Hidup Yang Menyehatkan
Hubungan Reformasi Kesehatan pada Spiritualitas
Kendali Kemauan
143. Setan mengetahui bahwa ia tidak dapat menaklukkan manusia kecuali ia bisa mengendalikan kemauannya. Ia bisa melakukan ini dengan menipu manusia agar ia bisa bekerja sama dengan dia dalam melanggar hukum alam.— U. T., 11 Januari 1897. HM 47.5
144. Segala sesuatu yang mengurangi kekuatan fisik memperlemah pikiran dan membuatnya kurang dapat membedakan antara kebaikan dan kejahatan, antara benar dan salah.— S. T., on E., hlm. 35. HM 48.1
145. Prinsip-prinsip reformasi kesehatan,... yang diadopsi oleh dia yang menyampaikan sabda Allah kepada orang lain, akan memiliki pengaruh kuat pada pekerjaannya, dan atas mereka yang kepadanya ia bekerja. Jika prinsip-prinsipnya salah, ia dapat dan akan salah menyampaikan kebenaran kepada orang lain; jika ia menerima kebenaran yang menarik pertimbangan daripada selera yang menyesatkan, pengaruhnya untuk yang benar akan diputuskan.— S. T., No. 7, hlm. 41. HM 48.2
Terang Tak Diindahkan
146. Satu alasan mengapa kita tidak menikmati lebih banyak berkat Tuhan adalah, kita tidak mengindahkan terang yang Ia telah berikan dengan senang hati mengenai hukum kehidupan dan kesehatan.— R. and H., 1883, No. 19. HM 48.3
147. Kurangnya stabilitas dalam hal prinsip-prinsip reformasi kesehatan adalah petunjuk yang benar dari tabiat mereka dan kekuatan rohani mereka.— T., jld. 2, hlm. 487. HM 48.4
148. Tidak mungkin bagi kita memuliakan Allah sementara hidup melanggar hukum-hukum kehidupan.— H. R. HM 48.5
149. Semua yang mengaku pengikut Yesus harus merasa bahwa suatu tugas dibebankan atas mereka untuk memelihara tubuh dalam kondisi kesehatan terbaik, sehingga pikiran mereka bisa jernih dalam memahami hal-hal surgawi.— T., jld. 2, hlm. 522. HM 48.6
Pengaruh Kebiasaan
150. Jika kebiasaan fisik kita tidak benar, kuasa mental dan moral kita tidak bisa kuat; karena hubungan besar ada antara fisik dan moral.... Kebiasaan yang menurunkan standar kesehatan fisik, melemahkan kekuatan mental dan moral.— T., jld. 3, hlm. 50, 51. HM 49.1
151. Jika Anda mencari jalan yang salah, dan menurutkan kebiasaan makan yang salah, dan dengan demikian memperlemah kuasa intelektual, Anda tidak akan menempatkan penilaian tinggi atas keselamatan dan kehidupan kekal yang akan mengilhami Anda untuk menyesuaikan kehidupan Anda pada kehidupan Kristus; Anda tidak akan membuat upaya yang sungguh-sungguh, yang mengorbankan diri sendiri untuk seluruh penurutan pada kehendak Allah yang diminta oleh firman-Nya, dan yang diperlukan untuk memberikan Anda kelayakan moral untuk sentuhan akhir dari kekekalan.— T., jld. 2, hlm. 66. HM 49.2
152. Supaya bisa menjalani kehidupan sempurna, kita harus hidup sejalan dengan hukum alam yang menguasai keberadaan kita.— T., jld. 3, hlm. 163. HM 49.3
Efek pada Pikiran
153. Hal-hal yang menggelapkan kulit dan menjadikannya suram, juga meredupkan jiwa, dan menghancurkan keceriaan dan kedamaian pikiran..... Tiap kebiasaan salah yang melukai kesehatan tubuh, memberi pengaruh pada pikiran.— H. R. HM 49.4
154. Hal-hal yang meresahkan dan menyebabkan sakit pada perut akan memiliki pengaruh yang berimbas kepada jantung yang lebih halus dari hati.— T., jld. 2, hlm. 537. HM 49.5
155- Kesuraman dan kesedihan yang katanya akibat penurutan pada hukum moral Allah seringkali dihubungkan untuk mengabaikan hukum fisik. Mereka yang kemampuan moralnya dikeruhkan oleh penyakit bukanlah mereka yang dengan benar mewakili kehidupan Kristen, dan menunjukkan sukacita keselamatan dan keindahan dari kesucian. Mereka seringkali berada dalam api fanatisme, atau kemasabodohan atau kemuraman. — S. of T., No. 42, 1885. HM 49.6
