Karunia Nubuat Dalam Alkitab Dan Sejarah
11. Seorang Nabi adalah Pemulih dan Pembaru
Para nabi menyerukan hubungan yang sejati dan bermakna dengan Allah tanpa formalisme. Mereka menyerukan pertobatan (Yeh. 18: 31; 33: 11; tiga kali Amos 5 menggunakan ungkapan “Carilah Tuhan dan hiduplah”) dan mencela semua jenis dosa, misalnya penyembahan berhala, kesombongan, keegoisan, perselingkuhan, pembunuhan, eksploitasi, pelecehan, ketidakadilan, dan ketidaksetiaan (Yeh. 20; 22). Para nabi menyerukan suatu hubungan dengan Allah yang dibangun di atas kasih dan syukur (Yes. 58:13, 14; Yeh. 36:24-28; Mi. 7:15-20; Zef. 3:14-20). Mereka mengacaukan orang dan menentang stagnasi, kelesuan spiritual, kenyamanan hidup, kemalasan, dan status quo. Para nabi membantu orang untuk memupuk hubungan yang jujur dengan Allah: “Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Aliahmu?” (Mik. 6:8). KN 34.1
Pekerjaan sosial para nabi sangat luas. 65 Mereka memanggil semua orang di masyarakat untuk bertobat, setia kepada Allah dan perjanjian-Nya—raja, imam, hakim, nabi palsu, orang kaya, pejabat, pemimpin militer, orang biasa, wanita, anak-anak (lihat, misalnya, Yoel 2: 12—19; Yeh. 14: 6; 33: 11, 12). Mereka adalah pembaru sosial dan menyerukan perhatian khusus kepada orang miskin, yatim piatu, janda, dan orang asing (UI. 14:29; Yes. 9:17; 10:2) . Mereka sangat menentang segala bentuk kesombongan, korupsi, ketidakadilan, kekerasan, pelecehan, amoralitas, dan penipuan. Yesus merangkum penekanan ini pada isu sosial yang sederhana untuk semua orang dalam perumpamaan-Nya tentang Penghakiman Terakhir. Yesus, Nabi dari semua nabi, menyebutkan enam tindakan sosial yang sama empat kali dan selalu dalam urutan yang sama: KN 34.2
Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.” Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: “Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?” Dan Raja itu akan menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat. 25:34-40). KN 34.3
Reinhold Niebuhr menyatakan bahwa pesan seorang nabi yang benar dalam waktu yang jahat dapat menyebabkan rasa tidak aman. 66 Perubahan yang diperlukan menciptakan perasaan gelisah dan harus mengarah pada reformasi. Allah tidak akan membinasakan umat-Nya, meskipun pekabaran penghakiman dan penghukuman itu kuat. Hari Tuhan akan datang (Zef. 1: 14), tetapi Allah tidak berkenan kepada kematian orang fasik, tetapi menginginkan pertobatan mereka (Yeh. 18:31). Kematian bagi Allah adalah kontradiksi, karena Ia adalah Sumber dan Pemberi kehidupan, Sang Pencipta. Hukuman dan kehancuran bukanlah sifat-Nya, tetapi suatu pekerjaan ganjil dan berbeda yang perlu dilakukan untuk menghilangkan kejahatan dan melindungi kehidupan (Yes. 28:21). KN 35.1
Para nabi mengubur dalam-dalam penipuan, bahaya, dan kesadaran akan dosa dengan mengungkapkan kekudusan, kebenaran, dan kemurnian Allah, dan mereka secara konsisten memanggil orang untuk bertobat. KN 35.2