Membina Pendidikan Sejati
Pasal 17— Puisi dan Nyanyian
“Taurat-Mu telah menjadi nyanyianku dalam perhambaanku.”
Pengucapan puisi paling awal dan paling halus yang dikenal manusia terdapat dalam Kitab Suci. Sebelum penyair dunia tertua menyanyi, gembala Midian mencatat firman Allah tersebut kepada Ayub—dalam kemuliaannya yang tiada taranya,tak tersentuh oleh pemikiran manusia yang paling cerdas: MPS 145.1
“Di manakah engkau ketika Aku meletakkan dasar bumi?.... MPS 145.2
“Siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual ke luar dari dalam rahim? MPS 145.3
Ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya, dan kekelaman menjadi kain bedungnya; Ketika Aku menetapkan batasnya, dan memasang palang dan pintu; MPS 145.4
Ketika Aku berfirman: Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat, di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan! MPS 146.1
Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh datang dini hari atau fajar kautunjukkan tempatnya.... MPS 146.2
“Engkaukah yang turun sampai ke sumber laut? atau berjalanjalan melalui dasar samudera raya? MPS 146.3
Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat? MPS 146.4
Apakah engkau mengerti luasnya bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu. MPS 146.5
“Di manakah jalan ke tempat kediaman terang, dan di manakah tempat tinggal kegelapan?... MPS 146.6
Apakah engkau telah masuk sampai ke perbendaharaan salju, MPS 146.7
Atau melihat perbendaharaan hujan batu,.... MPS 146.8
Di manakah jalan ke tempat terang berpencar, ke tempat angin timur bertebar ke atas bumi? MPS 146.9
Siapakah yang menggali saluran bagi hujan deras dan jalan bagi kilat guruh, MPS 146.10
Untuk memberi hujan ke atas tanah di mana tidak ada orang ke atas padang tandus yang tidak didiami manusia; MPS 146.11
Untuk mengenyangkan gurun dan belantara, dan menumbuhkan pucuk-pucuk rumput muda?” MPS 146.12
“Dapatkah engkau memberkas ikatan bintang Kartika, dan membuka belenggu bintang Belantik? MPS 146.13
Dapatkah engkau menerbitkan Mintakulburuj pada waktunya dan memimpin Biduk dengan pengiring-pengiringnya?” MPS 146.14
Ayub 38:4-27; 38:31, 32. MPS 146.15
Demi keindahan penyataan bacalah juga gambaran tentang musim semi, dari Kidung Agung: MPS 146.16
“Karena lihatlah, musim dingin telah lewat, hujan telah berhenti dan sudah lalu. MPS 146.17
Di ladang telah nampak bunga-bunga, tibalah musim memangkas; Bunyi tekukur terdengar di tanah kita. MPS 146.18
Pohon ara mulai berbuah, dan bunga pohon anggur semerbak baunya. Bangunlah, manisku, jelitaku, marilah!” MPS 146.19
Kidung Agung 2:11-13. MPS 147.1
Dan tidak kalah indahnya ialah puisi nubuatan Bileam yang tidak dikehendakinya untuk memberkati Israel: MPS 147.2
“...Dari Aram aku disuruh datang oleh Balak raja Moab, dari gunung-gunung sebelah timur: Datanglah, katanya, kutuklah bagiku Yakub, dan datanglah, kutuklah Israel. MPS 147.3
Bagaimanakah aku menyerapah yang tidak diserapah Allah? Ba-gaimanakah aku mengutuk yang tidak dikutuk Tuhan? MPS 147.4
Sebab dari puncak gunung-gunung batu aku melihat mereka, dari bukit-bukit aku memandang mereka. Lihat, suatu bangsa yang diam tersendiri, dan tidak mau dihitung di antara bangsa-bangsa kafir.... MPS 147.5
“Ketahuilah, aku mendapat perintah untuk memberkati, dan apabila Dia memberkati, maka aku tidak dapat membalikkannya. MPS 147.6
Tidak ada ditengok kepincangan di antara keturunan Yakub, dan tidak ada dilihat kesukaran di antara orang Israel. MPS 147.7
Tuhan, Allah mereka, menyertai mereka, dan sorak-sorak karena Raja ada di antara mereka.... MPS 147.8
Sebab tidak ada mantera yang mempan terhadap Yakub, ataupun tenungan yang mempan terhadap Israel. MPS 147.9
Pada waktunya akan dikatakan kepada Yakub, begitu juga kepada Israel, keajaiban yang diperbuat Allah.” MPS 147.10
“Tutur kata orang yang mendengar firman Allah, yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa.... MPS 147.11
“Sambil rebah, namun dengan mata tersingkap, aku melihat dia, tetapi bukan dari dekat: MPS 147.12
Bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel.... MPS 147.13
...Dari Yakub akan timbul seorang penguasa....” MPS 147.14
Bilangan 23:7-23; 24:4; 24:16-19. MPS 147.15
Lagu pujian adalah suasana surga; dan ketika surga bersentuhan dengan bumi, ada musik dan nyanyian—“...nyanyian syukur dan lagu yang nyaring” (Yesaya 51:3). MPS 147.16
Di atas bumi yang baru diciptakan, sebagaimana itu terhampar, bersih tanpa noda, di bawah senyuman Allah “...bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai” (Ayub 38:7). Demikianlah hati manusia, bersimpati dengan surga, menyambut kebaikan Allah dengan ucapan syukur. Banyak peristiwa sejarah manusia telah dikaitkan dengan nyanyian. MPS 147.17
