Kisah Para Rasul
Bab 57—Wahyu
Pada zaman rasul-rasul orang-orang Kristen yang percaya dipenuhi dengan kesungguh-sungguhan dan kegairahan. Begitu giat mereka bekerja bagi Tuhannya sehingga dalam waktu yang sangat singkat, meskipun menghadapi pertentangan yang hebat, Injil kerajaan itu diku-mandangkan ke seluruh bagian dunia yang didiami. Semangat yang dinyatakan pada waktu ini oleh pengikut-pengikut Yesus telah dicatat oleh pena ilham untuk memberanikan orang-orang percaya pada segala zaman. Tentang sidang di Efesus yang digunakan oleh Tuhan Yesus sebagai lambang segenap gereja Kristen pada zaman rasul-rasul, Saksi yang setia dan benar mengatakan: KR 487.1
“Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payah maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka, yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.” Wahyu 2:2, 3. KR 487.2
Pada mulanya pengalaman sidang di Efesus ditandai dengan keseder-hanaan dan semangat seperti anak-anak. Orang-orang percaya berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mentaati setiap sabda Allah, dan kehi-dupan mereka menyatakan kasih yang sungguh-sungguh dan tulus hati kepada Kristus. Mereka bersuka melakukan kehendak Allah sebab Ju-ruselamat ada dalam hati mereka sebagai tempat tinggal yang tetap. Dipenuhi dengan kasih untuk Juruselamat mereka, tujuan mereka yang tertinggi ialah memenangkan jiwa-jiwa kepada-Nya. Mereka tidak berpikir untuk menimbun harta yang berharga dari anugerah Kristus. Mereka merasa pentingnya panggilan mereka; dan dipenuhi dengan pekabaran itu, “Damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya,” mereka terbakar dengan kerinduan untuk membawa kabar kesukaan dari keselamatan sampai kepada dunia yang paling jauh. Dan dunia mengetahui bahwa mereka telah bersama-sama dengan Yesus. Orang-orang yang berdosa, bertobat, diampuni, dibersihkan, dan disucikan, dibawa ke dalam persekutuan dengan Allah melalui Anak-Nya. KR 487.3
Anggota-anggota sidang bersatu dalam perasaan dan perbuatan. Kasih akan Allah adalah mata rantai keemasan yang mengikat mereka bersamasama. Mereka mengikuti terus untuk mengenal Tuhan lebih dan lebih sempuma lagi, dan dalam kehidupan mereka dinyatakan kesukaan dan damai Kristus. Mereka mengunjungi orang-orang yang tak berayah dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga diri sendiri tidak ternoda dengan dunia, menyadari bahwa kegagalan untuk melakukan hal ini akan menjadi suatu pertentangan kepada pengakuan mereka dan suatu penyangkalan akan Penebus mereka. KR 488.1
Di setiap kota pekerjaan berjalan terus. Jiwa-jiwa ditobatkan, sebaliknya yang merasa harus menceritakan tentang harta yang tak ternilai yang telah mereka terima itu. Mereka tidak dapat berhenti sampai terang yang menerangi pikiran mereka bercahaya kepada orang-orang lain. Orang banyak yang tidak percaya dijadikan berkenalan dengan alasan-alasan pengharapan Kristen. Seruan-seruan pribadi yang hdiilhamkan dijadikan kepada orang yang bersalah, orang buangan, dan kepada mereka yang, meskipun mengaku mengetahui kebenaran, adalah penggemar akan kepelesiran lebih dari penggemar akan Allah. KR 488.2
Tetapi sesudah suatu waktu semangat orang-orang percaya mulai berkurang, dan kasih mereka akan Allah dan untuk satu kepada yang lain berkurang-kurang. Kesejukan mulai masuk ke dalam sidang. Beberapa orang melupakan cara yang ajaib dalam mana mereka telah menerima kebenaran. Satu persatu pembawa-pembawa panji yang tua itu jatuh pada tempat tugas mereka. Beberapa dari pekerja-pekerja yang lebih muda, yang dapat sama-sama menanggung beban dari perintis-perintis ini, yang telah disediakan untuk kepemimpinan yang bijaksana dengan demikian, telah menjadi lelah karena kebenaran yang sering diulang-ulangi. Dalam keinginan mereka untuk sesuatu yang baru dan menarik hati, mereka mencoba mengusulkan doktrin yang baru, lebih menyenangkan kepada banyak pikiran, tetapi tidak sesuai dengan prinsip dasar Injil. Dalam kepercayaan mereka kepada diri sendiri dan kebutaan rohani mereka tidak melihat bahwa cara berpikir yang menyesatkan ini akan menyebabkan banyak orang menanyakan pengalaman-pengalaman pada masa yang lampau, dan dengan demikian akan memimpin kepada kekacauan dan kurang percaya. KR 488.3
