Karunia Nubuat Dalam Alkitab Dan Sejarah

31/291

Dalam Memprediksi Masa Depan

Salah satu dari banyak karakteristik para nabi Allah adalah bahwa nubuatan-nubuatan mereka harus digenapi: “Apabila seorang nabi berkata demi nama Tuhan dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan Tuhan; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya” (UI. 18:22). KN 45.3

Penggenapan nubuatan itu penting. Ini adalah salah satu karakteristik me-ngetahui bahwa nubuatan itu asli. Nabi dibenarkan oleh peristiwa itu. Tetapi pertimbangkan teks berikut: KN 46.1

Jika seorang nabi, atau orang yang bernubuat karena mimpi, hadir di antara Anda dan memberitahukan kepada Anda tanda atau mukjizat, dan jika tanda atau mukjizat yang dikatakannya itu terjadi, nabi itu berkata, “Mari kita mengikuti allah lain” (allah yang tidak kamu kenal) “dan mari kita berbakti kepadanya,” maka ja-nganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu ... sebab Tuhan, Allahmu, harus kamu ikuti, dan kepada-Nya harus kamu berbakti (Ul. 13: 1-4). KN 46.2

Ramalan nabi palsu dapat terjadi seperti yang dinyatakan, dan bahkan dapat disertai dengan mukjizat. Ramalan ini dapat digenapi, tetapi jika mereka menuntun untuk menjauh dari Allah yang hidup dan kebenaran-Nya, para nabi ini hendaknya tidak didengarkan. A3 contoh kenabian klasik adalah pertentangan besar dari banyak nabi palsu melawan Nabi Yeremia. KN 46.3

Kisah yang dicatat dalam Yeremia 27—28 terjadi sekitar tahun 593 SM pada masa pemerintahan Zedekia (597—587/6), raja terakhir Yehuda. Dia diangkat ke atas takhta oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan bersumpah setia kepadanya. Meskipun Babel adalah kekuatan dominan pada saat ini, Yehuda memberontak melawan Babel dan meminta bantuan ke Mesir. Pesan Yeremia kepada Zedekia, raja Yehuda, sangat teguh: Setia kepada Allah dan tunduk pada Babel. Tetapi pesan ini ditafsirkan sebagai pengkhianatan politik! KN 46.4

Yeremia mengalami pertempuran terus-menerus dengan para nabi palsu. Dia harus dengan tegas membuka kedok mereka: “Janganlah kamu mendengarkan nabi-nabimu, juru-juru tenungmu, juru-juru mimpimu, tukang-tukang ramalmu dan tukang-tukang sihirmu yang berkata kepadamu, “Janganlah kamu mau takluk kepada raja Babel’ Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu dengan maksud menjauhkan kamu dari atas tanahmu” (Yer. 27:9, 10). Yeremia melakukan tindakan simbolis: “Beginilah firman Tuhan kepadaku: ‘Buatlah tali pengikat dan gandar lalu pasanglah itu pada tengkukmu!’” (ayat 2). “Kepada Zedekia, raja Yehuda, aku telah berbicara dengan cara yang sama, kataku: ‘Taruhlah tengkukmu ke bawah kuk raja negeri Babel, takluklah kepadanya dan kepada rakyatnya, maka kamu akan hidup’” (ayat 12) . KN 46.5

Setelah itu Yeremia pergi ke Bait Suci, dan di sana ia bertemu dengan Hananya, seorang nabi palsu. Hananya berkata kepada Yeremia di hadapan para imam dan orang-orang lain: KN 46.6

“ Beginilah firman Tuhan semesta alam, Allah Israel: Aku telah mematahkan kuk raja Babel itu. Dalam dua tahun [593—591 SM]. Aku akan mengembalikan ke tempat ini segala perkakas rumah Tuhan yang telah diambil dari tempat ini oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang diangkutnya ke Babel [605 SM]. Juga Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda, beserta semua orang buangan dari Yehuda yang dibawa ke Babel akan Kukembalikan ke tempat ini, demikianlah firman Tuhan! Sungguh, Aku akan mematahkan kuk raja Babel itu!” (Yer. 28:2-4). KN 47.1

Kemudian Nabi Yeremia berkata kepada Nabi Hananya di hadapan para imam dan semua orang yang berdiri di rumah, Dia berkata: “Amin! Moga-moga Tuhan berbuat demikian! Moga-moga Tuhan menepati perkataan-perkataan yang kaunubuatkan itu dengan dikembalikannya perkakas-perkakas rumah Tuhan dan semua orang buangan itu dari Babel ke tempat ini. Hanya, dengarkanlah hendaknya perkataan yang akan kukatakan ke telingamu dan ke telinga seluruh rakyat ini: Nabi-nabi yang ada sebelum aku dan sebelum engkau dari dahulu kala telah bernubuat kepada banyak negeri dan terhadap kerajaan-kerajaan yang besar tentang perang dan malapetaka dan penyakit sampar. Tetapi mengenai seorang nabi yang bernubuat tentang damai sejahtera, jika nubuat nabi itu digenapi, maka barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh Tuhan” (ayat 5—9). KN 47.2