Nyanyian paling permulaan yang dicatat dalam Alkitab yang keluar dari bibir manusia, ialah ucapan syukur kemenangan oleh bangsa Israel di laut Teberau: MPS 148.1
“...Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut. MPS 148.2
Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. MPS 148.3
Ia Aliahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia.” MPS 148.4
“Tangan kanan-Mu Tuhan, mulia karena kekuasaan-Mu, tangan kanan-Mu Tuhan, menghancurkan musuh.... MPS 148.5
Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya Tuhan; siapakah seperti Engkau, mulia karena kekudusan-Mu, menakutkan karena perbuatan-Mu yang masyhur, Engkau pembuat keajaiban?” . MPS 148.6
“Tuhan memerintah kekal selama-lamanya.... ‘...Menyanyilah bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur.” MPS 148.7
Keluaran 15:1, 2, 6-11, 18-21. MPS 148.8
Besarlah berkat yang diterima manusia yang menyambut lagu pujian. Beberapa kata yang mengingatkan kembali pengalaman perjalanan bangsa Israel di padang gurun mengandung pelajaran yang pantas direnungkan: MPS 148.9
“Dari sana mereka ke Beer. Inilah sumur di mana Tuhan berfirman kepada Musa: ‘Kumpulkanlah bangsa itu, maka Aku akan memberikan air kepada mereka’” (Bilangan 21:16). “Pada waktu itu orang Israel menyanyikan nyanyian ini: MPS 148.10
',Berbual-buallah, hai sumur! Mari kita bernyanyi-nyanyi berbalasbalasan karena sumur yang digali oleh raja-raja, yang dikorek oleh kaum bangsawan di antara bangsa itu dengan tongkat-tongkat kerajaan, dengan tongkat-tongkat mereka...’” MPS 148.11
Bilangan 21:17,18. MPS 148.12
Betapa sering dalam pengalaman rohani sejarah ini diulangi! Betapa sering dengan kata-kata dalam nyanyian kudus, terungkaplah dalam jiwa benih pertobatan dan iman, pengharapan dan kasih serta sukacita! MPS 148.13
Adalah dengan nyanyian-nyanyian pujian tentara Israel maju sehingga memperoleh kelepasan besar di bawah Yosafat. Kepada Yosafat telah datang berita mengenai ancaman perang. “Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku.” Adalah beritanya, “...bani Moab dan bani Amon datang berperang: “bersama-sama sepasukan orang Meunim.” “Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari Tuhan. Ia me-nyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan daripada Tuhan. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari Tuhan. Dan Yosafat, berdiri di halaman bait Allah di hadapan bangsanya, mencurahkan jiwanya dalam doa, memohon janji Allah, dengan mengakui betapa tak berdayanya Israel. “...Kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepadaMu” (2 Tawarikh 20:2,1, 3, 4,12). MPS 149.1
Lalu kepada Yahaziel, seorang Lewi, yang “dihinggapi Roh Tuhan;... dan berseru, Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman Tuhan kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.... Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu dan lihatlah bagaimana Tuhan memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka. Tuhan akan menyertai kamu” (2 Tawarikh 20:14-17). MPS 149.2
“Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa...” (2 Tawarikh 20:20). Di depan balatentara adalah para penyanyi, mengangkat suara mereka memuji Tuhan—memuji Dia atas kemenangan yang dijanjikan. MPS 149.3
Pada hari yang keempat setelah itu, balatentara kembali ke Yerusalem, penuh dengan barang jarahan dari musuh mereka, sambil menyanyikan pujian atas kemenangan yang diraih. MPS 149.4
Daud melalui nyanyian, di tengah-tengah pergantian dan perubahan hidupnya, mengadakan hubungan dengan surga. Betapa manis pengalamannya sebagai seorang anak gembala yang terpantul dalam kata-kata: MPS 149.5
“Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku, MPS 150.1
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; .... MPS 150.2
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya; MPS 150.3
Gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.” MPS 150.4
Mazmur 23:1-4. MPS 150.5
Ketika sudah dewasa sebagai seorang pelarian yang dikejar-kejar, mencari perlindungan di celah-celah batu dan gua di padang gurun, ia menulis: MPS 150.6
“Ya Allah, Engkaulah Aliahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, MPS 150.7
Tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus tiada berair.... MPS 150.8
Sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.” MPS 150.9
“Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, Penolongku dan Aliahku” MPS 150.10
“...Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?” MPS 150.11
Mazmur 63:2-8; 42:12; 27:1. MPS 150.12
