Kerinduan Segala Zaman — 2
62—PESTA DI RUMAH SIMON
SIMON orang Betania termasuk salah seorang dari murid Yesus. Ia salah seorang di antara orang Farisi yang sedikit jumlahnya yang telah menggabungkan diri secara terang-terangan dengan para pengikut Kristus. Ia mengakui Yesus sebagai seorang guru, serta mengharapkan bahwa mungkin Ialah Mesias itu, tetapi ia tidak menerima Dia sebagai Juruselamat. Tabiatnya tidak berubah, prinsip-prinsipnya juga tidak berubah. KSZ2 176.1
Simon telah disembuhkan dari penyakit kusta, dan inilah yang telah menarik dia kepada Yesus. Ia ingin menunjukkan rasa terima kasihnya, dan pada kunjungan Kristus yang terakhir ke Betania, diadakannyalah sebuah pesta bagi Juruselamat dan murid-murid-Nya. Pesta ini mengumpulkan banyak orang Yahudi. Pada saat itu terjadilah banyak kesibukan di Yerusalem. Kristus dan tugas-Nya menarik perhatian lebih besar daripada sebelumnya. Mereka yang menghadiri pesta itu memperhatikan gerak-gerik-Nya, dan beberapa dari mereka dengan pandangan mata yang tidak menyenangkan. KSZ2 176.2
Juruselamat telah tiba di Betania hanya enam hari menjelang Paskah, dan sesuai dengan kebiasaan-Nya Ia mencari tempat menginap di rumah Lazarus. Rombongan orang yang bepergian yang sampai ke kota i- tu menyebarkan berita bahwa Ia sedang dalam perjalanan ke Yerusalem, dan bahwa Ia akan beristirahat pada hari Sabat di Betania, beberapa dari padanya tidak senang kepada Yesus, sedangkan beberapa yang lain di-dorong rasa ingin melihat seseorang yang telah dibangkitkan dari maut. KSZ2 176.3
Banyak orang mengharapkan hendak mendengar dari Lazarus cerita yang ajaib tentang peristiwa yang disaksikan sesudah kematian. Mereka heran karena ia tidak bersedia menceritakan apa-apa kepada mereka. Ti-dak ada sesuatu seperti ini hendak diceritakannya. Kitab Suci menyatakan, “Tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa.... Baik kasih mereka, maupun kebencian dan kecemburuan mereka sudah lama hilang.” Pengkhotbah 9:5, 6. Tetapi Lazarus mempunyai suatu kesaksian yang ajaib tentang pekerjaan Kristus. Ia sudah dibangkitkan dari antara orang mati untuk maksud ini. Dengan jaminan dan kuasa ia menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. KSZ2 177.1
Laporan-laporan yang disampaikan ke Yerusalem oleh para pengunjung ke Betania menambah kegemparan. Orang banyak ingin sekali melihat dan mendengar Yesus. Banyak yang bertanya-tanya apakah Lazarus akan menemani Dia ke Yerusalem, dan apakah nabi itu akan dimahkotai sebagai raja pada Hari Raya Paskah itu. Imam-imam dan para penghulu melihat bahwa pengaruh mereka kepada orang banyak kian lemah, dan amarah mereka terhadap Yesus memuncak. Mereka hampir tidak sabar menunggu kesempatan untuk menggeser Dia untuk selama-lamanya dari jalan mereka. Ketika saat berlalu, mereka mulai khawatir jangan-jangan la tidak datang ke Yerusalem. Mereka ingat berapa sering Ia telah menggagalkan rencana mereka hendak membunuh Dia, dan mereka takut jangan-jangan sekarang ini la membaca niat mereka terhadap Dia, dan akan menjauhkan diri. Mereka hampir tidak dapat menyembunyikan kecemasan mereka, dan bertanya satu sama lain, “Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah la ke kota?” KSZ2 177.2
Suatu rapat imam-imam dan orang Farisi pun diadakan. Sejak Lazarus dibangkitkan, simpati orang banyak sudah sepenuhnya kepada Kristus sehingga sangatlah berbahaya menangkap Dia terang-terangan. Itulah sebabnya pihak yang wajib memutuskan hendak menangkap Dia dengan cara sembunyi-sembunyi, dan sedapat-dapatnya mengadakan pemeriksaan secara diam-diam. Mereka mengharapkan bahwa bila Ia su- dah dinyatakan bersalah, maka pendapat khalayak ramai yang masih ber-ubah-ubah itu akan memihak kepada mereka. KSZ2 177.3
