Pendidikan

44/55

Pendidikan dan Tabiat

” Masa keamanan akan tiba bagimu. . . hikmat dan pengetahuan. ”

Pendidikan yang benar bukanlah artinya mengesampingkan pengetahuan yang bersifat ilmiah atau buku-buku pengetahuan mengenai sastera; akan tetapi yang lebih penting lagi ialah yang memberi kuasa yang bernilai; di atas kuasa adalah kebajikan; di atas kecerdasan pikiran adalah tabiat. Orang berbudi luhur lebih banyak diperlukan dunia ini daripada orang yang memiliki kecerdasan yang besar. Pendidikan itu memerlukan orang yang memiliki kesanggupan yang dikendalikan oleh prinsip yang teguh. Pd 172.1

“Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat.” “Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan.” Amsal 4:7; 15:2. Pendidikan yang benar mengajarkan kebijaksanaan ini. Pendidikan itu mengajarkan penggunaan yang terbaik, bukan saja hanya satu, melainkan segala kuasa dan kecakapan. Demikianlah pendidikan itu mencakup segenap lingkaran kewajiban-baik terhadap diri kita sendiri, terhadap dunia, dan terhadap Allah. Pd 172.2

Pembangunan tabiat merupakan tugas terpenting yang pernah dipercayakan kepada manusia; dan belum pernah sebelumnya hal itu dipelajari lebih sungguh-sungguh selain daripada sekarang ini. Belum pernah ada angkatan manusia sejak zaman dahulu yang menghadapi masalah yang begitu sungguh-sungguh selain daripada zaman ini; belum pernah sebelumnya anak-anak muda, pria dan wanita menghadapi bahaya paling gawat selain daripada apa yang mereka hadapi sekarang ini. Pd 172.3

Untuk masa seperti ini, bagaimanakah kecenderungan pendidikan yang diberikan? Motif apakah yang sering diminta? Jawabnya, untuk kesenangan diri sendiri. Banyak pendidikan yang diajarkan berlawanan dengan nama yang sebenarnya. Dalam pendidikan yang benar, cita-cita yang mementingkan diri sendiri, kerakusan untuk mendapatkan kuasa, tidak menghargai hak-hak dan keperluan manusia, merupakan kutuk bagi dunia kita. Allah mempunyai rencana bagi hidup setiap orang. Masing-masing harus memanfaatkan talentanya dengan sebaik-baiknya, dan setia melakukannya, apakah hal itu sedikit atau banyak haruslah menjadi kemuliaan. Allah tidak pernah merencanakan persaingan yang mementingkan diri sendiri. Tidaklah bijaksana kalau mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. II Kor 10:12. Apa saja yang kita lakukan, baiklah kita lakukan hal itu “dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah.” I Petrus 4:11. Hendaklah melakukan “dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan, dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hambaNya.” Kolose 3:23, 24. Alangkah indahnya pelayanan yang dilakukan dan pendidikan yang diperoleh untuk melaksanakan prinsip ini. Akan tetapi, betapa berbedanya dengan pendidikan yang berlangsung masa kini! Dari sejak usia permulaan, si anak sudah diajak bertanding dan bersaing; hal itu menanamkan sifat mementingkan diri sendiri, sebagai akar segala kejahatan. Pd 173.1

Maka terjadilah pertarungan memperebutkan kekuasaan, dan hal itu mendorong timbulnya “kecerobohan” dan dalam banyak hal merusak kesehatan dan tidak membuat pantas untuk melakukan pekerjaan yang berguna. Dan sering terjadi bahwa persaingan menuntun kepada kecurangan; dan oleh timbulnya cita-cita dan rasa tidak puas, merusak hidup dan menambah manusia yang gelisah di atas bumi, dengan kekerasan yang terusmenerus mengancam masyarakat. Pd 173.2

Hal itu bukan saja membahayakan metode, tetapi juga membahayakan pokok masalah penelitian. Pd 173.3

Bagaimanakah, pada masa-masa usia yang masih muda dan mudah dipengaruhi, pikiran orang muda diarahkan dan diisi? Pada waktu mempelajari bahasa dan sastera, dari sumber mata air yang bagaimanakah orang-orang muda itu diajar? Jawabnya, dari mata air kekafiran; dari mata air kebobrokan kekafiran zaman dahulu kala. Mereka diajak mempelajari karya pengarang, tanpa menelitinya, yang menyatakan bahwa mereka tidak menaruh perhatian pada azas moral. Pd 173.4

Dan betapa banyak pengarang zaman modem ini yang dinyatakan sama dengan yang di atas itu! Memang banyak bahasanya yang baik dan indah, akan tetapi hal itu merupakan kedok untuk menyelewengkan prinsip agar dalam kebobrokannya merusak pembacanya. Pd 173.5

Di samping itu, banyak sekali pengarang cerita fiksi, memanjakan impian akan istana kemewahan. Mungkin juga para pengarang itu tidak menerima tuduhan menyatakan kecabulan, akan tetapi karya mereka betul-betul penuh dengan yang jahat. Karya itu merampok beribu-ribu waktu dan tenaga, dan disiplin diri sendiri yang diperlukan dalam memecahkan pelbagai masalah hidup yang keras. Pd 174.1

