Nasihat Bagi Sidang

138/279

Perlunya Penahanan Diri Dalam Disiplin Anak

Dalam mendidik seorang anak ada waktu-waktu di mana kehendak ibu yang tegas, matang menghadapi kehendak anak yang tidak masuk di akal serta tidak disiplin. Pada saat yang demikian perlu kebijaksanaan besar dari pihak ibu. Oleh pengelolaan yang tidak bijaksana, oleh paksaan yang keras, kerusakan besar dibuat pada anak itu. NBS 170.1

Setiap kali, krisis ini harus dihindari; karena itu berarti satu pergumulan yang berat buat ibu maupun anak. Tetapi sekali krisis yang demikian ditangani, anak itu harus dipimpin untuk menyerahkan kemauannya kepada kemauan yang lebih bijaksana dari orang tua. NBS 170.2

Ibu harus menjaga dirinya di bawah pengendalian sempurna, tidak melakukan apa-apa yang akan membangkitkan pada anak itu satu roh melawan. Dia tidak boleh memberikan perintah dengan suara keras. Dia akan banyak berhasil dengan menjaga suaranya halus dan lemah lembut. Dia harus memperlakukan anaknya dengan satu cara yang akan menarik dia kepada Yesus. Dia harus menyadari bahwa Allah adalah Penolongnya; kasih, kuasanya. NBS 170.3

Kalau dia adalah seorang Kristen yang bijaksana dia tidak akan berusaha untuk memaksakan anak itu untuk menyerah. Dia akan berdoa sungguh-sungguh agar musuh tidak akan mendapatkan kemenangan dan, pada waktu dia berdoa, ia menyadari akan suatu pembaruan kehidupan rohani. Ia melihat bahwa kuasa yang sama yang bekerja di dalam dirinya juga bekerja dalam anak itu. Anak itu menjadi makin lemah lembut, lebih suka mengalah. Peperangan telah dimenangkannya. Kesabaran, keramahannya, kata-kata penahanannya yang bijaksana, telah melaksanakan pekerjaannya. Ada ketenangan setelah topan, seperti sinar matahari setelah hujan. Dan malaikat-malaikat, yang telah menyaksikan peristiwa itu gegap gempita dalam nyanyian kegembiraan. NBS 170.4

Krisis ini datang juga dalam kehidupan suami dan istri, yang kecuali dikendalikan oleh Roh Allah, pada saat-saat demikian menunjukkan dorongan hati, roh yang tidak masuk akal yang begitu sering ditunjukkan oleh anak-anak. Ibarat batu api yang tergosok batu api demikianlah pertarungan antara kehendak dan kehendak. NBS 170.5