156. Kecuali mereka mempraktikkan pertarakan yang benar, mereka tidak akan, mereka tidak bisa, mudah terkena pengaruh menyucikan dari kebenaran. —C. T., hlm. 117. HM 50.1
157. Makan, minum, dan berpakaian semua memiliki pengaruh langsung pada kemajuan rohani kita. —Y. I., 31 Mei 1894. HM 50.2
Moral Dirusak
158. Dengan menurutkan cara bertindak yang salah dalam makan dan minum, beribu-ribu orang merusak kesehatan mereka, dan bukan hanya kesehatan mereka yang rusak, namun moral mereka juga ternoda, karena darah berpenyakit mengalir melalui pembuluh darah mereka. —U. T., 30 Agustus 1896. HM 50.3
159. Makan berlebihan mencegah aliran bebas dari pemikiran dan kata-kata, dan intensitas perasaan yang begitu diperlukan untuk mengesankan kebenaran pada hati dari para pendengarnya. —T., jld. 3, hlm. 310. HM 50.4
160. Makan makanan terbaik sekalipun bila berlebihan akan mengakibatkan kondisi tak sehat dari perasaan moral.... Kebiasaan-kebiasaan buruk makan dan minum menuntun pada kesalahan dalam pemikiran dan perbuatan. Penurutan selera menguatkan kecenderungan hewani, memberikan pengaruh atas kuasa mental dan spiritual.... Segala sesuatu yang bertentangan dengan hukum alam menciptakan kondisi jiwa yang berpenyakit. — R. and H., 1881, No. 4. HM 50.5
161. Ketidakteraturan dalam makan dan minum, dan tak pantas berpakaian, merusak pikiran dan menodai hati, dan membawa sifat mulia dari jiwa ke dalam perbudakan hawa nafsu hewani. -H.R. HM 51.1
162. Jika mereka yang mengaku orang Kristen ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan yang begitu membingungkan mereka— mengapa pikiran mereka begitu tumpul, mengapa aspirasi keagamaan mereka begitu lemah—mereka tidak perlu, dalam banyak contoh, terlalu jauh; di sini sudah cukup bila tidak ada yang lain. —C. T., hlm. 83. HM 51.2
163. Kehidupan yang beriman bisa dengan baik diperoleh dan dipertahankan bila makanan daging dibuang; karena diet daging merangsang aktivitas-aktivitas kuat yang cenderung penuh hawa nafsu, dan melemahkan sifat dasar spiritual dan moral. —U. T., 5 November 1896. HM 51.3
164. Anak-anak yang dibesarkan dengan cara menyehatkan jauh lebih mudah dikendalikan daripada mereka yang dimanjakan dengan makan segala sesuatu sesuai dengan selera mereka, dan sepanjang waktu. Mereka biasanya ceria, berisi, dan sehat. Bahkan anak yang paling keras kepala, sesuka hati, dan suka melawan menjadi tunduk, sabar, dan dapat mengendalikan diri dengan terusmenerus mengikuti diet teratur ini, bersatu dengan manajemen yang tegas namun baik dalam hal-hal lain. —H. R. HM 51.4
Korban Hidup
165. Tuhan menginginkan suatu korban hidup dari pikiran, jiwa, tubuh, dan kekuatan. Segala yang kita miliki dan kita adanya harus diberikan kepada dia, sehingga kita bisa menjawab maksud dari penciptaan kita. —U. T., 25 Agustus 1897. HM 51.5
166. Penyucian sejati bukan sekedar teori, suatu emosi, atau suatu bentuk kata-kata, namun suatu prinsip hidup yang aktif, yang memasuki kehidupan sehari-hari. Diperlukan agar kebiasaan kita makan, minum dan berpakaian sedemikian rupa sehingga memelihara kesehatan fisik, mental, dan moral, agar kita bisa menyerahkan tubuh kita kepada Tuhan, bukan sebagai persembahan yang dirusak oleh kebiasaan yang salah, namun suatu “korban hidup, suci, berterima kepada Allah.” —R. and H., 1881, No. 4. HM 52.1
167. Harus tetap ditonjolkan bahwa tujuan utama yang akan diperoleh melalui saluran ini bukan hanya kesehatan, namun kesempurnaan dan roh kesucian, yang tidak dapat diperoleh dengan tubuh dan pikiran yang berpenyakit. Tujuan ini tidak dapat diperoleh dengan bekerja hanya dari sudut pandang duniawi. —T., jld. 1, hlm. 554. HM 52.2
