Nasihat Bagi Sidang
PASAL 6. - AKU INI HAMBAMU, SURUHKANLAH AKU
Kesudahan sudah dekat, sedang datang kepada kita dengan diam-diam, dengan tidak kelihatan, laksana pencuri yang mengendap tanpa kedengaran pada malam hari. Kiranya Tuhan menolong kita agar kita tidak lagi tidur seperti orang lain, melainkan kita akan berjaga-jaga dan tenang. Tidak lama lagi kebenaran akan menang dengan mulianya, dan semua orang yang sekarang memilih untuk bekerja-sama dengan Allah akan menang dengan itu. Waktu sudah singkat; tidak lama lagi malam akan datang, bila tidak seorang pun dapat bekerja. Biarlah mereka yang bersukacita di dalam terang kebenaran zaman ini, segera membagikan kebenaran kepada orang lain. Tuhan sedang bertanya, “Siapakah akan kusuruh? “Mereka ingin berkorban demi kebenaran, hendaknya memberi sambutan sekarang, “Aku inilah hambamu, suruhkanlah aku.” NBS 52.1
Kita telah melakukan hanya sebagian kecil dari pekerjaan pengabaran Injil yang Tuhan kehendaki kita lakukan di antara segala tetangga dan sahabat kita. Di tiap kota di negeri kita ada orang yang belum mengetahui akan kebenaran. Dan di tanah seberang terdapat banyak ladang baru di tempat kita harus membajak tanah dan menaburkan benih. NBS 52.2
Kita sudah dekat sekali kepada masa kesukaran, dan kebingungan yang jarang sekali dimimpikan sudah ada di hadapan kita. Suatu kuasa dari bawah sedang menuntun manusia untuk berperang melawan surga. Manusia telah bersekutu dengan agen-agen Setan untuk meniadakan hukum Allah. Penduduk dunia sedang menjadi penduduk dunia pada zaman Nuh dengan cepatnya, yang dihanyutkan oleh air bah, dan sebagai penduduk Sodom, yang dimakan api dari surga. Kuasa Setan sedang bekerja untuk mengalihkan pikiran dari kenyataan yang kekal. Musuh telah mengatur segala perkara untuk mencocokkannya dengan kehendaknya sendiri. Urusan duniawi, olahraga, mode-perkara-perkara ini memenuhi pikiran pria dan wanita. Hiburan dan bacaan yang tidak menguntungkan merusak pertimbangan. Di jalan raya yang membawa kepada kebinasaan kekal berjalanlah suatu arak-arakan yang panjang. Dunia, yang dipenuhi dengan kekerasan, kepelesiran, dan kemabukan, sedang mengubahkan sidang itu. Hukum Allah, ukuran kebenaran Ilahi, dinyatakan tidak ada gunanya lagi. NBS 52.3
Haruskah kita menunggu sampai kegenapan nubuatan tentang kesudahan sebelum kita mengatakan sesuatu tentang itu? Kalau begitu apakah gunanya perkataan kita? Apakah kita menunggu sampai hukuman Allah menimpa si pelanggar sebelum kita mengatakan kepadanya bagaimana menghindarkannya? Di manakah iman kita akan sabda Allah? Haruskah kita melihat perkara-perkara yang dinubuatkan itu terjadi sebelum kita percaya akan apa yang telah dikatakan-Nya? Dalam sinar yang cerah dan jelas terang telah datang kepada kita, menunjukkan kepada kita bahwa hari Tuhan yang besar itu sudahlah dekat, “di muka pintu.” Biarlah kita membaca dan mengerti sebelum terlambat.21 NBS 52.4