Sedangkan doktrin-doktrin yang palsu ini dianjurkan, perbedaan-per-bedaan timbul, dan mata banyak orang dibalikkan dari memandang kepada Yesus yang mengadakan dan menyempurnakan iman mereka. Perbincangan tentang doktrin yang kurang penting itu, dan renungan tentang cerita-cerita perumpamaan hasil ciptaan manusia, mengisi waktu yang harus dipergunakan dalam mengabarkan Injil. Orang banyak yang harus diyakinkan dan diubahkan oleh penyajian yang setia akan ke-benaran ditinggalkan tanpa amaran. Kesalehan dengan cepat menurun, dan Setan tampaknya hampir akan mendapat kekuasaan atas mereka yang mengaku pengikut-pengikut Kristus. KR 489.1
Adalah pada waktu yang genting dalam sejarah gereja di mana Yohanes diputuskan untuk pembuangan. Tidak pernah suaranya diperlukan oleh sidang seperti sekarang. Hampir semua teman sekerjanya yang dulu dalam pelayanan telah menderita mati syahid. Orang-orang percaya yang lagi tinggal sedang menemui pertentangan yang hebat. Pada pemandangan secara luar, hari itu tidak jauh lagi bila musuh-musuh sidang Kristus akan menang. KR 489.2
Tetapi tangan Tuhan sedang bergerak dengan tidak kelihatan dalam kegelapan. Dalam pemeliharaan Allah, Yohanes ditempatkan di mana Kristus dapat memberikan kepadanya suatu wahyu yang mengherankan tentang diri-Nya sendiri dan tentang kebenaran Ilahi untuk menerangi sidang-sidang. KR 489.3
Dalam mengasingkan Yohanes, musuh-musuh kebenaran telah meng-harap untuk mendiamkan selama-lamanya suara saksi Allah yang setia; tetapi di Pulau Patmos murid itu menerima pekabaran, yang pengaruhnya diteruskan untuk menguatkan sidang sampai akhir zaman. Meskipun tidak dibebaskan dari tanggung jawab perbuatan mereka yang salah, mereka yang membuang Yohanes menjadi alat dalam tangan Allah untuk menjalankan maksud surga; dan usaha yang sungguh-sungguh untuk memusnahkan terang kebenaran yang diletakkan dalam pertolongan yang berani. KR 489.4
Adalah pada hari Sabat Tuhan kemuliaan kelihatan kepada rasul yang dibuang itu. Hari Sabat dipelihara dengan sucinya oleh Yohanes di Pulau Patmos seperti ketika ia berkhotbah kepada orang banyak di kota-kota Yudea. Ia menuntut sebagai miliknya sendiri janji-janji yang berharga yang teleh diberikan mengenai hari itu. “Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh,” Yohanes menulis, “dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala, katanya: “Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini.... Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas. Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia.” Wahyu 1:10-13. KR 490.1
Murid yang kekasih sangat disayangi. Ia telah melihat Tuhannya di Getsemani, wajah-Nya ditandai dengan tetesan darah penderitaan, “begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi.” Yesaya 52:14. Ia telah melihat Dia di tangan serdadu-serdadu Roma, dipakaikan dengan jubah ungu yang tua dan dimahkotai dengan duri. Ia telah melihat Dia tergantung di salib di Kalvari, menjadi sasaran penghinaan dan siksaan yang kejam. Sekarang Yohanes sekali lagi diizinkan untuk melihat Tuhannya. Tetapi betapa berbeda wajah-Nya. Ia bukan lagi Manusia yang menanggung kesusahan, dihina dan direndahkan oleh manusia. Ia berjubahkan kemuliaan surga. “Kepala dan rambut-Nya” “bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api. Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian.” Wahyu 1:10, 15. Suara-Nya adalah bagaikan musik dari banyak air. Wajah-Nya bercahaya seperti matahari. Dalam tangan-Nya ada tujuh bintang, dan dari mulut-Nya keluarlah suatu pedang bermata dua yang tajam, suatu lambang dari kuasa firman-Nya. Patmos dijadikan gilang-gemilang dengan kemuliaan Tuhan yang telah bangkit. KR 490.2
