Membina Pendidikan Sejati
Pasal 32— Persiapan
“Belajarlah menunjukkan dirimu sendiri berkenan kepada Allah.”
Guru pertama sang anak adalah ibu. Selama masa yang sangat rentan atau mudah terpengaruh dan perkembangan yang paling cepat, pendidikannya terutama terletak di tangan ibu. Kepadanyalah kesempatan pertama diberikan untuk membentuk tabiat anak menjadi baik atau menjadi jahat. Ia harus mengerti nilai kesempatannya, dan di atas semua guru yang lain, ia harus mampu memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Namun tidak ada lain yang kepada pendidikannya begitu sedikit perhatian diberikan seperti kepada anak. Orang yang pengaruhnya dalam pendidikan sangat kuat dan jauh jangkau- annya ialah orang yang kepadanya begitu sedikit bantuan dan usaha sistematis diberikan. MPS 257.1
Mereka yang kepadanya diberikan kepercayaan untuk mengasuh anak kecil sering kali tidak mengetahui keperluan jasmani anak itu; mereka hanya sedikit mengetahui hukum-hukum kesehatan atau prinsip perkembangan. Juga mereka tidak begitu siap untuk mengasuh pertumbuhan pikiran dan kerohaniannya. Mereka mungkin mampu menjalankan usaha atau menonjol dalam masyarakat; mungkin mereka dapat menghasilkan prestasi yang dapat dibanggakan dalam kesusastraan dan ilmu pengetahuan; tetapi untuk mendidik anak, pengetahuan mereka cuma sedikit. Terutama oleh karena kekurangan inilah, khususnya oleh karena kelalaian pada permulaan perkembangan jasmani, sehingga sebagian besar umat manusia mati ketika masih bayi, dan bagi mereka yang mencapai kedewasaan banyak sekali yang kepada mereka hidup hanyalah beban. MPS 258.1
Ke atas para ayah, sama seperti ke atas para ibu, diletakkan tanggung jawab mendidik anak pada umur permulaan sama seperti pada umur selanjutnya, dan bagi kedua orangtua tuntutan persiapan yang berhati-hati dan teliti merupakan suatu hal yang sangat mendesak. Sebelum mereka menjadi ayah dan ibu, laki-laki dan perempuan harus mengetahui hukum perkembangan jasmani—dengan ilmu fisiologi tubuh manusia dan higiene, yang penekanannya pada pengaruh-pengaruh sebelum lahir, dengan hukum-hukum keturunan, sanitasi, pakaian, gerak badan, dan perawatan penyakit; mereka juga harus me-ngerti hukum perkembangan pikiran dan pendidikan akhlak. MPS 258.2
Pekerjaan pendidikan ini bagi Tuhan Yang Kekal dianggap begitu penting sehingga para jurukabar dari takhta-Nya telah diutus kepada seorang calon ibu, untuk menjawab pertanyaan, “...Bagaimanakah nanti cara hidup anak itu dan tingkah lakunya?” (Hakim-hakim 13 :12), dan memberi petunjuk kepada seorang ayah sehubungan dengan pendidikan anak yang dijanjikan. MPS 258.3
Tidak pernah pendidikan akan mencapai semua yang boleh dan harus dicapai sampai pentingnya pekerjaan para orangtua disadari sepenuhnya, dan mereka mendapat pendidikan untuk tanggung jawabnya yang suci itu. MPS 258.4
Perlunya pendidikan persiapan bagi guru diakui secara universal; tetapi sedikit yang menyadari sangat pentingnya sifat persiapan itu. Dia yang menghargai tanggung jawab yang tercakup dalam mendidik orang-orang muda, akan menyadari bahwa petunjuk dalam bidang ilmu pengetahuan dan kesusastraan saja tidak cukup. Guru harus memiliki pendidikan yang lebih komprehensif daripada yang dapat diperoleh oleh mempelajari buku-buku. Ia harus memiliki bukan hanya kekuatan tetapi pikiran yang luas; bukan hanya dengan segenap jiwa tetapi juga dengan segenap hati. MPS 258.5
Hanya Dia yang menciptakan pikiran dan menetapkan hukumhukumnya dapat mengerti dengan sempurna akan keperluannya atau mengendalikan perkembangannya. Prinsip-prinsip pendidikan yang telah diberikan-Nya adalah satu-satunya penuntun yang aman. Kualifikasi yang diperlukan oleh setiap guru ialah pengetahuan akan prinsip-prinsip ini, dan penerimaan terhadap prinsip ini akan menjadi kekuatan yang mengendalikan dalam kehidupannya. MPS 259.1
