Nasihat Bagi Sidang
Mempelajari Kitab Suci Memperkuat Kecerdasan
Kalau Kitab Suci dipelajari sebagai mana mestinya, kecerdasan manusia akan menjadi kuat. Pokok pelajaran yang dibahas dalam Sabda Allah, kesederhanaan ucapannya yang mulia itu, tema yang indah yang dikemukakannya untuk dipikir-pikirkan, mengembangkan kesanggupan dalam manusia yang tidak dapat dikembangkan dengan jalan lain. Dalam Kitab Suci suatu lapangan yang luas terbuka untuk imajinasi. Pelajar akan memperoleh dari renungan tentang tema yang agung itu, dari persekutuan angan-angan yang tinggi, pikiran dan perasaan yang lebih suci dan lebih tinggi derajatnya daripada kalau ia telah menggunakan waktu membaca sesuatu yang berasal dari manusia belaka. Pikiran yang masih muda gagal mencapai perkembangannya yang paling mulia bila mereka melalaikan sumber hikmat yang tertinggi-Sabda Allah. Sebabnya mengapa sangat sedikit orang mempunyai ingatan yang baik, mempunyai keteguhan dan nilai yang utuh, ialah karena Allah tidak ditakuti, Allah tidak dikasihi, prinsip-prinsip agama tidak dilaksanakan dalam kehidupan sebagaimana mestinya. NBS 127.6
Allah menghendaki agar kita menggunakan setiap ikhtiar untuk memelihara dan menguatkan segala tenaga pikiran kita . . . . Kalau Kitab Suci dibaca lebih banyak, kalau kebenarannya dipahami lebih baik lagi, kita seharusnya menjadi suatu umat yang mendapat terang yang jauh lebih banyak dan seharusnya kita lebih cerdas. Tenaga diberikan kepada jiwa oleh menyelidiki halaman-halamannya.13 NBS 128.1
Ajaran Kitab Suci mempunyai sangkut paut penting dengan kemakmuran manusia dalam segala hubungan kehidupan ini. Dipaparkannya prinsip-prinsip yang menjadi batu penjuru kemakmuran bangsa-prinsip-prinsip yang dengan itu terikatlah kesejahteraan masyarakat, dan yang menjadi pelindung keluarga-prinsip-prinsip yang tanpa itu tidak seorang pun dapat mencapai kegunaan, kebahagiaan, dan kehormatan dalam kehidupan ini, atau dapat mengharapkan mendapat hidup kekal pada masa mendatang. Tidak ada kedudukan dalam kehidupan, tidak ada segi pengalaman manusia, yang untuk itu ajaran Kitab Suci bukannya merupakan suatu persiapan yang perlu.14 Kristus dalam Segenap Kitab Suci NBS 128.2
Kuasa Kristus, Juruselamat yang sudah disalibkan, untuk memberikan hidup kekal, harus disampaikan kepada banyak orang. Kita harus menunjukkan kepada mereka bahwa Perjanjian Lama sesungguhnya merupakan Injil dalam upacara bayangan sebagaimana Perjanjian Baru adalah kuasanya yang menyatakannya. Perjanjian Baru tidak menunjukkan suatu agama yang baru; Perjanjian Lama tidak menunjukkan suatu agama yang akan diganti dengan yang baru. Perjanjian Baru merupakan satu-satunya kelanjutan dan kenyataan Perjanjian Lama. NBS 128.3
Habel adalah seorang percaya pada Kristus, dan diselamatkan dengan sesungguhnya oleh kuasa-Nya sebagaimana halnya dengan Petrus dan Paulus. Henokh berjalan dengan Allah, dan ia tiada lagi, karena Allah mengangkat dia. Kepadanya disampaikan pekabaran tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya. “Maka atas mereka itu juga Henokh, keturunan yang ketujuh dari Adam, sebab bernubuat, katanya, Tuhan telah datang dengan berpuluh-puluh ribu orang suciNya.” (Yehuda 14). Pekabaran yang dikhotbahkan oleh Henokh serta perihal Ia diubahkan dan diangkat ke surga merupakan suatu bukti yang meyakinkan kepada semua orang yang hidup pada zamannya. Perkara-perkara ini merupakan suatu bukti yang dapat digunakan Metusalah dan Nuh dengan penuh kuasa untuk menunjukkan bahwa orang benar dapat diubahkan. NBS 128.4
Bahwa Allah yang berjalan dengan Henokh adalah Tuhan kita dan Juruselamat Yesus Kristus. Ialah terang dunia pada waktu itu sebagaimana sekarang ini pun. Mereka yang hidup pada waktu itu bukannya tanpa guru untuk mengajar mereka pada jalan kehidupan; karena Nuh dan Henokh adalah orang-orang Kristen. Injil diberikan sebagai ajaran dalam buku Imamat. Penurutan yang mutlak dituntut sekarang, sebagaimana pada waktu itu. Betapa perlunya kita mengerti pentingnya sabda ini! NBS 128.5
Pertanyaan ditanyakan: Apakah yang menyebabkan kekurangan dalam sidang? Jawabnya ialah: “Kita membiarkan pikiran kita dialihkan dari Sabda itu. Kalau Sabda Allah dimakan seperti makanan untuk jiwa, kalau Sabda itu diperlakukan dengan penghormatan dan penghargaan, maka kesaksian yang diberikan tak akan kurang seperti yang sering dialami. Penjelasan-penjelasan Kitab Suci yang bersahaja itu akan diterima dan diturut.15 NBS 128.6