Hidup yang Terbaik
Kekuatan Tabiat
Diperlukan orang-orang yang tangguh, yang tidak menunggu samPai jalannya rata dan tiap rintangan disingkirkan, orang-orang yang akan mengilhami dengan semangat yang segar kepada para pekerja yang semangatnya kendur dan usahanya mundur, orang-orang yang hatinya dihangatkan oleh kasih Kekristenan dan yang tangannya kuat melakukan pekerjaan Tuhannya. HT 483.2
Sebagian yang melakukan pekerjaan misionaris adalah orang lemah, tidak berani, tidak bersemangat dan mudah patah semangat. Mereka perlu didorong. Mereka tidak memiliki ciri tabiat yang positif yang memberi kemampuan untuk melakukan sesuatu roh dan tenaga untuk mengobarkan semangat. Mereka yang mau meraih sukses haruslah berani dan penuh pengharapan. Mereka harus menumbuhkan bukan hanya sifat-sifat yang pasif tetapi juga yang aktif. Sementara mereka harus memberikan jawaban yang lembut untuk meredakan kemarahan, mereka harus mempunyai keberanian seorang pahlawan untuk menolak kejahatan. Dengan keramahan yang menahan segala hal, mereka memerlukan kekuatan tabiat yang akan menjadikan pengaruh mereka menjadi satu kuasa yang positif. HT 483.3
Sebagian orang tidak mempunyai keteguhan tabiat. Rencana dan tujuan mereka tidak pasti dan tidak tetap. Mereka mempunyai hanya sedikit kegunaan praktis di dunia ini. Kelemahan-kelemahan yang tidak sanggup mengambil keputusan, tidak efisien, semuanya harus dikalahkan. Dalam tabiat Kristen yang benar, ada sesuatu yang tak dapat dikekang dan tak dapat dibentuk atau dikalahkan dengan keadaan-keadaan yang bersifat merugikan. Kita harus memiliki tulang punggung moral, suatu integritas yang tak dapat disanjung, disuap, atau ditakut-takuti. HT 484.1
Allah ingin agar kita memanfaatkan setiap kesempatan untuk membuat persiapan bagi pekerjaan-Nya. Ia mengharapkan kita untuk mengerahkan segenap tenaga dalam melakukannya, dan memelihara hati kita agar tetap hidup terhadap kesucian dan tanggung jawab yang hebat itu. HT 484.2
Banyak orang yang pantas melakukan pekerjaan yang terbaik tetapi melakukan hanya sedikit karena mereka hanya berusaha sedikit pula. Ribuan orang menjalani kehidupannya seakan-akan tidak mempunyai tujuan hidup dan tidak mempunyai standar untuk dicapai. Salah satu penyebabnya ialah karena mereka menilai diri mereka rendah. Kristus telah membayar hadiah tak ternilai untuk kita, sesuai dengan nilai yang la ingin agar kita menilai diri kita sendiri. HT 484.3
Janganlah merasa puas mencapai standar yang rendah. Kita bukanlah apa yang kita bisa capai, atau seharusnya menjadi seperti kehendak Allah. Allah telah memberikan kuasa berpikir kepada kita, bukan supaya tetap tidak aktif atau tersesat dengan pengajaran duniawi dan kotor; tetapi agar mereka dapat dikembangkan lebih baik, dihaluskan, disucikan, dimuliakan dan digunakan untuk memajukan kepentingan kerajaan-Nya. HT 484.4
Janganlah ada orang yang merasa puas menjadi seperti mesin belaka, yang dijalankan oleh otak orang lain. Allah telah memberikan kesanggupan kepada kita untuk berpikir dan bertindak, adalah dengan bertindak hati-hati, mengharapkan kebijaksanaan dari pada-Nya, maka engkau akan menjadi sanggup untuk menanggung beban. Berdirilah dengan kepribadian yang diberikan Allah kepadamu. Janganlah menjadi bayangan orang lain. Berharaplah bahwa Tuhan akan bekerja di dalam kamu, oleh kamu dan melalui kamu. HT 485.1
Jangan pernah berpikir bahwa engkau sudah cukup belajar banyak sehingga engkau sekarang mengendorkan usahamu. Pikiran yang dikembangkan adalah ukuran seseorang. Pendidikanmu haruslah berlang-sung terus selama hidupmu, setiap hari engkau belajar dan mengamalkan apa yang engkau sudah peroleh. HT 485.2
Ingatlah bahwa pada posisi mana pun engkau sedang melayani, engkau sedang menyatakan motivasi dan tabiat yang berkembang. Apa saja jenis pekerjaanmu, lakukanlah itu dengan cermat dan dengan tekun; taklukkanlah kecenderungan untuk mencari pekerjaan yang enteng. HT 485.3
Roh dan prinsip yang sama yang dibawa seseorang ke dalam pekerjaannya akan terbawa ke dalam keseluruhan hidupnya. Mereka yang menginginkan sejumlah pekerjaan tertentu dan jumlah gaji tertentu dan yang mau membuktikan satu ukuran yang tepat tanpa peduli dengan penyesuaian dan pelatihan,bukanlah orang-orang yang dipanggil Allah ke dalam pekerjaan-Nya. Mereka yang mempelajari bagaimana caranya memberikan sesedikit mungkin kemampuan jasmani, pikiran dan moral bukanlah orang-orang yang dapat dicurahi-Nya dengan berkat yang limapah. Contoh yang mereka berikan itu menular. Kepentingan diri adalah motif yang berkuasa. Mereka yang harus diawasi dan yang melaksanakan hanya apa yang digariskan kepada mereka bukanlah orang-orang yang dinyatakan baik dan setia. Para pekerja yang diperlukan adalah mereka yang menunjukkan kekuatan, integritas, dan kerajinan, mereka yang relamelakukan apa saja yang perlu dilakukan. HT 485.4