Pengalaman dalam kehidupan praktis tidak dapat ditawar-tawar. Ketertiban, ketelitian, ketepatan, pengendalian diri, pembawaan yang riang, sifat yang tidak memihak, pengorbanan diri, kejujuran, dan kesopanan merupakan kualifikasi yang penting. MPS 259.2
Karena begitu banyak tabiat yang rendah, begitu banyak kepalsuan di sekeliling orang-orang muda, maka sangat diperlukan kata-kata, sikap dan tingkah laku guru yang menunjukkan tabiat yang meninggikan dan yang benar. Anak-anak cepat mengetahui perasaan suka atau kelemahan serta kekurangan lain. Guru dapat memperoleh penghormatan dari murid-muridnya tidak lain hanyalah dengan cara dia menyatakan tabiatnya, prinsip yang ingin diajarkannya kepada mereka. Hanya apabila ia melakukan hal ini dalam pergaulannya dengan mereka setiap hari ia dapat menanamkan pengaruh permanen kepada mereka, demi kebaikan. MPS 259.3
Karena hampir dalam setiap kualifikasi lain yang menunjang kepada keberhasilannya, sang guru sangat bergantung pada kekuatan fisiknya. Semakin baik kesehatannya, semakin baiklah kerjanya. MPS 259.4
Begitu berat tanggung jawabnya sehingga usaha khusus diperlukan untuk memelihara kekuatan dan kebugarannya. Sering ia mengalami kelelahan hati dan kelelahan otak, sehingga kecenderungan mengalami depresi, acuh tak acuh, atau mudah tersinggung. Adalah kewajibannya tidak hanya melawan suasana hati yang demikian, tetapi menghindarkan penyebabnya. Ia perlu menjaga hati tetap suci dan manis serta dapat dipercaya dan bersimpati. Agar supaya selalu teguh, tenang dan riang, ia harus memelihara kekuatan otak dan saraf. MPS 259.5
Oleh karena dalam pekerjaannya mutu jauh lebih penting dari pada jumlah, ia harus waspada terhadap kerja yang berlebih-lebihan, terhadap berusaha terlalu banyak di dalam bidangnya sendiri; terhadap menerima tanggung jawab lain yang akan membuatnya tidak layak untuk mengerjakan pekerjaannya; dan terhadap melibatkan diri dalam hiburan-hiburan dan kesenangan sosial yang menghabiskan tenaga, gantinya memberikan kesegaran. MPS 260.1
Gerak badan di luar rumah, terutama dalam pekerjaan yang bermanfaat, adalah salah satu sarana rekreasi yang terbaik untuk tubuh dan pikiran; dan teladan guru akan mengilhami murid-muridnya dengan perhatian dan menghormati bekerja dengan tangan. MPS 260.2
Dalam setiap bidang sang guru harus mengamati dengan cermat prinsip-prinsip kesehatan. Ia harus melakukan hal ini bukan hanya karena manfaat kepadanya sendiri, tetapi juga karena pengaruhnya kepada murid-muridnya. Ia harus bertarak dalam segala hal; dalam hal makanan, berpakaian, bekerja, berekreasi, ia harus menjadi contoh. MPS 260.3
Dengan kesehatan jasmani dan ketulusan tabiat semua ini digabungkan dengan kualifikasi-kualifikasi lain. Semakin banyak pengetahuan yang benar dimiliki oleh guru, semakin baiklah kerjanya. Ruangan sekolah bukan tempat pekerjaan yang dangkal. Tidak ada guru, yang puas dengan pengetahuan yang dangkal, akan mencapai efisiensi yang tinggi. MPS 260.4
Tetapi kegunaan guru tergantung tidak begitu banyak atas banyaknya yang diperolehnya sesuai dengan standar yang dicita-citakannya. Guru yang sejati tidak puas dengan pendapat-pendapat yang menjemukan dan bodoh, pikiran yang malas, atau ingatan yang suka lupa. Ia senantiasa mencari hasil-hasil yang lebih tinggi dan metodemetode yang lebih baik. Hidupnya adalah pertumbuhan yang tiada putus-putusnya. Dalam pekerjaan guru seperti itu terdapat kesegaran, kuasa yang menghidupkan, yang membangunkan dan mengilhami murid-muridnya. MPS 260.5