Demikianlah mereka mengusulkan untuk membinasakan Yesus. Tetapi selama Lazarus masih hidup, imam-imam dan rabi-rabi mengetahui bahwa mereka tidak aman. Justru adanya seorang yang sudah empat hari lamanya di dalam kubur, dan telah dibangunkan oleh satu perkataan dari Yesus, lambat laun akan menimbulkan reaksi. Orang banyak akan membalas dendam kepada para pemimpin karena membunuh Seorang yang dapat mengadakan mukjizat seperti itu. Sebab itu Sanhedrin memutuskan bahwa Lazarus juga harus dibunuh. Sedemikian jauhnya kedengkian dan prasangka memperhamba mereka. Kebencian dan sifat tidak percaya para pemimpin Yahudi sudah bertambah-tambah sampai mereka mau membunuh seorang yang sudah diluputkan oleh kuasa Allah dari dalam kubur. KSZ2 178.1
Sementara rencana jahat ini berlangsung di Yerusalem, Yesus dan sahabat-sahabat-Nya diundang ke pesta Simon. Di meja makan Juruselamat duduk dengan Simon, yang telah disembuhkan-Nya dari suatu penyakit yang menjijikkan, di sebelah, dan Lazarus, yang sudah dibangkitkan-Nya dari kematian di sebelah yang lain. Marta melayani di meja tetapi Maria sedang mendengarkan dengan cermatnya setiap perkataan dari bibir Yesus. Dalam kemurahan-Nya Yesus telah memaafkan dosadosanya, Ia telah memanggil saudaranya yang kekasih dari dalam kubur, dan hati Maria dipenuhi dengan rasa syukur. Ia telah mendengar Yesus berbicara tentang kematian-Nya yang sudah dekat, dan dalam kasih dan kesusahannya yang mendalam ia ingin menunjukkan kehormatan kepada-Nya. Dengan pengorbanan pribadi yang besar ia telah membeli sebuah buli-buli berisi “minyak wangi yang mahal harganya” yang dengan itu ia menyirami tubuh-Nya. Tetapi sekarang banyak orang sedang mengumumkan bahwa Ia hampir akan dimahkotai sebagai raja. Kesedihannya berubah menjadi kesukaan, dan ia ingin yang pertama menghormati Tuhannya Setelah memecahkan buli-buli minyak wangi itu, ia mencurahkan isinya ke atas kepala dan kaki Yesus, kemudian bertelutlah ia sambil menangis, dan sambil membasahinya dengan air matanya, dikeringkannya kaki-Nya dengan rambutnya yang panjang itu. KSZ2 178.2
Ia telah berusaha menghindarkan pengamatan, dan gerak geriknya dapat berlalu tanpa diperhatikan, tetapi bau minyak wangi itu memenuhi ruangan itu dengan baunya yang harum, dan memberitahukan perbuatan-nya kepada semua orang yang hadir. Yudas memandang perbuatan ini dengan perasaan tidak senang. Gantinya menunggu apa yang akan dika-takan Yesus tentang hai ini, mulailah ia membisikbisikkan keluhannya kepada mereka yang di dekatnya, seraya menyalahkan Kristus karena membiarkan pemborosan itu. Dengan liciknya ia mengajukan saran-saran yang mungkin akan menimbulkan perasaan kurang puas. KSZ2 178.3
Yudas adalah seorang bendahara bagi murid-murid, dan ari persediaan mereka yang serba kurang itu ia telah mengambil dengan sembunyisembunyi untuk digunakannya sendiri; dengan demikian mengurangi simpanan mereka menjadi jumlah yang sangat kecil. Ia ingin menaruh ke dalam pundi-pundi segala sesuatu yang dapat diperolehnya. Simpanan dalam pundi-pundi itu sering diambil untuk meringankan tanggungan orang miskin; dan bila sesuatu dibeli yang menurut Yudas tidak penting, ia akan mengatakan, mengapa mengadakan pemborosan ini? Mengapa tidak menaruh harganya ke dalam pundi-pundi yang saya bawa unti» orang miskin? Sekarang perbuatan Maria sangatlah berbeda jauh dengan sifatnya yang mementingkan airi sehingga ia menjadi malu; dan menurut kebiasaannya, ia berusaha menunjukkan suatu motif yang masuk di akal untuk menentang pemberian Maria. Sambil berpaling kepada murid-murid, ia bertanya, “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang miskin. Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia string mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.” Yudas tidak menaruh hati bagi orang miskin. Seandainya minyak wangi Maria itu dijual, dan hasilnya sudah jatuh ke tangannya, orang miskin tidak akan menerima manfaatnya. KSZ2 179.1
Yudas menganggap tinggi kesanggupannya untuk memimpin. Sebagai seorang ahli keuangan ia menganggap dirinya jauh melebihi muridmurid yang lain, dan ia telah menuntun mereka kepada anggapan yang demikian. Ia telah dapat meyakinkan mereka, dan mempunyai pengaruh yang kuat pada mereka. Simpatinya yang hanya sekadar rupa bagi orang miskin menipu mereka, dan sindirannya yang cerdik itu menyebakan mereka memandang pada kecintaan Maria dengan perasaan curiga. Persu- ngutan itu disampaikan di sekeliling meja makan, “Untuk apa pemborosan ini? Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.” KSZ2 179.2
Maria mendengar kritik itu. Hatinya berdebar-debar. Ia takut janganjangan saudaranya perempuan akan menyalahkan dia karena pemborosan itu. Tuhan juga mungkin berpendapat bahwa ia pemboros. Tanpa minta maaf ia sudah hampir surut, tetapi suara Tuhannya terdengar, “Biarkanlah dia, mengapa kamu menyusahkan dia?” Ia melihat bahwa perempuan itu sudah malu dan sedih. Ia mengetahui bahwa dalam perbuatan ini perempuan itu telah menyatakan rasa terima kasihnya kerena keampunan dosa-dosanya, dan la membawa kelegaan pada pikirannya. Sambil menyaringkan suara-Nya lebih keras daripada persungutan krisis itu, Ia berkata “Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat menolong mereka, bilamana kamu menghendakinya, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku.” KSZ2 180.1
Pemberian yang harum baunya yang sedianya hendak ditaruh oleh Maria pada tubuh Juruselamat yang sudah mati kini dituangkannya pada tubuh-Nya yang masih hidup. Pada waktu penguburan keharumannya hanya dapat menembusi kubur itu, sekarang hal itu menggembirakan hatinya dengan jaminan iman dan kasihnya. Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus tidak mempersembahkan pemberian kasih mereka kepada Yesus ketika Ia masih hidup. Dengan air mata sedih mereka membawa rempah-rempah yang mahal harganya untuk tubuh-Nya yang sudah dingin dan tidak sadar itu. Wanita-wanita yang membawa rempah-rempah ke kubur mendapati bahwa maksud kepergian mereka sia-sia adanya, karena Ia sudah bangkit. Tetapi Maria, dengan mencurahkan kasihnya pada Juruselamat sementara Ia masih dapat merasakan cintanya, sedang mengurapi Dia untuk penguburan-Nya. Dan ketika Ia menjalani kegelap3n ujian-Nya yang besar itu, Ia membawa serta-Nya kenangan tentang perbuatan itu, suatu jaminan adanya kasih yang akan didapat-Nya dari orang-orang tebusan-Nya selama-lamanya. KSZ2 180.2
Banyaklah orang yang membawa pemberian mereka yang berharga untuk orang mati. Ketika mereka berdiri mengelilingi tubuh yang sudah dingin dan diam itu. perkataan cinta diucapkan dengan bebas. Kelemahlembutan, penghargaan, dan kasih, semuanya dicurahkan kepada seorang yang tidak dapat melihat atau mendengar lagi. Sekiranya perkataan ini telah diucapkan ketika jiwa yang letih sangat memerlukannya, ketika telinga dapat mendengar dan hati dapat merasa, alangkah indahnya keharuman baunya. KSZ2 180.3