Banyak orang menjadi tidak efisien dengan mengelak tanggungjawab karena takut gagal. Dengan demikian mereka gagal memperoleh pendidikan yang dihasilkan dari pengalaman, yang tidak dapat diperoleh dari membaca dan belajar maupun semua kesempatan lainnya. HT 485.5
Manusia dapat mengubah keadaan, tetapi jangan membiarkan keadaan mengubah manusia. Kita harus menganggap keadaan itu sebagai sarana pekerjaan. Kita harus menguasainya, tetapi janganlah membiarkannya menguasai kita. HT 486.1
Orang-orang yang berkuasa adalah mereka yang pernah ditantang, disusahkan dan dihalangi. Dengan mengerahkan tenaga mereka, semua rintangan itu ternyata menjadi berkat positif baginya. Mereka memper-oleh rasa percaya diri. Pertentangan dan kebingungan menuntut latihan kepercayaan di dalam Allah dan bagi keteguhan hati yang membangun kuasa. HT 486.2
Kristus tidak memberi pelayanan secara sedikit demi sedikit. Ia tidak mengukur pekerjaan-Nya dengan jam. Waktu-Nya, hati-Nya, jiwa dan kekuatan-Nya telah dikerahkan dalam pekerjaan demi keuntungan umat manusia. Ia berusaha keras seharian yang melelahkan, dan semalam suntuk Ia bertelut berdoa demi kebijakan dan ketahanan agar Ia sanggup melakukan pekerjaan yang lebih besar. Dengan tangisan yang nyaring dan air mata Ia menaikkan permohonan-Nya ke surga, agar tubuh kemanusiaan-Nya dapat dikuatkan, agar Ia dilindungi dalam menghadapi musuh yang licik dengan segala usaha penipuannya, dan dibentengi untuk memenuhi misi-Nya dalam mengangkat umat manusia. Ia berkata kepada para pekerja-Nya, “Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.” 1 HT 486.3
Kata Paulus, “Sebab kasih Kristus menguasai kami.” 2 Inilah prinsip yang sebenarnya dari tabiatnya; inilah yang menjadi kuasa motivasinya. HT 486.4
“Karena kamu yang telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.” 3 Kalau pernah dalam perjalanan tugasnya semangatnya kendur untuk sesaat, satu lirikan pada salib akan mendorong dia supaya mengerahkan kembali pikirannya dan maju terus dalam jalan penyangkalan diri. Dalam pekerjaannya bagi saudara-saudaranya, dia bergantung banyak pada penyataan kasih yang tak terbatas dalam pengorbanan Kristus, dengan kuasanya yang menaklukkan dan memaksa.
Betapa sungguh-sungguh, betapa menyentuh ajakannya: “Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu, menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.” 4 Engkau mengetahui ketinggian dari mana Ia membungkuk, kedalaman kehinaan ke mana Ia turun. Kaki-Nya menjejaki jalan pengorbanan dan tidak menyimpang sampai Ia menyerahkan nyawa-Nya. Tak ada perhentian bagi-Nya antara takhta di surga dan salib. Kasih-Nya bagi manusia menuntun Dia untuk menyambut setiap penghinaan dan menderita setiap perlakuan kejam. HT 487.1
Paulus menasihati kita, “Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” Dia mengajak kita untuk memiliki pemikiran dan perasaan yang “terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang haris dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” 5 HT 487.2
Paulus sangat menginginkan agar penghinaan terhadap Kristus dapat dilihat dan disadari. Dia merasa yakin bahwa jikalau manusia dapat memperhatikan pengorbanan Raja surga yang menakjubkan itu, sifat mementingkan diri akan terbasmi dari dalam hati mereka. Rasul itu menandaskan maksud dan tujuannya agar kita dapat memahami sampai sekian jauh tentang sikap merendahkan diri Juruselamat demi orang-orang berdosa. Dia mengarahkan pikiran, mula-mula kepada kedudukan Kristus di surga pada ribaan Bapa-Nya; kemudian dia menyatakan Diri-Nya yang meninggalkan kemuliaan-Nya, dengan rela menempatkan diri-Nya dalam kehinaan manusia, mengambil rupa seorang hamba, rela mati, dan yang sangat memalukan dan memuakkan, yang paling menyakitkan yaitu kematian di kayu salib. Dapatkah kita merenungkan penyataan luar biasa dari kasih Allah itu tanpa rasa syukur dan kasih, dan perasaan yang mendalam tentang fakta bahwa kita ini bukanlah milik kita sendiri? Janganlah melayani Tuhan seperti itu dengan persungutan dan motif yang mementingkan diri. HT 487.3
“Sebab kamu tahu,” kata Petrus, “bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia, yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas.” 6 Oh, sekiranya ini cukup untuk membeli keselamatan manusia, betapa mudah hal itu terlaksana oleh Dia yang mengatakan, “Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas.” 7 Tetapi orang berdosa dapat ditebus hanya dengan darah Anak Allah yang berharga itu. Mereka yang gagal menghargai pengorbanan yang menakjubkan ini dan menahan diri mereka dari pekerjaan Kr istus, akan binasa dalam sikap mereka yang mementingkan diri. HT 488.1