Nasihat Bagi Sidang

109/279

Sifat-sifat Yang Harus Dicari Pada Calon Istri

Biarlah seorang pemuda mencari untuk berdiri di sisinya seorang yang cocok untuk menanggung bagiannya sebagai istri dalam beban kehidupan, seorang yang pengaruhnya akan meninggikan derajat dan memperhalus budi pekertinya suami, dan yang akan menjadikan suami berbahagia dalam kasih sang istri. NBS 146.7

“Seorang istri yang berakal budi adalah karunia Tuhan.” “Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat, sepanjang umurnya.” “Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya. Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya. Anak-anaknya bangun dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia: Banyak wanita telah berbuat baik tetapi kau melebihi mereka semua.” Ia yang mendapat istri seperti itu lebih dari mendapat “permata dan ia pun diperkenan oleh Tuhan.” NBS 146.8

Inilah perkara-perkara yang harus dipertimbangkan. Apakah seorang yang engkau kawini akan membawa kebahagiaan kepada rumah tanggamu? Apakah ia seorang istri yang hemat, atau apakah ia, setelah menikah bukan saja menggunakan segala penghasilannya, tetapi juga semua penghasilanmu untuk memuaskan sifatnya yang suka berlagak, dan suka berdandan? Apakah prinsip-prinsipnya betul ke arah ini? Apakah ia mempunyai sesuatu sekarang ini yang padanya ia dapat bergantung? . . . . Saya tahu bahwa bagi pikiran seorang pria yang berahi dengan cinta dan pikiran hendak menikah pertanyaan ini akan dilupakan begitu saja seolah-olah hal itu tidak penting. Tetapi segala perkara ini harus dipertimbangkan baik-baik, karena ada sangkut-pautnya dengan kehidupanmu pada masa depan. NBS 147.1

Dalam memilih seorang istri pelajarilah tabiatnya. Apakah ia seorang yang sabar dan teliti? Atau apakah ia akan berhenti dalam tugas memelihara ibu bapamu justru pada saat mereka memerlukan anak laki-laki mereka sebagai tempat bersandar? Dan apakah ia akan menarik suaminya dari persekutuan dengan orang tua itu untuk melaksanakan rencananya dan mencocokkan dengan kesenangannya sendiri, serta meninggalkan ibu bapa itu yang, gantinya mendapat seorang menantu yang penuh kasih sayang, akan kehilangan anak laki-laki mereka? NBS 147.2