Membina Anak yang Bertanggung Jawab
PASAL 44—Pelaksanaan Disiplin yang Bersifat Memperbaiki
Mintalah Tuhan Masuk dan Memerintah. Tuntutlah penurutan di dalam keluargamu; tetapi sementara engkau melakukan hal ini, carilah Tuhan bersama dengan anak-anakmu, dan minta Dia masuk dan memerintah: Boleh jadi anak-anakmu sudah melakukan sesuatu yang memerlukan hukuman; tetapi jikalau engkau memperlakukan mereka dalam roh Tuhan maka tangan mereka akan diulurkan untuk memeluk lehermu; mereka akan merendahkan diri di hadapan Tuhan dan akan mengakui kesalahan mereka. Hal ini su- dah cukup. Kalau demikian halnya mereka tidak memerlukan hukuman. Marilah kita bersyukur kepada Tuhan di mana Ia telah membuka jalan oleh mana kita dapat menjangkau setiap jiwa. 1 MABJ 259.1
Jikalau anak-anakmu tidak menurut, mereka harus diperbaiki.... Sebelum memperbaiki mereka, berasinglah sendiri, dan minta kepada Tuhan untuk melembutkan dan menaklukkan hati anak-anakmu dan untuk memberikan hikmat dalam menghadapi mereka. Belum pernah sekali pun saya melihat metode ini gagal. Engkau tidak akan dapat menjadikan seorang anak memahami perkara-perkara rohani selama hati mereka dipenuhi oleh nafsu. 2 MABJ 260.1
Ajarlah Anak-anak dengan Sabar. Tuhan menghendaki hati anak-anak sejak masa bayi mereka untuk diserahkan kepada pelayan-an-Nya. Sementara mereka masih terlalu muda untuk diajak bertukar pikiran, arahkan pikiran mereka sebaik-baiknya, dan apabila mereka MABJ 260.2
menjadi lebih dewasa, ajarlah mereka dengan pengajaran dan teladan bahwa engkau tidak dapat memanjakan keinginan-keinginan mereka yang salah. Ajarlah mereka dengan penuh kesabaran. Kadang-kadang mereka harus dihukum, tetapi jangan sekali-kali melakukan hal itu dengan cara yang menyebabkan mereka merasa bahwa mereka telah dihukum da-lam kemarahan. Oleh tindakan seperti itu engkau hanyalah berbuat satu kejahatan yang lebih besar. Banyak persengketaan yang tidak menyenangkan di dalam lingkungan keluarga bisa dihindarkan jikalau orangtua mau menaati nasihat Tuhan di dalam mendidik anak-anak mereka. 3 MABJ 260.3
Orangtua Harus Berada di Bawah Disiplin Allah. Para ibu, bagaimanapun menggusarkannya anak-anakmu itu di dalam kelalaian mereka janganlah bersikap tidak sabar. Ajar mereka dengan penuh kesabaran dan kasih. Bersikaplah tegas terhadap mereka. Jangan biarkan Setan mengendalikan mereka. Disiplin mereka hanya jika engkau sendiri berada di bawah disiplin Allah. Tuhan akan menjadi pemenang di dalam hidup anak-anakmu jikalau engkau mau mempelajari tentang Dia yang lemah lembut dan rendah hati, suci dan tidak bernoda. 4 MABJ 260.4
Tetapi jikalau engkau berusaha untuk memerintah tanpa menjalankan pengendalian diri, tanpa tata cara, pemikiran, dan doa, maka pasti engkau akan menuai hasil-hasil yang amat pahit. 5 MABJ 261.1
Jangan Pernah Memperbaiki dalam Kemarahan. Engkau harus memperbaiki anak-anakmu dalam kasih. Jangan biarkan mereka mengikuti jalan mereka sendiri sehingga engkau menjadi marah, dan kemudian menghukum mereka. Pekerjaan memperbaiki seperti itu hanyalah akan membantu kejahatan, gantinya mengobatinya. 6 MABJ 261.2
Menunjukkan nafsu amarah terhadap seorang anak yang bersalah berarti menambahkan kejahatan. Hal itu akan membangkitkan amarah yang paling jahat dari seorang anak dan akan menuntun dia untuk merasa bahwa engkau tidak mempedulikan dia. Ia berpikir di dalam hati-nya bahwa engkau tidak akan memperlakukan dia dengan cara seperti itu jikalau engkau memang mempedulikannya. MABJ 261.3