Mana tidak mengetahui makna perbuatan kasihnya. Ia tidak dapat menjawab para penuduhnya. Ia tidak dapat menjelaskan mengapa ia telah memilih kesempatan itu untuk mengurapi Yesus. Roh Kudus telah merencanakan baginya, dan ia telah mentaati bisikan-Nya. Inspirasi datang padanya untuk tidak memberikan suatu alasan. Hadirat yang tidak kelihatan berbicara ke dalam pikiran dan jiwa, dan menggerakkan hati untuk bertindak. Itulah pertimbangannya sendiri. KSZ2 181.1
Kristus memberitahukan kepada Maria tentang makna perbuatannya dan dalam hal ini Ia memberinya lebih dari yang telah diterima-Nya. “Yesus berkata. “Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku. Ketika buli-buli itu dipecahkan, dan memenuhi segenap rumah itu dengan semerbak harum baunya, demikian juga Kristus harus mati, tubuh-Nya harus dipecah-pecahkan; tetapi Ia harus bangkit dari Kubur, dan keharuman kehidupanNya harus memenuhi bumi. Kristus Yesus “juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.” Ef. 5:2. KSZ2 181.2
“Sesungguhnya Aku berkata padamu,” Kristus menyatakan, Di mana saja Injil itu diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.” Dengan memandang ke masa depan, Juruselamat berbicara dengan kepastian mengenai Injil-Nya. Injil itu harus dimasyhurkan ke seluruh dunia. Dan seberapa jauh Injil itu disampaikan, pemberian Maria akan menyebarkan keharumannya dan hati akan diberkati oleh perbuatannya yang tidak direncanakan itu. Kerajaankerajaan akan bangkit dan jatuh, nama raja-raja dan para pemenang akan dilupakan, tetapi perbuatan perempuan ini akan diabadikan pada halaman-halaman sejarah gereja. Sampai berlalunya waktu, buli-buli yang dipecahkan itu akan menceritakan kasih Allah yang limpah bagi umat manusia yang sudah jatuh. KSZ2 181.3
Perbuatan Maria sangatlah menyolok bedanya dengan perbuatan yang hampir dilakukan oleh Yudas. Alangkah jelasnya pelajaran yang diberikan Kristus kepadanya yang telah menjatuhkan benih kritik dan pikiran jahat ke dalam pikiran murid-murid! Alangkah benarnya tuduhan yang dapat diberikan kepada si penuduh itu! Ia yang membaca motif setiap hati, dan mengerti setiap perbuatan, sebenarnya dapat membeberkan kejahatan dalam pengalaman Yudas kepada mereka yang hadir di pesta itu. Kepura-puraan yang kosong yang di atasnya pengkhianat itu mengalaskan perkataannya sebenarnya dapat dipaparkan-Nya, Karena, gantinya menaruh simpati kepada orang miskin, ia merampas uang yang dimak-sudkan untuk meringankan penderitaan mereka. Kemarahan dapat di-bangkitkan terhadap dia karena ia menindas perempuan janda, anak piatu, dan orang upahan. Tetapi seandainya Kristus telah membuka topeng Yudas, hal ini akan didesakkan sebagai alasan untuk mengkhianati Dia. Dan meskipun dituduh sebagai pencuri, Yudas akan mendapat simpati sekalipun di kalangan murid-murid. Juruselamat tidak mencerca dia, dan dengan demikian menjauhkan peluang baginya untuk memberi maaf bagi pengkhianatannya. KSZ2 182.1
Tetapi pandangan mata Yesus kepada Yudas meyakinkan dia bahwa Juruselamat menembusi kepura-puraannya, dan membaca tabiatnya yang rendah dan hina itu. Dan dalam memuji perbuatan Maria, yang sudah dipersalahkan dengan keras, Kristus telah menempelak Yudas. Sebelumnya, Juruselamat belum pernah memberi dia tempelakan yang langsung. Sekarang teguran itu menyakiti hatinya. Ia memutuskan hendak membalas dendam Dari perjamuan itu ia pergi langsung ke istana imam besar, tempat didapatinya majelis sedang berhimpun, dan ditawarkannya dirinya untuk menyerahkan Yesus ke tangan mereka. KSZ2 182.2
