntut supaya kita belajar. Biarlah setiap guru yang takut akan Tuhan memikirkan bagaimana memahaminya dengan terang dan mempersembahkan injil itu, bahwa Penebus kita datang dengan pribadi-Nya sendiri supaya dikenal hamba-Nya, Yohanes. “Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkanNya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi....” (Wahyu 1:1). Tidak ada yang putus asa belajar wahyu karena simbolsimbol yang nampaknya mistis. “Tetapi apabila di antara kamu ada yang ke-kurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah,—yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan ti-dak membangkit-bangkit...” (Yakobus 1:5). MPS 176.3

“Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat...” (Wahyu 1:3). MPS 176.4

Apabila cinta sejati kepada Alkitab dibangunkan, dan pelajar mulai sadar betapa luasnya ladang itu dan betapa berharga harta bendanya itu, dia akan rindu merebut setiap kesempatan untuk memper-kenalkan dirinya dengan firman Allah. Mempelajarinya, dengan tidak membatasi hanya pada waktu dan tempat tertentu atau istimewa. Dan mempelajarinya secara tetap adalah salah satu jalan atau cara memupuk cinta kepada Alkitab. Biarlah pelajar selalu membawa Alkitabanya Kapan ada kesempatan, baca satu ayat dan renungkan. Sementara berjalan, menunggu di stasiun kereta api, ketika menunggu seseorang, manfaatkanlah kesempatan itu untuk memperoleh pikiran-pikiran yang berharga dari rumah perbendaharaan kebenaran. MPS 177.1

Daya kuasa besar motif jiwa adalah iman, pengharapan, dan cinta; dan hal-hal inilah yang dipelajari dalam Alkitab itu. Keindahan lahiriah Alkitab, keindahan imajinasi dan ungkapannya diatur sebagaimana adanya, demi harta yang sejati itu—keindahan yang penuh kesucian Dalam catatan tentang orang-orang yang berjalan dengan Allah, kita dapat melihat kemuliaan-Nya selayang pandang. Di dalam Seorang itu “semuanya baik” kita melihat-Nya, yang bagi-Nya semua keindahan dunia dan langit hanyalah bagaikan pantulan yang suram. “DanAku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” (Yohanes 12:32). Setelah pelajar Alkitab memandang Penebus itu, kuasa ajaib imannya, pemujaan dan cintanya dibangunkan. Pada khayal Kristus pemandangan itu ditetapkan, dan yang melihat itu bertumbuh menjadi serupa dengan yang dia puja. Kata-kata rasul Paulus menjadi bahasa jiwa: “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya.... Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaanNya,..” (Pilipi 3:8-10). MPS 177.2

Sumber damai surga dan kegembiraan yang dibuka di dalam jiwa melalui kata-kata inspirasi akan menjadi sungai pengarun un u memberkati semua yang datang di dalam jangkauannya. Biarlah orang muda pada zaman ini, yang sedang bertumbuh dengan Alkita di dalam tangan mereka, menjadi penerima dan saluran tenaga memberikan hidup, dan tempat mengalirkan berkat ke dunia ini pengarun kuasa menyembuhkan dan menghibur yang jarang kita bayangkan sungai air hidup, mata air yang “memancar sampai kepada hidup yang kekal.” MPS 177.3