Hananya mengambil kuk dari leher Nabi Yeremia dan mematahkannya dengan cara yang spektakuler dan berkata: “Beginilah firman Tuhan: ‘Dalam dua tahun ini begitu jugalah Aku akan mematahkan kuk Nebukadnezar, raja Babel itu, dari pada tengkuk segala bangsa!’” Tetapi pergilah Nabi Yeremia dari sana (ayat 11). Kemudian datanglah Firman Tuhan kepada Yeremia “Pergilah mengatakan kepada Hananya: Beginilah firman Tuhan: Engkau telah mematahkan gandar kayu, tetapi Aku akan membuat gandar besi sebagai gantinya! Sebab beginilah firman Tuhan semesta alam, Allah Israel: Kuk besi akan Kutaruh ke atas tengkuk segala bangsa ini, sehingga mereka takluk kepada Nebukadnezar, raja Babel; sungguh, mereka akan takluk kepadanya!’” (ayat 13, 14). Lalu berkatalah Nabi Yeremia kepada Nabi Hananya: “Dengarkanlah, hai Hananya! Tuhan tidak mengutus engkau, tetapi engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta. Sebab itu beginilah firman Tuhan: Sesungguhnya, Aku menyuruh engkau pergi dari muka bumi. Tahun ini juga engkau akan mati, sebab engkau telah mengajak murtad terhadap Tuhan” (ayat 15, 16). KN 47.3

Jika Anda hidup pada masa itu, bagaimanakah Anda bisa tahu bahwa Tuhan berbicara melalui Yeremia dan bukan melalui Hananya? Anda dapat menunggu dan melihat hasilnya: “Maka matilah Nabi Hananya dalam tahun itu juga, pada bulan yang ketujuh” (ayat 17). Apakah yang akan menjadi keputusan Zedekia? Zedekia memberontak melawan Babel, dan dengan demikian melawan Allah, firman-Nya, dan juru kabar-Nya! Hasil yang tragis terjadi pada tahun 587/6 SM: Yerusalem benar-benar dihancurkan, Bait Suci dibakar, orang-orang dideportasi ke dalam pembuangan di Babel, dan bangsa itu musnah—bencana nasional yang luar biasa. Kemudian datanglah tragedi pribadi Zedekia (2 Raj. 25: 5—7) : Zedekia ditangkap dan dibawa ke Ribla, tempat kedua putranya terbunuh di depan matanya, dan dia kemudian dibutakan, dibelenggu, dan dibawa ke dalam penawanan di Babel. Sungguh tragedi pribadi! Andai saja dia memercayai Tuhan; andai saja dia mendengarkan nabi-Nya; andai saja dia menurut firman-Nya! KN 47.4

Dua pertanyaan yang mendesak: KN 48.1

A. Haruskah nubuat yang sejati digenapi? KN 48.2

Iya! Alkitab pasti dalam hal ini: “Kalau hal itu datang-dan sungguh akan datang!—mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka” (Yeh. 33:33). KN 48.3

“Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus, untuk melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan keadilan yang kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi yang maha kudus” (Dan. 9:24). Memeteraikan penglihatan dan nubuatan berarti membuktikan keaslian penglihatan nabi. Ini mengacu pada penggenapan nubuatan 70 minggu. Jika tanggal-tanggal yang merujuk pada kedatangan, misi, dan kematian Mesias terpenuhi, ini akan memberikan kepada pembaca suatu keyakinan bahwa nubuatan yang lainnya juga akan digenapi, yaitu nubuatan tentang 2.300 petang dan pagi (Dan. 8: 14). Penggenapan nubuatan 70 minggu adalah bukti bahwa nubuatan yang lebih besar dari 2.300 petang dan pagi juga akan terjadi. KN 48.4

Hanya Tuhan yang benar-benar dapat memprediksi masa depan: “Beginilah firman Tuhan, Raja dan Penebus Israel, Tuhan semesta alam: Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku. Siapakah seperti Aku? Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya dan membentangkannya kepada-Ku! Siapakah yang mengabarkan dari dahulu kala hal-hal yang akan datang? Apa yang akan tiba, biarlah mereka memberitahukannya kepada kami’” (Yes. 44: 6, 7). KN 48.5

B. Haruskah semua nubuatan sejati digenapi? KN 48.6

Tidak, karena beberapa nubuatan bersifat kondisional (untuk perincian, lihat bagian kedua dari pelajaran ini, tentang persyaratan suara kenabian). KN 48.7