Guru harus cerdas dalam pekerjaannya. Ia harus memiliki kebijaksanaan dan akal budi yang diperlukan dalam menangani pikiran. Betapa pun besarnya pengetahuan ilmiahnya, betapa pun istimewanya kualifikasinya dalam bidang-bidang lain, kalau ia tidak memperoleh rasa hormat dan keyakinan murid-muridnya, maka usahanya akan sia-sia. MPS 260.6
Guru-guru yang diperlukan ialah yang cepat mengerti dan memperbaiki setiap kesempatan untuk melakukan kebaikan; mereka yang dengan antusiasme menggabungkan keagungan yang sejati; yang sanggup mengendalikan, dan “cerdas mengajar;” yang dapat mengilhami pikiran, membangkitkan tenaga, dan menanamkan keberanian dan hidup. MPS 260.7
Keuntungan yang diperoleh seorang guru mungkin terbatas, sehingga ia tidak memiliki kwalifikasi yang tinggi seperti yang diinginkan; namun jikalau ia memiliki pandangan yang benar terhadap sifat alamiah manusia, jikalau ia memiliki kasih yang sejati terhadap pekerjaannya, maka penghargaan akan kebesarannya, dan ketetapan hati untuk memperbaiki, jikalau ia mau bekerja dengan sungguh-sungguh dan sabar, ia akan mengerti kebutuhan murid-muridnya, dan dengan semangatnya yang penuh simpati dan ingin maju, akan mengilhami mereka untuk mengikuti sementara ia berusaha memimpin mereka maju ke depan dan ke atas. MPS 261.1
Anak-anak dan orang-orang muda yang berada di bawah asuhan guru sangat berbeda dalam watak, kebiasaan, dan pendidikan. Sebagian ada yang tidak mempunyai tujuan tertentu dan prinsip-prinsip yang tetap. Mereka perlu dibangunkan kepada tanggung jawab dan kemungkinan-kemungkinan mereka. Sedikit saja anak-anak yang dididik dengan benar di rumah. Ada yang hanya menjadi timangan seisi rumah. Seluruh pendidikan mereka dangkal. Oleh karena mereka dibiarkan mengikuti kecenderungan hati, dan menghindari tanggung ja-wab dan memikul beban, mereka kekurangan keteguhan, ketabahan dan penyangkalan diri. Mereka sering menganggap semua disiplin sebagai pembatasan yang tidak perlu. Orang-orang lain telah dikecam dan tawar hati. Pembatasan yang sewenang-wenang serta kekasaran telah mengembangkan di dalam diri mereka sifat keras kepala dan suka menentang. Jikalau tabiat-tabiat yang merosot ini hendak dibentuk kembali, maka pekerjaan itu, dalam banyak kasus, harus dilakukan oleh guru. Agar supaya dapat mencapainya dengan berhasil, ia harus memiliki simpati dan pengertian yang akan menyanggupkannya untuk menelusuri sebab-sebab kesalahan dan kekeliruan yang tampak pada murid-muridnya. Ia juga harus memiliki akal budi dan kecakapan, kesabaran dan ketegasan, yang akan menyanggupkannya memberikan pertolongan yang dibutuhkan kepada masing-masing murid—kepada yang terombang-ambing dan mudah mengasihi, dorongan dan bantuan yang demikian akan menjadi perangsang untuk berupaya; kepada orang yang kecewa, simpati dan penghargaan akan menciptakan keya kinan dan dengan demikian mengilhami usaha. MPS 261.2
Para guru sering gagal mengadakan hubungan sosial yang cukup dengan murid-murid mereka. Terlalu sedikit simpati dan kelemah-lembutan yang mereka nyatakan, dan terlalu banyak memperlihatkan kebesaran peraturan yang keras. MPS 262.1
Sementara guru harus tegas dan berketetapan, ia tidak boleh cerewet dan bersifat diktator. Berlaku kasar dan suka mencela, menjauhkan diri dari murid-muridnya atau memperlakukan mereka acuh tak acuh, berarti menutup semua jalan melalui mana ia dapat mempengaruhi mereka kepada kebaikan. MPS 262.2
Dalam keadaan bagaimana pun guru tidak boleh menunjukkan sikap berpihak atau berat sebelah. Menyayangi murid yang pandai dan menarik, dan suka mengritik, tidak sabar, dan tidak bersimpati kepada mereka yang paling perlu mendapat dorongan dan pertolongan, adalah menyatakan konsep yang salah sama sekali mengenai pekerjaan guru. Adalah pada waktu menangani orang yang bersalah, orang yang sedang dicoba, tabiat guru diuji, dan akan terbukti apakah guru itu betulbetul mampu untuk jabatannya. MPS 262.3