“Ketika aku melihat Dia,” Yohanes menulis, “tersungkurlah aku di de-pan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata, Jangan takut.” Ayat 17. KR 491.1
Yohanes dikuatkan untuk hidup di hadapan Tuhannya yang dipermuliakan. Kemudian di hadapan pemandangannya yang ajaib terbukalah kemuliaan surga. Ia diizinkan melihat takhta Allah dan, memandang di seberang pertentangan dunia, memandang orang banyak yang berjubah putih dari orang-orang tebusan. Ia mendengar musik dari malalkat-malaikat surga dan nyanyian kemenangan dari mereka yang telah menang oleh darah Anak Domba dan perkataan kesaksian mereka. Dalam wahyu yang diberikan kepadanya sudah dipaparkan pemandangan berturut-turut dari minat yang mengharukan dalam pengalaman umat Allah, dan sejarah sidang yang telah diramalkan sampai kepada berakhirnya waktu. Dalam gambaran-gambaran dan simbol-simbol, mata pelajaran yang sangat penting dikemukakan kepada Yohanes, yang ia harus catat, supaya umat Allah yang hidup pada zaman ini dan pada abad-abad yang akan datang boleh mempunyai pengertian yang cerdas tentang bahaya dan pertentangan di hadapan mereka. KR 491.2
Wahyu ini diberikan untuk petunjuk dan penghiburan sidang sepanjang babak Kristen. Tetapi guru-guru agama telah menyatakan bahwa itu adalah suatu buku yang disegel dan rahasianya tidak dapat diterangkan. Sebab itu banyak orang telah berbalik dari catatan nubuatan, enggan untuk mencurahkan waktu dan pelajaran pada rahasia-rahasianya. Tetapi Allah tidak mengingini umat-Nya untuk menganggap buku itu demikian. Inilah “wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi.” “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.” Ayat 1, 3. “Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis dalam kitab ini. Dan jika seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis dalam kitab ini. Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: Ya, Aku datang segera.” Wahyu 22:18-20. KR 491.3
Dalam Wahyu digambarkan perkara-perkara Allah yang dalam. Nama yang diberikan kepada halaman-halamannya yang diilhamkan, “Wahyu,” bertentangan dengan sebutan bahwa inilah buku yang disegel. Suatu wahyu adalah sesuatu yang dinyatakan. Tuhan Sendiri menyatakannya kepada hamba-Nya rahasia-rahasia yang terdapat dalam buku ini, dan Ia merencanakan bahwa hal itu akan terbuka kepada pelajaran semua orang. Kebenaran-kebenarannya dialamatkan kepada mereka yang hidup pada hari-hari yang terakhir dari sejarah dunia, sama seperti mereka yang hidup pada hari-hari Yohanes. Beberapa dari pemandangan yang digambarkan dalam nubuatan ini adalah pada masa yang silam, beberapa sedang berlaku sekarang; beberapa membawa kepada pemandangan berakhirnya pertentangan yang besar antara kuasa kegelapan dan Putra Surga, dan beberapa menyatakan kemenangan dan kesukaan dari orangorang tebusan dalam dunia yang dijadikan baru. KR 492.1
Jangan seorang pun memikirkan, sebab mereka tak dapat menerangkan arti tiap-tiap simbol dalam buku Wahyu, bahwa hal itu tidak bermanfaat bagi mereka untuk menyelidiki buku ini dalam suatu usaha untuk mengetahui arti kebenaran yang terdapat di dalamnya. Seorang yang menyatakan rahasia-rahasia ini kepada Yohanes akan memberikan kepada penyelidik yang rajin suatu kenikmatan atas kebenaran perkaraperkara surga. Mereka yang hatinya terbuka kepada penerimaan akan kebenaran disanggupkan untuk mengerti pengajarannya, dan akan diberi berkat yang dijanjikan kepada mereka yang “mendengarkan kata-kata nubuat ini dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya.” KR 492.2
Dalam buku Wahyu segala buku Kitab Suci bertemu dan berakhir. Di sinilah promosi tentang buku Daniel. Yang satu adalah nubuatan; yang lain adalah wahyu. Buku yang disegel bukan buku Wahyu, tetapi sebagian nubuatan Daniel yang menceritakan hari yang terakhir. Malaikat itu memberikan perintah “Tetapi engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah kitab itu sampai akhir zaman.” Daniel 12:4. KR 492.3
