Nasihat Bagi Sidang

87/279

Penerangan Ilahi Dijanjikan kepada Pembaca

Sabda Allah, sebagaimana tabiat penulis Ilahinya, mengemukakan rahasia-rahasia yang tidak pernah dapat dipahami sepenuhnya oleh makhluk-makhluk yang terbatas kuasanya. Sabda itu menuntun pikiran kita kepada Khalik, yang “bersemayam dalam terang yang tak terhampiri.” (1 Tim. 6:16). Sabda itu menyampaikan segala maksud-Nya kepada kita, yang meliputi segenap zaman sejarah umat manusia, dan yang akan berkesudahan. Sabda itu menarik perhatian kita kepada pokok pelajaran tentang kedalaman yang tidak terbatas dan pentingnya sabda itu yang ada sangkut-pautnya dengan pemerintahan Allah dan nasib manusia. NBS 126.5

Masuknya dosa ke dalam dunia, penjelmaan Kristus, kelahiran semula, kebangkitan, dan banyak pokok pelajaran penting lainnya yang dikemukakan dalam Kitab Suci, adalah rahasia yang terlalu dalam untuk dijelaskan oleh pikiran manusia atau pun dipahami sepenuhnya. Tetapi Allah telah memberikan kepada kita dalam Kitab Suci cukup bukti tentang sifat Ilahinya, dan kita tidak boleh meragukan Sabda-Nya karena kita tidak dapat mengerti segala rahasia kebijaksanaan Tuhan. NBS 126.6

Seandainya mungkin bagi makhluk-makhluk yang diciptakan mencapai pengertian yang penuh tentang Allah dan perbuatan-Nya, maka setelah mencapai titik ini tidak perlu lagi bagi mereka mengadakan penyelidikan selanjutnya akan kebenaran, tidak ada pertumbuhan dalam pengetahuan, tidak ada perkembangan pikiran atau hati selanjutnya. Allah tidak lagi unggul; dan manusia, setelah mencapai batas pengetahuan dan pencapaian, akan berhenti mendapat kemajuan. Biarlah kita bersyukur kepada Allah karena bukannya demikian halnya. Allah tidak terbatas; di dalam Dia itu ada segala perhimpunan hikmat dan marifat terlindung.” Dan sepanjang masa kekekalan manusia boleh selamanya menyelidiki, selamanya belajar, dan meskipun demikian tidak pernah akan dapat menghabiskan perbendaharaan hikmat-Nya, kebaikan-Nya, dan kuasa-Nya. NBS 127.1

Tanpa bimbingan Roh Suci kita akan selamanya cenderung memutar-balikkan Kitab Suci dan salah menafsirkannya. Banyak kali Kitab Suci dibaca tanpa manfaatnya dan dalam banyak perkara mengadakan kerugian yang pasti. Bila Sabda Allah dibuka tanpa penghormatan dan tanpa berdoa; bila pikiran dan kasih tidak ditujukan kepada Allah atau sesuai dengan kehendakNya, maka pikiran diliputi dengan kebimbangan; dan justru dalam mempelajari Kitab Suci, sikap tidak percaya akan Allah bertambah kuat. Musuh mengendalikan pikiran dan mengingatkan segala tafsiran yang tidak betul.9 NBS 127.2