Imam-imam sangat gembira. Para pemimpin Israel ini telah diberi ke-sempatan untuk menerima Kristus sebagai Juruselamat mereka, tidak usah dibeli dengan uang. Tetapi mereka menolak pemberian yang berharga yang ditawarkan kepada mereka dalam roh kasih yang membujuk, yang sangat lemah lembut itu. Mereka menolak untuk menerima keselamatan yang lebih berharga daripada emas, dan membeli Tuhan mereka dengan tiga puluh keping perak. KSZ2 182.3
Yudas telah memanjakan keserakahan sampai hal itu menguasai setiap sifat tabiatnya yang baik. Ia iri melihat persembahan yang diberikan kepada Yesus. Hatinya menyala dengan perasaan cemburu bahwa Juruselamat harus menerima suatu pemberian yang cocok bagi raja-raja di dunia. Dengan jumlah yang jauh lebih sedikit daripada harga buli-buliminyak wangi itu, dikhianatinyalah Tuhannya. KSZ2 183.1
Murid-murid tidak seperti Yudas. Mereka mengasihi Juruselamat. Tetapi mereka tidak menghargai tabiat-Nya yang mulia itu sebagaimana mestinya. Seandainya mereka menyadar» apa yang telah dilakukan-Nya bagi mereka, sudah tentu mereka akan merasa bahwa tidak ada sesuatu yang dipersembahkan Kepada-Nya dapat dianggap sebagai pemborosan. Orang Majus dari sebelah timur, yang mengetahui sedikit saja mengenai Yesus, telah menunjukkan penghargaan yang lebih sejati tentang penghormatan yang patut diberikan kepada-Nya. Mereka membawa pemberian yang berharga kepada Juruselamat, dan tunduk menghormati Dia ketika Ia masih bayi, dan dibuai dalam palungan. KSZ2 183.2
Kristus menghargai undakan penghormatan yang timbul dari hati sanubari . Bila seseorang berbuat suatu kebajikan kepadaya, dengan kehormatan surga diberkati-Nya orang yang melakukannya. Ia tidak me-nolak kembang yang paling sederhana yang dipetik oleh tangan seorang anak, dan dipersembahkan kepada-Nya dalam perasaan kasih. Ia menerima persembahan anak-anak, dan memberkati si pemberi, mencatat nama mereka dalam buku kehidupan. Dalam Kitab Suci, perbuatan Maria dalam hal mengurapi Yesus disebutkan sebagai sesuatu yang membedakan dia dari Maria Maria yang lain. Perbuatan kasih dan penghormatan bagi Yesus merupakan bukti iman kepada-Nya sebagai Anak Allah. Dan Roh Kudus menyebutkan, sebagai bukti kesetiaan perempuan itu kepada Kristus, “membasuh kaki saudara-saudara seiman, menolong orang yang hidup dalam kesesakan—pendeknya mereka yang telah menggunakan segala kesempatan untuk berbuat baik.” 1 Tim. 5:10. KSZ2 183.3
Kristus bergembira melihat kerinduan Maria yang sungguh-sungguh hendak melakukan kehendak Tuhannya. Ia menerima kelimpahan kasih mumi yang tidak dipahami dan yang tidak mau dimengerti oleh muridmurid-Nya. Kerinduan yang ada pada Maria untuk melakukan pelayanan ini bagi Tuhannya lebih bernilai bagi Kristus daripada segala minyak yang berharga di dunia ini, karena hal itu menyatakan penghargaannya akan Penebus dunia. Kasih Kristuslah yang menggerakkan dia. Keisti-mewaan tabiat Kristus yang tiada taranya memenuhi hatinya. Minyak itu melambangkan hati si pemberi. Itulah pernyataan kasih secara lahir yang bersumber dari aliran surgawi sampai meluap. KSZ2 183.4
Pekerjaan Maria justru merupakan pelajaran yang diperlukan oleh murid-murid untuk menunjukkan kepada mereka bahwa pernyataan kasih mereka bagi-Nya akan menyenangkan hati Kristus. Ia sangatlah penting bagi mereka, dan mereka tidak menyadari bahwa tidak lama kemudian mereka akan kehilangan hadirat-Nya, bahwa tidak lama kemudian mereka tidak dapat lagi mempersembahkan kepada-Nya tanda terima kasih mereka karena kasih-Nya yang besar itu. Kesepian Kristus, yang terpisah dari istana-istana surga, hidup seperti manusia, tidak pernah dipahami atau dihargai oleh murid-murid sebagaimana sepatutnya. Ia sering merasa sedih karena murid-murid-Nya tidak memberikan kepada-Nya hal yang harus diterima-Nya dari mereka. Ia mengetahui bahwa jika mereka berada di bawah pengaruh malaikat-malaikat surga yang menyertai Dia, mereka juga akan berpendapat bahwa tidak ada persembahan yang cukup berharga untuk menyatakan kasih dalam batin. KSZ2 184.1
