Karunia Nubuat Dalam Alkitab Dan Sejarah

125/291

Kejadian 4: 7: Wawasan dalam Narasi Kain-Habel

Mari kita lihat satu contoh lagi dalam Kejadian di mana wawasan Ellen White berkorelasi dengan pemahaman terbaik (tetapi sering diabaikan) tentang bahasa Ibrani asli dari bagian Alkitab. Dalam Kejadian 4 kita menemukan narasi Kain dan Habel yang akrab. Setelah Kain dan Habel membawa persembahan mereka masing-masing kepada Tuhan, dan buah Kain ditolak sementara korban binatang Habel diterima, “wajah Kain” muram (ayat 5). Tuhan datang kepadanya, dan berkata (ayat 7): “Jika engkau berbuat baik, tidakkah wajahmu akan terangkat? Dan jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; dan keinginannya [Ibr. teshuqah] adalah untuk menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa [Ibr. mashal] atasnya” (NASB). Menurut cara penerjemahan yang biasa ini, gambar itu negatif, seram, di mana dosa dibandingkan dengan setan atau binatang buas yang ingin mendominasi Kain, tetapi Kain harus menguasainya. Karena tata bahasa dari ayat ini hampir identik dengan Kejadian 3:16 (menggunakan kata-kata Ibrani yang sama untuk “ keinginan” dan “pemerintahan/penguasa” dan dengan kata ganti yang memodifikasi mereka), perikop yang terakhir ini juga sering ditafsirkan dengan cara yang sangat negatif: “keinginan” wanita adalah untuk mencoba mendominasi pria, tetapi pria harus “menguasai” dirinya. 25 KN 193.2

Sebuah studi yang cermat terhadap Kejadian 4: 7 oleh salah seorang mantan mahasiswa doktoral saya telah menantang penafsiran negatif ini berdasarkan pada pembacaan yang cermat terhadap teks Ibrani. 26 Penelitian saya sendiri yang lebih baru didasarkan pada analisisnya, dengan melihat segi-segi lebih lanjut dari sumber asli bahasa Ibrani, dan sampai pada kesimpulan dasar yang sama. 27 Saya berbagi di sini hanya beberapa poin penting dari penelitian ini. Pertama, di tempat lain dalam Alkitab tidak ada referensi lain untuk “dosa” digambarkan sebagai setan atau sebagai binatang liar “mengintai” di belakang mangsanya, dengan kebutuhan manusia untuk “menguasainya”. Gambaran seperti itu kelihatannya tidak sesuai dengan teologi dosa di dalam Alkitab. KN 193.3

Kedua, kata ganti posesif “nya” (dalam frasa “keinginannya”) dalam ayat ini ada dalam maskulin, dan karena itu, menurut aturan dasar tata bahasa Ibrani di mana kata ganti setuju dengan kata benda pendahulunya dalam gender, kata benda yang merujuknya harus dalam maskulin. Tetapi kata untuk “dosa” ada dalam feminin! Anteseden terdekat yang mungkin dengan kata ganti milik maskulin dalam ayat ini adalah “Habel” (ayat 4)! KN 194.1

Ketiga, Habel adalah satu-satunya yang cocok dalam aliran sastra dari keseluruhan narasi plot penghormatan rasa malu. Habel adalah orang yang menjadi sasaran kemarahan/ketidaksukaan Kain secara langsung dalam ayat-ayat sebelumnya. Dalam konteks, ketidaksenangan ini adalah karena ia menganggap bahwa ia telah kehilangan (atau dalam bahaya kehilangan) status anak sulungnya karena ketidakpatuhannya pada tata cara yang ditentukan. Kain telah “diperma-lukan,” dan wajahnya “jatuh” (dalam bahasa penghormatan rasa malu modern, ia “kehilangan muka.”) Allah berjanji bahwa jika ia berbuat baik, ia akan diterima: secara harfiah, “wajahnya akan terangkat naik”-kehormatannya akan dipulihkan. Semua poin ini didukung oleh kunci terminologi bahasa Ibrani dalam teks. 28 KN 194.2

