Kisah Para Rasul
Bab 48— Paulus di Hadapan Nero
Bila Paulus dipanggil untuk menghadap Kaisar Nero untuk pengadil-an, itu adalah dengan harapan yang pasti tentang kematian yang ten-tu. Sifat yang sungguh-sungguh dari kejahatan yang dibebankan kepa-danya, dan kebencian yang meluas terhadap orang-orang Kristen, me-ninggalkan pengharapan yang sedikit tentang persoalan yang menye-nangkan. KR 416.1
Di antara orang-orang Yunani dan orang-orang Roma sudah menjadi kebiasaan untuk mengizinkan seorang tertuduh menggunakan kesempatan untuk memakai seorang pengacara untuk bertindak atas namanya di hadapan sidang pengadilan. Dipaksa oleh perbedaan pendapat, kefasihan, atau oleh permohonan, doa, dan air mata, pengacara seperti itu sering mendapat suatu keputusan yang membantu orang tahanan, atau gagal dalam hal ini, berhasil dalam menenangkan putusan hebat itu. Bila Paulus dipanggil menghadap Nero, tak ada seorang pun yang berani bertindak sebagai penasihat atau pengacaranya; tidak ada seorang sahabat yang dekat untuk memelihara catatan tentang tuduhan-tuduhan yang dibawa ke atasnya, ataupun bantahan yang didesakkannya untuk mempertahankan dirinya. Di antara orang-orang Kristen di Roma tidak seorang pun yang maju ke depan untuk berdiri di hadapannya pada saat-saat yang kritis. KR 416.2
Satu-satunya catatan yang masuk di akal tentang peristiwa itu diberikan oleh Paulus sendiri, dalam suratnya yang kedua kepada Timotius. “Pada waktu suratku yang pertama,” Paulus menulis, “tidak seorang pun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku-kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang yang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa.” 2 Timotius 4:16,17. KR 416.3
Paulus di hadapan Nero—alangkah mencolok perbedaannya! Raja yang sombong di depan siapa orang dari Allah harus menjawab imannya, telah mencapai ketinggian dari kuasa dunia, kekuasaan, dan kekayaan, sama seperti kedalaman yang paling hina dari kejahatan dan ketidakadilan. Dalam kuasa dan kebesaran ia berdiri dengan tiada taranya. Tidak ada seorang pun yang menanyakan kekuasaannya, tidak ada seorang pun yang melawan kekuasaannya. Raja-raja meletakkan mahkota mereka pada kakinya. Tentara-tentara yang berkuasa berbaris atas kuasanya, dan lencana dari angkatan lautnya menandai kemenangannya. Patungnya didirikan di serambi pengadilan, dan titah anggota senat dan keputusan hakim menggemakan kemauannya. Berjuta-juta orang tunduk kepada perintahnya. Nama Nero menjadikan dunia gemetar. Menyatakan ketidakpuasan akan kehilangan harta, kemerdekaan, kehidupan; dan kerut dahinya lebih ditakuti daripada bala sampar. KR 417.1
Tanpa uang, tanpa sahabat-sahabat, tanpa nasihat, orang tahanan yang sudah tua itu berdiri di hadapan Nero—wajah Kaisar menunjukkan catatan yang memalukan tentang nafsu yang bergelora di dalam; wajah tertuduh itu menceritakan suatu hati yang berdamai dengan Allah. Pengalaman Paulus adalah kemiskinan, penyangkalan diri, dan penderitaan. Meskipun tetap mendapat nama jelek, celaan, dan perlakuan kejam, oleh mana musuh-musuhnya telah berusaha untuk menakut-nakuti dia, ia telah meninggikan dengan tidak takut ukuran salib. Seperti Tuhannya, ia telah menjadi pengembara yang tiada berumah, dan seperti Dia, ia telah hidup untuk mendatangkan berkat kepada sesamanya manusia. Bagaimanakah Nero, seorang raja yang lalim yang berubah-ubah, penuh nafsu dan tidak bermoral, dapat mengerti dan menghargai tabiat dan motif anak Allah ini? KR 417.2
