Hidup yang Terbaik

67/187

16. Doa bagi Orang Sakit

Kitab Suci mengatakan bahwa “mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu” 1; dan kalau ada waktu yang mereka rasakan perlu berdoa, itulah waktu ketika kekuatan hilang dan hidup itu rasanya sedang terlepas dari pegangan mereka. Seringkali mereka yang sehat-sehat melupakan kemurahan ajaib yang diberikan kepada mereka setiap hari, dari tahun ke tahun, dan mereka tidak memuji Allah karena berkat-berkat-Nya. Tetapi bilamana jatuh sakit, barulah teringat pada Allah. Bilamana kekuatan manusia hilang, manusia baru merasa perlunya pertolongan Ilahi. Dan tidak pernah Allah kita yang pemurah itu berpaling dari jiwa yang sungguh-sungguh mencari pertolongan-Nya. Dialah perlindungan pada waktu sakit dan waktu sehat. HT 207.1

“Seperti bapa sayang pada anak-anaknya,
demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.” 2

“Ada orang-orang menjadi sakit oleh sebab kelakuan mereka
yang berdosa, dan disiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka;
mereka muak terhadap segala makanan
dan mereka sudah sampai pada pintu gerbang maut.” 3
HT 207.2

“Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam
kesesakan mereka, dan diselamatkan-Nya mereka dari
kecemasan mereka.
Disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka,
diluputkan-Nya mereka dari liang kubur.” 4
HT 208.1

Allah bersedia memulihkan kesehatan orang sakit sekarang ini sama seperti ketika Roh Kudus mengucapkan kata-kata ini melalui pemazmur. Dan Kristus adalah tabib yang berbelaskasihan sekarang ini sama seperti selama pelayanan-Nya di dunia ini. Dalam diri-Nya ada balsem penyembuh untuk segala macam penyakit, dan kuasa yang memulihkan bagi setiap kelemahan. Murid-murid-Nya sekarang ini harus berdoa bagi orang sakit sama seperti murid-murid-Nya pada zaman dulu itu berdoa. Kesembuhan akan menyusul, karena “doa yang diucapkan dalam iman akan menyelamatkan orang sakit.” Kita memiliki kuasa Roh Kudus, jaminan iman yang pasti, yang dapat menuntut janji-janji Allah. Tuhan berjanji: Mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh,“ 5 dan janji ini dapat dipercaya sekarang ini sama seperti pada zaman rasul-rasul. Kuasa itu menyatakan kesempatan anak-anak Allah, dan iman kita harus berpaut pada semua yang dicakupnya. Hamba-hamba Kristus adalah saluran pekerjaan-Nya, dan melalui mereka itu Ia ingin menjalankan kuasa penyembuhan-Nya. Adalah tugas kita untuk bawa orang sakit dan menderita kepada Allah dalam dengan iman kita’ Kita harus mengajar mereka agar percaya pada Penyembuh Yang Agung itu. HT 208.2

Juruselamat mau agar kita membesarkan hati orang sakit, orang yang putus asa dan yang menderita, untuk berpaut pada kekuatan-Nya. lalui doa dan iman, kamar orang sakit itu dapat diubah menjadi sebua Betel. Dalam perkataan dan perbuatan, para dokter dan perawat dapat mengucapkan dengan jelas sehingga tidak bisa disalahtafsirkan, “Allah ada di tempat ini” untuk menyelamatkan, bukan untuk membinasaka. Kristus ingin menyatakan kehadiran-Nya di kamar pasien, memenuhi hatl para dokter dan perawat dengan kemanisan kasih-Nya. Kalau kehidupan orang-orang yang melayani si pasien itu sedemikian rupa sehingga Kristus dapat menemani mereka ke sisi tempat tidur pasien, maka akan timbul dalam diri pasien itu keyakinan bahwa Juruselamat yang pemurah itu hadir di situ, dan keyakinan ini dengan sendirinya akan menolong menyem-buhkan jiwa raganya. HT 208.3

Allah mendengar doa. Kristus telah mengatakan, “Jika kamu meminta sesuatu kepadaku dalam nama-Ku, Aku akan melakukan-Nya.” Se-kali lagi Ia katakan, “Barangsiapa melayani Aku.... Ia akan dihormati Bapa.” 6 Jikalau kita hidup sesuai dengan firman-Nya, setiap janji indah yang telah Ia berikan akan digenapi dalam diri kita. Kita tidak layak memperoleh kemurahan-Nya, tetapi kalau kita menyerahkan diri kita kepada-Nya maka Ia menerima kita. Ia akan bekerja untuk dan melalui mereka yang mengikut Dia. HT 209.1

Tetapi hanya kalau kita hidup dalam penurutan akan firman-Nya kita dapat menuntut kegenapan janji-janji-Nya. Pemazmur mengatakan, “Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar.” 7 Jika kita menyerahkan kepada-Nya penurutan yang-setengahsetengah hati, janji-janji-Nya itu tidak akan digenapi dalam diri kita. HT 209.2

Dalam Firman Allah kita mempunyai petunjuk yang berhubungan dengan doa khusus bagi kesembuhan orang sakit. Tetapi melayangkan doa seperti itu merupakan suatu tindakan yang paling khidmat, dan tidak boleh melakukannya tanpa pertimbangan yang saksama. Dalam banyak kasus doa penyembuhan orang sakit, apa yang disebut iman itu tidak lain dari kepongahan. HT 209.3

Banyak orang yang mendatangkan penyakit bagi diri mereka melalui pemanjaan diri. Mereka tidak hidup sesuai dengan hukum alam atau prinsip-prinsip kesucian yang ketat. Orang-orang lain telah melecehkan hukum kesehatan dalam kebiasaan makan, minum, berpakaian atau pekerjaan mereka. Seringkali ada bentuk kejahatan adalah akibat dari kelemahan pikiran dan tubuh. Sekiranya orang-orang ini memperoleh berkat kesehatan, banyak di antaranya yang akan terus melakukan hal yang sama yaitu pelanggaran hukum alam dan hukum-hukum rohani Allah, dengan anggapan bahwa kalau Allah menyembuhkan mereka sebagai jawaban doa, maka mereka bebas melanjutkan praktik-praktik hidup yang tidak sehat dan memanjakan selera yang salah tanpa pengekangan. Sekiranya Allah mengadakan mukjizat untuk memulihkan kesehatan orang-orang ini, itu berarti Ia mendorong dosa. HT 209.4

Sia-sialah mengajar orang supaya memandang kepada Allah sebagai penyembuhan kelemahan-kelemahan mereka, kecuali mereka juga diajar untuk meninggalkan praktik-praktik yang tidak menyehatkan. Untuk me-nerima berkat-Nya sebagai jawaban atas doa, mereka harus berhenti berbuat jahat dan belajar berbuat baik. Lingkungan mereka harus bersih, kebiasaan hidupnya harus benar. Mereka harus hidup selaras dengan hukum Allah, baik hukum alam maupun hukum rohani. HT 210.1