Dan apakah engkau pikir bahwa Allah tidak mengetahui cara oleh mana anak-anak ini telah diperbaiki? Ia mengetahui, dan Ia mengetahui juga apa yang akan menjadi hasil-hasilnya yang penuh berkat jikalau pekerjaan memperbaiki itu telah dilakukan dalam satu cara untuk memenangkan gantinya mengalahkan.... MABJ 261.4
Saya mohon kepadamu, jangan memperbaiki anak-anakmu dalam keadaan marah. Ini adalah waktu di atas segala waktu bilamana engkau harus bertindak dengan penuh kerendahan hati dan kesabaran dan doa. MABJ 261.5
Inilah waktunya untuk bertelut bersama dengan anak-anak dan memohon keampunan kepada Tuhan. Berusahalah untuk memenangkan mereka kepada Tuhan oleh menyatakan keramahtamahan dan kasih, dan engkau akan melihat bahwa satu kuasa yang lebih tinggi dari yang ada di dunia ini sedang bekerja sama dengan usahamu. 7 MABJ 261.6
Bilamana engkau harus memperbaiki seorang anak, jangan lakukan hal itu dengan disertai suara yang bernada tinggi.... Jangan kehilangan pengendalian diri. Orangtua yang membiarkan dirinya marah pada waktu sedang memperbaiki seorang anak, adalah lebih bersalah daripada anak itu. 8 MABJ 261.7
Mengecam dan Memarahi Tidak Pernah Membantu. Kata-kata yang kasar dan disertai kemarahan tidaklah berasal dari surga. Mengecam dan memarahi tidak pernah membantu. Sebaliknya, hal itu akan membangkitkan perasaan yang paling buruk dari hati manusia. Bilamana anak-anakmu berbuat salah dan dipenuhi dengan sikap memberontak, dan engkau tergoda untuk berkata-kata dan bertindak dengan kasar, tunggu dulu sebelum engkau memperbaiki mereka. Berikan kepada mereka kesempatan berpikir, dan biarkan amarahmu reda. MABJ 261.8
Apabila engkau memperlakukan mereka dengan manis budi dan dengan lemah lembut, maka mereka dan engkau akan menerima berkat Tuhan. Dan apakah engkau pikir bahwa pada hari pehukuman Allah seseorang merasa menyesal bahwa ia telah bersikap sabar dan manis budi terhadap anak-anaknya? 9 MABJ 262.1
Gugup Bukanlah Alasan untuk Bersikap Tidak Sabar. Kadang-kadang orangtua mencari maaf atas tindakan mereka yang salah dengan mengatakan mereka merasa tidak nyaman. Mereka gugup dan berpikir bahwa tidak bisa bersikap sabar dan tenang dan berkata-kata” dengan menyenangkan. Dalam hal ini mereka menipu diri mereka sendiri dan menyenangkan Setan, yang bersuka-suka bahwa anugerah Allah tidak dianggap oleh mereka sebagai sesuatu yang mampu untuk mengalahkan segala kekurangan pada diri mereka. Mereka dapat dan harus senantiasa mengendalikan diri mereka sendiri. Allah menuntutnya dari mereka. 10 MABJ 262.2
Kadang-kadang bilamana merasa letih oleh karena bekerja atau merasa tertekan oleh urusan hidup, orangtua tidak mempertahankan satu roh yang tenang, tetapi menunjukkan sikap yang kurang sabar yang tidak menyenangkan Allah dan mendatangkan awan gelap ke atas keluarga. Hai para orangtua, bilamana engkau merasa jengkel, engkau tidak boleh melakukan satu dosa yang begitu besar sehingga akan meracuni seluruh keluarga dengan kemarahan yang berbahaya ini. Pada waktu seperti itu engkau melipatgandakan kewaspadaanmu terhadap dirimu sendiri dan mengambil keputusan bahwa tidak sepatah kata pun kecuali kata-kata yang menyenangkan dan menggembirakan akan terlontar dari bibirmu. Dengan mengendalikan dirimu seperti itu maka engkau akan menjadi lebih kuat. Susunan sarafmu tidak akan menjadi terlalu peka.... Tuhan mengetahui segala kekurangan kita dan Ia sendiri telah ambil bagian dalam pengalaman kita di dalam segala perkara kecuali dalam dosa; oleh sebab itu Ia telah menyediakan bagi kita satu jalan yang cocok dengan kekuatan dan kesanggupan kita. MABJ 262.3
