Hidup yang Terbaik

153/187

Bahasa-bahasa Klasik

Di banyak perguruan tinggi ribuan orang muda menghabis an se bagian besar tahun-tahun hidup mereka yang terbaik untuk mempelajari bahasa Yunani dan Latin. Dan sementara mereka belajar, pikiran dan tabiat mereka dibentuk oleh perasaan-perasaan yang jahat dari bahan bacaan kafir, bacaan mana umumnya dianggap sebagai bagian yang penting dari pelajaran bahasa-bahasa tersebut. HT 425.3

Mereka yang fasih dalam bahasa-bahasa klasik menyatakan bahwa “Tragedi-tragedi Yunani penuh dengan perbuatan mesum, pembunuhan, dan korban-korban manusia kepada dewa-dewa yang penuh nafsu dan balas dendam.” Jauh lebih bagus bagi dunia kalau pendidikan yang diperoleh dari sumber demikian dibuang. “Atau dapatkah orang berjalan di atas bara, dengan tidak hangus kakinya.” 6 “Siapa dapat mendatangkan yang tahir dari yang najis? Seorangpun tidak!” 7 Jadi, dapatkah kita mengarapkan orang muda mengembangkan tabiat Kristen sedangkan pendidikan mereka dibentuk oleh pengajaran mereka yang melawan prinsip-prinsip hukum Allah? HT 425.4

Dengan membuang pengekangan dan terjun ke dalam hiburan yang sembrono, penghamburan dan kejahatan, para mahasiswa hanya meniru apa yang sudah tertanam dalam pikiran mereka melalui pelajaran ini. Ada masanya di mana pengetahuan akan bahasa Yunani dan Latin diperlukan. Sebagian orang harus mempelajari bahas-bahasa ini. Tetapi pengetahuan akan bahasa itu yang perlu untuk penggunaan praktis bisa diperoleh tanpa mempelajari sebuah bacaan yang menyeleweng dan mencemarkan. HT 425.5

Pengetahuan Bahasa Yunani dan Latin tidak diperlukan oleh banyak orang. Mempelajari bahasa kuno yang sudah mati seharusnya menjadi hal yang sekunder dibanding dengan mata pelajaran yang melatih dengan benar penggunaan seluruh kemampuan tubuh dan pikiran. Adalah kebodohan bagi para mahasiswa untuk menghabiskan waktu mempelajari bahasa-bahasa kuno yang sudah mati atau buku pengetahuan dalam bidang apa pun sehingga tidak melatih tugas-tugas hidup yang praktis. HT 426.1

Apakah yang dibawa oleh para mahasiswa ketika meninggalkan sekolahnya? Ke manakah mereka pergi? Apakah yang mereka lakukan? Sudahkah mereka miliki pengetahuan yang menyanggupkan mereka mengajar orang lain? Sudahkah mereka itu dididik menjadi ayah dan ibu yang sejati? Dapatkah mereka sebagai kepala keluarga berdiri menjadi pendidik yang bijaksana? Satu-satunya yang layak disebut pendidikan ialah yang menuntun orang muda laki-laki dan perempuan menjadi seperti Kristus, yang melayakkan mereka memikul tanggung jawab-tanggung jawab kehidupan, yang melayakkan mereka menjadi kepala keluarga. Pendidikan seperti itu tidak diperoleh dengan mempelajari pelajaran klasik yang kafir. HT 426.2