Nasihat Bagi Sidang
Daniel-Suatu Teladan Kehidupan Yang Disucikan
Kehidupan Daniel merupakan suatu gambaran yang diilhamkan tentang apa yang membentuk suatu kehidupan yang disucikan. Hal itu memberikan suatu pelajaran bagi semua orang, terutama bagi orang-orang muda. Penurutan yang saksama akan segala tuntutan Allah berguna bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Supaya dapat mencapai ukuran akhlak dan kecerdasan yang tertinggi, perlulah mencari kebijaksanaan dan kekuatan dari Allah dan memelihara dengan saksama pertarakan dalam segala kebiasaan kehidupan.8 NBS 80.2
Makin tidak bercacat kelakuan Daniel, makin besar pula kebencian terhadap dia oleh musuh-musuhnya. Mereka dipenuhi kemarahan, sebab mereka tidak bisa mendapat sesuatu dalam sifat akhlaknya atau dalam penunaian kewajibannya yang di atasnya mereka dapat mengalaskan suatu pengeluhan terhadap dia. “Maka berkatalah orang-orang itu: “Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!” (Dan. 6:6). NBS 80.3
Alangkah pentingnya pelajaran ini bagi semua orang Kristen. Mata kecemburuan yang tajam tertuju kepada Daniel dari hari ke hari; perhatian mereka dipertajam oleh kebencian; meskipun demikian suatu perkataan atau suatu perbuatan pun tiada dalam kehidupannya yang dapat mereka tunjukkan sebagai sesuatu yang salah. Dan meskipun demikian ia tidak menegaskan bahwa ia sudah mencapai penyucian, melainkan ia melakukan hal yang lebih baik-ia hidup setia dan berserah. NBS 80.4
Titah itu dikeluarkan oleh raja. Daniel mengetahui benar maksud musuh-musuhnya hendak membinasakan dia. Tetapi ia tidak mengubahkan perilakunya sedikit pun. Dengan tenangnya ia melaksanakan segala kewajibannya yang sudah biasa baginya, dan pada jam permintaan doa ia pergi ke kamarnya, dan dengan jendela terbuka ke arah Yerusalem, dipersembahkannya permohonannya kepada Allah yang di surga. Melalui cara bertindaknya ia menyatakan dengan tidak gentar bahwa tidak ada kuasa duniawi berhak mengantarai dia dan Allahnya dan mengatakan kepada siapa ia seharusnya dan tidak seharusnya berdoa. Ia sungguh seorang yang berpegang teguh pada prinsip. Dewasa ini ia menjadi suatu teladan yang cocok untuk keberanian dan kesetiaan Kristen. Ia berbalik kepada Allah dengan segenap hatinya, meskipun ia mengetahui bahwa kematian adalah hukuman bagi kesetiaannya. NBS 80.5
“Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: “Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!” (ayat 17). NBS 80.6
Pagi-pagi benar raja itu lekas-lekas ke kurungan singa, dan berseru, “Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?” (ayat 21). Suara nabi itu kedengaran menjawab, “Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan. NBS 81.1
“Lalu sangat sukacitalah raja dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa-apa padanya, karena ia percaya kepada Allahnya. Allahku telah mengutus malaikat-Nya, untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tidak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku ya raja, aku tidak melakukan kejahatan.” (ayat 24, 23). Demikianlah caranya hamba Allah itu telah diluputkan. Dan jerat yang telah dipasang oleh musuh-musuhnya untuk kebinasaannya terbukti mendatangkan kebinasaan kepada diri mereka sendiri. Atas perintah raja mereka dicampakkan ke dalam kurungan singa, dan dengan segera mereka ditelan oleh binatang-binatang buas itu. NBS 81.2
Menjelang berakhirnya masa penawanan tujuh puluh tahun, pikiran Daniel sangat tertarik kepada nubuatan-nubuatan Yeremia. NBS 81.3
