Karunia Nubuat Dalam Alkitab Dan Sejarah

184/291

Bab 15— Sola Scriptura dan Ellen G. White: Refleksi Sejarah

Alberto K Timm

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh selalu menganut prinsip Protestan sola Scriptura (hanya dengan Alkitab saja). 1 Pada awal tahun 1847 James White menyatakan bahwa Alkitab adalah “sempurna, dan wahyu yang lengkap “dan” satu-satunya aturan iman dan prakdk kita.” 2 Pernyataan 3 tahun 1872 tentang Deklarasi Prinsip-Prinsip Mendasar yang Diajarkan dan Dipraktikkan oleh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh menegaskan bahwa “Kitab Suci, Perjanjian Lama dan Baru, diberikan dengan ilham dari Allah, berisi wahyu penuh akan kehendaknya kepada manusia, dan merupakan satu-satunya aturan iman dan praktik yang sempurna.” 3 Dan pada tahun 1884 Ellen White menambahkan, “Tetapi Allah akan memiliki umat di bumi untuk memelihara Alkitab, dan hanya Alkitab, sebagai standar dari semua doktrin dan dasar dari semua reformasi.” 4 KN 348.1

Pada saat yang sama, orang Advent juga menerima tulisan-tulisan Ellen White sebagai perwujudan akhir zaman dari karunia nubuat yang sejati. Tetapi beberapa kritikus berpendapat bahwa penerimaan tulisan-tulisan itu merusak klaim Advent tentang ketaatan yang ketat pada prinsip sola Scriptura. D.M. Canright, seorang yang lama mengkritik Advent, melangkah lebih jauh dengan mengklaim bahwa orang Advent memiliki “Alkitab yang lain”—tulisan Ellen White—dan “mereka harus membaca Alkitab lama kita dalam terang Alkitab yang baru ini.” 5 Dale Ratzlaff, kritikus gencar lainnya, menyatakan bahwa Gereja Advent Hari Ketujuh memiliki dua “sumber otoritas yang sama, dua sumber kebenaran: Alkitab dan tulisan-tulisan Ellen G. White.” 6 Beberapa studi yang bermanfaat telah menanggapi kritik ini, 7 tetapi ada ruang untuk menilai lebih jauh hubungan antara prinsip sola Scriptura dan tulisan-tulisan Ellen G. White dari perspektif sejarah yang lebih luas. KN 348.2

Artikel ini menyurvei konsep-konsep dasar yang berkaitan dengan (1) klaim Katolik Roma sebagai satu-satunya penafsir Alkitab yang benar; (2) tanggapan Protestan melalui prinsip sola Scriptura; (3) alternatif hermeneutik baru yang melemahkan prinsip itu; (4) penekanan kembali Ellen White terhadap prinsip sola Scriptura; dan (5) bagaimana dia menggunakannya dalam eksposisi Kitab Suci. Konsep tersebut dapat memberikan kerangka kerja yang berguna untuk memahami peran akhir zaman Ellen White yang krusial, dalam mengangkat prinsip sola Scriptura. KN 349.1