Nasihat Penatalayanan

38/279

9. — Suara Penyerahan Diri

Apakah ini bahasa hatimu? “Aku ini seluruhnya milikMu, Juruselamatku; Engkau telah menebus jiwaku dan seluruh hidupku dan segala rencana hidupku adalah milikMu. Tolonglah aku untuk memperoleh kekayaan, bukan untuk digunakan dengan tidak bijaksana, bukan untuk ‘memanjakan kesombongan, tetapi untuk kemuliaan namaMu.” Allah meletakkan tanganNya atas perpuluhan sama seperti atas pemberian-pemberian dan persembahan dan berkata, “Itu adalah milikKu. Apabila Aku mempercayakan hartaKu kepadamu, Aku telah perincikan sebagian harta menjadi milikmu, untuk memenuhi kebutuhanmu dan sebagian harus dikembalikan kepadaKu.” NP 33.4

Ketika engkau mengumpulkan hasil tuaianmu ke dalam lumbung untuk kesenanganmu sendiri, apakah engkau sudah mengembalikan perpuluhan dengan setia kepada Allah? Apakah engkau sudah memberikan kepadaNya pemberian-pemberian dan persembahan-persembahanmu, agar pekerjaanNya tidak kekurangan? NP 33.5

Apakah kita heran apabila Tuhan menahan berkat-berkatNya kalau pemberian-pemberianNya digunakan untuk kepentingan diri dan disalahgunakan? NP 34.1

Allah senantiasa mengaruniakan padamu berkat-berkat hidup ini; dan jika Ia meminta engkau untuk mengembalikan pemberian-pemberianNya dengan jalan menolong pelbagai cabang pekerjaanNya, hal itu adalah demi kepentingan jasmani dan rohanimu, dan dengan demikian engkau mengakui Allah sebagai pemberi segala berkat. Allah sebagai Majikan Agung, bekerja sama dengan manusia dalam mencari dan memperoleh segala yang perlu bagi kebutuhan mereka, dan Ia menuntut mereka untuk bekerja sama dengan Dia dalam menyelamatkan jiwa-jiwa. Ia telah meletakkan di dalam tangan hamba-hambaNya alat-alat yang dapat digunakan untuk memajukan pekerjaanNya di dalam dan di luar negeri. Tetapi kalau hanya setengah saja dari umat itu yang melakukan tugas mereka, perbendaharaan tidak terisi cukup dengan uang yang diperlukan, maka banyak bidang pekerjaan Tuhan terpaksa dibiarkan terbengkalai. Review & Herald, 23 Desember 1890. NP 34.2

Allah memanggil pekerja-pekerja. Kegiatan pribadi dibutuhkan. Tetapi haruslah pertobatan terjadi dulu, baru setelah itu usaha untuk menyelamatkan orang lain. R & H, 10 September 1903 NP 34.3