Hidup yang Terbaik
2. Hari-hari Pelayanan
Dirumah nelayan di Kapernaum ibu mertua Petrus terbaring akibat sakit “ demam keras,” dan “mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus.” “Yesus memegang tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya,” dan ia bangkit dan melayani Juruselamat dan murid-murid-Nya.” 1 HT 21.1
Dengan cepat kabar ini pun menyebar. Mukjizat itu telah dilakukan pada hari Sabat, dan karena takut kepada para rabi orang banyak itu tidak berani datang untuk mendapat kesembuhan, sampai matahari terbenam. Kemudian dari rumah-rumah, kedai-kedai, dan pasar kota itu berdesakdesakan masuk ke tempat tinggal sederhana yang menaungi Yesus. Orang sakit digotong di atas usungan dengan bertumpu pada tongkat-tongkat, atau ditopang sahabat-sahabat, tertatih-tatih lemah mereka beringsut ke hadirat Juruselamat itu. HT 21.2
Dari jam ke jam orang-orang itu datang dan pergi; karena tak seorang pun tahu apakah besok masih bisa menjumpai Penyembuh itu diantara mereka. Tidak pernah sebelumnya Kapernaum menyaksikan satu hari seperti itu. Udara dipenuhi dengan suara kemenangan dan sorak kelepasan. HT 21.3
Sampai penderita terakhir disembuhkan barulah Yesus berhenti bekerja. Sudah larut malam pada waktu orang banyak pulang dan kehe-ningan kembali terasa di rumah Simon. Hari yang panjang dan meng-gemparkan itu telah berlalu, dan Yesus pergi beristirahat. Namun sementara kota itu diselubungi oleh kegelapan, Juruselamat itu “pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap,” “Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.” 2 HT 21.4
Pada pagi benar, Petrus dan kawan-kawannya datang kepada Yesus, mengatakan bahwa orang-orang Kapernaum sedang mencari Dia Mereka terkejut mendengar kata-kata Kristus, “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” 3 HT 22.1
Dalam kegemparan yang melanda Kapernaum waktu itu ada bahaya bahwa tujuan-Nya bisa disalahpahami. Yesus tidak merasa puas dengan menarik perhatian kepada diri-Nya semata-mata sebagai seorang yang mengadakan perbuatan ajaib atau sebagai seorang penyexmbuh penyakit jasmani. Ia berusaha untuk menarik manusia kepada-Nya sebagai Juruselamat mereka. Sementara orang banyak ingin mempercayai bahwa Ia telah datang sebagai seorang raja untuk mendirikan satu pemerintahan duniawi, Ia rindu untuk mengalihkan pikiran mereka dari perkara duniawi kepada hal rohani Sukses duniawi saja akan mengganggu pekerjaan-Nya. HT 22.2
Perasaan takjub orang banyak yang keliru itu mengejutkan semangat-Nya. Tidak ada penonjolan diri terjalin dengan kehidupan-Nya. Peng-hormatan yang dunia berikan kepada kedudukan, kekayaan, atau bakat adalah sesuatu yang asing bagi Anak Manusia. Tak satu pun cara yang HT 22.3
“Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.” “Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jika ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan kubangkitkan pada akhir zaman.” 4 digunakan oleh manusia untuk mendapatkan kedudukan atau penghormatan yang digunakan oleh Yesus. Berabad-abad sebelum kelahiranNya telah dinubuatkan tentang diri-Nya, “Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suara-Nya di jalan. Bulu yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.” 5
Orang Farisi mencari penghormatan dengan upacara yang sangat teliti dan dengan tata cara kebaktian dan kedermawan mereka. Mereka membuktikan ketekunan terhadap agama dengan menjadikannya pokok perbincangan. Perselisihaan antar sekte yang menentang nyaring dan berkepanjangan, dan tidak aneh kalau mendengar di jalan raya suara perdebatan dengan nada tinggi dari para ahli taurat yang terdidik. HT 23.1
Perbedaan mencolok tampak dalam kehidupan Yesus. Dalam hidupNya tidak ada keributan pertengkaran, tidak ada perbaktian yang sok pamer, dan tidak ada tindakan untuk mencari pujian yang pernah disaksikan. Kristus terselubung di dalam Allah dinyatakan dalam tabiat anak-Nya. HT 23.2
“Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat, dan aku mengtahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memin-dahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.... Kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. la tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. “ 6 Yesus menginginkan agar pikiran manusia diarahkan kepada pernyataan ini.
