Nasihat Bagi Sidang
Perasaan Saya Bukannya Menyatakan Penyucian
Perasaan gembira atau pun hilangnya kegirangan bukannya merupakan bukti bahwa seseorang sudah disucikan atau tidak disucikan. Penyucian sejati adalah pekerjaan sehari-hari, berlangsung selama seseorang masih hidup. Mereka yang sedang berperang melawan pencobaan sehari-hari, mengalahkan segala kecenderungan yang berdosa, dan mencari kesucian hati dan kehidupan, tidaklah membanggakan adanya kesucian. Mereka lapar dan haus akan kebenaran. Dosa kelihatan sangat mengerikan bagi mereka.16 NBS 83.5
Allah tidak membuangkan kita hanya karena dosa-dosa kita. Kita mungkin berbuat kesalahan, dan mendukakan Roh-Nya; tetapi bila kita bertobat, dan datang kepada-Nya dengan hati yang penuh penyesalan, sekali-kali tidak Ia akan menolak kita. Ada banyak rintangan yang harus dihilangkan. Perasaan-perasaan yang salah telah dipelihara dalam hati, dan ada kesombongan, merasa diri sudah cukup, kurang kesabaran, dan persungutan. Segala perkara ini memisahkan kita dari Allah. Dosa-dosa harus diakui, dan harus ada pekerjaan anugerah yang lebih besar di dalam hati. Mereka yang merasa lemah dan tawar hati dapat menjadi umat Allah yang kuat, dan melakukan pekerjaan yang mulia bagi Tuhan. Tetapi mereka harus bekerja dari suatu pendirian yang tinggi; mereka harus dipengaruhi oleh motif yang tidak mementingkan diri. NBS 83.6
Ada orang yang merasa bahwa mereka harus mencoba lebih dulu, dan membuktikan kepada Tuhan bahwa mereka sudah dibarui, sebelum mereka dapat menuntut berkat-Nya. Tetapi jiwa- jiwa yang berharga ini boleh menuntut berkat-Nya sekarang juga. Mereka harus mendapat anugerah-Nya, Roh Kristus, guna menolong kelemahan mereka, kalau tidak mereka tidak dapat membentuk suatu tabiat Kristen. Yesus sangat menghendaki agar kita datang kepada-Nya sebagaimana keadaan kita-berdosa, tidak berdaya, bergantung kepada-Nya. NBS 84.1
Pertobatan, dan juga keampunan, adalah pemberian Allah melalui Kristus. Oleh pengaruh Roh Sucilah kita diyakinkan dari dosa, dan merasakan perlunya pengampunan. Tidak seorang pun kecuali yang menyesal mendapat keampunan; tetapi hanya rahmat Allah menjadikan hati itu menyesal. Ia mengetahui benar-benar segala kelemahan kita, dan Ia akan menolong kita.17 NBS 84.2
Kegelapan dan perasaan tawar hati sering datang kepada jiwa dan mengancam hendak menaklukkan kita, tetapi jangan hendaknya kita membuangkan kepercayaan kita. Kita harus memandang tetap kepada Yesus, merasa atau tidak merasa. Kita harus berusaha melaksanakan setiap kewajiban yang kita ketahui dengan setia, dan kemudian bersandar pada janji-janji Allah dengan tenang. NBS 84.3
Kadang-kadang perasaan tidak layak menakutkan jiwa, tetapi hal ini bukannya menjadi bukti bahwa Allah telah berubah terhadap kita, atau kita terhadap Allah. Janganlah kita berusaha mengekang pikiran pada kehebatan emosi tertentu. Pada hari ini mungkin kita tidak merasakan damai dan kegirangan yang kita rasakan kemarin; tetapi oleh iman kita harus berpegang erat-erat pada tangan Kristus, dan berharap kepada-Nya sepenuhnya baik dalam kegelapan maupun dalam terang. NBS 84.4
Oleh iman pandanglah pada mahkota-mahkota yang disediakan bagi mereka yang akan menang; dengarkanlah nyanyian kegirangan oleh orang-orang tebusan, kita harus mendapat suatu pendorong dan sokongan yang kuat untuk mengambil bagian dalam pertempuran Tuhan. Kesombongan dan cinta akan dunia akan kehilangan kuasanya bila kita merenungkan kemuliaan negeri yang lebih baik yang tidak lama lagi akan menjadi tempat tinggal kita. Di sisi keindahan Kristus, segala penarikan duniawi akan kelihatan kurang berharga. NBS 84.5
Meskipun Paulus akhirnya meringkuk di dalam suatu penjara Roma-terpisah dari terang dan suasana surga, dijauhkan dari pekerjaannya yang giat dalam penginjilan, dan untuk sementara waktu menunggu hukuman mati--namun ia tidak menyerah pada kebimbangan dan perasaan putus asa. Dari sel yang gelap itu datanglah kesaksiannya, penuh dengan iman dan keberanian yang mulia yang telah mengilhami hati orang-orang saleh dan orang-orang yang mati syahid pada abad-abad sesudah itu. Perkataannya melukiskan secara tepat hasil penyucian yang kita kemukakan panjang-lebar dalam pasal ini: “Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya” ( 2 Tim. 4:6-8).18 NBS 84.6