Kadang-kadang segala sesuatu di dalam lingkungan keluarga kelihatannya berjalan dengan tidak beres. Di mana-mana terjadi per- sungutan, dan semua orang kelihatannya sangat menderita dan tidak merasa bahagia. Orangtua mempersalahkan anak-anak mereka yang malang itu dan berpikir bahwa anak-anak ini tidak menurut dan tidak bisa diatur, anak-anak yang paling nakal di dunia ini, padahal yang menjadi penyebab segala gangguan itu ada di dalam diri mereka sendiri. Allah menuntut mereka untuk mengendalikan diri. Mereka harus menyadari bahwa bilamana mereka menyerah kepada ketidaksabaran dan kemarahan, mereka akan menyebabkan orang lain menderita. Orang-orang yang ada di sekeliling mereka dipengaruhi oleh roh yang mereka tunjukkan, dan jikalau selanjutnya orang-orang ini menunjukkan roh yang sama pula, maka persoalannya semakin bertambah. 11 MABJ 262.4
Kadang-kadang ada Kuasa dalam Berdiam Diri. Mereka yang ingin mengendalikan orang lain harus lebih dulu mengendalikan diri mereka sendiri.... Bilamana orangtua atau guru menjadi tidak sabar dan berada dalam bahaya untuk berkata-kata dengan tidak bijaksana, maka biarlah ia berdiam diri. Ada satu kuasa yang ajaib dalam berdiam diri. 12 MABJ 263.1
Berikan Sedikit Perintah, Kemudian Tuntut Penurutan. Biarlah para ibu berhati-hati untuk tidak mengadakan tuntutan-tuntutan yang tidak perlu untuk menunjukkan wewenang mereka sendiri di hadapan orang lain. Berikan sedikit perintah, tetapi pastikan bahwa semuanya itu ditaati. 13 MABJ 263.2
Di dalam mendisiplin anak-anakmu jangan membebaskan mereka dari apa yang engkau telah tuntut agar mereka lakukan. Jangan biarkan pikiranmu menjadi terlalu asyik dalam perkara-perkara lain sehingga menyebabkan engkau tidak waspada. Dan jangan menjadi jemu mengawasi mereka oleh karena anak-anakmu lupa dan melakukan apa yang engkau telah larang agar jangan mereka lakukan. 14 MABJ 263.3
Di dalam segala perintahmu adakan tujuan untuk memperoleh kebajikan yang tertinggi bagi anak-anakmu, dan kemudian pastikan bahwa segala perintah itu ditaati. Usaha dan keputusanmu tidak boleh menjadi goyah, namun demikian harus selalu tunduk kepada Roh Tuhan. 15 MABJ 263.4
Menghadapi Seorang Anak yang Lalai. Apabila engkau meminta anakmu melakukan satu perkara tertentu, dan ia menjawab, “Ya, saya akan melakukannya,” dan kemudian lalai untuk memenuhi kata-katanya itu, maka engkau tidak boleh membiarkannya begitu saja. Engkau harus memanggil anakmu itu untuk mempertanggungjawabkan kelalaiannya ini. Jikalau engkau membiarkannya, maka engkau mendidik dia untuk menjadi biasa dalam kelalaian dan tidak setia. Allah telah memberikan kepada setiap anak satu tugas sebagai penatalayan. Anak-anak harus menurut kepada orangtua mereka. Mereka harus menolong memikul beban dan tanggung jawab rumah tangga; dan bilamana mereka lalai melaksanakan tugas yang telah ditetapkan bagi mereka, maka mereka harus dipanggil untuk mempertang-gungjawab-kannya dan dituntut untuk melakukan hal itu. 16 MABJ 263.5
Akibat-akibat Disiplin yang Disertai Kemarahan dan Tidak Teratur. Bilamana anak-anak telah berbuat kesalahan, mereka sendiri merasa yakin akan kesalahan mereka dan merasa tertekan dan susah hati. Memarahi mereka atas segala kesalahan mereka itu sering akan menjadikan mereka keras kepala dan suka merahasiakan sesuatu. Seperti anak-anak kuda yang tidak terkendalikan, mereka kelihatannya bertekad untuk mengadakan persoalan, dan memarahi tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka. Orangtua harus berusaha mengalihkan pikiran mereka kepada saluran-saluran yang lainnya. MABJ 264.1