Setelah mereka mengetahuinya kemudian, mereka pun mengerti tentang banyak perkara yang sebenarnya dapat mereka lakukan bagi Yesus sebagai pernyataan kasih dan terima kasih dari hati mereka, sementara mereka dekat kepada-Nya. Ketika Yesus tidak lagi bersama-sama dengan mereka, dan mereka sesungguhnya merasa sebagai domba-domba tanpa gembala, maka mulailah mereka melihat bagaimana mereka dapat menunjukkan perhatian kepada-Nya yang akan menggembirakan hatiNya. Mereka tidak lagi menyalahkan Maria, melainkan diri sendiri. Oh, kalau saja mereka dapat menarik kembali celaan mereka, serta anggapan mereka bahwa orang miskin lebih layak menerima pemberian itu daripada Kristus! Mereka sangat merasakan teguran itu ketika mereka mengeluarkan tubun Tuhan yang sudah dilukai itu dari kayu salib. KSZ2 184.2
Keperluan yang sama ternyata dalam dunia kita dewasa ini. Tetapi sangatlah sedikit orang yang menghargai betapa pentingnya Kristus bagi mereka. Sekiranya mereka telah menghargai-Nya, maka kasih Maria yang besar itu akan diungkapkan, dan pengurapan dengan minyak akan diberikan dengan bebasnya. Minyak yang mahal tidak akan dianggap suatu pemborosan. Tidak suatu pun akan dianggap terlampau maha* untuk diberikan kepada Kristus, tidak ada penyangkalan diri yang terlampau besar untuk ditanggung karena nama-Nya. KSZ2 184.3
Perkataan yang diucapkan, “Untuk apa pemborosan ini? membawa dengan jelas di hadapan Kristus korban terbesar yang pernah diadakan— pemberian diri-Nya sendiri sebagai pendamai bagi dunia yang hilang. Tuhan sangatlah dermawan kepada umat-Nya sehingga tentang Dia tidak dapat dikatakan bahwa sebenarnya Ia dapat berbuat lebih banyak lagi. Dalam memberikan Yesus, Allah memberikan segenap surga. Dari pandangan manusia, pengorbanan seperti itu merupakan suatu pemborosan yang tidak beralasan. Bagi pertimbangan manusia segenap rencana keselamatan merupakan suatu pemborosan kemurahan dan sumber tenaga. Penyangkalan diri serta pengorbanan segenap nati kita hadapi di manamana. Bala tentara surga tentu memandang dengan penuh keheranan pada umat manusia yang enggan diangkat derajatnya serta diperkaya dengan kasih yang tidak terhingga yang dinyatakan dalam Kristus. Mereka tentu berseru: Mengapa mengadakan pemborosan ini . KSZ2 185.1
Tetapi grafirat bagi dunia yang sudah hilang haruslah penuh, limpah, dan sempurna. Persembahan Kristus sungguh sangat limpah sehingga dapat mencapai setiap jiwa yang telah diciptakan Allah. Persembahan itu tidak dapat dibatasi sehingga tidak melebini jumlah orang yang mau menerima pemberian yang besar itu. Bukannya semua orang akan masuk surga; meskipun demikian rencana penebusan bukannya suatu pemborosan karena tidak dilaksanakannya segala sesuatu yang telah disediakan oleh kedermawanannya. Harus ada cukup dan untuk dicadangkan KSZ2 185.2
Simon, tuan rumah, telah dipengaruhi dengan kutik ‘r udas terhadap pemberian Maria, dan ia heran melihat perilaku Yesus. Kesombongan Farisinya dihinakan. Ia mengetahui bahwa kebanyakan dari tamu-tamunya sedang memandang kepada Kristus dengan sikap tidak percaya dan kurang senang. Simon berkata dalam hatinya, Jika la ini nabi, tentu Ia tahu siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya, perempuan itu adalah seorang berdosa.” KSZ2 185.3
