Harta Jang Tersembunji
Harta jang Tersembunji
Mutiara*
SEGALA berkat jang terbit dari ketjintaan penebusan, diumpamakan oleh Muchalis kita dengan sebutir mutiara jang besar harganja. Ia menggambarkan pengadjaranNja itu dengan perumpamaan seorang saudagar jang mentjahari sebutir mutiara jang terindah, setelah “didapatinja akan sebutir mutiara jang besar harganja, pergilah ia mendjual segala sesuatu jang padanja, lalu dibelinja.” Adapun mutiara jang besar harganja itulah Isa sendiri. Didalamnja terselindung segala kemuliaan Bapa dan kesempurnaan Allah. Ia adalah sinar kemuliaan Bapa dan tjontoh keesaanNja. Kemuliaan segala sifat Allah adalah ternjata didalam tabiat Isa. Tiap2 lembar dari Kitab Sutji ada memantjarkan sinar terangnja, Kebenaran Kristus (Isa) ada sebagai sebutir mutiara jang putih bersih, tiada bertjela atau bernoda. Kesempurnaan karunia Allah jang besar dan berharga itu tiada dapat ditambah atau diperbaiki oleh pekerdjaan manusia. Bahwa adalah ia itu tiada bertjela, Didalam Kristus “terselindung segala kekajaan hikmat dan pengetahuan,” Dia “telah didjadikan Allah bagi kita akan hikmat dan kebenaran dan penjutjian dan tebusan.” Kol. 2:3; 1 Kor. 1:30. Segala apa jang dapat memenuhkan keperluan dan kerinduan hati manusia disini dan didunia jang akan datang, hanja boleh didapat dalam Isa. Penebus kita adalah mutiara itu, jang begitu besar harganja sehingga dalam membandingkan dengan segala harta jang lain, maka sekalian itu tiada berharga. HJT 5.1
“Telah Ia datang kepada milikNja, tetapi jang milikNja tidak menerima Dia. Maka terang itu bertjahaja2 dalam gelap, tetapi gelap itu tidak menerima Dia.” Joh. 1:11, 5. Tetapi sukurlah tidak semua orang berlaku tiada memperdulikan akan karunia Allah itu. Saudagar dalam perumpamaan itu mengibaratkan sekumpulan orang jang dengan bersungguh2 hati merindu akan kebenaran. Diantara segala bangsa manusia ada djuga orang jang dengan bersungguh2 hati mentjahari didalam hikajat2, ilmu2, atau agama orang2 kafir kepada barang itu jang dapat diterimanja sebagai harta djiwa kepada mereka. HJT 5.2
Djuga diantara orang2 Jahudi ada orang jang mentjahari kepada barang sesuatu jang tidak ada pada mereka itu. Kurang senang dengan agama jang setjara lahir, mereka itu rindu akan barang rohani jang dapat mengangkat mereka itu. Pada kelas jang kedua ini terhitunglah murid2 Tuhan Jesus. Cornelius dan orang Habsji itu terhitung pada bahagian jang pertama. Mereka itu rindu dan berdoa akan terang jang dari sorga, bila Tuhan Jesus dinjatakan pada mereka itu, diterimanja akan Dia dengan sukatjitanja. HJT 5.3
Didalam perumpamaan itu kita lihat mutiara itu tidak diberi sebagai suatu pemberian. Saudagar itu sudah membelinja seharga segala jang dia punja. Banjak orang tidak mengerti akan arti perumpamaan ini, karena didalam Kitab Sutji Tuhan Jesus banjak kali ditundjukkan sebagai suatu pemberian. Sebenarnja lapun ada suatu pemberian, tetapi hanja bagi mereka itu jang menjerahkan segenap dirinja kepadaNja. Haruslah kita menjerahkan segenap diri kita kepada Jesus dan menuntut suatu kehidupan jang dengar2an akan segala perintahNja. Semua jang kita punja, maupun ilmu atau karunia, haruslah kita pakai akan melebarkan dan memadjukan pekerdjaanNja. Apabila kita sudah menjerahkan diri kita dan semua jang punja kita padaNja, maka Tuhan Jesus pun akan menjerahkan diriNja dengan segala harta sorga kepada kita. Kita mendapat itu mutiara jang besar harganja. HJT 6.1
