Hidup yang Terbaik
24. Daging sebagai Makanan
Makanan yang ditentukan bagi manusia pada mulanya tidak mencakup makanan hewani. Sesudah air bah, ketika semua tanaman hijau di dunia musnah, barulah manusia mendapat izin untuk memakan daging. HT 293.1
Dalam memilih makanan untuk manusia di Taman Firdaus, Tuhan menunjukkan makanan apa yang terbaik; dalam pilihan makanan bagi bangsa Israel Ia mengajarkan pelajaran yang sama. Ia membawa keluar bangsa Israel dari Mesir dan melakukan latihan agar mereka menjadi umat kepunyaan-Nya sendiri. Melalui mereka itu Ia ingin memberkati dan mengajar penduduk dunia ini. Ia menyediakan makanan terbaik bagi mereka untuk maksud ini, bukan makanan daging, tetapi manna, yaitu “roti dari surga.” Hanya karena ketidakpuasan dan persungutan mereka untuk kuali berisi daging di Mesir itu maka makanan daging diberikan kepada mereka, itu pun cuma untuk jangka waktu yang singkat. Penggunaannya mengakibatkan penyakit dan kematian kepada ribuan orang. Namun ketentuan terhadap makanan tanpa daging itu tidak pernah diterima dengan sungguh-sungguh. Hal itu terus menjadi penyebab rasa tidak puas dan persungutan, secara terbuka atau pun diam-diam, dan itu tidak dijadikan permanen. HT 293.2
Setelah menetap di Kanaan, bangsa Israel diizinkan menggunakan makanan hewani, tetapi di bawah peraturan ketat yang dimaksudkan untuk mengurangi akibatnya yang buruk. Penggunaan daging babi dilarang, seperti juga binatang lainnya, burung maupun ikan, yang dagingnya dinyatakan haram. Tentang makanan daging yang diizinkan, memakan lemak dan darahnya sangatlah dilarang. HT 294.1
Hanya hewan yang dalam keadaan baik saja boleh digunakan sebagai makanan. Tidak ada binatang yang sudah dicabik-cabik, yang mati sendiri, atau yang darahnya tidak seluruhnya mengalir keluar, boleh digunakan sebagai makanan. HT 294.2
Karena menyimpang dari rencana Ilahi tentang makanan yang ditentukan bagi mereka, bangsa Israel sangat menderita. Mereka menginginkan makanan daging, dan mereka menuai akibatnya. Mereka tidak mencapai standar tabiat Allah atau memenuhi maksud-Nya. “Diberikan-Nya kepada mereka apa yang mereka minta, dan didatangkan-Nya wabah penyakit di antara mereka.” 1 Mereka menilai hal duniawi di atas perkara rohani, dan mereka tidak memperoleh sifat unggul yang kudus yang direncanakan-Nya bagi mereka. HT 294.3