Karunia Nubuat Dalam Alkitab Dan Sejarah

192/291

Ellen G. White Menggunakan Kitab Suci sebagai Firman Allah yang Otoritatif

Penggunaan Kitab Suci oleh Ellen G. White sangat dipengaruhi oleh pandangannya yang tinggi terhadap Kitab Suci. 5 Sementara menegaskan dengan jelas bahwa penulis Alkitab menulis dengan bebas buku-buku Kitab Suci menggunakan gaya penulisan mereka masing-masing, ia menerima begitu saja asal mula Kitab Suci yang Ilahi dan percaya bahwa Allah yang membimbing para penulis Kitab Suci dalam menerima dan mengomunikasikan pesan Ilahi itu. Jadi, dia secara konsisten menerima Kitab Suci sebagai Firman Allah dan memiliki “iman implisit dalam Kitab Suci secara keseluruhan sebagaimana adanya.” 6 Dalam hal ini ia menggunakan Kitab Suci sebagai “penasihat yang tepat, dan penuntun yang sempurna,“ 7 dan sebagai “yang tidak pernah salah.” 8 Baginya, Kitab Suci adalah hasil dari proses supernatural wahyu dan ilham Ilahi di mana manusia dan Ilahi bekerja secara harmonis dan tak terpisahkan. “Kitab Suci, dengan kebenaran yang diberikan Allah yang dinyatakan dalam bahasa manusia, menghadirkan persatuan antara yang Ilahi dan manusia. Persatuan seperti itu ada dalam sifat Kristus, yang adalah Anak Allah dan Anak manusia. Demikianlah kebenaran Kitab Suci, seperti juga Kristus, bahwa ‘Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita’ Yohanes 1: 14.” 9 Dengan demikian Kitab Suci dicirikan dengan “keindahan bahasa yang sederhana” dan “Kebenaran sejati.” 10 Akibatnya, Ellen White memperlakukan Kitab Suci dengan rasa hormat dan menghargainya sepanjang hidupnya, serta menjunjung tinggi otoritas Kitab Suci di atas otoritas lainnya, termasuk pelayanan kenabiannya sendiri. Dia tidak mendewakan Kitab Suci; hanya kepada Aliahnya yang sempurna. 11 Tetapi ia juga dengan pasti percaya bahwa “Firman-Nya itu benar” 12 dan bahwa Kitab Suci itu “dapat diandalkan.” 13 Jadi bagi Ellen White, Alkitab adalah norma dan standar tertinggi bagi semua doktrin, iman, dan praktik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. “Kitab Suci harus diterima sebagai wahyu kehendak Allah yang otoritatif dan sempurna. Itu adalah standar karakter, pengungkap doktrin, dan ujian pengalaman.” 14 Ellen G. White menggunakan Alkitab sebagai otoritas yang tertinggi untuk iman dan praktik di gereja. 15 Ini mengarah ke aspek hubungan kedua dari penggunaannya terhadap Alkitab: prinsip sola Scriptura. KN 363.2