Tetapi yang menjadi kesulitan adalah, orangtua tidak seragam dalam bimbingan mereka, tetapi bertindak lebih mengikuti dorongan hati daripada mengikuti prinsip. Mereka dipenuhi oleh nafsu amarah dan tidak memberikan teladan di hadapan anak-anak mereka sebagaimana seharusnya dilakukan. Satu hari mereka biarkan begitu saja kesa-lahan-kesalahan anak-anak mereka itu, dan hari berikutnya mereka tidak menunjukkan kesabaran atau pengendalian diri. Mereka tidak mengikuti jalan Tuhan untuk berbuat keadilan dan kebenaran. Mereka sering lebih bersalah daripada anak-anak mereka. MABJ 264.2
Beberapa anak dengan segera akan melupakan satu kesalahan yang telah diperbuat kepada mereka oleh bapa dan ibu; tetapi anak-anak lain yang berbeda sifatnya tidak dapat melupakan hukuman yang kejam dan tidak masuk akal yang tidak seharusnya dikenakan kepada mereka. Dengan demikian jiwa mereka disakiti, dan pikiran mereka menjadi bingung. Ibu kehilangan kesempatannya untuk menanamkan prinsip-prinsip yang benar ke dalam pikiran anak itu, oleh sebab ia tidak mempertahankan pengendalian diri dan menunjukkan satu pikir- an yang seimbang di dalam pembawaan dan kata-katanya. 17 MABJ 264.3
Bersikaplah tenang, bebas dari kemarahan, sehingga mereka akan diyakinkan bahwa engkau mengasihi mereka, sekalipun engkau menghukum mereka. 18 MABJ 265.1
Kadang-kadang Bujukan Lebih Baik daripada Hukuman. Saya menaruh satu perhatian yang dalam terhadap bidang pekerjaan ini sehingga saya telah mengangkat anak-anak agar mereka dapat dididik pada jalan yang benar. Gantinya menghukum mereka pada waktu mereka berbuat kesalahan, saya membujuk mereka untuk berbuat yang oenar. Seorang dari antaranya mempunyai kebiasaan untuk berguling-guling di atas lantai jikalau ia tidak diizinkan mengikuti jalannya sendiri. Saya berkata kepadanya, “Jikalau engkau tidak marah sekali saja hari ini, maka paman White dan saya akan membawa kamu naik kereta kuda, dan kita akan menikmati satu hari yang menyenangkan di luar kota. Tetapi jikalau engkau berguling-guling lagi di atas lantai satu kali, maka kamu akan kehilangan hakmu atas kesempatan yang menyenangkan ini.” Saya bekerja dengan cara ini terhadap anak-anak ini, dan sekarang saya bersyukur bahwa saya mempunyai kesempatan untuk melaksanakan pekerjaan ini. 19 MABJ 265.2
Urus yang Salah dengan Segera, Bijaksana, dan Tegas. Pelanggaran harus dihukum. Perbuatan salah harus diperbaiki. Kejahatan yang terkandung di dalam hati seorang anak harus dihadapi dan dikalahkan oleh orangtua dan guru-guru. Kesalahan harus dihadapi segera dengan bijaksana, tegas dan pasti. Tidak suka diatur, kesukaan untuk memanjakan diri, bersikap acuh tak acuh terhadap perkara-perkara yang baka harus dihadapi dengan hati-hati. Kecuali kejahatan dihapuskan, jiwa akan hilang. Dan lebih dari hal ini: ia yang menyerahkan dirinya untuk mengikut ajakan Setan senantiasa berusaha untuk memperdayakan orang lain. Sejak tahun-tahun pertama dalam hidup anak-anak kita, kita harus berusaha untuk mengalahkan roh duniawi di dalam diri mereka. 20 MABJ 265.3
Rotan Kadang-kadang Perlu. Ibu boleh jadi bertanya, “Haruskah saya menghukum anak saya?” MABJ 265.4
Memukul anak boleh jadi diperlukan bilamana cara yang lain gagal, namun demikian jika masih dapat dihindarkan janganlah ia menggunakan rotan itu. Tetapi jikalau cara yang lebih halus ternyata tidak cukup, maka hukuman yang akan menuntun anak itu kepada pengertian haruslah dilaksanakan dalam kasih. Sering cara memperba- iki seperti itu cukup satu kali untuk seumur hidup, untuk menunjukkan kepada anak itu bahwa bukan ia yang memegang tali kendali. MABJ 265.5
