Membina Anak yang Bertanggung Jawab

43/84

PASAL 42—Waktu untuk Memulai Disiplin

Anak-anak yang Tidak Menurut adalah Suatu Tanda Zaman Akhir. Salah satu tanda dari “zaman akhir” adalah anak-anak yang tidak menurut kepada orangtua mereka. Dan apakah orangtua menyadari tanggung jawab mereka? Banyak orangtua tampaknya kehilangan pandangan akan pengawasan yang teliti yang mereka harus selalu berikan terhadap anak-anak mereka, dan membiarkan mereka memanjakan diri dalam nafsu yang jahat dan tidak menurut kepada mereka. 1 MABJ 241.1

Anak-anak adalah pusaka dari Tuhan, dan kecuali orangtua memberikan kepada mereka suatu pendidikan yang akan menyanggupkan mereka untuk memeli- hara jalan Tuhan, maka mereka akan mengabaikan tugas yang khidmat itu. Bukanlah kehendak atau maksud Tuhan bahwa anak-anak itu akan menjadi kasar, tidak sopan, tidak menurut, tidak tahu berterima kasih, tidak suci, keras kepala, sombong, menyukai kepelesiran lebih daripada menyukai Allah. Kitab suci mengatakan bahwa keadaan masyarakat seperti ini akan menjadi satu tanda zaman akhir. 2 MABJ 241.2

Orangtua yang Suka Memanjakan Tidak Layak untuk Peraturan Surga. Di dalam surga ada keteraturan yang sempurna, keserasian dan keselarasan yang sempurna. Jikalau orangtua lalai untuk menjadikan anak-anak mereka tunduk kepada wewenang yang patut di dunia ini, bagaimanakah mereka dapat mengharapkan bahwa mereka akan dapat dianggap layak untuk hidup bersama dengan malaikat-malaikat suci di dalam satu dunia yang penuh damai dan keserasian? 3 MABJ 242.1

Mereka yang tidak menghormati peraturan atau disiplin di dalam hidup ini tidak akan menghormati peraturan yang dijalankan di surga. Mereka tidak akan pernah dapat diizinkan masuk ke dalam surga, oleh karena semua orang yang layak untuk masuk ke dalam surga akan menyukai peraturan dan menghormati disiplin. Tabiat yang dibentuk di dalam dunia ini akan menentukan nasib untuk masa yang akan datang. Bilamana Tuhan datang, Ia tidak akan mengubahkan tabiat siapa pun juga.... Orangtua seharusnya jangan mengabaikan tugas yang menjadi bagian mereka untuk menguntungkan anak-anak mereka. Mereka harus mendidik anak-anak mereka sehingga mereka dapat menjadi satu berkat kepada masyarakat di dunia ini dan dapat menuai pahala hidup kekal di dunia yang akan datang. 4 MABJ 242.2

Kapan Disiplin Harus Dimulai. Pada saat seorang anak mulai memilih kemauan dan jalannya, pada saat itulah pendidikannya dalam hal disiplin harus dimulai. Hal ini bisa disebut sebagai satu pendidikan yang tidak disadari. Pada saat itulah, di mana satu pekerjaan, secara sadar dan berkuasa, harus dimulai. Beban yang terbesar dari pekerjaan ini terletak di atas bahu ibu. Dialah yang memberikan pengawasan yang pertama kepada anak itu, dan ia harus meletakkan dasar dari satu pendidikan yang akan menolong anak itu untuk memperkembangkan satu tabiat yang kuat dan serasi.... MABJ 242.3

Sering anak-anak bayi sekalipun menunjukkan satu kemauan yang keras. Jikalau hal ini tidak ditaklukkan ke bawah satu wewenang yang lebih bijaksana daripada keinginan anak yang tidak terlatih itu, maka setan akan menguasai pikiran dan membentuk kecenderungan yang sesuai dengan kemauannya. 5 MABJ 242.4

Mengabaikan pekerjaan mendisiplin dan mendidik sampai satu kecenderungan yang rusak dikuatkan berarti orangtua melakukan satu kesalahan yang paling gawat terhadap anak-anak itu; oleh karena mereka akan bertumbuh dengan sifat mementingkan diri, kejam dan tidak disenangi. Mereka tidak dapat menikmati persahabatan mereka lebih baik daripada orang yang lainnya; oleh sebab itu mereka akan selalu dipenuhi oleh ketidakpuasan. Pekerjaan ibu harus mulai pada tahun-tahun pertama hidup seorang anak, yang berarti tidak memberikan kesempatan bagi setan untuk menguasai pikiran dan kecenderungan-kecenderungan anak-anak mereka yang masih kecil itu. 6 MABJ 243.1

Cegah Pemunculan Pertama Kejahatan. Para orangtua, engkau harus memulai pelajaran pertama tentang disiplin pada waktu anak-anakmu itu masih bayi dalam pangkuanmu. Ajar mereka untuk menyerahkan kemauan mereka kepada kemauan-mu. Hal ini dapat dilakukan dengan lemah lembut sambil mengatakan sikap yang tegas. Orangtua harus dapat mengendalikan dengan sepenuhnya akan roh mereka sendiri dan, dengan lemah lembut tetapi tegas, menaklukkan kemauan anak itu sehingga dia tidak akan mengharapkan sesuatu yang lain kecuali menyerah kepada kemauan mereka. MABJ 243.2

