Kebahagiaan Sejati
Bab 11—Doa
MELALUI alam dan wahyu, melalui pimpinanNya, dan dengan pengaruh Roh Kudus, Allah berbicara kepada kita. Tetapi tidak cukup hanya dengan ini saja, kita juga perlu membuka hati kita kepadaNya. Untuk memperoleh kekuatan kehidupan rohani, kita harus mempunyai hubungan yang betul dengan Bapa kita yang di surga. Pikiran kita mungkin dapat ditarik padaNya, kita dapat merenungkan segala pekerjaanNya, kemurahanNya, berkat-berkat- Nya; tetapi ini bukanlah berarti sudah berhubungan betul dengan Dia. Supaya berhubungan dengan Allah kita harus mempunyai sesuatu yang hendak kita katakan padaNya mengenai hidup kita yang sebenarnya. KS 87.1
2 Doa adalah membuka hati kepada Allah sebagai kepada seorang sahabat. Doa itu perlu bukan karena supaya Allah mengetahui apa kita sebenarnya, melainkan untuk menyanggupkan kita menerima Dia. Doa bukanlah membawa Allah turun kepada kita, melainkan membawa kita kepadaNya. KS 87.2
3 Ketika Yesus masih berada di atas dunia ini, diajarNya muridNya bagaimana cara berdoa. DisuruhNya murid-murid itu mengajukan keperluan mereka sehari-hari ke hadapan Allah, dan menyerahkan segala keluh-kesah mereka kepadaNya. DiberikanNya jaminan kepada mereka bahwa permo- honan-permohonan mereka akan didengar, demikian pula jaminan yang diberikan kepada kita. KS 87.3
4 Yesus Sendiri, ketika Dia berada diantara manusia, sering berdoa. Juruselamat kita menyamakan Dirinya Sendiri dengan keperluan dan kelemahan-kelemahan kita, dengan demikian Dia menjadi seorang pemohon, mencari kekuatan dari BapaNya, supaya Dia dapat muncul dengan kekuatan menghadapi tugas dan pencobaan. Dialah teladan kita di dalam segala sesuatu. Dialah seorang saudara di dalam segala kelemahan kita, “sudah terkena coba di dalam segala perkara sama seperti kita, ’’Ibrani 4:15, tetapi sebagai yang tidak berdosa, sifatNya mual terhadap kejahatan; Dia menahan pergumulan- pergumulan dan siksaan jiwa di dalam satu dunia yang penuh dosa. Sebab Dia dalam keadaan manusia, maka doa merupakan keperluan yang penting. Dia memperoleh penghiburan dan kegembiraan dalam perhubungan dengan BapaNya. Dan jika Juruselamat manusia, Anak Allah, merasakan perlunya doa itu, betapa lagi orang yang lemah, fana dan berdosa amat memerlukan doa yang tekun dan tetap? KS 88.1
5 Bapa kita yang di surga menanti untuk mencurahkan kepada kita segala berkatNya. Hak kitalah mereguk sebanyak-banyak dari pancaran kasih yang tiada batasnya itu. Herannya ialah kita mendoa terlalu sedikit! Allah bersedia dan mau mendengar doa yang tulus dari anak-anak Allah yang rendah-hati, namun masih juga banyak yang enggan dari antara kita menyatakan keperluan kita kepada Allah. Bagaimanakah anggapan-anggapan malaikat surga terhadap mahluk manusia yang lemah dan tidak berdaya, yang selalu dalam pencobaan, bila Allah yang mempunyai kasih yang tiada batasnya rindu kepada mereka, siap memberikan lebih banyak daripada yang dapat mereka minta atau pikirkan, namun-demikian mereka itu amat sedikit berdoa dan imannya begitu kerdil? Malaikat-malaikat surga gemar bersujud di hadapan Allah, mereka gemar tinggal dekat hadiratNya. Mereka menganggap hubungan dengan Allah sebagai kegembiraan yang paling tinggi; sedang- kan anak-anak dunia, yang sangat memerlukan pertolongan yang hanya Allah sendiri dapat berikan, kelihatannya puas berjalan tanpa terang Roh Kudus, yaitu persekutuan dengan hadiratNya. KS 89.1