Adalah Kristus yang memerintahkan kepadanya untuk mencatat suatu yang harus dibukakan di hadapannya. “Apa yang engkau lihat, tuliskanlah dalam sebuah kitab,” Ia memerintahkan, “dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia.” “Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya.... Karena itu tuliskanlah apa yang telah kau lihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini. Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat.” Wahyu 1:11, 18-20. KR 492.4
Nama ketujuh sidang itu adalah simbol sidang dalam jangka waktu yang berbeda-beda dari Mazhab Kristen. Angka 7 menyatakan kesempurnaan, dan adalah lambang dari kenyataan bahwa pekabaran meluas sampai kepada akhir zaman, sedangkan simbol yang digunakan menya-takan keadaan sidang pada jangka waktu yang berbeda-beda dari sejarah dunia ini. KR 493.1
Kristus dikatakan seperti berjalan-jalan di tengah-tengah kaki dian emas. Dengan demikian perhubungan-Nya dengan sidang-Nya dilambangkan. Ialah perhubungan yang tetap dengan umat-Nya. Ia mengetahui keadaan mereka yang sebenarnya. Ia mengamat-amati peraturan mereka, kesalahan mereka, pengabdian mereka. Meskipun Ia adalah imam besar dan pengantara dalam bait suci di atas, namun Ia digambarkan sebagai berjalan-jalan kian ke mari di tengah-tengah sidang-sidang-Nya di dunia ini. Dengan kebangunan yang tak mengenal jerih lelah dan kewaspadaan yang tak kunjung padam, Ia melihat apakah terang penjaga-Nya menyala atau sedang padam. Jika kandil itu ditinggalkan kepada pemeliharaan manusia saja, nyala api yang berkelip-kelip itu akan redup dan mati; tetapi Ia adalah Penjaga yang benar dalam rumah Tuhan, kepala yang benar dari istana-istana surga. Penjagaan-Nya yang terus-menerus dan rahmat-Nya yang memelihara adalah sumber kehidupan dan terang. KR 493.2
Kristus dilambangkan sebagai memegang ketujuh bintang pada tangan kanan-Nya. Ini memastikan kepada kita bahwa tak ada sidang yang setia kepada kepercayaannya perlu takut akan sia-sia, karena tidak ada suatu bintang yang mempunyai penjagaan Yang Mahakuasa dapat dipetik dari tangan Kristus. KR 493.3
“Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya.” Wahyu 2:1. Perkataan ini diucapkan kepada guru-guru di dalam sidang—mereka yang dipercayakan oleh Allah dengan tanggung jawab yang berat. Pengaruh-pengaruh yang manis yang harus berlimpahlimpah dalam sidang dihubungkan dengan pendeta-pendeta Allah, yang harus menyatakan kasih Kristus. Bintang-bintang di langit adalah di bawah pengendalian-Nya. Ia memenuhi mereka dengan terang. Ia menuntun dan mengendalikan pergerakan-pergerakan mereka. Jika Ia tidak melakukan hal ini, mereka akan menjadi bintang-bintang yang jatuh. Demikianlah dengan pendeta-pendeta-Nya. Mereka adalah alatalat pada tangan-Nya, dan segala kebaikan yang mereka lakukan dikerjakan oleh kuasa-Nya. Melalui mereka terang-Nya harus bersinar. Juruselamat menjadi efisiensi mereka. Jika mereka memandang kepada-Nya sebagaimana mereka memandang kepada Bapa, mereka akan disanggupkan melakukan pekerjaan-Nya. Sementara mereka menjadikan Allah tempat bergantung mereka, Ia akan memberikan kepada mereka kecemerlangan-Nya untuk membiaskan kepada dunia. KR 493.4
Mula-mula dalam sejarah gereja rahasia kejahatan yang memulai pekerjaannya yang jahat diramalkan oleh rasul Paulus; dan sementara guru-guru palsu tentang siapa Petrus telah mengamarkan orang-orang percaya, mendesakkan kemurtadan mereka, banyak yang terjerat oleh ajaran-ajaran palsu. Beberapa orang terserandung di bawah ujian dan dicobai untuk mengorbankan iman itu. Pada saat Yohanes diberi wahyu ini, banyak orang yang telah kehilangan kasih mereka yang mula-mula akan Injil kebenaran. Tetapi dalam kemurahan-Nya Allah tidak membiarkan sidang untuk terus-menerus dalam keadaan yang murtad. Dalam suatu pekabaran kelemahlembutan yang tak terbatas Ia mengatakan kasih-Nya bagi mereka dan kehendak-Nya bahwa mereka harus mengadakan pekerjaan yang pasti untuk kekekalan. “Sebab itu ingatlah,” Ia memohon, “berapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan.” Ayat 5. KR 494.1
