Pendidikan

27/55

Ilmu dan Alkitab

“Siapa di antara semuanya itu yang tidak tahu, bahwa tangan Allah yang melakukan itu? ”

Karena kitab alam dan kitab wahyu mengandung kesan dari pikiran yang sama, kitab itu berbicara dengan serasi. Dengan metode yang berbeda, serta dalam bahasa yang berbeda-beda, mereka bersaksi atas kebenaran besar yang serupa. Ilmu pengetahuan tetap menemukan keajaiban-keajaiban baru; tetapi hasil penelitiannya tidak dibawanya sesuatu, jika dipahami dengan tepat, yang bertentangan dengan wahyu ilahi. Kitab alam dan firman yang tertulis saling menerangi satu dengan yang lain. Kitab-kitab itu memperkenalkan kita kepada Allah dengan mengajarkan kita sesuatu mengenai hukum yang di dalamnya Ia bekerja. Pd 94.1

Mengambil kesimpulan yang keliru dari fakta-fakta yang terlihat dalam alam, membuat apa yang nampak sebagai pertentangan di antara ilmu pengetahuan dan wahyu; dan dalam usaha untuk memulihkan keselarasan, penafsiran terhadap Kitab Suci telah dibuat sedemikian rupa sehingga membahayakan dan merusakkan daya firman Allah. Ilmu geologi dianggap bertentangan dengan penafsiran secara harafiah dari catatan. Mo-saic mengenai penciptaan. Jutaan tahun, katanya, diperlukan bagi evolusi bumi dari keadaan yang kacau-balau dan untuk menyesuaikan Alkitab dengan apa yang dianggap sebagai pernyataan ilmu pengetahuan, harihari penciptaan sangat panjang waktunya, waktu yang tidak terbatas, meliputi ribuan atau bahkan jutaan tahun. Pd 94.2

Kesimpulan yang demikian sama sekali tak beralasan. Catatan Alkitab adalah sesuai dengan keadaan dan dengan pengajaran yang didapat dari alam. Mengenai hari pertama yang digunakan dalam pekerjaan penciptaan diberikan catatan, “ jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.” Kej. 1:5. Dan serupa pula dalam kenyataan dikatakan mengenai setiap dari enam hari pekan penciptaan. Menurut ilham setiap masa waktu ini merupakan hari yang terdiri dari petang dan pagi, seperti hari yang lain sejak waktu itu. Mengenai pekerjaan penciptaan itu sendiri kesaksian ilahi ialah, “Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.” Mzm 33:9. Bagi Dia yang dapat berfirman untuk mencipta dunia yang tak terhitung banyaknya, berapa lamakah diperlukan waktu untuk evolusi bumi dari keadaan kacau-balau? Untuk menghitung pekerjaanNya, haruslah kita melakukan perkosaan atas firmanNya? Pd 94.3

Adalah benar bahwa peninggalan di bumi memberi kesaksian kepada eksistensi manusia, hewan dan tanaman yang lebih besar dari yang pernah dikenal. Ini dianggap sebagai bukti eksistensi kehidupan tumbuhan dan hewan sebelum masa catatan Mosaic. Akan tetapi mengenai hal itu sejarah Alkitab memberikan cukup keterangan. Sebelum Air Bah perkembangan hidup tumbuh-tumbuhan dan hewan sangatlah unggul dengan apa yang dikenal setelah masa itu. Pada waktu air bah permukaan bumi Pecah, perubahan yang jelas terjadi dan dalam pembentukan kembali kerak bumi tersimpan banyak bukti kehidupan yang sebelumnya telah ada. Hutan-hutan yang luas terkubur dalam bumi pada waktu air bah dan karena berubah menjadi batu bara, membentuk ladang-ladang batu bara yang luas dan mengeluarkan minyak yang memberikan kesenangan dan keringanan kepada kita sekarang. Perkara-perkara itu, manakala di-terangi, adalah begitu banyak saksi yang bisu menjadi kesaksian terhadap kebenaran firman Allah. Pd 95.1

Dekat dengan teori evolusi bumi ialah apa yang dianggap berasal dari garis benih, kerang dan hewan berkaki empat, evolusi manusia, puncak kemuliaan dari penciptaan. Pd 95.2

Bila pertimbangan diberikan kepada kesempatan manusia guna meneliti; betapa singkatnya waktu hidupnya; betapa terbatasnya ruang kegiatannya; betapa terbatasnya pandangannya; betapa kerap dan betapa besar kesalahan kesimpulannya, teristimewa yang berhubungan dengan peristiwa yang dianggap membubuhi tanggal lebih dulu dari sejarah Alkitab; betapa sering dugaan kesimpulan ilmu pengetahuan diperbaharui atau di-singkirkan; dan betapa besar ketabahan untuk menganggap masa perkembangan bumi dari waktu ke waktu bertambah atau berkurang dengan jutaan tahun; dan bagaimana teori-teori itu berkembang oleh sarjana yang berberbeda-beda dan bertentangan satu dengan yang lain—dengan memikirkan semuanya itu, akankah kita, menelusuri garis keturunan kita dari benih, kerang dan kera, setuju untuk menyingkirkan perkataan Tulisan Suci, yang begitu agung dalam kesederhanaannya, “Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia”? Kej 1:27. Akankah kita menolak catatan silsilah itu,-lebih membanggakan dari setiap harta dalam istana raja-raja,-“anak Adam, anak Allah”? Luk 3:38. Pd 95.3