Dan bilamana langkah seperti ini diperlukan, maka anak itu harus diberi dikesankan sungguh-sungguh dengan pemikiran bahwa hal ini dilakukan bukan untuk memuaskan orangtua, atau untuk menunjukkan kekuasaan yang sewenang-wenang, melainkan demi kebaikan anak itu sendiri. Ia harus diajar bahwa setiap kesalahan yang tidak diperbaiki akan mendatangkan ketidakbahagiaan kepada dirinya sendiri dan tidak menyenangkan kepada Allah. Di bawah disiplin seperti itu anak-anak akan mendapati kebahagiaan mereka yang terbesar di dalam menyerahkan kemauan mereka kepada kehendak Allah yang di surga. 21 MABJ 266.1
Sebagai Cara yang Terakhir. Sering sekali engkau akan menemukan bahwa jikalau engkau bertukar pikiran dengan mereka dengan manis budi, mereka tidak perlu dipukul. Dan cara seperti itu akan menuntun mereka untuk menaruh kepercayaan terhadap kamu. Mereka akan menjadikan engkau sebagai tempat untuk mengadukan persoalan mereka. Mereka akan datang kepadamu dan berkata, saya sudah berbuat salah hari ini, dan saya mohon agar kamu mengampuni saya dan memohon kepada Allah untuk mengampuni saya. Saya pernah menyaksikan kejadian-kejadian seperti ini, oleh sebab itu saya mengetahui.... Saya bersyukur karena saya mempunyai keberanian, bilamana mereka berbuat salah, untuk menghadapi mereka dengan tegas, untuk berdoa bersama dengan mereka, dan mempertahankan standar firman Allah di hadapan mereka. Saya merasa senang bahwa saya telah menunjukkan kepada mereka janji-janji yang telah ,diberikan kepada para pemenang, dan pahala yang ditawarkan kepada mereka yang setia. 22 MABJ 266.2
Jangan Sekali-kali Memberikan Pukulan yang Disertai Kemarahan. Jangan sekali-kali memberikan kepada anakmu satu pukulan yang disertai kemarahan, kecuali engkau menghendaki dia untuk belajar berkelahi dan bertengkar. Sebagai orangtua engkau berdiri di tempat Allah bagi anakmu, dan engkau harus waspada. 23 MABJ 266.3
Engkau boleh jadi harus menghukumnya dengan menggunakan rotan; hal ini kadang-kadang perlu, tetapi tunda pekerjaan untuk menyelesaikan persoalan itu sampai kamu telah menyelesaikan perka-ranya dengan dirimu sendiri. Tanyakan kepada dirimu, Sudahkah saya menyerahkan jalan dan kemauan saya kepada Allah? Sudahkah saya menempatkan diri saya di tempat di mana Allah dapat mengatur saya, agar saya beroleh hikmat, kesabaran, manis budi, dan kasih dalam menghadapi segala unsur-unsur kekerasan di dalam rumah tangga.? 24 MABJ 266.4
Amaran Terhadap Seorang Bapa yang Cepat Marah. Saudara L., sudahkah engkau memikirkan apakah artinya seorang anak, dan ke mana ia pergi? Anak-anakmu adalah anggota-anggota yang lebih muda dari keluarga Tuhan— saudara dan saudari yang telah dipercayakan ke bawah pengawasanmu oleh Tuhan untuk dididik dan dilatih bagi surga. Bilamana engkau memperlakukan mereka demikian kasarnya sebagaimana yang engkau sering lakukan, apakah engkau pernah memikirkan bahwa Allah akan meminta tanggung jawabanmu atas perlakuanmu itu? Engkau tidak boleh memperlakukan anakmu dengan kasar seperti itu. Seorang anak bukanlah seekor kuda atau seekor anjing untuk diperintah sesuai dengan kemauanmu yang kejam, atau untuk dikendalikan di dalam segala keadaan oleh sebatang tongkat atau cambuk, atau oleh pukulan-pukulan tangan. Beberapa orang anak begitu jahat dalam sifat mereka sehingga perlu dipukul tetapi sangat banyak anak-anak yang akan menjadi lebih buruk dengan cara disiplin seperti ini.... MABJ 267.1
Jangan sekali-kali angkat tanganmu untuk memukul mereka kecuali engkau dengan hati nurani yang bersih dapat bersujud di hadapan Allah dan meminta dari pada-Nya berkat atas pekerjaan memperbaiki yang akan kamu lakukan itu. Perkembangan kasih di dalam hati anak-anakmu itu. Tampilkan di hadapan mereka motif yang luhur dan benar untuk mengekang diri. Jangan berikan kesan kepada mereka bahwa mereka harus menyerah kepada pengendalian oleh karena itu adalah kemauanmu yang sewenang-wenang, oleh karena mereka lemah, dan engkau kuat, oleh sebab engkau adalah bapa, dan mereka adalah anak-anak. Jikalau engkau mau menghancurkan keluargamu, teruskanlah memerintah dengan cara yang kejam, dan engkau pun pasti akan berhasil. 25 MABJ 267.2