168. Tubuh yang berpenyakit menyebabkan otak yang terganggu, dan merintangi pekerjaan kasih karunia yang menyucikan atas pikiran dan hati. —H. R. HM 52.3
169. Jika manusia menghargai terang yang Allah berikan kepadanya dalam kemurahan tentang reformasi kesehatan, ia bisa disucikan melalui kebenaran, dan dilayakkan untuk kekekalan. —T., jld. 3, hlm. 162. HM 52.4
170. Jika orang-orang Kristen... menuruti hukum yang menguasai kesehatan dan kehidupan, mereka akan memiliki berkat kekuatan fisik dan mental. Mereka akan memiliki kuasa moral untuk terlibat dalam peperangan melawan Setan; dan dalam nama Dia yang menaklukkan selera untuk mereka, mereka akan lebih dari sekedar penakluk dalam catatan mereka sendiri. —T., jld. 4, hlm. 35, 36. HM 52.5
171. Karakter dan efisiensi dari pekerjaan itu sangat tergantung pada kondisi fisik dari para pekerja.... Banyak khotbah menerima bayangan gelap dari keadaan salah cerna si pendeta. Kesehatan adalah berkat yang tak terkira, dan yang lebih erat berkaitan dengan kata hati dan agama daripada yang banyak orang sadari. —G. W., hlm. 175. HM 53.1
172. Untuk memberikan pelayanan sempurna kepada Allah, kita harus memiliki konsepsi jelas tentang kehendak-Nya. Ini akan menuntut kita untuk memakan hanya makanan sehat, yang disiapkan dalam cara sederhana, sehingga saraf-saraf halus otak tidak terluka, sehingga tidak mungkin bagi kita melihat nilai penebusan, dan harga tak ternilai dari darah Kristus yang menyucikan. —R. and H., 1880, No. 12. HM 53.2
Rencana Allah
173. Cara Allah adalah memberikan manusia sesuatu yang tidak dimiliki manusia, untuk menjadikan dia sesuatu yang bukan dirinya. Cara manusia adalah mencari tempat yang mudah, dan menurutkan selera dan ambisi yang mementingkan diri. Rencana Allah adalah mengatur manusia bekerja di barisan pembaruan, kemudian ia akan belajar dari pengalaman berapa lama ia dirusakkan oleh selera daging, dan melayani wataknya sendiri, membawa kelemahan pada dirinya sendiri. Cara Allah adalah untuk bekerja dalam kekuatan. Ia memberikan kasih karunia jika orang yang sakit itu menyadari bahwa ia memerlukannya. Allah menawarkan untuk memurnikan dan memperhalus jiwa yang telah dicemarkan, kemudian Ia akan menanamkan dalam hati itu kebenaran dan kedamaian serta kesehatan, dan manusia akan sempurna di dalam Dia. HM 53.3
Kerajaan Allah di Dalam Diri
Inilah kerajaan Allah di dalam diri Anda. Hari demi hari manusia menyatakan apakah kerajaan Allah ada di dalam diri mereka. Jika aturan-aturan Kristus ada dalam hati mereka, mereka memperoleh kekuatan prinsip, dengan kuasa dan kemampuan untuk berdiri sebagai prajurit setia, pembaharu sejati. Kemudian, seperti Daniel, mereka memberikan kesan ke dalam hati orang lain yang tidak akan pernah dihapuskan, dan pengaruh mereka akan terbawa ke seluruh bagian dunia. —U. T., 12 Oktober 1896. HM 53.4
Tugas Kita kepada Orang Lain
174.Adalah tugas dari mereka yang telah menerima terang atas hal penting ini untuk menunjukkan minat lebih besar bagi mereka yang masih menderita karena ingin mendapatkan pengetahuan. Mereka yang menantikan kemunculan Juruselamat mereka menjadi yang terakhir memperlihatkan kurangnya minat dalam pekerjaan pembaruan yang besar ini.... Ini (2 Korintus 7:1) adalah pekerjaan kita sebagai orang-orang Kristen, membersihkan jubah karakter kita dari tiap noda. Jiwa harus selaras dengan Roh Kristus; kebiasaan-kebiasaan harus sesuai dengan kehendak-Nya, menuruti persyaratan-Nya. —R. and H., 1884, No. 31. HM 54.1