Sidang itu berkekurangan dan perlu teguran dan hukuman yang keras, dan Yohanes diilhamkan untuk mencatat pekabaran amaran tentang teguran dan permohonan kepada mereka yang, kehilangan pandangan akan prinsip dasar dari Injil, harus membahayakan pengharapan mereka akan keselamatan. Tetapi selama perkataan-perkataan omelan yang Allah anggap perlu dikirimkan, diucapkan dalam kasih yang lemah lembut dan dengan janji damai kepada setiap orang yang bertobat. “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk,” Tuhan menjelaskan, “jika ada orang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku akan makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” Wahyu 3:20. KR 494.2
Dan dengan mereka yang di tengah-tengah pergumulan harus mem-pertahankan iman mereka kepada Allah, nabi itu diberi perkataan pujian dan perjanjian: “Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah mem-buka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.” “Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi. ” “Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati.” “Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu.” Ayat 8, 10, 2, 11. KR 495.1
Adalah melalui seorang yang menyatakan diri sendiri sebagai “saudara dan sekutumu dalam kesusahan” (Wahyu 1:9), Kristus menyatakan kepada sidang-Nya perkara-perkara yang harus mereka derita karena nama-Nya. Melihat melalui abad-abad kegelapan dan takhyul yang berkepanjangan, orang buangan yang sudah tua itu melihat orang banyak menderita mati syahid karena kasih mereka akan kebenaran. Tetapi ia melihat juga bahwa Ia yang menolong saksi-saksi-Nya yang mula-mula tidak akan meninggalkan pengikut-pengikut-Nya yang setia selama abad-abad penganiayaan yang mereka harus lalui sebelum berakhirnya masa. “Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita!” Tuhan menjelaskan, “Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan: . . . Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.” Wahyu 2:10. KR 495.2
Dan kepada semua orang yang setia yang sedang bergumul melawan kejahatan, Yohanes mendengar janji-janji yang diadakan: “Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada dalam Taman Firdaus Allah.” “Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.” “Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya,” Ayat 7; 3:5, 21. KR 495.3
Yohanes melihat kemurahan, kelemahlembutan dan kasih Allah ber-campur dengan kesucian, keadilan dan kuasa-Nya. la melihat orangorang berdosa mendapatkan seorang Bapa yang kepada-Nya dosa mereka telah menakutkan mereka. Dan memandang kepada memuncaknya pergumulan yang besar, ia memandang ke atas Sion “orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu.... Pada mereka adalah kecapi Allah,” dan menyanyikan, “nyanyian Musa” dan Anak Domba. Wahyu 15:2, 3. KR 496.1
Juruselamat digambarkan di bawah simbol “singa dari suku Yehuda” dan “Anak Domba seperti yang disembelih” di hadapan Yohanes.” Wahyu 5:5, 6. Simbol-simbol itu menggambarkan persatuan kuasa yang mahakuasa dan kasih yang mengorbankan diri sendiri. Singa dari Yehuda, begitu ngeri kepada penolak-penolak kemurahan-Nya, akan menjadi Domba Allah kepada orang-orang yang menurut dan setia. Tiang api yang mengungkapkan kengerian dan kemarahan kepada pelanggar hukum Allah adalah tanda terang dan kemurahan dan kelepasan kepada mereka yang telah menurut hukum-hukum-Nya. Lengan yang kuat untuk memukul orang yang memberontak akan kuat juga untuk melepaskan orang yang setia. Setiap orang yang percaya akan diselamatkan, “Dan la akan menyuruh ke luar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orangorang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu kepada ujung langit yang lain.” Matius 24:31. KR 496.2
