Hidup yang Terbaik

130/187

33. Pengaruh-pengaruh Rumah Tangga

Bagi anak-anak, rumah tangga haruslah menjadi tempat yang paling menarik di dunia ini, dan kehadiran sang ibu haruslah menjadi penarikannya yang terbesar. Anak-anak mempunyai sifat alami yang peka dan lembut. Mereka mudah disenangkan tetapi mudah juga disusahkan. Dengan disiplin yang lemah lembut, dalam kata-kata dan tindakan yang manis, ibu dapat mengikat anak-anaknya dengan hatinya. HT 367.1

Anak-anak kecil menyukai persahabatan dan jarang mereka merasa senang kalau sendirian. Mereka merindukan simpati dan kelemahlembutan. Mereka berpikir bahwa apa yang mereka senangi juga akan menyenangkan hati ibu, maka adalah wajar bagi mereka untuk mendekati ibu dengan kegembiraan maupun kesusahan kecil. HT 367.2

Ibu tidak boleh melukai hati mereka yang peka itu dengan bersikap acuh tak acuh terhadap hal yang sepele baginya namun sangat penting bagi anak-anak itu. Simpati dan restunya sangat berharga. Satu kerlingan merestui, sepatah kata dorongan atau pujian, itu akan menjadi bagaikan sinar matahari di hati mereka, dan sering membuat sepanjang hari itu bahagia. HT 367.3

Gantinya mengusir anak-anak dari sisinya, agar dia tidak terganggu dengan suara berisik atau diganggu dengan keinginan-keinginan kecil, hendaklah ibu merencanakan permainan atau pekerjaan ringan untuk memanfaatkan tangan dan pikiran yang aktif itu. HT 367.4

Dengan turut merasakan perasaan mereka dan mengarahkan permainan dan kesibukan mereka, ibu akan mendapatkan kepercayaan dari anak-anaknya, dan dia dapat lebih berhasil membetulkan kebiasaan-kebiasaan yang salah, atau mencegah pernyataan sifat mementingkan diri atau nafsu. Satu kata amaran atau teguran yang diucapkan tepat pada waktunya akan sangat berarti. Dengan kasih yang sabar dan waspada, dia dapat mengalihkan pikiran anak-anak ke arah besar, sambil menumbuhkan dalam diri mereka ciri-ciri tabiat yang indah dan menarik. HT 368.1

Para ibu harus berjaga agar tidak mendidik anak-anaknya menjadi bergantung pada orang lain dan memikirkan diri sendiri. Jangan biarkan mereka berpendapat bahwa dirinyalah pusat perhatian, dan bahwa segala sesuatu harus berputar di sekitar mereka. Sebagian orangtua menggunakan banyak waktu dan perhatian untuk menyenangkan hati anakanaknya, tetapi anak-anak harus dilatih untuk menyenangkan hati sendiri, melatih kecakapan dan keterampilannya sendiri. Dengan begitu mereka akan belajar menjadi puas dengan kesenangan-kesenangan yang sangat sederhana. Mereka harus diajar untuk berani menahan kekecewaan dan ujian-ujian mereka yang kecil. Gantinya mencurahkan perhatian kepada setiap rasa sakit atau kekecewaan yang sepele, alihkan perhatian mereka, ajarlah mereka untuk melewati gangguan-gangguan dan ketidaksenangan yang kecil dengan enteng. Belajarlah menganjurkan beberapa cara dengan mana anak-anak bisa belajar memperhatikan orang lain. HT 368.2

Tetapi janganlah anak-anak itu diabaikan. Karena dibebani dengan banyak kerepotan, para ibu kadang-kadang merasa tidak dapat menyediakan waktu dengan sabar untuk mendidik anak-anak kecil dan mencurahkan kasih sayang dan simpati kepada mereka. Tetapi ibu-ibu harus ingat bahwa kalau anak-anak tidak menemukan dalam diri ibunya dan di rumah mereka sendiri sesuatu yang memuaskan kerinduan mereka akan rasa simpati dan persahabatan, maka mereka akan mencarinya dari sumber lain, di mana baik pikiran dan tabiat mungkin terancam bahaya. HT 368.3

Karena kekurangan waktu dan pemikiran, banyak ibu yang menolak beberapa kesenangan yang pantas bagi anak-anak mereka, sementara jari- jari yang sibuk dan mata yang lelah dengan tekun melakukan pekerjaan hanya untuk membuat hiasan, sesuatu yang hanya mendorong pemborosan dan kesombongan dalam hati anak-anak yang masih muda itu. Sementara anak-anak menginjak masa kedewasaan, pelajaran ini membuahkan kesombongan dan kesia-siaan moral. Sang ibu menyesali kesalahan anak-anaknya, tetapi tidak menyadari bahwa tuaian yang dia peroleh itu adalah hasil dari benih yang ditanamnya sendiri. HT 368.4

Sebagian ibu-ibu tidak seragam dalam mengasuh anak-anaknya. Kadang-kadang mereka memanjakannya sampai cedera, dan sekali lagi mereka menolak sesuatu kepuasan yang polos yang membuat hati kanakkanak itu sangat bahagia. Dalam hal ini para ibu itu tidak meniru Kristus; la mengasihi anak-anak; Ia memahami perasaan mereka dan menaruh simpati terhadap mereka dalam kesenangan dan dalam kesusahan mereka. HT 369.1