6 Kegelapan yang berasal dari sijahat akan menudungi orang-orang yang lalai mendoa. Bisik-bisik penggodaan musuh itu akan membujuk mereka berbuat dosa, dan semuanya ini karena mereka tidak menggunakan kesempatan yang telah diberikan Allah kepada mereka dalam doa yang telah ditentukan ilahi itu. Mengapa anak-anak lelaki dan perempuan Allah merasa enggan mendoa, sedangkan doa itu adalah kunci iman untuk membuka perbendaharaan surga, dimana terdapat segala harta Allah Yang Maha Kuasa itu? Tanpa doa yang tekun dan waspada kita berada di dalam hahaya semakin kurang berhati-hati dan menyimpang dari jalan kebenaran. Setan selalu berusaha terus menghalang-halangi jalan menuju tahta kemurahan itu, supaya kita tidak dapat dengan permohonan yang sungguh-sungguh dan iman memperoleh anugerah dan kuasa melawan pencobaan. KS 89.2
7 Ada beberapa syarat-syarat tertentu atas mana kita dapat mengharapkan bahwa Allah akan mendengar dan menjawab doa-doa kita. Salah-satu daripadanya ialah merasa bahwa kita memerlukan pertolongan daripadaNya. Dia telah berjanji: “Karena Aku akan mencucurkan air kepada orang yang berdahaga dan pancaran air kepada tempat yang kering. ” Yesaya 44:3. Barang siapa yang lapar dan dahaga akan kebenaran, yang rindu kepada Tuhan, dapatlah merasa pasti bahwa mereka akan dikenyangkan. Hati haruslah dibuka terhadap pengaruh Roh Kudus, kalau tidak, berkat Tuhan tidak akan dapat diterima. KS 89.3
8 Keperluan kita yang besar saja sudah merupakan alasan dan memohon dengan amat sangat demi kepentingan kita. Tetapi kita harus mencari Tuhan untuk melakukan perkara-perkara ini bagi kita. KataNya: “Pintalah, maka akan diberi kepadamu.” Dan “Ia yang tiada menahan Anaknya sendiri, hanya menyerahkan Dia karena kita sekalian, masakan Ia itu tiada juga mengaruniakan Sertanya segala sesuatu bagi kita?”Matius 7:7. Rum 8:32. KS 90.1
9 Jika hati kita berpaling kepada kejahatan, jika kita bergantung kepada sesuatu dosa yang kita tahu, maka Tuhan tidak akan mendengar kita; tetapi doa orang yang menyesal dan bertobat dan hancurhati selalu diterima. Jika semua yang diketahui salah telah diluruskan, barulah kita boleh percaya bahwa Allah akan menjawab segala permohonan kita. Jasa kita tidak akan pernah memujikan kita supaya berkenan di hadapan Allah; hanya kebajikan Yesus yang menyelamatkan kita, darahNya yang akan menyucikan kita: namun demikian kita mempunyai satu pekerjaan untuk memenuhi syarat— syarat penerimaan. KS 90.2
10 Unsur lain lagi supaya doa kita diterima ialah iman. “Karena orang yang menghampiri Allah itu, wajiblah ia yakin bahwa Allah ada, dan lagi bahwa Ialah pemberi pahala kepada segala orang yang mencari Dia. ’’Ibrani 11:6. Yesus berkata kepada murid-muridNya: “Barang apa yang kamu pohon- kan dan pinta, jikalau kamu yakin seolah-olah sudah kamu terima, niscaya kamu akan beroleh.” Markus 11:24. Percayalah kita kepada firmanNya? KS 90.3
11 Jaminan itu luas dan tiada batasnya, dan Dia yang berjanji itu setiawan adanya. Apabila kita belum menerima pada waktunya perkara- perkara yang kita pohonkan, baiklah kita senantiasa yakin bahwa Tuhan mendengar dan akan menjawab doa-doa kita. Pandangan kita pendek dan kitapun amat banyak salah sehingga kadang-kadang kita memohon hal-hal yang tidak menjadi satu berkat bagi kita, dan Bapa kita yang di surga dengan kasih menjawab doa-doa kita dengan memberikan kepada kita yang terbaik — yang pasti kita sendiri akan merindukannya apabila dengan pandangan yang diterangi terang ilahi kita dapat melihat segala perkara sebagaimana adanya. Apabila