Amanat Kepada Orang Muda Lengkap
PASAL 139 - PENGARUH PERGAULAN
Sudah pasti bahwa orang-orang muda akan mempunyai teman-teman bergaul, dan mereka itu sudah sepatutnya merasai pengaruh teman- teman sepergaulan itu. Bahwa adalah tali rahasia yang mengikat jiwa- jiwa bersama-sama, sehingga hati seorang menyambut hati yang lain. Seorang menangkap cita-cita, gerak-gerik hati, semangat, dari orang yang lain. Pergaulan ini boleh menjadi satu berkat atau pun satu laknat. Orang-orang muda dapat menolong dan menguatkan satu sama lain, bertambah baik dalam kelakuan, dalam perangai, dalam pengetahuan; atau, sebaliknya dengan membiarkan dirinya lalai dan kurang setia, mereka mungkin mendatangkan pengaruh yang merendahkan derajat. AML 386.1
Soal memilih teman bergaul adalah satu soal yang harus dipelajari oleh murid-murid untuk dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh. Di antara orang-orang muda yang mengunjungi sekolah-sekolah kita akan selalu terdapat dua kelas, yaitu orang-orang yang berusaha menyenangkan Allah dan menurut guru-gurunya, dan orang-orang yang dipenuhi dengan roh pendurhakaan. Kalau orang-orang muda turut orang banyak untuk melakukan kejahatan, maka pengaruhnya akan ditaruhkan pada pihak musuh semua jiwa; mereka akan menyesatkan orang-orang yang tidak menghasratkan azas-azas kebaktian yang tidak menyimpang. AML 386.2
Benarlah ucapan yang berbunyi: “Tunjukkanlah teman-teman se-pergaulanmu kepadaku, dan saya akan menunjukkan watakmu.” Orang- orang muda gagal menyadari betapa terpengaruh watak maupun nama baik mereka, dipengaruhi oleh teman-teman bergaul pilihan mereka. Seorang memilih pergaulan dengan orang-orang yang perasaannya dan tabiat serta kelakuannya berkenan di hatinya. Orang yang menyukai pergaulan orang-orang bodoh dan jahat daripada pergaulan orang yang budiman dan baik, menunjukkan bahwa tabiatnya bercacat. Perasaan dan kelakuan nya boleh jadi pada mulanya sama sekali berlainan dari perasaan dan kelakuan orang-orang dengan siapa ia coba hendak bergaul; tetapi makin lama ia bergaul dengan kelas tersebut, segala pikirannya dan perasaannya berubah; dia mengorbankan azas-azas yang benar, dan dengan tiada terasa dan tidak terhindarkan lagi terbenamlah ia ke dalam derajat teman-teman sepergaulannya itu. Sebagaimana satu sungai selalu berisi bahan-bahan dari tanah darimana dia mengalir, begitulah pula azas-azas dan kelakuan orang-orang muda senantiasa diwarnai dengan tabiat teman-temannya sepergaulan. . . . AML 386.3