Besarlah tanggung jawab orang-orang yang membimbing jiwa manusia. Ayah dan ibu yang sejati menganggap anak-anak mereka sesuatu yang dipercayakan kepada mereka, dari mana mereka sama sekali tidak boleh melepaskan tanggung jawab. Kehidupan sang anak, sejak masa kecil sampai besar, merasakan kuatnya ikatan yang mengikatnya dengan hati orangtua; perbuatan, perkataan, dan tampang orangtua, terus membentuk sang anak untuk yang baik atau yang jahat. Guru ikut serta memikul tanggung jawab ini, dan ia perlu senantiasa menyadari kesuciannya, dan tetap memandang tujuan pekerjaannya. Ia tidak semata-mata hanya menyelesaikan kewajibannya sehari-hari, untuk menyenangkan atasannya, untuk mempertahankan kedudukan sekolah; ia harus mempertimbangkan kebaikan tertinggi murid-muridnya sebagai pribadi-pribadi, kewajiban-kewajiban yang akan diletakkan oleh kehidupan ke atas mereka, pelayanan yang dituntutnya, dan persiapan yang diharuskan. Pekerjaan yang dilakukannya sehari-hari mengupayakan pada murid-muridnya dan melalui mereka kepada orang lain, suatu pengaruh yang tidak akan berhenti meluas dan menjadi kuat sampai waktu kesudahan. Buah-buah pekerjaannya harus dilihatnya pada hari yang besar bilamana setiap perkataan dan perbuatan akan dinyatakan di hadapan Allah. MPS 262.4
Guru yang menyadari hal ini tidak akan merasa bahwa pekerjaannya telah selesai bilamana ia telah menyelesaikan pekerjaan rutinnya setiap hari, dan pada waktu murid-muridnya selesai dari asuhannya secara langsung. Ia akan membawa anak-anak dan orang-orang muda ini di dalam hatinya. Bagaimana mengukuhkan bagi mereka standar yang paling mulia pencapaian akan menjadi pelajaran dan usahanya terus menerus. MPS 263.1
Ia yang mengerti kesempatan dan peluang pekerjaannya tidak akan membiarkan sesuatu berdiri di jalan dari usaha yang sungguhsungguh untuk memperbaiki diri sendiri. Ia tidak akan mempedulikan rasa sakit untuk mencapai standar kesempurnaan yang tertinggi. Segala yang diinginkannya berlaku kepada murid-muridnya, akan diusahakannya sendiri. MPS 263.2
Semakin dalam rasa tanggung jawab, dan semakin besar usaha yang sungguh-sungguh untuk memperbaiki diri, akan semakin jelas guru itu merasakan dan semakin tajam menyesalkan kekurangan yang menghalangi kegunaannya. Sementara ia memandang kebesaran pekerjaannya, kesulitan-kesulitan dan kemungkinan-kemungkinannya sering hatinya akan berseru, “Siapakah yang sanggup untuk melakukan perkara-perkara ini?” MPS 263.3
Guru yang terhormat, sementara Anda memikirkan kebutuhanmu akan kekuatan dan bimbingan,—kebutuhan yang tidak dapat disediakan oleh manusia,—saya mengajakmu memikirkan janji-janji-Nya, Penasehat yang ajaib itu. MPS 263.4
“...Lihat,” kata-Nya, “Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun” (Wahyu 3:8). MPS 263.5
“Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau...” Waktu “hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kau tempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu” (Yeremia 33:3; Mazmur 32:8). MPS 263.6
“...Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:20). MPS 263.7
Sebagai persiapan yang terutama untuk pekerjaanmu, saya menunjukkan kepadamu perkataan, kehidupan, metode-metode, dari Tokoh segala guru itu: Saya mengajakmu memikirkan tentang Dia. Inilah cita-citamu yang sejati. Pandanglah cita-cita itu, tinggallah di dalamnya, sampai Roh Guru ilahi itu menempati hati dan hidupmu. MPS 263.8
“...Mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung.” Engkau akan “...diubah menjadi serupa dengan gambarNya,...” (2 Korintus 3.18). MPS 263.9
Inilah rahasia kuasa atas murid-murid-Mu. Pantulkanlah Dia. MPS 264.1