Kepercayaan yang serupa dihembuskan dalam kata-kata yang tertulis ketika, sebagai raja yang turun takhta dan tidak bermahkota, Daud melarikan diri dari Yerusalem tatkala Absalom memberontak. Dengan sedih dan lelah dalam pelarian itu, bersama rombongannya ia beristirahat beberapa jam di tepi sungai Yordan. Ia dibangunkan oleh panggilan untuk segera melarikan diri. Dalam kegelapan, jalan sungai yang dalam dan deras alirannya harus dilewati seluruh rombongan yang terdiri atas pria, wanita dan anak-anak kecil; karena yang me-ngejar mereka adalah pasukan putranya yang berkhianat. MPS 150.13
Dalam pencobaan yang paling gelap itu, Daud menyanyi: MPS 150.14
“Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus. Sela MPS 150.15
Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab Tuhan me- nopang aku!; MPS 150.16
Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang siap mengepung aku.” MPS 151.1
Mazmur 3:5-7. MPS 151.2
Setelah dosanya yang besar itu, dalam penderitaan rasa sesal dan membenci diri ia tetap berpaling kepada Allah sebagai sahabatnya yang terindah: MPS 151.3
“Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!... MPS 151.4
Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir; basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!” MPS 151.5
Mazmur 51:3-9. MPS 151.6
Dalam usianya yang sudah lanjut, Daud mendapati tidak ada tempat perhentian di bumi. “Sebab kami adalah orang asing di hadapan-Mu dan orang pendatang,” katanya, “sama seperti semua nenek moyang kami, sebagai bayang-bayang hari-hari kami di atas bumi dan tidak ada harapan” (1 Tawarikh 29:15). MPS 151.7
“Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. MPS 151.8
Sebab itu kita tidak akan takut, sekali pun bumi berubah, sekali pun gunung-gunung goncang di dalam laut.” MPS 151.9
“Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliranaliran sebuah sungai, MPS 151.10
Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.... MPS 151.11
Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub.” MPS 151.12
“Sesungguhnyalah inilah Allah, Allah kitalah Dia seterusnya dan untuk selamanya! Dialah yang memimpin kita!” MPS 151.13
Mazmur 46: 2-8; 48:15. MPS 151.14
Dengan sebuah nyanyian, Tuhan dalam kehidupan-Nya di bumi menghadapi pencobaan. Sering ketika kata-kata tajam yang menusuk diucapkan, sering ketika suasana sekeliling-Nya padat dengan kemuraman, dengan ketidakpuasan, ketidakpercayaan, atau ketakutan yang menindas, terdengar nyanyian iman-Nya dan kegembiraan kudus. MPS 151.15
Pada malam perjamuan Paskah terakhir yang menyedihkan, ketika Ia telah dikhianati dan akan mati, suara-Nya terangkat dalam mazmur: MPS 152.1
“Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang ini dan selamalamanya. MPS 152.2
Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama Tuhan.” MPS 152.3
“Aku mengasihi Tuhan, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku. MPS 152.4
Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hudupku aku akan berseru kepada-Nya. MPS 152.5
Tali-tali maut telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan. MPS 152.6
Tetapi aku menyerukan nama Tuhan: ‘Ya Tuhan, luputkanlah kiranya aku!’ Tuhan adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang.” MPS 152.7
“Tuhan memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku. MPS 152.8
Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab Tuhan telah berbuat baik kepadamu. MPS 152.9
Ya, Engkau telah meluputkan aku dari pada maut, dan mataku dari pada air mata, dan kakiku dari pada tersandung.” MPS 152.10
Mazmur 113:2, 3; 116:1-8. MPS 152.11
Di tengah-tengah bayangan-bayangan krisis besar terakhir di bumi yang semakin kelam, terang Allah akan bersinar paling cerah, dan nya-nyian pengharapan dan kepercayaan akan terdengar paling nyaring dan paling merdu. MPS 152.12
“Pada waktu itu nyanyian ini akan dinyanyikan di tanah Yehuda; pada kita ada kota yang kuat, untuk keselamatan kita Tuhan telah memasang tembok dan benteng. MPS 152.13
Bukalah pintu-pintu gerbang, supaya masuk bangsa yang benar dan yang tetap setia! MPS 152.14
Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. MPS 152.15
Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal.” MPS 153.1
Yesaya 26:1-4. MPS 153.2
“Dan orang-orang yang dibebaskan Tuhan akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan suka cita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluhkesah akan menjauh” (Yesaya 35:10). MPS 153.3
“Mereka akan datang bersorak-sorak di atas bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan Tuhan... hidup mereka akan seperti taman yang diairi baik-baik, mereka tidak akan kembali lagi merana” (Yeremia 31:12). MPS 153.4