Nasihat Bagi Sidang

247/279

Bahaya Meninggalkan Perlindungan Surga

Malaikat Allah akan memeliharakan umat-Nya selagi mereka berjalan dalam tugas, tetapi tiada jaminan lindungan bagi yang sengaja memasuki daerah Setan. Siasat penipu besar itu akan mengatakan dan melakukan apa saja pun demi tercapainya tujuannya. Kecil saja artinya baginya walaupun dia menyebut dirinya seorang ahli spiritisme,(‘seorang dokter listrik’ atau seorang ‘penyembuh magnetis.’)Oleh melihat dia dapat memikat keyakinan orang yang tidak berhati-hati. Dia mengaku sanggup membaca riwayat hidup dan dapat mengetahui segala kesukaran dan kesengsaraan mereka yang datang kepadanya. Dengan menyamar seperti malaikat suci, sedangkan hatinya gelap seperti lubang, dia menaruh perhatian besar pada kaum wanita yang mencari nasihatnya. Dia mengatakan bahwa segala kesusahan mereka itu adalah ganjaran atas pernikahan mereka yang tidak bahagia. Kemungkinan besar ini benar, tetapi penasihat yang demikian tidak memperbaiki keadaan hidup mereka. Dikatakannya kepada mereka bahwa mereka memerlukan kasih dan simpati. Dengan berpura-pura menunjukkan perhatian yang besar terhadap kesejahteraan mereka itu dia telah memasang perangkap bagi mangsanya yang tidak waspada itu, memukau mereka itu sama seperti ular memukau burung. Begitu mereka berada dalam segenap kuasanya, dosa, dan kehinaan serta kebinasaanlah yang didatangkannya. NBS 272.4

Yang melakukan kejahatan yang serupa ini bukan hanya sedikit. Jejak mereka ditandai oleh rumah tangga yang hancur, hilangnya nama baik, dan adanya patah hati. Tetapi disayangkan bahwa dunia tiada mengetahui akan perkara ini; mereka masih terus pergi menjadi mangsa yang baru, dan Setan sangat bergembira melihat kehancuran yang dilakukannya.2 Pada suatu hari jatuhlah Ahazia dari kisi-kisi kamar atasnya yang ada di Samaria, lalu “menjadi sakit. Kemudian dikirimnyalah utusan-utusan dengan pesan: ‘Pergilah, mintalah petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron, apakah aku akan sembuh dari penyakit ini.’ Tetapi berfirmanlah Malaikat TUHAN kepada Elia, orang Tisbe itu: ‘Bangunlah, berangkatlah menemui utusan-utusan raja Samaria dan katakan kepada mereka: Apakah tidak ada Allah di Israel, sehingga kamu ini pergi untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron? Sebab itu beginilah firman TUHAN: Engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur, di mana engkau berbaring, sebab engkau pasti akan mati.’ Lalu pergilah Elia.” 2 Raja-raja 1:2-4. NBS 273.1

Hikayat dosa dan hukuman raja Ahazia mengandung pelajaran yang merupakan amaran yang seorang pun tiada dapat melalaikan tanpa menerima hukuman. Sungguhpun kita tiada menghormati akan dewa orang kafir, namun ribuan yang sedang menyembah sujud kepada tempat keramat Setan sama seperti yang dilakukan oleh raja bangsa Israel itu. Penyembahan dewa kafir dewasa ini sudah umum, walaupun karena pengaruh ilmu pengetahuan dan pendidikan telah menjelma dalam bentuk yang lebih halus dan menarik. Setiap hari kenyataan yang menyedihkan bertambah banyak bahwa iman terhadap nubuatan yang pasti cepat menurun, dan sebaliknya takhyul dan perdukunan Setan menawan pikiran manusia. Semua yang tiada bersungguh-sungguh menyelidiki Alkitab serta menyerahkan setiap keinginan dan maksud hidup kepada patokan yang tiada bersalah itu, semua yang tiada mencari Tuhan melalui doa agar memperoleh pengetahuan akan kehendaknya, pastilah akan kesasar daripada jalan yang benar dan akan tertipu oleh Setan. NBS 273.2

Hanya bangsa Ibranilah yang sudah mendapatkan kepercayaan daripada Allah untuk memeliharakan pengetahuan akan Allah yang benar itu. Maka apabila raja bangsa Israel mengirimkan berita atau pesuruh menanyakan kepada lingkungan kekafiran, dia menyatakan kepada orang kafir bahwa dia lebih yakin pada patung mereka daripada Allah bangsanya, Khalik langit dan bumi itu. Dengan cara yang demikian mereka yang mengaku beroleh pengetahuan akan firman Allah menghinakan Dia bila mereka berpaling daripada sumber kekuatan dan kebijaksanaan itu lalu meminta pertolongan atau nasihat dari kuasa kegelapan. Jika amarah Allah telah dibangkitkan oleh tindakan yang demikian daripada seorang raja yang jahat dan penyembah berhala, bagaimanakah Dia dapat memperkenankan tindakan yang sama yang dilakukan oleh mereka yang mengaku hamba-Nya? NBS 273.3