Nasihat Bagi Sidang
Bagaimana Menerima Teguran
Mereka yang ditegur oleh Roh Allah tidak boleh melawan alat yang bersahaja itu. Adalah Allah, dan bukannya manusia fana, yang telah berbicara untuk menyelamatkan mereka dari kebinasaan. Tidaklah menyenangkan bagi sifat manusia menerima teguran, dan tidaklah mungkin bagi hati manusia, yang tidak diterangi oleh Roh Allah, untuk menyadari perlunya teguran atau berkat yang hendak didatangkannya. Bila manusia menyerah kepada pencobaan, dan memanjakan diri dalam dosa, pikirannya menjadi gelap. Perasaan akhlak diputar-balikkan. Amaran angan-angan hati diabaikan, dan suaranya kedengaran kurang jelas. Lama kelamaan ia kehilangan kuasa untuk membedakan antara yang benar dan yang salah, sampai ia tidak mempunyai perasaan yang betul tentang kedudukannya di hadirat Allah. Ia mungkin menurut segala upacara agama dan dengan tekunnya mempertahankan segala doktrinnya, sedangkan ia kekurangan rohnya. Keadaannya adalah seperti yang dilukiskan oleh Saksi Yang Benar: “Karena engkau berkata, Aku kaya dan aku memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta, dan telanjang.” Bila Roh Allah, oleh pekabaran teguran, menyatakan bahwa beginilah keadaannya, ia tidak dapat melihat bahwa pekabaran itu benar adanya. Sebab itu haruskah ia menolak amaran itu? Tidak. NBS 123.5
Allah telah memberikan bukti yang memadai, agar semua orang yang menghendakinya dapat merasa puas tentang sifat Kesaksian-kesaksian itu; dan setelah mengakuinya bahwa ia berasal dari Allah, mereka berkewajiban menerima teguran, meskipun mereka sendiri tidak dapat melihat alangkah berdosa cara hidup mereka. Kalau mereka menyadari keadaan mereka sesungguhnya, perlukah lagi mereka mendapat teguran? Karena mereka tidak mengetahuinya, dengan murahnya Allah memberikannya kepada mereka, agar mereka dapat bertobat dan mengadakan pembaruan sebelum terlambat. Mereka yang menghinakan amaran itu akan ditinggalkan dalam keadaan buta dan mereka menipu diri sendiri; tetapi mereka yang menghiraukannya, dan dengan tekunnya berusaha memisahkan diri dari dosa-dosa mereka agar memperoleh sifat-sifat baik yang sangat diperlukan, akan membuka pintu hati mereka sehingga Juruselamat bisa masuk dan tinggal dengan mereka. Mereka yang paling erat hubungannya dengan Allah adalah mereka yang mengenal suara-Nya bila Ia berbicara kepada mereka. Mereka yang rohani mengenal perkara- perkara rohani. Orang-orang seperti itu akan berterima kasih karena Tuhan telah menunjukkan kesalahan mereka. NBS 124.1
Daud melihat adanya kebijaksanaan dalam perlakuan Allah kepadanya dan tunduk dalam kerendahan hati ketika ia disesah oleh Yang Mahatinggi. Gambaran yang saksama tentang keadaannya yang sebenarnya yang diberikan oleh nabi Natan menyebabkan Daud mengenal dosa-dosanya sendiri dan membantu dia untuk menjauhkannya. Ia menerima nasihat dengan lemah lembut hatinya dan merendahkan dirinya di hadirat Allah. “Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa” (Mzm. 19:7). NBS 124.2
“Tetapi, jika kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang” (Ibr. 12:8). Tuhan kita telah mengatakan: “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegur dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!”(Why. 3:19). “Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya” (Ibr. 12:11). Bagaimana pahitnya sekalipun disiplin itu, ikhtiar itu ditentukan oleh kasih Bapa yang lemah-lembut, “supaya kita beroleh bagian di dalam kekudusan-Nya.”11 NBS 124.3