Jangan Sekali-kali Memukul Seorang Anak yang Bersalah. Orangtua belum memberikan pendidikan yang benar kepada anak- anak mereka. Sering mereka menunjukkan ketidaksempurnaan yang sama yang terlihat di dalam diri anak-anak mereka. Mereka makan dengan tidak sepatutnya dan ini membutuhkan tenaga saraf untuk kepentingan perut, dan mereka tidak mempunyai kekuatan untuk berkembang dalam jurusan yang lain. Mereka tidak dapat mengendalikan anak-anak mereka dengan sepatutnya oleh karena ketidaksabaran mereka sendiri; mereka juga tidak dapat mengajarkan kepada anak-anak jalan yang benar. Mungkin orangtua memperlakukan mereka dengan kasar dan memberikan kepada mereka satu pukulan yang disertai dengan sikap tidak sabar. Saya telah mengatakan bahwa memukul seorang anak dengan tiba-tiba akan memasukkan dua roh ke dalam, dan mengeluarkan satu. Jikalau seorang anak bersalah, memukul dia secara tiba-tiba hanya akan menjadikan dia lebih jahat. Hal itu tidak akan menaklukkan dia. 26 MABJ 267.3
Lebih Dulu Gunakan Pertimbangan dan Doa. Pertama-tama bertukar pikiranlah dengan anak-anakmu, dengan jelas tunjukkan kesalahan mereka, dan tanamkan dalam pikiran mereka bahwa mereka bukan saja telah berdosa terhadapmu, tetapi juga terhadap Allah. Dengan hati yang dipenuhi oleh belas kasihan dan kesedihan terhadap anak-anakmu yang bersalah itu, berdoalah bersama dengan mereka sebelum memperbaiki mereka. Barulah mereka akan melihat bahwa engkau tidak menghukum mereka oleh karena mereka telah menyusahkan engkau, atau oleh sebab engkau mau melampiaskan kemarahanmu terhadap diri mereka, melainkan oleh sebab tugas, demi kebaikan mereka; dan mereka pun akan mengasihi dan menghormati engkau. 27 MABJ 268.1
Doa itu dapat meninggalkan satu kesan di dalam pikiran mereka sehingga mereka akan melihat bahwa engkau tidaklah bertindak dengan cara yang tidak masuk akal. Dan jikalau anak-anak melihat bahwa engkau bukanlah orang yang tidak masuk akal, maka engkau telah memperoleh satu kemenangan yang besar. Ini adalah pekerjaan yang harus dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga kita pada zaman akhir. 28 MABJ 268.2
Keampuhan Doa dalam Satu Krisis Disiplin. Jangan mengancam mereka dengan murka Allah jikalau mereka berbuat salah, melainkan bahwa mereka di dalam doamu kepada Tuhan. 29 MABJ 268.3
Sebelum engkau memukul anakmu, maka jikalau engkau adalah seorang bapa atau ibu yang takut akan Tuhan, engkau akan menyata- kan kasihmu kepada anak yang bersalah itu. Sementara engkau bertelut di hadapan Allah bersama dengan anakmu, engkau akan menghadapkan kepada Penebus yang bersimpati itu kata-kata-Nya sendiri, “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya kerajaan Allah.” Markus 10:14. Doa seperti itu akan menurunkan malaikat-malaikat ke sisimu. Anakmu tidak akan melupakan pengalaman-pengalaman seperti ini, dan berkat-berkat Allah akan turun kepada pengajaran seperti itu, sambil menuntun dia kepada Tuhan. Bilamana anak-anak menyadari bahwa orangtua mereka sedang berusaha untuk menolong mereka, maka mereka akan mencurahkan tenaga mereka ke arah yang benar. 30 MABJ 268.4