Orangtua, engkau belum memulainya tepat pada waktunya. Pemunculan pertama dari nafsu amarah tidak ditaklukkan, dan anak-anak itu menjadi keras kepala, yang akan makin bertambah-tambah dengan bertumbuhnya mereka dan menjadi semakin kuat. 7 MABJ 243.3

ldquo;Terlalu Muda untuk Dihukum?” Eli tidak mengurus keluarganya sesuai dengan peraturan Allah bagi pemerintahan keluarga. Ia mengikuti pertimbangannya sendiri. Bapa yang suka memanjakan itu mengabaikan kesalahan dan dosa-dosa anak-anaknya pada masa kecil mereka, sambil menghibur dirinya dengan mengatakan bahwa pada satu waktu mereka dengan sendirinya akan dapat mengalahkan kecenderungan-kecenderungan mereka yang jahat. Sekarang ini banyak orang yang sedang melakukan kesalahan yang sama. Mereka merasa bahwa mereka mengetahui satu jalan yang lebih baik untuk mendidik anak-anak mereka daripada apa yang telah diberikan Allah di dalam Firman-Nya. Mereka menguatkan kecenderungan-kecenderungan yang salah di dalam diri mereka, sambil mengemukakan dalih, “Mereka itu terlalu muda untuk dihukum. Tunggu sampai mereka lebih dewasa dan dapat diajak bertukar pikiran.” Dengan demikian kebiasaan-kebiasaan yang salah dibiarkan menjadi lebih kuat hingga semuanya itu menjadi dirinya yang kedua. Anak-anak bertumbuh tanpa kekang. Dengan tabiat yang akan menjadi kutuk seumur hidup mereka dan cenderung akan dihasilkan kembali di dalam diri orang lain. MABJ 243.4

Tidak ada kutuk yang lebih besar terhadap rumah tangga selain dari membiarkan anak muda mengikuti jalan mereka sendiri. Bilamana orangtua memenuhi segala keinginan anak-anak mereka dan memanjakan mereka di dalam hal-hal yang mereka tahu tidak akan menjadi kebaikan bagi anak-anak itu, maka dengan segera anak-anak itu akan kehilangan rasa hormat bagi orangtua mereka, kehilangan segala hormat terhadap wewenang Allah atau manusia, dan dituntun menjadi tawanan kemauan Setan. 8 MABJ 244.1

Dahulukan Pendidikan Rumah Tangga Melebihi Urusan-urusan Lainnya. Banyak orang yang menunjuk kepada anak-anak dari para pemimpin agama, guru-guru dan orang-orang lainnya yang terkenal oleh karena pengetahuan dan kesalehan mereka, sambil mengatakan bahwa jikalau orang-orang tersebut, dengan segala keuntungannya yang lebih besar, gagal dalam pemerintahan keluarga mereka, maka orang-orang yang berada dalam keadaan yang kurang menguntungkan tidak perlu berharap akan berhasil. Pertanyaan yang harus dijawab adalah, “Sudahkah orang-orang itu memberikan kepada anak-anak mereka apa yang menjadi hak mereka—teladan yang baik, pengajaran yang setia, dan pengekangan yang sepatutnya?” Dengan melalaikan hal-hal yang perlu ini, di mana orangtua seperti itu memberikan kepada masyarakat anak-anak yang tidak seimbang dalam pikiran, tidak sabar terhadap pengendalian, dan bodoh dalam tugas-tugas yang praktis dalam hidup. Di dalam hal ini mereka sedang merusakkan dunia ini dengan cara yang melebihi segala kebajikan yang dapat dilaksanakan oleh usaha mereka. Anak-anak itu menurunkan tabiat mereka yang rusak itu sebagai satu warisan kepada keturunan mereka, dan pada saat yang sama teladan dan pengaruh mereka yang jahat itu akan merusak masyarakat dan mengacaukan jemaat. Kita tidak bisa beranggapan bahwa seseorang, bagaimanapun besarnya kesanggupan dan kegunaannya, sedang memberikan pelayanan yang terbaik kepada Allah dan kepada dunia ini sementara waktunya itu digunakan untuk hal-hal yang lain, dengan mengabaikan anak-anak mereka sendiri. 9 MABJ 244.2

Kerja Sama Surga Dijanjikan. Allah akan memberkati satu disiplin yang baik dan benar. Tetapi “tanpa Aku,” kata Yesus, “engkau tidak dapat berbuat sesuatu.” Penghuni surga tidak dapat bekerja sama dengan bapa dan ibu yang lalai untuk mendidik anak-anak mereka, yang membiarkan Setan mengendalikan anak-anak bayi yang masih kecil itu, sebagai satu alat yang dengannya ia dapat bekerja melawan pekerjaan Roh Tuhan. 10 MABJ 245.1