Membina Pendidikan Sejati

33/55

Menang Oleh Iman

Kebenaran bahwa sebagaimana “...orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia...” (Amsal 23:7) memperlihatkan gambaran yang lain dalam pengalaman Israel. Di perbatasan Kanaan, para pengintai kembali dari pengintaiannya, menyampaikan laporan mereka. Keindahan dan kemakmuran negeri itu lenyap dari penglihatan mereka karena takut menghadapi kesulitan dalam perjalanan untuk mendudukinya. Kota-kota bertembok tinggi yang menjulang ke langit, serdadu-serdadu bertubuh raksasa, kereta-kereta perang besi, memadamkan iman mereka. Dengan melupakan Allah, orang banyak itu mengumandangkan keputusan para pengintai yang tidak beriman, “...Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita” (Bilangan 13:31). Perkataan mereka ternyata benar. Mereka tidak sanggup untuk pergi, dan kehidupan mereka berakhir di padang gurun. MPS 136.2

Namun demikian, dua di antara dua belas pengintai itu, yang telah melihat negeri itu, berpandangan lain. “...Kita akan maju dan menduduki negeri itu,...” (Bilangan 13:30), kata mereka dengan tegas, yang menganggap janji Allah lebih unggul daripada para raksasa, kota-kota bertembok tinggi, atau kereta-kereta besi. Bagi mereka perkataan mereka memang benar. Walaupun mereka ikut serta dengan saudara-saudara mereka mengembara empat puluh tahun, Kaleb dan Yosua memasuki Tanah Perjanjian. Dengan keberanian hati sebagaimana ketika bersama pasukan Tuhan ia keluar dari Mesir, Kaleb memohon dan menerima sebagai bagiannya yaitu benteng terhadap raksasa-raksasa itu. Dengan kekuatan Allah ia menghalau orang-orang Kanaan. Kebun anggur dan kebun zaitun, di tempat kakinya menginjak, menjadi miliknya. Walaupun para pengecut dan pemberontak binasa di padang gurun, orang-orang yang beriman makan buah anggur dari Eskhol. MPS 136.3

Tidak ada kebenaran yang Alkitab tetapkan dengan lebih jelas daripada bahaya berpisah dari kebenaran itu—bahaya baik terhadap si pembuat kesalahan maupun terhadap semua orang yang akan dijangkau pengaruhnya. Teladan hidup mempunyai kuasa yang luar biasa, apabila dialihkan kepada kecenderungan tabiat kita yang jahat, menjadi sangat sulit untuk dibendung. MPS 137.1

Benteng kejahatan yang paling kuat di dunia kita bukanlah kehidupan yang jahat dari orang berdosa yang telah rusak, atau sampah masyarakat yang hina melainkan kehidupan yang kelihatan baik, terhormat dan agung, tetapi di dalamnya satu dosa dipelihara, satu kejahatan dimanjakan. Bagi jiwa yang berjuang diam-diam melawan pencobaan besar, yang gemetar di tepi jurang, contoh tersebut adalah salah satu daya pikat yang paling kuat menuju dosa. Orang yang dianugerahi wawasan hidup yang tinggi dan kebenaran serta kehor-matan, namun dengan sengaja melanggar satu perintah hukum Allah yang kudus, telah membelokkan pemberian yang mulia kepada bujukan dosa. Kecerdasan, talenta, simpati, bahkan kedermawanan dan perbuatan baik, bisa menjadi umpan Setan untuk menggoda jiwa-jiwa ke dalam jurang kehancuran. MPS 137.2

Inilah sebabnya mengapa Allah memberikan banyak sekali contoh yang menunjukkan akibat satu tindakan yang salah. Dari kisah sedih tentang satu dosa yang “membawa kematian ke dalam dunia dan segala kemalangan kita, dengan hilangnya Eden,” sampai kepada catatan tentang orang yang menjual Tuhan yang mulia seharga tiga puluh keping perak, riwayat hidup tokoh dalam Alkitab banyak sekali contohnya di sini, dibuat sebagai rambu-rambu amaran pada jalan kehidupan. MPS 137.3

Juga ada amaran dalam mencatat mengenai akibat-akibat yang menyusul apabila sekali saja menyerah kepada kelemahan dan kesalahan, yakni akibat meninggalkan iman. MPS 137.4

Oleh satu kegagalan dalam imannya, Elia memperpendek pekerjaan hidupnya. Berat sekali beban yang dipikulnya demi bangsa Israel; dengan setia ia memberikan amaran atas penyembahan berhala nasional, dan alangkah dalam rasa kesunyiannya selama tiga tahun setengah masa kelaparan, ketika ia menunggu dan menantikan adanya tanda pertobatan. Ia berdiri sendiri untuk Allah di atas gunung Karmel Melalui kuasa iman, penyembahan berhala dimusnahkan, dan hujan berkat menjadi saksi yang menunggu curahan berkat ke atas bangsa Israel. Kemudian dalam keletihan dan kelemahannya ia melarikan diri karena ancaman Izebel, dan sendirian berdoa di padang supaya ia mati saja. Imannya gagal Pekerjaan yang ia mulaikan tidak akan diselesaikannya. Allah menyuruhnya untuk mengurapi orang lain menjadi nabi penggantinya. MPS 137.5

Tetapi Allah mengetahui pelayanan ikhlas hamba-Nya itu. Elia tidak akan binasa dalam keputusasaan dan kesepian di padang gurun. Ia tidak akan turun ke kubur, melainkan akan naik bersama malaikatmalainat Allah ke hadirat kemuliaan-Nya. MPS 138.1

Catatan hidup ini memaklumkan apa yang setiap manusia akan pahami kemudian—bahwa dosa hanya mempermalukan dan merugikan; bahwa ketidakpercayaan berarti kegagalan; tetapi rakhmat Allah menjangkau jauh ke bawah; bahwasanya iman mengangkat jiwa yang bertobat untuk ikut serta dalam pengangkatan menjadi anak-anak Allah. MPS 138.2