Jika dipahami dengan tepat, baik pernyataan ilmu pengetahuan maupun pengalaman hidup adalah selaras dengan kesaksian Kitab Suci mengenai pekerjaan Allah yang tetap dalam alam. Pd 96.1

Dalam pujian yang dicatat Nehemia, orang-orang Lewi menyanyi, “ Hanya Engkau adalah Tuhan! Engkau telah menjadikan langit, ya langit segala langit dengan segala bala tentaranya dan bumi dengan segala yang ada di atasnya dan laut dengan segala yang di dalamnya. Engkau memberi hidup kepada semuanya itu dan bala tentara langit sujud menyembah kepadaMu.” Neh 9:6. Pd 96.2

Mengenai bumi ini, Kitab Suci menerangkan pekerjaan penciptaan telah usai. “PekerjaanNya sudah selesai sejak dunia dijadikan.” Ibr 4:3. Pd 96.3

Tetapi kuasa Allah telah bekerja memelihara benda-benda ciptaanNya. Bukanlah karena mekanisme yang sekali digerakkan terus-menerus bertindak oleh tenaganya sendiri sampai nadi berdenyut dan nafas dihirup berulangulang. Setiap hirupan nafas, setiap denyut jantung, merupakan bukti pemeliharaanNya yang dalamnya kita hidup dan bergerak serta memiliki wujud kita. Dari serangga yang terkecil sampai kepada manusia, setiap makhluk yang hidup setiap hari bergantung kepada takdirNya. Pd 96.4

“ Semuanya menantikan Engkau. . . .
Apabila Engkau memberikannya mereka memungutnya ;
Apabila Engkau membuka tanganMu, mereka kenyang oleh kebaikan,
Apabila Engkau menyembunyikan wajahMu, mereka terkejut;
Apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa,
Dan kembali menjadi debu
Apabila Engkau mengirim rohMu, mereka tercipta;
Dan Engkau membaharui muka bumi.”
Pd 96.5

Mzm l04:27-30.

“Allah membentangkan utara di atas kekosongan,
Dan menggantungkan bumi pada kehampaan.
Ia membungkus air di dalam awanNya,
Namun awan itu tidak robek....
Ia telah menarik garis pada permukaan air, Sampai ujung perbatasan antara terang dan gelap.”

“Tiang-tiang langit bergoyang-goyang,
Tercengang-cengang oleh hardikNya.
Ia telah meneduhkan laut dengan kuasaNya....
Oleh nafasNya langit menjadi cerah;
TanganNya menembus ular yang tangkas.
Sesungguhnya semuanya itu hanya ujung-ujung jalanNya;
Betapa lembutnya bisikan yang kita dengar dari padaNya!
Siapa dapat memahami guntur kuasaNya?”
Pd 96.6

Ayb 26:7-10; 26:11-14.

“Ia berjalan dalam puting beliung dan badai,
Dan awan adalah debu kakiNya.”
Pd 97.1

Nah 1:3.

Kuasa besar yang bekerja di seluruh alam dan menopang segala sesuatu bukanlah, seperti apa yang dikatakan beberapa orang ahli ilmu pengetahuan, sekedar suatu azas yang tetap-mengisi, suatu tenaga yang menjalankannya. Allah itu Roh, namun Ia adalah Oknum, Allah telah menyatakan diriNya dalam PutraNya. Yesus, terang kemuliaan Bapa, “dan gambar wujud Allah” (Ibr 1:3), berada di bumi dalam bentuk manusia. Ia datang ke dunia sebagai pribadi Juruselamat. Sebagai pribadi Juruselamat Ia naik ke atas. Sebagai pribadi Juruselamat Ia menjadi pengantara dalam pengadilan sorga. Pd 97.2

Di hadapan takhta Allah “ seorang seperti anak manusia.” Dan 7:13, memelayani bagi kita. Pd 97.3

Rasul Paulus, yang menulis di bawah bimbingan Roh Kudus, menerangkan tentang Kristus bahwa “segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.” Kol 1:16,17. Tangan yang menopang dunia di angkasa raya, tangan yang mengatur peredarannya yang tertib dan kegiatan yang tiada henti-hentinya, segala sesuatu di seluruh alam semesta milik Allah, adalah tangan yang terpaku di salib bagi kita. Pd 97.4

Kebesaran Allah bagi kita tak dapat kita pahami. “Tuhan, takhtaNya di sorga” (Mzm 11:4); namun demikian melalui RohNya Ia hadir di manamana. Ia mempunyai pengetahuan yang mendalam dan bersifat pribadi dalam segala pekerjaan tanganNya. Pd 97.5

“Siapakah seperti Tuhan, Allah kita,
Yang diam di tempat yang tinggi
Yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi!”