Oleh karena itu, terjemahan Kejadian 4: 7 menjadi positif: “Keinginannya [Habel] akan menjadi untukmu, dan engkau [Kain] akan memerintah atasnya.” Allah menjanjikan kepada Kain bahwa jika ia melakukannya dengan baik, “ke-inginan” (atau rasa hormat) Habel untuk Kain akan dipulihkan, dan Kain akan memiliki dominasi sebagai putra sulung seperti sebelumnya. Terjemahan ini didukung oleh terjemahan Yunani Perjanjian Lama (LXX) Septuaginta: “bagimu akan tunduk padanya, dan engkau akan memerintah atasnya.” KN 194.3

Meskipun (setahu saya) tidak ada versi Alkitab modern pada zaman Ellen White (atau bahkan hari ini) mengikuti LXX dan memberikan terjemahan positif yang dinyatakan oleh bahasa Ibrani asli ini, Ellen White sudah menyukai terjemahan ini dalam beberapa pernyataannya paling awal dalam menafsirkan Kejadian 4: 7. Dia dengan jelas menganggap perikop ini (ayat 7b) sebagai merujuk pada Kain dan Habel dalam konteks memulihkan status kesulungannya dan hak prerogatifnya atas Habel. Perhatikan kutipannya dari Kejadian 4: 7b dalam hal berikut: KN 194.4

Persembahan Habel diterima; tetapi ini karena dia telah melakukan dalam setiap hal yang Allah minta dia lakukan. Jika Kain memperbaiki kesalahannya, ia tidak akan kehilangan hak kesulungannya: Habel tidak hanya akan mencintainya sebagai saudaranya, tetapi, sebagai yang lebih muda, akan tunduk kepadanya. Demikianlah Tuhan menyatakan kepada Kain, “Bagimu akan menjadi keinginannya, dan engkau akan berkuasa atas dia.” 29 KN 195.1

Tiga kali lagi Ellen White mengutip atau memparafrasakan Kejadian 4: 7b, memberikan interpretasi dasar yang sama: KN 195.2

Persembahan Habel diterima; tetapi ini karena dia telah melakukan dalam setiap hal yang Allah minta dia lakukan. Jika Kain memperbaiki kesalahannya, ia tidak akan kehilangan hak kesulungannya: Habel tidak hanya akan mencintainya sebagai saudaranya, tetapi, sebagai yang lebih muda, akan tunduk kepadanya. Demikianlah Allah menyatakan kepada Kain, “Bagimu akan menjadi keinginannya, dan engkau akan berkuasa atas dia.” 30 Malaikat mengatakan kepada Kain bahwa itu bukan ketidakadilan dari pihak Allah, atau keberpihakan yang ditunjukkan kepada Habel; tetapi itu karena dosanya sendiri, dan ketidakpatuhan terhadap perintah Allah, mengapa Dia tidak bisa menghargai persembahannya-dan jika dia melakukannya dengan baik dia akan diterima oleh Allah, dan saudaranya pasti mendengarkan dia, dan dia akan memimpin, karena dia yang tertua. 31 KN 195.3

Tidak ada ketidakadilan di pihak Allah, dan tidak ada keberpihakan yang ditunjukkan kepada Habel; jika dia mau melakukannya dengan baik dia akan diterima oleh Allah, dan saudaranya akan mendengarkannya, dan dia akan memimpin, karena dia yang tertua. 32 KN 195.4

Hebatnya, Ellen White mengikuti tradisi penafsiran (LXX) yang tidak diwakili oleh terjemahan modern zamannya. Demikian juga, ia menentang pemahaman yang berlaku pada zamannya tentang bagian yang sesuai dalam Kejadian 3: 16, menafsirkan teks ini sebagai berkat untuk menjaga kesatuan dan keharmonisan di rumah tangga. 33 KN 196.1