Selamat jang dalam Kristus itu adalah suatu pemberian jang bebas, akan tetapi meskipun demikian, haruslah ia itu dibeli dan didjual. Dipasar dimana ada berlaku rachmat Allah jang utama, maka mutiara jang berharga itu diibaratkan selaku barang djualan jang dapat dibeli dengan tiada uang. Dipasar inilah orang boleh mendapat segala harta sorga. Perbendaharaan dari permata kebenaran itu ada terbuka bagi semua orang. Tuhan mengatakan: “Sesungguhnja Kuterimakan kepadamu suatu pintu terbuka, maka sekarang pun tiada jang dapat menutupkan dia.” Tiadalah pedang jang bernjala2 jang mendjaga djalan kepada pintu itu. Suara dari dalam dan pada pintu mengatakan: Marilah. Muchalis kita mempersilakan kita dengan suara jang manis tetapi sangat: “Bahwa Aku menasihatkan dikau, hendaklah engkau membeli kepadaKu emas jang disutjikan dalam api, supaja boleh engkau mendjadi kaja. Wahju 3:8, 18. HJT 6.2
Indjil Kristus itu ada suatu berkat, jang semua orang boleh dapat. Orang jang paling miskin seperti orang jang paling kaja djuga sanggup mendapat dia, karena harganja bukan boleh didapat oleh harta dunia. Itu hanja boleh didapat oleh dengar2an dan penjerahan diri kepada Tuhan Jesus sebagai milikNja jang telah dibeliNja. Tiada suatu ilmu dan pengetahuan jang bagaimana besar sekalipun jang dapat membawa manusia selangkah lebih rapat kepada Allah. Orang Jahudi itu banjak jang mendapat anugerah badani dan rohani sehingga mereka itu berkata dengan sombongnja: Bahwa kami ini kaja “dan dikajakan dengan tidak kekurangan barang sesuatu djua, tetapi meskipun begitu, mereka itu “tjelaka dan malang dan miskin dan buta dan telandjang.” Wahju 3:17. Tuhan Jesus menawarkan mutiara jang besar harganja itu kepada mereka tetapi mereka itu mentjelakakannja. Sebab itu Tuhan Jesus berkata kepada mereka itu: “Sesungguhnja Aku berkata kepadamu, bahwa orang pemungut tjukai dan perempuan sundal pun masuk kedalam keradjaan Allah dahulu dari pada kamu.” Matt. 21:31. HJT 6.3
Keselamatan itu tidak kita akan dapat begitu sadja, melainkan haruslah kita mentjahari itu dengan bersungguh2 hati seakan2 segala harta dunia ini mau kita memberikannja asal boleh kita mendapat dia. HJT 7.1
Kita harus mentjahari mutiara jang besar harganja itu ; akan tetapi bukan dipasar dunia ini dan dengan tjara dunia. Harganjapun bukan dari emas atau perak, karena semuanja ini Allah punja. Sebab itu djanganlah menjangka bahwa oleh segala berkat atau oleh kekajaan kita maka kita boleh mendapat selamat itu. Tuhan Allah meminta supaja manusia menurut dengan tiada paksaan. Ia meminta kepada kita supaja kita membuang segala dosa kita. Tuhan Jesus berkata: “Bahwa kepada orang jang menang Aku akan memberi ia duduk dengan Aku diatas arasjKu, sebagaimana Akupun telah menang dan ada duduk dengan Bapaku diatas arasjNja.” Wahju 3:21. HJT 7.2