doa-doa kita rupanya tidak dijawab, baiklah kita berpaut pada janji itu; karena akan tiba waktunya untuk dijawab, dan kita akan menerima berkat yang amat kita perlukan. Tetapi menuntut supaya doa dijawab dengan cara tertentu dan sebagaimana yang kita inginkan, adalah merupakan iman tanpa alasan benar. Allah amat bijaksana sehjngga tidak mungkin berbuat salah, dan terlalu berkemurahan untuk menahankan sesuatu perkara yang baik dari mereka yang berjalan dalam kebenaran. Olehkarena itu janganlah takut berharap padaNya walaupun engkau tidak segera mendapat jawab atas doa-doamu. Bergantunglah pada janjiNya: “Pintalah, maka akan diberi kepadamu. ” Matius 7:7. KS 90.4
12 Jika kita mengikuti kebimbangan dan ketakutan-ketakutan kita, atau mencoba menyelesaikan segala sesuatu yang tidak dapat kita lihat dengan jelas, sebelum kita mempunyai iman, maka kekacauan sajalah yang akan bertambah dan mendalam. Tetapi jika kita datang kepada Tuhan, merasa tiada daya dan bergantung kepadaNya, sebagaimana adanya kita, dan di dalam rendah- hati, iman yang tulus dan berharap menyatakan segala keperluan kita kepada Dia yang mempunyai pengetahuan tiada batasnya, yang melihat segala sesuatu di dalam penciptaan, dan yang memerintah segala sesuatu menurut kehendak- Nya, Dia dapat dan mendengar seruan kita, dan memperkenankan terang itu menyinari hati kita. Melalui doa yang sungguh kita dibawa berhubungan dengan pikiran Yang Tiada Batasnya itu. Mungkin kita tidak mempunyai bukti yang luar biasa pada ketika wajah Kristus memandang kepada kita dalam kasih dan kelemah-lembutan, tetapi demikianlah adanya. Mungkin kita tidak merasakan pegangan tanganNya, tetapi tanganNya ada diatas kita dalam kasih dan belas-kasihan. KS 91.1
13 Apabila kita datang memohon kemurahan dan berkat dari Allah kita harus mempunyai satu roh kasih dan keampunan di dalam hati kita sendiri. Bagaimanakah kita dapat berdoa: “Dan ampunilah kiranya kepada kami segala kesalahan kami, seperti kami ini sudah mengampuni orang yang berkesalahan kepada kami, ’’namun masih tetap tidak mau mengampuni? Matius 6:12. Jika kita mengharapkan doa kita didengar maka kita harus mengampuni orang- orang lain dalam cara yang sama dan dalam ukuran yang sama sebagaimana kita harapkan diampuni. KS 91.2
14 Ketekunan dalam doa telah ditetapkan menjadi satu syarat penerimaan. Kita harus senantiasa mendoa jika ingin bertumbuh dalam iman dan pengalaman. Kita harus “bertekun di dalam doa ”dan “jagalah di dalam hal itu dengan mengucap syukur. ” Rum 12:12; Kolosi 4:2. Rasul Petrus mengingatkan orang-orang percaya supaya “berdoa dengan siumannya. ” 1 Petrus 4:7. Paulus langsung berkata: “Di dalam tiap-tiap sesuatu biarlah segala kehendak- mu dinyatakan kepada Allah dengan doa dan permintaan serta dengan mengucap syukur. ’’Pilipi 4:6. “Tetapi kamu ini, hai kekasihku, ’’tulis Yahuda, “dirikanlah dirimu di atas alasan imanmu yang amat kudus, sambil berdoa di dalam Rohu’lkudus. ’’Yehuda 20, 21. Doa yang tiada berkeputusan adalah perhubungan jiwa yang tetap dengan Allah, demikianlah hidup itu mengalir dari Allah masuk ke dalam kehidupan kita dan dari dalam kehidupan kita, kesucian dan kemurnian mengalir kembali kepada Allah. KS 91.3
