Membina Anak yang Bertanggung Jawab
PASAL 28— Dipenuhi dengan Kebenaran
Biarlah Orangtua Menjadi Contoh yang Benar. Para orangtua dan guru, jadilah benar kepada Allah. Biarlah kehidupanmu bebas dari perbuatan-perbuatan yang menipu. Janganlah ada cela kedapatan pada bibirmu. Walaupun pada suatu saat sangat tidak menyenangkannya hagimu, biarlah kata-katamu, jalan-jalanmu, dan perbuatanmu menunjukkan kebenaran di hadapan Allah yang suci itu. Oh, betapa hebatnya pengaruh pelajaran yang pertama dalam penipuan! Akankah seseorang yang mengaku sebagai anak lelaki dan anak perempuan yang bertakwa kepada Allah, menyerahkan dirinya kepada kebiasaan menipu dan berdusta? Jangan sekali-kali biarkan anakmu mempunyai semacam dalih untuk berkata, Ibu tidak mengatakan yang benar. Bapa tidak mengatakan yang benar. Bilamana engkau diadili di pengadilan surga, akankah engkau tercatat sebagai seorang penipu? Akankah keturunanmu dirusak oleh teladan orang-orang yang seharusnya membimbing mereka dalam jalan yang benar? Gantinya hal seperti ini, tidakkah kuasa Allah yang dapat mempertobatkan itu akan memasuki hati para bapa dan ibu? Tidakkah Roh Kudus yang datang dari Allah dibiarkan untuk menandai anak-anak mereka? MABJ 157.1
Tidaklah dapat diharapkan bahwa anak-anak akan sama sekali tidak bersalah dalam hal berdusta. Tetapi ada bahaya bahwa melalui cara yang tidak bijaksana, orangtua akan merusak sifat kejujuran yang harus menandai pengalaman seorang anak. Oleh kata-kata dan tindakan orangtua harus berbuat sebaik-baiknya untuk mempertahankan sifat kesederhanaan itu. Apabila anak-anak menjadi lebih besar,orangtua hendaknya jangan memberikan sedikit pun kesempatan untuk ditaburkan-nya benih yang akan bertumbuh menjadi dusta dan tipu daya, dan berkembang menjadi kebiasaan yang tidak bisa dipercaya. 1 MABJ 158.1
Jangan Sekali-kali Berdusta. Orangtua harus menjadi contoh dari apa yang benar, oleh karena hal ini merupakan suatu pelajaran harian yang harus ditanamkan di dalam hati anak-anak. Prinsip yang tidak pernah goyah harus memerintah orangtua di dalam segala urusan hidup, terutama sekali di dalam mendidik dan melatih anak-anak mereka. “Anak-anak pun sudah dapat dikenal dari perbuatannya, apakah bersih dan jujur kelakuannya.” 2 MABJ 158.2
Seorang ibu yang kurang pertimbangan, dan yang tidak mengikuti bimbingan Allah, bisa mendidik anak-anaknya menjadi penipu dan orang yang munafik. Tabiat yang dimanjakan dengan cara demikian itu akan menjadi demikian mendalamnya sehingga berbuat dusta akan dilakukan semudah bernapas. Sifat berpura-pura akan menggantikan kesungguh-sungguhan dan yang benar. 3 MABJ 158.3
Orangtua, jangan sekali-kali berdusta; jangan sekali-kali menceri- takan yang tidak benar baik dalam pengajaran dan dalam teladan. Jikalau engkau menghendaki agar anak-anakmu jujur, maka berlakulah jujur lebih dahulu. Jadilah lurus dan jangan menyimpang. Dusta berbuat dusta dalam hal kecil sekalipun. Oleh sebab ibu sudah terbiasa berbuat dusta dan mengatakan yang tidak benar maka anaknya akan mengikuti teladannya. 4 MABJ 158.4
Mengatakan yang Tidak Benar Didorong oleh Kata-kata yang Kasar. Janganlah menjadi tidak sabar terhadap anak-anakmu bilamana mereka berbuat kesalahan. Bilamana engkau memperbaiki mereka, janganlah berkata-kata dengan kasar dan keras. Hal ini akan membingungkan mereka, dan akan menjadikan mereka takut untuk mengatakan yang benar. 5 MABJ 159.1