“Ke mana aku dapat pergi menjauhi RohMu,
Ke mana aku dapat lari dari hadapanMu?
Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; Jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati
Di situ pun Engkau.”

“Jika Aku terbang dengan sayap fajar,
Dan membuat kediaman di ujung laut,
Juga di sana tanganMu akan menuntun aku,
Dan tangan kananMu memegang aku.”
Pd 97.6

Mzm 113:5,6; 139:7-10; Ay 26:6.

“Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri,
Engkau mengerti pikiranku dari jauh.
Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring,
Segala jalanku Kau maklumi....
Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku,
Dan Engkau menaruh tanganMu ke atasku.
Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu,
Terlalu tinggi, tidak sanggup akan mencapainya.”
Pd 98.1

Mzm l39:2-6.

Pencipta segala sesuatu yang mengurapi keserasian ajaib dari jalan yang sampai ke tujuannya, persediaan sampai kepada kebutuhannya. Dialah yang dapat menyediakan segala keperluan di dunia sehingga setiap keinginan yang ditanamkan harus dapat dipenuhi. Dialah yang menciptakan jiwa manusia dengan kemampuan untuk mengetahui dan mengasihi. Dan Ia bukanlah Oknum yang akan membiarkan tuntutan jiwa itu tidak terpuaskan. Tidak ada azas yang mudah dimengerti, tiada wujud umum atau sekedar pengertian yang abstrak, yang dapat memuaskan keperluan dan keinginan umat manusia dalam kehidupan pergumulan dengan dosa, kesusahan dan derita. Tidak cukup hanya percaya kepada hukum dan daya, dalam perkara-perkara yang tidak mempunyai pengasihan dan tidak pernah mendengar tangisan meminta pertolongan. Kita perlu mengenal lengan yang penuh kuasa yang akan menopang kita, seorang Sahabat yang Maha Kuasa yang mengasihani kita. Kita memerlukan tangan hangat yang memegangi untuk percaya pada hati yang penuh berisi kelemah lembutan. Dan Allah telah menyatakan diriNya dalam firmanNya. Pd 98.2

Ia yang belajar mendalami rahasia alam akan menyadari sepenuhnya kebodohan dan kelemahannya sendiri. Ia akan menyadari bahwa ada kedalaman dan ketinggian yang tak dapat dicapainya, rahasia yang tak dapat diterobos, ladang kebenaran yang luas terletak di depannya belum terjamah. Ia akan bersedia mengatakan, bersama Newton, “Saya ini seperti seorang anak kecil di pantai yang maha luas mencari kerikil dan kerang, sementara samudera kebenaran yang luas terbentang tak terjamah di hadapanku.” Pd 98.3

Pelajar-pelajar ilmu pengetahuan yang tekun terpaksa mengakui adanya kuasa yang Maha Kekal bekerja dalam alam. Tetapi kepada akal manusia yang tidak dibantu, pengajaran alam tidak dapat kecuali tampak bertentangan dan mengecewakan. Hanya dalam terang wahyu ia dapat dibawa dengan tepat. “Karena iman kita mengerti.” Ibr 11:3. Pd 99.1

“Pada mulanya Allah.” Kej 1:1. Di sini saja pikiran yang penuh pertanyaan, dapat terbang seperti merpati ke bahtera, untuk mendapatkan kepuasan. Di atas, di bawah, di balik, berdiamlah Kasih yang Kekal, mengerjakan segala sesuatu untuk melaksanakan “kehendakmu untuk berbuat baik.” II Tes 1:11. Pd 99.2

“Apa yang tidak nampak dari padaNya, yaitu kekuatanNya yang kekal dan keilahianNya dapat nampak kepada pikiran dari karyaNya sejak dunia diciptakan sehingga mereka tidak dapat berdalih.” Roma 1:20. Tetapi kesaksian mereka dapat dimengerti hanya dengan pertolongan guru ilahi. “Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.” I Kor 2:11. Pd 99.3

“ Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.” Yoh 16:13. Hanya dengan pertolongan Roh yang pada mula pertama “ melayang-layang di atas permukaan air,” dari Firman yang dalamnya “segala sesuatu diciptakan,” dari “Terang yang benar, yang menerangi setiap orang yang datang ke dunia,” dapatlah kesaksian ilmu pengetahuan ditafsirkan dengan tepat. Hanya dengan bimbinganNya kebenaran yang paling dalam dipahami. Pd 99.4

Hanya di bawah tuntunan Yang Maha Tahu, kita dalam mempelajari karyaNya, sanggup memikirkan pikiranNya. Pd 99.5