15 Berdoa dengan rajin amat perlu; janganlah biarkan ada sesuatu yang merintangi engkau. Usahakanlah supaya tetap terpelihara hubungan yang terbuka antara Yesus dengan jiwamu sendiri. Carilah setiap kesempatan untuk pergi ketempat biasanya doa dilayangkan: Semua orang yang sungguh-sungguh mencari hubungan dengan Allah akan hadir di dalam perbaktian doa, setia mengerjakan pekerjaan mereka, serta sungguh-sungguh rindu memetik segala keuntungan-keuntungan yang dapat diperolehnya. Mereka akan menggunakan setiap kesempatan sebaik-baiknya dengan menempatkan diri mereka sendiri ditempat di mana mereka dapat memperoleh berkas sinar dari surga. KS 92.1
16 Kita harus mendoa dalam lingkungan keluarga; dan di atas semuanya itu kita harus jangan lupa mendoa sendirian; karena inilah kehidupan jiwa. Jiwa mustahil dapat tumbuh kalau doa dilalaikan. Doa dalam keluarga dan doa di hadapan orang-banyak tidaklah cukup. Di tempat yang sepi biarlah jiwa itu ditaruh terbuka di hadapan pemeriksaan pemandangan Allah. Doa tersembunyi itu hendaklah hanya didengar Allah yang mendengar doa. Janganlah telinga lain mendengar beban permohonan serupa itu. Di dalam doa sendirian jiwa bebas dari segala pengaruh-pengaruh sekelilingnya, bebas dari keributan. Dengan tenang, tekun, doa itu sampai kepada Allah. Kematian dan kekekalan- lah pengaruh yang terbit dari Dia yang memandang dalam tempat yang tersembunyi dan yang telingaNya terbuka mendengarkan doa yang terbit dari hati. Dengan tenang dan dengan iman yang tulus-ikhlas jiwa berhubungan dengan Allah serta mengumpulkan kepadanya sinar terang ilahi untuk menguatkan serta menegakkannya di dalam pergumulan melawan Setan. Tuhanlah benteng kekuatan kita. KS 92.2
17 Berdoalah di dalam kamarmu; demikian pula ketika engkau berangkat menuju pekerjaanmu sehari-hari biarlah hatimu sering diangkat kepada Allah. Dengan demikianlah Henoch berjalan bersama Allah. Doa sendirian ini bangkit bagai bau-bauan yang harum di hadapan tahta kemurahan. Setan tidak menaklukkan orang yang hatinya selalu berharap pada Allah. KS 92.3
18 Tiada tempat dan waktu yang tidak cocok untuk menghadapkan satu permohonan kepada Allah. Tiada sesuatu yang dapat mencegah kita daripada mengangkat hari kita di dalam doa yang sungguh-sungguh. Di jalan- jalan yang ramai, di tengah-tengah segala kesibukan dagang, kita dapat melayangkan sebuah permohonan kepada Allah, memohon bimbingan ilahi, seperti yang telah dilakukan Nehemia ketika dia mengadakan permohonan di hadapan Raja Artasasta. Satu hubungan yang intim dapat diperoleh di manapun kita berada. Kita harus mempunyai hati yang senantiasa terbuka dengan doa yang selalu dilayangkan supaya Yesus dapat datang dan tinggal sebagai tamu surga di dalam jiwa. KS 92.4
19 Meskipun ada suasana kotor dan korup di sekeliling kita, kita tidak usah menafaskan suasana udara buruk semacam itu, melainkan kita boleh hidup di dalam suasana udara surga yang bersih. Kita dapat mengatupkan pintu bagi angan-angan hati yang kotor serta pikiran yang kotor dengan jalan mengangkat jiwa kehadirat Allah melalui doa yang sungguh. Orang-orang yang hatinya terbuka menerima bantuan berkat Allah akan berjalan dalam suasana yang lebih kudus daripada suasana dunia ini, serta akan mempunyai hubungan yang tetap dengan surga. KS 93.1
20 Kita memerlukanpandangan-pandanganyang lebih jelas lagi mengenai Yesus dan pengertian yang lebih dalam darihal nilai perkara-perkara yang benar dan kekal. Keindahan kesucian memenuhi hati anak-anak Allah; Supaya ini dapat terlaksana, kita harus berusaha supaya perkara-perkara surga dinyatakan kepada kita. KS 93.2