Ada orang2 jang rupanja selalu mentjahari akan mutiara jang dari sorga itu. Akan tetapi mereka itu tidak mau membuang sama sekali segala kebiasaannja jang salah. Mereka itu tiada mati bagi dirinja sendiri supaja Jesus boleh diam dalamnja, maka mereka itu tiada mendapat mutiara jang berharga itu. Mereka itu tidak dapat mengalahkan segala hawa nafsunja dan melawan akan segala budjukan dan penarikan dunia ini. Mereka itu belum mengangkat salibnja dan belum beladjar menurut Jesus dalam djalan penjangkalan dan pengorbanan diri. Hampir mendjadi Kristen, tetapi belum semuanja jang Kristen, maka disangkanja dirinja telah dekat kepada keradjaan sorga; tetapi meskipun begitu tiada ia akan masuk kedalamnja. Hampir tetapi belum, sama sadja artinja dengan hilang sama sekali. HJT 7.3
Perumpamaan dari hal satu saudagar jang mentjahari mutiara jang terindah itu, ada mempunjai dua arti : Itu bukan sadja ditudjukan kepada manusia jang mentjahari akan keradjaan sorga tetapi djuga kepada Tuhan Jesus jang mentjahari milikNja jang terhilang. Tuhan Jesus saudagar sorga jang mentjahari mutiara itu melihat manusia jang terhilang itu sebagai sebutir mutiara jang besar harganja. Bagi manusia jang tjemar dan tjelaka itu disediakanNja djalan kelepasan. Djiwa-djiwa jang telah tertawan oleh setan tetapi jang telah terlepas pula oleh kuasa ketjintaan bagiNja adalah lebih berharga daripada jang belum djatuh. Tuhan Allah tidak memandang manusia sebagai barang jang kotor dan tiada berharga: Ia melihat manusia didalam Kristus dan apa jang dapat diperolehNja oleh kuasa ketjintaan itu. Ia mengumpulkan segala harta dalam semesta alam ini dan memberikan dia, akan memperoleh mutiara jang dimaksud itu. Dan waktu Tuhan Jesus sudah mendapat dia, maka ditaruhNja akan dia pada makotaNja. Karena mereka itu adalah sebagai “tiang batu jang berkarangan akan didirikan seperti pandji-pandji pada tanahnja.” Dan “mereka itu djadi bagiKu akan milik jang kekasih” demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam, “pada hari jang Kudatangkan kelak,” bila Aku mengumpulkan segala permataKu. Zach. 9:16; Mal. 3:17. HJT 7.4
Tetapi Tuhan Jesus jang sebagai mutiara jang besar harganja itu, jang kita berhak akan memilikinja, haruslah mendjadi pokok dan tudjuan hidup kita. Roh Sutji itulah jang dapat menjatakan kepada manusia berapa besar harga mutiara jang terindah itu. Pada waktu dimana Roh Sutji bekerdja dengan kuat, diwaktu itu djuga karunia jang dari sorga akan ditjahari dengan bersungguh2 dan akan didapat. Pada zaman Tuhan Jesus banjak orang sudah mendengar akan chabar Indjil, tetapi pikiran mereka itu disesatkan dan digelapkan dengan pengadjaran jang salah, sehingga mereka itu tiada dapat mengenal Dia sebagai utusan jang dari Allah. Tetapi setelah Ia naik kesorga, maka pangkat dan pekerdjaan Tuhan Jesus sebagai Pengantara jang memperdamaikan manusia dengan Allah, telah diisjaratkan dengan dituangkannja Roh Sutji. Hal ini terdjadi pada masa raja Pantekosta. Saksi2 Tuhan Jesus mengchabarkan dengan kuat tentang Djuruselamat jang telah bangkit itu. Terang jang dari sorga itu bersinar terus kedalam djiwa2 jang telah ditipu oleh musuh2 Kristus. Sekarang baharu mereka itu mengerti dan insjaf bahwa telah “ditinggikan Allah akan Dia dengan tangan kananNja akan Radja dan Djuruselamat supaja Ia mendatangkan tobat dan keampunan dosa kepada orang Israel.” Kissah 5:31. Mereka itu melihat akan Dia dikelilingi dengan kemuliaan sorga, dengan segala hartanja, jang akan diberikannja kepada segala orang jang berbalik daripada melawan kepadaNja. Waktu Rasul2 mengchabarkan akan kemuliaan Anak Bapa jang tunggal, maka ada tiga ribu orang jang bertobat. Mereka itu insjaf akan dirinja sebagai orang berdosa jang bertjelaka dan memandang Jesus sebagai Sahabat dan Penebusnja. Oleh kuasa Roh Sutji jang hinggap diatas Rasul2 itu, maka Tuhan Jesus dimuliakan dan ditinggikan. Oleh pertjaja maka mereka itu melihat dalam Tuhan Jesus sebagai Manusia jang telah menanggung kerendahan, sengsara, dan achirnja mendjalani kematian supaja mereka itu djangan bi- nasa dan mati melainkan mendapat selamat jang kekal. Kenjataan Tuhan Jesus oleh Roh Sutji menginsjafkan mereka itu akan kebesaranNja dan kemuliaanNja, dan didalam pertjaja mereka itu mengulurkan tangannja sambil mengatakan “Saja pertjaja.” HJT 8.1
Kemudian dari pada itu, maka kabar kesukaan tentang Djuruselamat jang telah bangkit itu dikabarkan sampai keudjung bumi. Djamaat jang ketjil itu melihat bagaimana dari segala pihak orang-orang banjak datang kepada pertobatan. Orang-orang berdosa berkumpul bersama-sama dengan orang-orang Kristen akan mentjahari mutiara jang berharga itu. Nubuatan itu sudah digenapi dimana dikatakan, bahwa orang jang terlemah diantara mereka itu akan djadi vseperti Daud,” dan istana Daud pun akan seperti ilah, “seperti malaikat Tuhan dihadapan mereka itu.” Zach. 12:8. Tiap-tiap orang Kristen pandang dalam saudaran'ja sifatsifat kebaikan dan ketjintaan Allah. Satu perkara sadja jang diperlukan oleh mereka itu. Hati mereka itu seolah-olah sudah diikat mendjadi satu. Satu sadja maksud mereka itu jaitu akan menjatakan kepada dunia tabiat Kristus dan melebarkan keradjaanNja. Maka “adalah hati dan njawa segala orang jang pertjaja itu seperti satu djua adanja…… Maka dengan kuasa besar bersaksikanlah segala rasul akan perkara kebangkitan Tuhan Isa, maka besarlah karunia Tuhan Allah atas mereka itu sekalian. Maka pada sehari-hari sidang itu ditambahi Allah dengan beberapa orang jang beroleh selamat.” Kissah 4:32, 33; 2:47. Maka Roh Kristus memenuhi sidang itu, karena mereka itu telah mendapat mutiara jang besar harganja. HJT 9.1
Hal ini akan terdjadi lagi dengan kekuatan jang lebih besar. Ketuangan Roh Sutji pada hari raja Pantekosta, jaitulah hudjan awal; tetapi hudjan achir itu nanti akan dituangkan lebih berkelimpahan adanja. Roh Sutji ada menunggu akan permintaan dan penerimaan kita. Tuhan Jesus akan dinjatakan sekali lagi dengan kesempurnaan kemuliaanNja oleh kuasa Roh Sutji. Pada waktu itu manusia akan melihat betapa besar harga imutiara jang indah itu dan mereka itu akan sama-sama berkata dengan rasui Paulus, “Tetapi barang jang mendjadi keuntunganku itu djuga kusangkakan kerugian karena Almaseh. Bahkan, dengan tiada lagi sjak, segala perkara itupun kubilangkan rugi, sebab keindahan pengetahuan akan Almaseh Isa, Tuhanku.” Fil. 3:7, 8. HJT 9.2