Matahari Kebenaran itu tidak bersinar dan memancarkan cahaya ke atas dunia ini dengan kemegahan, atau membutakan pandangan dengan kemuliaan-Nya. Ada tertulis mengenai Kristus begini: “Ia pasti muncul seperti fajar.” 7 Dengan tenang dan dengan lembut fajar menyingsing di atas bumi ini sambil mengusir kegelapan dan membangunkan dunia kepada kehidupan. Begitulah terbitnya Matahari Kebenaran, “dengan kesembuhan pada sayapnya.” 8 HT 24.1
Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan.” 9
“ Sebab Engkau menjadi tempat pengungsian bagi orang
lemah, tempat pengungsian bagi orang miskin
esesakannya, perlindungan terhadap angin ribut, naungan
terhadap panas terik.” 10
“Beginilah firman Allah, Tuhan,
yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang
menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di
atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang
mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya.
“Aku ini, Tuhan, telah memanggil engkau untuk
menyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah
membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian
bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa,
untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang
hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang
yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.” 11
“Aku mau memimpin orang-orang buta di jalan yang tidak
mereka kenal, dan mau membawa mereka berjalan di jalan-
jalan yang tidak mereka kenal.
HT 24.2
Aku mau membuat kegelapan yang di depan mereka menjadi HT 25.1
terang dan tanah yang berkeluk-keluk menjadi tanah yang
rata. Itulah hal-hal yang hendak Kulakukan kepada mereka,
yang pasti akan Kulaksanakan.” 12
“Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan dan pujilah Dia dari
ujung bumi! Baiklah laut bergemuruh serta segala isinya dan
pulau-pulau dengan segala penduduknya.
Baiklah padang gurun menyaringkan suara dengan kota-
kotanya dan dengan desa-desa yang didiami Kedar!
Baiklah bersorak-sorai Penduduk Bukit Batu,
baiklah mereka berseru-seru dari puncak gunung-gunung!
Baiklah mereka memberi penghormatan kepada Tuhan, dan
memberikan pujian yang kepada-Nya di pulau-pulau.” 13
“Bersorak-sorailah, hai langit, sebab Tuhan telah bertindak,
bertempiksoraklah, hai rahim bumi!
Bergembiralah dengan sorak-sorai, hai gunung-gunung, hai
hutan serta segala pohon di dalamnya!
Sebab Tuhan telah menebus Yakub, dan la telah
memperlihatkan keagungan-Nya dalam hal Israel.” 14
HT 25.2
Dari penjara Herodes, di mana dalam keadaan kecewa dan bingung tentang pekerjaan Juruselamat, Yohanes Pembaptis memperhatikan dan menunggu, dia mengutus dua orang muridnya kepada Yesus dengan pesan: HT 25.3
“Engkaukah yang datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain? 15 HT 25.4
Juruselamat tidak segera menjawab pertanyaan murid itu. Sementara mereka berdiri keheranan karena Dia bungkam, orang-orang sakit berdatangan kepada-Nya. Suara Penyembuh Perkasa itu telah menembus telinga orang tuli. Sepatah kata, suatu sentuhan tangan-Nya, telah membuka mata orang yang buta untuk memandang terang siang hari, peman-dangan alam, wajah teman dan wajah Penyelamat itu. Suara-Nya men-jangkau telinga orang yang sedang sekarat, dan mereka bangkit dalam kesehatan dan kekuatan. Orang yang dilumpuhkan oleh kuasa Setan me-nuruti kata-kata-Nya, kegilaan meninggalkan dan mereka menyembah Dia. Para petani miskin dan buruh, yang dikucilkan para guru Yahudi sebagai najis, berkumpul di sekeliling-Nya, dan Dia berbicara kepada mereka tentang Firman hidup kekal. HT 25.5
Begitulah hari itu berlalu, murid-murid Yohanes melihat dan men-dengar semua itu. Akhirnya Yesus memanggil mereka kepada-Nya, dan menyuruh mereka pergi dan memberitahukan kepada Yohanes apa yang telah mereka lihat dan dengar, lalu menambahkan: “Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.” 16 Murid-murid itu menyampaikan pesan tersebut, dan itu sudah cukup. HT 26.1