21 Biarlah jiwa diulurkan dan ditinggikan supaya Allah memberi kepada kita nafas suasana surgawi. Kita dapat jadi begitu dekat kepadaTuhan sehingga dalam tiap-tiap godaan yang sekonyong-konyong pikiran kita akan berpaling padaNya dengan sendirinya seperti bunga berpaling kepada matahari. KS 93.3
22 Bawalah segala kekurangan-kekuranganmu, kegembiraan-kegembiraanmu, duka-citamu, segala keluh-kesahmu, dan ketakutanmu kehadapan Allah. Engkau tidak dapat memberati Dia, engkau tidak dapat memenatkan Dia. Dia yang menghitung jumlah rambut di kepalamu tidaklah bersikap masa- bodoh terhadap keperluan-keperluan anak-anakNya. “Bahwa sangatlah kasi- han dan rahmat Tuhan adanya, ” Yakub 5:11. HatiNya yang penuh kasih terjamah oleh duka-cita kita, bahkan terhadap ucapan kita mengenai hal itu. Bawalah padaNya segala sesuatu yang membingungkan pikiran. Tiada yang terlalu besar untuk ditanggungNya, karena dunia-dunia Dia memerintah segala urusan semesta alam. Tiada sesuatu pun yang menyangkut kedamaian kita yang terlalu kecil untuk diperhatikanNya. Tiada satu fasal pun di dalam pengalaman kita yang terlalu gelap untuk dibacaNya; tiada kesukaran yang terlalu sulit diselesaikanNya. Tiada derita yang menimpa anak yang terkecil sekalipun daripada anak-anakNya, tiada kebimbangan yang menyusahkan jiwa, tiada kegembiraan yang menyenangkan, tiada doa yang sungguh-sungguh di- ucapkan bibir, yang tidak diperhatikan Bapa yang di surga, atau yang tidak segera diperhatikanNya. “Dan disembunyikannya orang yang hancur hatinya, dan dibebatnya lukanya. ” Mazmur 147:3. Hubungan antara Allah dengan tiap-tiap jiwa adalah jelas dan sempurna seperti tiada lagi jiwa yang lain di dunia ini untuk menikmati penjagaanNya, tiada jiwa yang lain untuk mana Dia memberikan AnakNya yang tunggal itu. KS 93.4
23 Yesus berkata: “Pada hari itulah kamu akan meminta dengan nama- Ku, dan tiada Aku berkata kepadamu bahwa Aku ini akan mintakan kamu kepada Bapa, karena Bapa sendiri mengasihi kamu oleh sebab kamu ini menga- sihi Aku, dan sebab kamu sudah percaya, bahwa Aku ini datang daripada Allah.” Yahya 16:26, 27. “Aku inilah yang memilih kamu serta menetapkan kamu . . . supaya barang apapun yang kamu pohonkan kepada Bapa dengan namaKu, la karuniakan kepada kamu.” Yahya 15:16. Tetapi berdoa di dalam nama Yesus adalah sesuatu yang lebih daripada hanya menyebutkan nama itu pada permulaan dan akhir sebuah doa. Berdoa dalam nama Yesus artinya berdoa dalam roh dan pikiran Yesus, sementara kita percaya atas janji-janji- Nya, bergantung kepada; rahmatNya serta mengerjakan pekerjaanNya. KS 94.1
24 Tuhan bukanlah bermaksud supaya ada diantara kita menjadi pertapa atau menjadi rahib dan mengasingkan diri dari dunia dalam usaha membaktikan diri kita sendiri untuk mengerjakan ibadah. Kehidupan itu haruslah seperti hidup Kristus — antara gunung dan khalayak ramai. Orang yang tiada pekerjaannya selain mendoa saja akan segera berhenti mendoa, atau doa-doanya akan menjadi sekedar rutin saja. Bila orang menjauhkan diri mereka sendiri dari kehidupan sosial, menjauh dari lingkungan kewajiban orang Kristen dan tidak suka mengangkat salib itu; apabila mereka berhenti bekerja dengan sungguh-sungguh untuk Tuhan, yang telah bekerja dengan sungguh-sungguh bagi mereka, mereka kehilangan unsur doa dan tidak mempunyai pendorong kepada perbaktian. Doa-doa mereka akan menjadi bersifat pribadi dan hanya mementingkan diri sendiri saja. Mereka tidak dapat mendoa untuk keperluan umat manusia atau membangun kerajaan Kristus, memohonkan kekuatan yang membuat mereka dapat bekerja. KS 94.2