Pengalaman-pengalaman Pribadi dalam Disiplin. Saya tidak pernah membiarkan anak-anak saya untuk berpikir bahwa mereka dapat menyusahkan pada masa kanak-kanak mereka. Saya juga memelihara anak-anak dari keluarga lain di dalam keluarga saya, tetapi saya tidak pernah membiarkan anak-anak itu berpikir bahwa mereka dapat menyusahkan ibu mereka. Tidak pernah saya membiarkan diri untuk mengucapkan sepatah kata yang kasar atau menjadi tidak sabar atau gusar terhadap anak-anak itu. Mereka tidak pernah berhasil menyebabkan jiwa saya satu kali pun, untuk menjadi marah. Bilamana rohku bergumul, atau bilamana saya merasa seperti akan menjadi gusar, saya berkata, “Anak-anak kita akan tunda hal ini; kita tidak akan memperbincangkannya lagi sekarang ini. Sebelum kita tidur, kita akan memperbincangkannya lagi, Dengan adanya kesempatan ini untuk berpikir-pikir, maka pada malam hari mereka sudah reda, dan saya pun dapat menghadapi mereka dengan mudah sekali.... MABJ 269.1
Ada satu jalan yang benar dan satu jalan yang salah. Saya tidak pernah mengenakan tangan saya kepada anak-anak saya. Sebelum saya berbicara dengan mereka; dan jikalau mereka menyesal, dan jikalau mereka melihat bahwa mereka salah (dan mereka selalu dapat menyadarinya bilamana saya menghadapkannya kepada mereka dan berdoa bersama mereka) dan jikalau mereka tunduk (dan mereka selalu berbuat demikian bilamana saya melakukan hal itu), maka saya pun sudah dapat mengendalikan mereka. Saya tidak pernah menemui keadaan yang sebaliknya. Bilamana saya berdoa dengan mereka, mereka akan menyesal, dan mereka akan memeluk leher saya sambil menangis.... MABJ 269.2
Dalam memperbaiki anak-anak saya, saya tidak pernah membiar- kan suara saya sekalipun berubah. Bilamana saya melihat sesuatu tidak beres, maka saya menunggu sampai “panas” itu berlalu, dan kemudian akan menghadapi mereka setelah mereka mempunyai kesempatan untuk berpikir-pikir dan merasa malu. Mereka akan merasa malu, jikalau saya memberikan kepada mereka satu atau dua jam untuk memikirkan hal ini. Saya selalu pergi dan berdoa. Saya tidak mau berbicara kepada mereka pada saat itu. MABJ 269.3
Setelah mereka dibiarkan sendirian untuk sementara waktu lama-nya, maka mereka akan datang kepada saya membicarakan tentang hal itu. “Baik”, saya akan katakan, “kita akan tunggu sampai malam.” Pada waktu itu kami akan berdoa, dan kemudian saya akan katakan kepada mereka bahwa mereka telah menyakiti jiwa mereka sendiri dan mendu-kakan Roh Allah dengan tindakan mereka yang salah itu. 31 MABJ 270.1
Ambil Waktu untuk Berdoa. Bilamana saya merasa marah dan tergoda untuk mengucapkan kata-kata untuk mana saya akan merasa malu, maka saya akan berdiam diri dan pergi dari ruangan itu dan memohon Allah untuk memberikan kepada saya kesabaran untuk mengajar anak-anak ini. Kemudian saya akan kembali dan berbicara dengan mereka mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak boleh melakukan kesalahan ini lagi. Kita bisa mengambil tempat dalam menghadapi hal ini demikian rupa sehingga kita tidak akan menyebabkan anak-anak itu menjadi marah. Kita harus berbicara dengan manis budi dan sabar, sambil mengingat bahwa kita juga pernah tersesat dan bagaimana kita ingin diperlakukan oleh Bapa kita yang di surga. MABJ 270.2
Ini adalah pelajaran-pelajaran yang harus dipelajari oleh orangtua, dan bilamana engkau telah mempelajari hal ini, maka engkau akan menjadi pelajar yang terbaik di dalam sekolah Tuhan, dan anak-anakmu akan menjadi anak-anak yang paling baik. Dengan jalan ini engkau akan dapat mengajar mereka untuk menghormati Allah dan memelihara hukum-Nya, oleh sebab engkau akan mempunyai pemerintahan yang baik terhadap mereka, dan dalam melakukan hal ini engkau sedang menurunkan kepada masyarakat anak-anak yang akan menjadi berkat kepada orang-orang yang ada di sekeliling mereka. Engkau sedang melayakkan mereka untuk menjadi orang-orang yang bekerja sama dengan Allah. 32 MABJ 270.3