Yohanes mengingat nubuatan tentang Mesias, “Tuhan telah me-ngurapi aku; Ia telah mengutus Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati untuk memberitahukan pembebasan kepada orang-orang tawanan dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan di penjara, untuk mem-beritahukan tahun rahmat Tuhan... untuk menghibur semua orang berka-bung.” 17 Yesus orang Nazaret adalah Dia yang dijanjikan. Bukti Keilahian-Nya telah disaksikan dalam pelayanan-Nya bagi umat yang miskin dan menderita. Kemuliaan-Nya telah terlihat dalam sikap yang merendahkan diri sederajat dengan kita. HT 26.2
“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” 18
Pekerjaan Kristus tidak hanya menyatakan bahwa Ia adalah Mesias, tetapi menunjukkan bagaimana kerajaan yang akan didirikan-Nya. Kebenaran yang sama telah terbuka bagi Yohanes seperti yang datang kepada Elia di padang belantara, ketika “angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului Tuhan. Tetapi tidak ada Tuhan dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada Tuhan dalam gempa itu. Dan sesudah gempa itu, datanglah api. Tetapi tidak ada Tuhan dalam api itu. Dan sesudah api kan datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa.” 19 Begitulah Yesus melaku kan pekerjaan-Nya, bukan dengan menjungkirbalikkan takhta dan kerajaan, bukan dengan kesombongan dan peragaan lahiriah, tetapi dengan berbicara ke dalam hati orang dan dengan suatu kehidupan kemurahan dan pengorbanan diri. HT 27.1
Kerajaan Allah muncul bukan dengan peragaan lahiriah. Kerajaan itu terbentuk melalui kelemahlembutan ilham firman-Nya, melalui pekerjaan Roh Kudus di dalam hati, persekutuan jiwa dengan Dia yang menjadi hidupnya. Penyataan terbesar akan kuasa-Nya dilihat dalam diri manusia yang menyempurnakan tabiatnya seperti tabiat Kristus. HT 27.2
Para pengikut Kristus seharusnya menjadi terang dunia; tetapi Allah tidak menyuruh mereka supaya berusaha memancarkan sinar. Ia tidak merestui usaha yang hanya untuk memuaskan diri dengan memamerkan kebaikan yang luar biasa. Ia ingin agar jiwa mereka dipengaruhi oleh prinsip surgawi; kemudian sementara mereka berhubungan dengan dunia ini, mereka akan menyatakan terang ajaib yang ada pada dirinya. Kesetiaan mereka yang ketat dalam setiap tindakan hidup akan menjadi saluran terang. HT 27.3
Kekayaan atau kedudukan tinggi, peralatan yang mahal-mahal, bangunan atau perabotan, tidaklah perlu bagi kemajuan pekerjaan Allah; begitu juga prestasi yang mendapat pujian dari manusia yang hanya menimbulkan kesombongan. Peragaan secara duniawi, betapa pun mengesankan, tidaklah bernilai dalam pemandangan Allah. Lebih dari apa yang kelihatan dan bersifat fana, Ia menilai yang tidak kelihatan dan kekal. Hal yang pertama hanya berharga kalau itu menyatakan yang terakhir. Karya seni yang paling tinggi mutunya tidak memiliki keindahan yang dapat dibandingkan dengan keindahan tabiat, yaitu hasil dari pekerjaan Roh Kudus di dalam jiwa. HT 27.4
Ketika Allah memberikan Anak-Nya kepada dunia ini, Ia memberkati umat manusia dengan kekayaan yang kekal, yaitu kekayaan yang tak dapat dibandingkan dengan kekayaan dunia yang paling berharga tetapi tidak berarti. Kristus datang ke dunia ini dan berdiri di hadapan anakanak manusia dengan kasih akan kekekalan yang melimpah, dan inilah harta yang kita akan terima, nyatakan dan bagikan melalui hubungan kita dengan Dia. HT 28.1
Usaha manusia menjadi berdayaguna dalam pekerjaan Allah tergan-tung kepada pengabdian yang sungguh-sungguh dari pekerja itu sendiri, yaitu dengan menyatakan kuasa karunia Kristus untuk mengubah ke-hidupan. Kita dibedakan dari dunia ini karena Allah telah memeteraikan kita, karena Ia menyatakan di dalam diri kita tabiat-Nya yang penuh kasih. Penebus menyalut diri kita dengan kebenaran-Nya. HT 28.2
Dalam memilih pria dan wanita untuk pekerjaan-Nya, Allah tidak bertanya apakah mereka memiliki kekayaan dunia, pengetahuan atau wi-bawa. Dia bertanya: “Apakah mereka berjalan dengan rendah hati sehingga Aku dapat mengajarkan jalan-Ku kepada mereka? Dapatkah Aku menaruh perkataan-Ku di bibir mereka? Apakah mereka akan mewakili Aku?” HT 28.3
Allah dapat menggunakan setiap orang persis sebagaimana Ia dapat menempatkan Roh-Nya ke dalam jiwa raganya. Perbuatan yang akan diterima-Nya adalah perbuatan yang memantulkan citra-Nya. Sebagai utusan kepercayaan bagi dunia ini, para pengikut-Nya harus menyandang sifat-sifat dari prinsip-Nya yang kekal yang tak terhapuskan. HT 28.4