25 Kita rugi apabila kita melalaikan kesempatan berkumpul bersama- sama untuk menguatkan dan saling memberanikan di dalam bekerja bagi Allah. Kebenaran-kebenaran firmanNya kehilangan terang dan kepentingan- nya di dalam pikiran kita. Hati kita berhenti diterangi dan dibangkitkan oleh pengaruhnya yang menyucikan, dan di dalam kerohanian kita menjadi mun- dur. Di dalam pergaulan kita selaku orang-orang Kristen kita kekurangan sekali akan simpati satu dengan yang lain. Orang yang tidak suka bergaul dengan orang lain tidak menggenapi kedudukan yang telah direncanakan Tuhan baginya. Pertumbuhan yang betul darihal unsur-unsur sosial di dalam tabiat kita akan membawa kita ke dalam simpati terhadap orang lain, dan itu berarti satu jalan pertumbuhan dan kekuatan bagi kita di dalam melayani Allah. KS 94.3
26 Jika orang-orang Kristen bergaul bersama-sama, saling membicarakan darihal kasih Allah dan darihal kebenaran-kebenaran penebusan yang berharga, hati mereka sendiri akan disegarkan dan mereka akan saling menyegarkan hati. Tiap-tiap hari kita dapat belajar lebih banyak lagi darihal Bapa kita yang di surga, memperoleh satu pengalaman yang segar dari rahmatNya; maka kita pun akan rindu berbicara tentang kasihNya; dan apabila kita melakukan ini, hati kita sendiripun akan dihangatkan dan diberanikan. Jika kita memikir- mikirkan serta berbicara lebih banyak darihal Yesus dan kurang mengenai diri sendiri, maka kita akan memperoleh lebih banyak lagi hadirat Tuhan itu. KS 95.1
27 Jika saja kita mau memikirkan Allah seperti seringnya kita lihat bukti pemeliharaanNya atas kita, maka kita harus selalu ingat Dia di dalam pikiran-pikiran kita, dan kita harus bergembira bercakap-cakap dengan Dia serta memuji Dia. Kita berbicara mengenai perkara-perkara yang bersifat sementara karena kita menaruh perhatian di dalamnya. Kita bercakap-cakap mengenai sahabat-sahabat kita sebab kita mengasihinya; suka-duka kita selalu terikat dengan mereka. Namun demikian, ada alasan yang lebih besar dan tiada batasnya untuk mengasihi Allah daripada sahabat-sahabat kita di dunia ini; maka adalah hal yang sewajarnya di dalam dunia ini mendahulukan Dia di dalam segala sesuatu yang kita pikirkan, membicarakan darihal kebajikan Nya serta menceriterakan darihal kuasaNya. Pemberian yang diberikan Tuhan dengan limpahnya kepada kita bukanlah dimaksudkan menyerap pikiran- pikiran dan kasih kita begitu banyak sehingga kita tidak lagi mempunyai sesuatu untuk diberikan lagi kepada Allah; semuanya itu patut selalu meng- ingatkan kita padaNya dan mengikat kita di dalam tali-kasih dan syukur kepada Pemberi Anugerah kita yang di surga itu. Kita terlalu dekat tinggal di dalam dataran rendah dunia ini. Marilah kita mengangkat mata kita kepada pintu kaabah surga di atas yang terbuka, dimana terang kemuliaan Allah bersinar di wajah Kristus, yang “berkuasa juga menyelamatkan dengan sempur- nanya segala orang yang menghampiri Allah oleh sebab Dia. ’’Ibrani 7:25. KS 95.2
28 Kita perlu memuji Allah karena “kemurahan Tuhan dalam tempat- nya yang suci, dan perbuatan ajaibnyadi hadapan segala anak Adam.” Mazmur 107:8. Praktek peribadatan kita janganlah hendaknya hanya terdiri dari meminta dan menerima. Janganlah kita hanya memikirkan darihal keperluan- keperluan kita saja padahal tidak pernah memikirkan keuntungan yang telah kita terima; Berdoa pun kita kurang sekali, bahkan kurang sekali mengucapkan syukur. Kita adalah penerima rahmat Allah yang tetap, namun masih terlalu sedikit rasa syukur yang kita tunjukkan, betapa sedikitnya pujian kita padaNya atas segala sesuatu yang telah dilakukanNya kepada kita. KS 96.1