Sebagaimana pada umumnya, mempelajari ilmu pengetahuan, juga mengandung bahaya besar. Teori evolusi dan pelbagai macam kesalahan diajarkan di sekolah-sekolah dalam setiap tingkat, mulai dari taman kanakkanak sampai di perguruan tinggi. Demikianlah halnya mempelajari ilmu pengetahuan, yang seharusnya mengajarkan tentang Allah, kini berbaur dengan spekulasi dengan teori manusia yang cenderung menuju pendurhakaan. Pd 174.2

Bahkan, dalam mempelajari Alkitab, seringkali dilakukan di sekolahsekolah, merampok harta kekayaan yang tidak ternilai harganya dari firman Allah. Tugas dengan “kritik tingkat tinggi” dalam belajar tentang struktur, dugaan-dugaan tanpa bukti, penyusunan kembali berdasarkan bagianbagian tertentu, justru merusak iman terhadap Alkitab sebagai suatu wahyu ilahi; merampok kuasa firman Allah untuk mengendalikan, meluhurkan dan memberi ilham ke dalam hidup manusia. Pd 174.3

Sementara orang-orang muda keluar masuk di dalam dunia, untuk mendapat godaan melakukan dosa—yakni nafsu mendapatkan uang, mabuk hiburan dan pemanjaan diri, pamer kemewahan dan pemborosan, tipu daya, perampokan, dan kehancuran-ajaran apakah yang didapat di sana? Pd 174.4

Spiritualisme mengajarkan bahwa manusia adalah setengah dewa yang tidak jatuh ke dalam dosa; bahwa “masing-masing akan menghukumkan diri sendiri,” bahwa “pengetahuan yang benar menempatkan manusia di atas semua undang-undang,” bahwa “segala dosa yang dilakukan adalah benar,” dan “Allah tidak menghukumkan.” Keburukan budi manusia terlukis di sorga dan sangat diagungkan di sana. Demikianlah hal itu menyatakan kepada semua orang, “Tidak peduli apa yang kaulakukan; hiduplah menurut kemauanmu sendiri, sorga adalah milikmu.” Begitu banyak orang yang yakin bahwa keinginan merupakan undang-undang tertinggi, kebebasan adalah kemerdekaan, dan manusia bertanggung jawab untuk dirinya sendiri. Pd 174.5

Bilamana ajaran yang demikian diajarkan pada usia muda, saat dorongan untuk segera berbuat sesuatu tanpa pikir panjang masih kuat, dan saat pengekangan diri dan kemurnian sangat diperlukan, di manakah gerangan akan diperoleh kebajikan yang aman? Bagaimanakah cara mencegah dunia dari Sodom yang kedua? Pd 174.6

Pada waktu yang sama kelaliman sedang berusaha menyapu segala undang-undang, bukan saja undang-undang ilahi, tetapi juga undang-undang manusia. Pemusatan kekayaan dan kuasa; gabungan secara besar-besaran untuk memperkaya sekelompok kecil orang sambil mengorbankan banyak orang; penyatuan kelompok orang-orang yang lebih miskin demi pembelaan kepentingan dan hak-hak mereka; semangat kegelisahan, kerusuhan dan pertumpahan darah; ajaran-ajaran yang meluas di dunia sebagaimana yang membawa Revolusi Prancis—semuanya cenderung melibatkan selu-ruh dunia dalam pergolakan yang sama, seperti yang menggoncangkan Prancis. Pd 175.1

Hal demikian itu merupakan pengaruh yang akan dihadapi oleh orangorang muda zaman ini. Untuk menghadapi pergolakan demikian, mereka harus meletakkan dasar-dasar tabiat masa kini. Pd 175.2

Dalam setiap angkatan manusia, dan di setiap negri, terdapat dasar-dasar tabiat dan pola-polanya yang sama untuk pembangunan tabiat. Hukum ilahi berbunyi, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu;... dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Lukas 10:27), dan prinsip penting yang nyata dalam tabiat dan hidup Juruselamat kita, merupakan satu-satunya dasar yang patut diturut, dan penuntun yang pasti. Pd 175.3

“Masa keamanan akan tiba bagimu; kekayaan yang menyelamatkan ialah hikmat dan pengetahuan” (Yesaya 33:6), bahwa hikmat dan pengetahuan ada lah satu-satunya yang diajarkan firman Allah. Pd 175.4

Hal itu benar kini, sebagaimana saat firman itu diucapkan kepada bangsa Israel, mengenai penurutan kepada hukum-hukumNya: “Itulah yang akan menjadi kebijaksanaan dan akal budimu di mata bangsa-bangsa.” Ul 4:6. Pd 175.5

Inilah satu-satunya benteng perlindungan bagi ketulusan hati individu, kemurnian rumah tangga, keamanan masyarakat, atau masa keamanan bangsa. Di tengah-tengah kekhawatiran hidup, bahaya dan pertikaian, satu-satunya peraturan yang baik dan pasti ialah melakukan apa yang difirmankan Allah. “Torat Tuhan itu sempurna,” dan “siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya.” Mazmur 19:8; 15:5. Pd 175.6