Sukacita akan Mengikuti Pedihnya Disiplin. Jalan yang benar untuk menghadapi ujian bukanlah dengan berusaha menghindarkan diri dari ujian itu, melainkan dengan mengubahkannya. Hal ini berlaku bagi segala macam disiplin, bagi yang lebih muda demikian juga bagi yang lebih dewasa. Mengabaikan pendidikan anak-anak pada tahun-tahun permulaan hidupnya, dan dikuatkannya kecenderungan-kecenderungan yang salah sebagai akibatnya, menjadikan pendidikan masa depannya lebih sulit dan sering menjadikan disiplin itu sebagai satu proses yang menyakitkan. Sekalipun hal itu menyakitkan kepada keadaan manusia, menghalangi keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang lumrah, dan memang demikian adanya; akan tetapi kesakitan itu akan hilang lenyap di dalam kesukaan yang lebih tinggi. MABJ 270.4
Biarlah anak-anak dan orang muda diajar bahwa setiap kesalahan, kekeliruan, setiap kesulitan, yang dikalahkan, akan menjadi satu loncatan kepada perkara-perkara yang lebih baik dan lebih tinggi. Melalui pengalaman-pengalaman seperti itulah semua orang yang telah menjadikan hidup ini berarti telah memperoleh sukses. 33 MABJ 271.1
Ikuti Buku Petunjuk Ilahi. Orangtua yang mau membesarkan anak-anak mereka dengan sepatutnya membutuhkan hikmat dari surga agar dapat bertindak dengan bijaksana di dalam segala perkara yang berhubungan dengan disiplin rumah tangga. 34 MABJ 271.2
Kitab suci adalah satu petunjuk dalam mengurus anak-anak. Di dalamnya, jikalau orangtua menghendaki, mereka akan mendapati suatu cara yang telah digariskan untuk mendidik dan melatih anak-anak mereka, agar mereka tidak berbuat kesalahan.... Bilamana buku petunjuk ini diikuti, maka para orangtua, gantinya memanjakan anak-anak mereka dengan tidak terbatas, akan lebih sering menggunakan tongkat pemukul itu; gantinya menjadi buta terhadap kesalahan-kesalahan mereka, sifat-sifat mereka yang rusak itu, dan hanya melihat kebaikan-kebaikan mereka saja, maka mereka akan memiliki pandangan yang jelas dan akan memandang perkara-perkara ini dalam terang kitab suci. Mereka akan mengetahui bahwa mereka harus memerintah anak-anak mereka dalam jalan yang benar. 35 MABJ 271.3
Allah tidak dapat membawa pemberontak ke dalam surga; oleh sebab itu Ia menjadikan penurutan kepada hukum-hukum-Nya sebagai satu tuntutan yang istimewa. Para orangtua harus dengan tekun mengajarkan kepada anak-anak mereka tentang apa yang dikatakan Tuhan. Kemudian Allah akan menunjukkan kepada malaikat-malaikat dan kepada manusia bahwa Ia akan mendirikan sebuah benteng pelindung di sekeliling umat-Nya. 36 MABJ 271.4
Bagianmu dan Bagian Allah. Para orangtua, bilamana engkau dengan setia telah melaksanakan tugasmu, menurut segala kesanggupanmu, maka engkau dapat dalam iman memohon kepada Tuhan untuk melakukan apa yang tidak dapat kamu lakukan bagi anak-anakmu. 37 MABJ 272.1
Setelah engkau melakukan tugasmu dengan setia kepada anak-anak kemudian bawalah mereka kepada Allah dan minta Dia menolong kamu. Katakan kepada-Nya bahwa engkau telah melakukan bagianmu, dan kemudian dalam iman mintalah agar Allah melakukan bagian-Nya, yang tidak dapat engkau lakukan. Minta Dia melembutkan pembawaan mereka, untuk menjadikan mereka halus dan lemah lembut oleh Roh Kudus-Nya. Ia akan merasa senang menjawab doamu. Melalui Sabda-Nya Ia telah memerintahkan kepadamu untuk memperbaiki anak-anakmu, untuk “tidak membiarkan mereka oleh karena tangisan mereka,” dan firman-Nya harus diperhatikan dalam segala perkara ini. 38 MABJ 272.2