29 Pada jaman dahulu kala Tuhan memberi perintah kepada orang Israel ketika mereka berhimpun berbakti padaNya. “Maka disanapun hendaklah kamu makan di hadapan hadirat Tuhan, Aliahmu, dan bersukacitalah hati kamu akan segala yang pegangan tanganmu, baik kamu baik segala orang isi rumahmu, sekadar berkat yang telah diberi Tuhan, Allah ini, kepadamu.” Ulangan 12:7. Segala yang dilakukan demi kemuliaan Tuhan hendaklah dila- kukan dengan penuh kegembiraan, dengan lagu pujian dan syukur, bukannya dengan murung dan hati yang sedih. KS 96.2
30 Allah kita lemah-lembut, Bapa yang penuh kemurahan. Bakti kita kepadaNya janganlah dipandang sebagai sesuatu yang menyedihkan dan menyusahkan hati. Berbakti kepadaNya haruslah menjadi satu kegembiraan, demikian pula di dalam mengambil bagian di dalam peker jaanNya. Allah tidak mau anak-anakNya, kepada siapa telah disediakan keselamatan yang begitu besar, bertindak seolah-olah Dia seorang kepala kerja yang keras dan bengis. Dia adalah sahabat mereka yang terbaik, dan apabila mereka menyembah Dia, Dia berharap bersama-sama dengan mereka, untuk memberkati dan menghibur mereka, mengisi hati mereka dengan kegembiraan dan kasih. Allah menginginkan anak-anakNya mendapat penghiburan di dalam baktinya kepada Tuhan serta mencari di dalam pekerjaanNya lebih banyak kesukaan daripada kesengsaraan. Dia ingin supaya orang-orang yang datang berbakti padaNya kelak membawa pulang pikiran-pikiran yang mulia tentang penjagaan dan kasihNya, supaya mereka dapat kegembiraan di dalam pekerjaan hidup mereka sehari-hari, agar mereka dapat memperoleh anugerah bertindak jujur dan setiawan di dalam segala perkara; KS 96.3
31 Kita harus berkumpul di sekeliling salib itu. Kristus dan Dia yang sudah disalibkan itu haruslah menjadi pokok renungan, pokok percakapan, dan gelora hati yang paling penuh kesukaan. Kita harus ingat di dalam pikiran kita tiap-tiap berkat yang kita terima dari Tuhan, dan apabila kita menyadari kasihNya yang begitu agung kita seharusnya mau mempercayakan segala sesuatu ke dalam tangan yang telah terpaku di kayu palang karena kita. KS 97.1
32 Jiwa dapat naik lebih dekat ke surga dengan sayap-sayap pujian. Allah dipuja dengan lagu dan musik di surga, dan jika kita menyatakan rasa terimaka- sih kita. Kita mendekati kebaktian balatentra surga. “Barangsiapa yang mempersembahkan syukur, ia itu menghormati Aku. ” Mazmur 50:23. Marilah dengan gembira memuji, datang kepada Khalik kita, disertai “kesukaan dan keramai-ramaian. ’’Yesaya 51:3. KS 97.2
(Bandingkan nomor yang terdapat daiam kurung dengan nomor yang terdapat dalam bab ini.) KS 97.3
1 Apa tugas saya ketika mendoa? (2) KS 97.4
2 “Doa adalah .... di tangan orang membuka perbendaharaan sorga, tempat permata .... Yang Maha Kuasa.” (6) KS 97.5
3 Baca Rum 8:32 dan tulis artinya dengan menggunakan kata-katamu sendiri. KS 97.6
4 Syarat bertemu dengan Tuhan dan supaya dosa saya dijawab ialah: KS 97.7
5 Apabila saya mendoa dapatkah saya percaya Allah akan selalu menjawab doa saya sebagaimana saya minta? (11) (Markus 11:24; Matius 21:21) KS 97.8
6 Bagaimanakah sikapku terhadap orang-orang lain mempengaruhi kehidupan doaku sendiri? (13) KS 97.9
7 Adakah doa menjadi tidak patut karena lingkungan? (18) Terangkan KS 97.10
8 Bagaimanakah engkau akan melukiskan satu kehidupan yang berimbang sebagaimana yang digambarkan dalam pragrap 24 KS 97.11