Dalam perbandingan dengan orang yang berjuta-juta di bumi ini, umat Allah akan jadi, sebagaimana mereka telah jadi, sekawan domba yang kecil; tetapi bila mereka berdiri di atas kebenaran sebagaimana yang dinyatakan dalam firman-Nya, Allah akan menjadi perlindungan mereka. Mereka berdiri di bawah perisai yang luas dari Yang Mahakuasa. Allah selamanya menjadi bagian yang terbesar. Bila bunyi terompet yang terakhir akan menembus rumah penjara dari orang-orang mati, dan orang-orang benar akan ke luar dengan kemenangan, seraya berseru, “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” (1 Korintus 15:55)~berdiri kemudian dengan Allah, dengan Kristus, dengan malaikat-malaikat-Nya, dan dengan semuanya yang setia dan benar pada segala zaman, anak-anak Allah akan bergabung dalam kelompok terbesar itu. KR 496.3
Murid-murid Kristus yang benar mengikuti Dia melalui pertentangan yang berat, tahan menderita dan mengalami kekecewaan yang pahit; tetapi hal ini mengajarkan kepada mereka kesalahan dan bencana dosa, dan mereka terpimpin untuk memandang hal itu dengan kejijikan. Mengambil bagian dari penderitaan Kristus, mereka ditentukan untuk mengambil bagian dari kemuliaan-Nya. Dalam penglihatan yang suci nabi melihat kemenangan terakhir dari sidang Allah yang sisa. Ia menulis: KR 497.1
“Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi laut kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu.... Pada mereka ada kecapi Allah. Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!” Wahyu 15:2, 3. KR 497.2
“Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.” Wahyu 14:1. Dalam dunia ini pikiran mereka dipusatkan kepada Allah; mereka melayani Dia dengan kecerdasan dan dengan hati mereka; dan sekarang ia dapat menempatkan nama-Nya “pada dahi mereka.” “Dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.” Wahyu 22:5. Mereka tidak masuk dan ke luar seperti mereka yang memohonkan suatu tempat. Mereka adalah dari bilangan itu kepada siapa Kristus mengatakan, “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu, sejak dunia dijadikan.” Ia menyambut mereka sebagai anak-anak-Nya, sambil mengatakan, “Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar.” Matius 25:34, 21. KR 497.3
“Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban- korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.” Wahyu 14:4. Khayal nabi itu menggambarkan mereka seperti berdiri pada bukit Sion, berikatkan untuk pelayanan yang suci, mengenakan kain linen yang putih, yang menjadi kebenaran orang-orang suci. Tetapi semua orang yang mengikuti Anak Domba di surga harus lebih dulu mengikuti Dia di dunia ini, bukan dengan bertingkah atau berubah-ubah, melainkan dalam penurutan yang setia dan mengasihi sebagai kawanan domba mengikuti gembala itu. KR 497.4
“Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta: . . . dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain daripada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.... Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.” Ayat 2-5. KR 498.1
“Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari surga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.” “Dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jemih seperti kristal. Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat dan di atasnya tertulis nama keduabelas suku Israel.” “Dan keduabelas pintu, gerbang itu adalah dua belas mutiara; setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas mumi bagaikan kaca bening. Maka aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu.” Wahyu 21:2, 11. 12,21,22. KR 498.2
“Dan tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepadaNya dan mereka akan melihat wajah-Nya dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka.” Wahyu 22:3-5. KR 498.3
“Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jemih bagaikan kristal dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang menyeberang sungai itu ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.” “Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.” Ayat 1, 2, 14. KR 498.4
“Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata,
Lihatlah, kemah Allah ada
Di Tengah-tengah Manusia
Dan Ia Akan Diam Bersama-sama
Dengan Mereka.
Mereka akan menjadi umat-Nya
Dan Ia Akan Menjadi Allah Mereka.” — Wahyu 21:3.
KR 499.1