Karunia Nubuat Dalam Alkitab Dan Sejarah
Istilah “ Nubuatan” (prophēteia)
Kata benda prophēteia (“nubuatan”) ditemukan 19 kali dalam Perjanjian Baru. Konsentrasi tertinggi terjadi dalam 1 Korintus (5 kali) dan kitab Wahyu (7 kali). Hanya sekali dalam Perjanjian Baru “nubuatan” menggambarkan nubuatan Perjanjian Lama (Mat. 13: 14), yang berbeda secara signifikan dari penggunaan istilah “nabi” dalam Perjanjian Baru, yang—sebagaimana telah kita lihat—sering merujuk pada para nabi Perjanjian Lama. KN 61.1
Dalam Roma 12: 6 dan dalam 1 Korintus 12—14 istilah “nubuatan” menggambarkan karunia rohani bernubuat, kadang-kadang berbeda dengan karunia bahasa roh. 13 Karena asal mula Ilahinya, “nubuat-nubuat” tidak boleh dianggap rendah (1 Tes. 5: 20). Melalui nubuat-nubuat inilah pelayanan Timotius didirikan dan dikukuhkan (1 Tim. 1: 18; 4: 14). KN 61.2
Dalam Wahyu 1: 3; 22: 7, 10, 18, 19 frasa “kata-kata nubuatan ini”/“kata-kata nubuatan dari buku ini”/“kata-kata dari buku nubuatan ini” merujuk pada kitab Wahyu itu sendiri. Meskipun Wahyu sebagian besar terdiri dari literatur apokaliptik, itu dinyatakan sebagai nubuatan. Ini menarik karena ilmuan sebelumnya tidak melihat asal mula sastra apokaliptik dalam nubuatan, tetapi dalam literatur hikmat 14 atau dalam mitos. 15 KN 61.3
Dalam Wahyu 19: 10 “kesaksian Yesus” dinyatakan sebagai “Roh nubuat,” yaitu, Roh Kudus yang berbicara melalui karunia nubuat. 16 Definisi “kesaksian Yesus” ini memengaruhi semua referensi lain untuk “Kesaksian tentang Yesus” dalam kitab Wahyu. 17 Ketika umat yang sisa dinyatakan memiliki kesaksian tenyang Yesus (Why. 12:17), mereka ditegaskan memiliki Roh Kudus kitab Wahyu 18 dan secara bersama-sama karunia bernubuat, “Roh Nubuat,” yaitu, pelayanan dan pekabaran nabi-nabi sejati dalam bentuk kanonik (Perjanjian Baru) atau bentuk non-kanonik. 19 Yang terakhir termasuk-menurut pemahaman orang Advent—pelayanan Ellen G. White. KN 61.4
F. Hahn mengatakan bahwa kesaksian tentang Yesus adalah isi nubuatan, sedangkan Roh Kudus adalah kekuatannya. Dia menyarankan bahwa bagian terakhir dari Wahyu 19: 10 adalah kunci untuk memahami Wahyu. Itu meng-ungkapkan bagaimana penulis memahami pelayanan kenabiannya. 20 Dengan kuasa Roh Kudus ia akan menyatakan kemenangan Kristus yang telah bangkit. KN 62.1
Dua saksi dalam Wahyu 11:6 tidak hanya nabi, tetapi juga dikaitkan dengan istilah “nubuatan.” Ini harus demikian, jika mereka memang mewakili Perjanjian Lama dan Baru. 21 Selain itu, dua ayat dalam 2 Petrus, yaitu 1: 20 dan 21, mengaitkan “nubuatan” dengan Alkitab dan mengklaim bahwa para nabi diilhami oleh Allah. KN 62.2
Demikianlah prophēteia terutama menggambarkan karunia rohani bernubuat, tetapi bahkan lebih sering menunjuk buku Wahyu kanonik, Perjanjian Baru, dan bahkan Kitab Suci. KN 62.3