Ruangan yang besar dipenuhi oleh orang banyak yang ingin tahu dan gelisah yang mendesak ke depan untuk melihat dan mendengar segala sesuatu yang akan terjadi. Yang tinggi dan yang rendah ada di sana, yang kaya dan yang miskin, yang terpelajar dan yang bodoh, yang sombong dan yang rendah hati, semuanya tidak mempunyai pengetahuan yang benar tentang jalan kehidupan dan keselamatan. KR 417.3
Orang-orang Yahudi membawa kepada Paulus tuduhan hasutan dan bidat, dan baik orang-orang Yahudi dan orang-orang Roma menuduh dia membakar kota itu. Sementara tuduhan-tuduhan ini dilancarkan kepadanya, Paulus tetap tenang. Orang banyak dan hakim-hakim memandang kepadanya dengan keheranan. Mereka telah menghadiri banyak pengadilan dan telah memandang wajah banyak pesakitan, tetapi tidak pernah mereka melihat seorang yang memakai ketenangan yang suci seperti orang tahanan yang di hadapan mereka. Mata yang menatap dari hakimhakim, yang biasa membaca muka orang-orang tahanan, menyelidiki muka Paulus dengan sia-sia untuk sesuatu kesalahan. Bila ia diizinkan bicara untuk kepentingannya, semua orang mendengar dengan penuh perhatian. KR 418.1
Sekali lagi Paulus mempunyai kesempatan untuk mengangkat janji salib di hadapan orang banyak yang keheran-heranan. Sementara ia memandang orang banyak yang ada di hadapannya, orang-orang Yahudi, orang-orang Yunani, orang-orang Roma, dengan orang-orang asing dari banyak negeri, jiwanya bergelora dengan kerinduan yang dalam untuk keselamatan mereka. Ia melupakan keadaan itu, tentang bahaya-bahaya yang mengelilingi dia, tentang nasib yang mengerikan yang rupanya sangat dekat. Ia melihat hanya Yesus, Pengantara, memohon di hadapan Allah keperluan orang-orang berdosa. Lebih daripada kefasihan dan kuasa manusia, Paulus memberikan kebenaran Injil. Ia menunjukkan kepada para pendengarnya korban yang telah diadakan untuk bangsa yang telah jatuh. Ia mengatakan bahwa harga yang tak terbatas telah dibayar untuk penebusan manusia. Persediaan telah diadakan baginya untuk membagikan takhta Allah. Oleh pesuruh-pesuruh malaikat, dunia dihubungkan dengan surga, dan segala perbuatan manusia, baik atau jahat, terbuka di hadapan mata Hakim yang Kekal. KR 418.2
Demikianlah pengacara kebenaran itu memohon. Percaya di antara yang tidak percaya, setia di antara yang kurang setia, ia berdiri sebagai wakil Allah, dan suaranya adalah suatu suara dari surga. Tidak ada ketakutan, tidak ada kesusahan, tidak ada putus asa dalam perkataan dan pandangan. Kuat dalam kesadaran yang tidak bersalah, dipakaikan pakaian kebenaran, ia berusaha karena ialah seorang anak Allah. Suaranya adalah teriakan kemenangan di atas deru pertempuran. Ia menyatakan pekeijaan kepada mana ia telah mengabdikan hidupnya, menjadi satu-satunya pekeijaan yang tidak pernah akan gagal. Meskipun ia akan binasa, Injil itu tidak akan binasa. Allah hidup, dan kebenaran-Nya akan menang. KR 418.3
Banyak orang yang melihat mukanya pada hari itu “melihat muka Stefanus sama seperti seorang malaikat.” Kisah 6:15. KR 419.1