Daniel tidak memasyhurkan kesetiaannya sendiri di hadapan Tuhan. Gantinya mengaku dirinya sudah suci, dengan rendah hatinya nabi yang terhormat ini menyamakan dirinya dengan orang Israel yang berdosa itu. Hikmat yang telah dikaruniakan Allah kepadanya jauh lebih unggul daripada hikmat orang-orang besar di dunia sebagaimana terang matahari yang bersinar di langit dan sebagaimana siang hari lebih terang daripada bintang yang paling redup. Meskipun demikian pikirkanlah tentang doa dari bibir orang ini sebagai seorang yang sangat diperkenankan surga. Dengan kerendahan hati yang sungguh-sungguh, dengan air mata dan hati hancur, ia memohon bagi dirinya dan bagi umatnya. Ia membukakan jiwanya di hadirat Allah, mengakui ketidaklayakan dirinya sendiri dan mengakui kebesaran dan keagungan Tuhan. NBS 81.4
Sementara Daniel mempersembahkan doanya, malaikat Gabriel datang dengan cepatnya dari tempat kediaman di surga untuk memberitahukan kepadanya bahwa permohonannya didengar dan dijawab. Malaikat yang berkuasa ini telah diperintahkan untuk memberikan kecakapan dan pengertian kepadanya untuk memaparkan kepadanya rahasia zaman mendatang. Dengan demikian, sementara berusaha mengetahui dan mengerti kebenaran dengan sungguh-sungguh, Daniel bersekutu dengan utusan yang diwakilkan oleh surga. NBS 81.5
Dalam menjawab permohonannya, Daniel menerima bukan saja terang dan kebenaran yang sangat diperlukan olehnya dan oleh umatnya, tetapi juga suatu pandangan tentang peristiwa- peristiwa masa depan yang hebat itu, malahan kedatangan Penebus dunia sekalipun. Mereka yang meminta disucikan, sedangkan mereka tidak ingin menyelidiki Kitab Suci atau bergumul dengan Allah dalam doa untuk mendapat suatu pengertian yang lebih jelas akan kebenaran Kitab Suci, tidak mengetahui apakah penyucian sejati itu. NBS 81.6
Daniel bercakap-cakap dengan Allah. Surga terbuka di hadapannya. Tetapi kehormatan yang tinggi yang dikaruniakan kepadanya adalah hasil kerendahan hatinya dan usahanya mencari Tuhan dengan tekun. Semua orang yang percaya kepada firman Allah dengan sungguh-sungguh akan lapar dan haus akan pengetahuan tentang kehendak-Nya. Allah adalah sumber kebenaran. Ia menerangi pengertian yang gelap dan memberikan kepada pikiran manusia kuasa untuk memahami dan mengerti kebenaran-kebenaran yang telah dinyatakan-Nya. NBS 81.7
Kebenaran-kebenaran yang besar yang dinyatakan oleh Penebus dunia adalah untuk mereka yang mencari kebenaran seperti mencari harta yang tersembunyi. Daniel adalah seorang yang sudah lanjut usianya. Kehidupannya telah mengalami penarikan istana kafir, pikirannya telah dibebani dengan persoalan suatu kerajaan yang besar. Meskipun demikian ia mengesampingkan segala perkara ini agar tidak menyusahkan jiwanya di hadapan Allah, dan mencari sesuatu pengetahuan tentang maksud-maksud Yang Mahatinggi. Dan sebagai jawab terhadap permohonannya, terang dari istana surga disampaikan bagi mereka yang akan hidup pada akhir zaman. Kalau demikian, betapa tekun kita harus mencari Allah, agar Ia membuka pengertian kita guna mengerti segala kebenaran yang dibawa kepada kita dari surga. NBS 81.8
Daniel adalah seorang hamba Yang Mahatinggi yang sangat tekun. Kehidupannya yang panjang dipenuhi dengan banyak perbuatan pelayanan yang mulia bagi Tuhannya. Kesucian tabiatnya dan kesetiaannya yang tidak goyah diimbangi hanya oleh kerendahan hatinya dan penyesalannya di hadapan Tuhan. Kita ulangi, Kehidupan Daniel merupakan suatu gambaran yang diilhamkan tentang penyucian sejati.9 NBS 82.1