Tidak pernah sebelumnya orang banyak mendengarkan perkataan seperti ini. Mereka memetik tali yang bergetar dalam hati orang-orang yang paling keras sekalipun. Kebenaran, jelas dan meyakinkan, menggulingkan kesalahan. Terang bersinar dalam pikiran banyak orang yang sesudah itu dengan senang hati mengikuti cahayanya. Kebenaran yang diucapkan pada hari itu dipersiapkan untuk menggoncangkan bangsabangsa dan untuk hidup sepanjang masa, mempengaruhi hati manusia bila bibir yang mengucapkannya harus menjadi tenang dalam kubur orang yang mati syahid. KR 419.2
Tidak pernah sebelumnya Nero mendengar kebenaran sebagaimana yang didengarnya pada kesempatan itu. Tidak pernah sebelumnya kesalahan yang besar dari kehidupannya dinyatakan kepadanya. Terang surga menembus jiwanya yang dicemarkan oleh dosa, dan ia gemetar dengan ketakutan memikirkan pengadilan di hadapannya, yang ia sebagai pemerintah duniawi, akhirnya akan dituduh, dan perbuatannya menerima pahala yang adil. Ia takut akan Allah rasul itu, dan ia tidak berani menjatuhkan hukuman ke atas Paulus, terhadap siapa tidak ada tuduhan telah disokong. Perasaan kagum menahan untuk sementara waktu rohnya yang haus darah. KR 419.3
Untuk sesaat, surga terbuka kepada Nero yang bersalah dan mengeraskan hati itu, dan damai dan kesuciannya rupanya diinginkan. Pada saat itu undangan kemurahan disampaikan juga kepadanya. Tetapi hanya seesaat pikiran pengampunan itu disambut dengan baik. Kemudian perintah dikeluarkan bahwa Paulus harus dibawa ke dalam kamar tahanannya; dan sementara pintu tertutup ke atas pesuruh Allah, pintu pertobatan itu tertutup untuk selama-lamanya terhadap kaisar Roma. Tidak ada sinar terang dari surga pernah menembus kegelapan yang mengelilingi dia. Tidak lama kemudian ia akan menderita pehukuman balasan dari Allah. KR 419.4
Tidak lama sesudah ini, Nero berlayar dalam perjalanannya yang buruk ke Yunani, di mana ia direndahkan dirinya dan kerajaannya oleh tingkah laku yang keji dan merendahkan derajat. Ketika kembal i ke Roma dengan kemegahan yang besar, ia mengelilingi dirinya sendiri dengan pengawal istananya dan melibatkan diri dalam pesta-pora yang berlebihlebihan. Di tengah-tengah suka ria ini suatu suara kegaduhan di jalan kedengaran. Seorang pesuruh yang ditugaskan untuk mempelajari sebab musababnya, kembali dengan kabar yang menakutkan bahwa Galba, yang memimpin tentara itu, sedang maju dengan cepat ke Roma, bahwa pemberontakan sudah pecah di dalam kota, dan bahwa jalan-jalan sudah penuh dengan orang banyak yang marah, sedang masuk dengan cepatnya ke dalam istana yang mengancam mati kepada kaisar dan segala pembantunya. KR 420.1
Pada saat yang berbahaya ini, Nero tidak mempunyai Allah yang berkuasa dan berkemurahan kepada siapa ia harus bergantung, seperti halnya dengan Paulus yang percaya. Takut akan penderitaan dan siksaan yang akan dideritanya di tangan orang banyak, raja yang sial itu memikirkan untuk menghabisi nyawanya oleh tangannya sendiri, tetapi pada saat yang kritis itu keberaniannya gagal. Karena patah semangatnya, ia melarikan diri dengan sangat memalukan dari dalam kota dan mencari perlindungan pada suatu tempat beberapa mil jauhnya, tetapi sia-sia. Tempat persembunyiannya ditemukan dengan segera, dan orang-orang berkuda yang mengejar dia pun mendekatinya. Ia memanggil seorang budak untuk membantu dia dan menyebabkan suatu luka yang membawa maut. Dengan demikian kaisar Nero pun binasa, pada usia tigapuluh tahun. KR 420.2