Oleh menyembuhkan Simon dari penyakit kusta, Kristus telah menye-lamatkan dia dari kematian. Tetapi sekarang Simon meragukan apakah Juruselamat itu memang seorang nabi. Karena Kristus memperkenankan perempuan ini menekati-Nya, karena Ia tidak menampik dia dengan sikap marah sebagai seorang yang dosanya terlalu besar untuk diampuni, karena Ia tidak menunjukkan bahwa la menyadari perempuan itu telan jatuh, maka Simon pun tergoda untuk berpikir bahwa Ia bukan seorang nabi. Ia beranggapan bahwa Yesus tidak mengetahui apa-apa tentang perempuan ini yang terlalu bebas dalam perbuatannya, kalau tidak Ia tidak akan mengizinkan dia menjamah-Nya. KSZ2 185.4
Tetapi karena Simon tidak mengenal Allah dan Kristus, maka ia pun berpikir demikian. Ia tidak menyadari bahwa Anak Allah harus bertindak menurut jalan Allah, dengan belas kasihan, kelemahlembutan, dan kemurahan. Jalan Simon tidak memperhatikan pelayanan Maria yang penuh rasa pertobatan itu. Tindakannya dalam hal mencium kaki Kristus dan mengurapi-Nya dengan minyak narwastu sangat menjengkelkan hati Simon yang keras itu. Ia berpendapat bahwa jika Kristus itu seorang nabi, Ia akan mengenal orang-orang berdosa dan menempelak mereka. KSZ2 186.1
Terhadap pikiran yang tidak diucapkan ini Juruselamat menjawab,“Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu Ada dua orang yang berutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapus utang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang terlebih mengasihi dia? Jawab Simon: “Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan utangnya. Kata Yesus kepadanya: Betul pendapatmu itu.” KSZ2 186.2
Sebagaimana yang diperbuat oleh Natan kepada Daud, Kristus me-nyembunyikan serangan-Nya yang berhasil itu dengan menggunakan pe-rumpamaan. Ia melemparkan kepada tuan rumah itu beban untuk meng-ucapkan hukuman ke atas dirinya sendiri. Simon telah memimpin wanita yang dicelanya sekarang ke dalam dosa. Ia telah diperlakukan dengan tidak baik olehnya. Dengan dua orang yang berutang dalam perumpamaan itu, Simon dan wanita itu digambarkan. Yesus tidak merencanakan untuk mengajarkan bahwa dua derajat kewajiban harus dirasakan oleh kedua orang itu, karena masing-masing berutang budi yang tidak pernah dapat dibayar kembali. Tetapi Simon merasa dirinya lebih benar daripada Maria, dan Yesus menghendaki agar ia melihat berapa besar dosanya yang sebenarnya. Ia hendak menunjukkan kepadanya bahwa dosanya lebih besar daripada dosa Maria, sebagaimana utang lima ratus dinar jauh lebih besar daripada utang lima puluh dinar. KSZ2 186.3
Simon sekarang melihat dirinya sendiri dalam suatu terang yang baru. Ia melihat bagaimana Maria dianggap oleh Seorang yang bukan hanya sekadar nabi Ia melihat bahwa dengan mata nubuatan yang tajam Kristus membaca hati wanita itu yang penuh kasih dan penyerahan. Perasaan malu meliputinya, dan ia menyadari bahwa ia berada di hadapan Seorang yang lebih unggul dari dirinya sendiri. KSZ2 187.1
Kristus meneruskan, “Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak membasuh kaki-Ku,” tetapi dengan air mata pertobatan yang didorong oleh k asin, Maria telah membasuh kaki-Ku, dan menyekanya dengan rambut kepalanya. “Engkau tidak mencium Aku, tetapi perempuan ini, yang engkau hinakan, “Aku masuk tiada henti-hentinya mencium kakiKu.” Kristus menuturkan kesempatan yang telah diberikan kepada Simon untuk menunjukkan kasihnya bagi Tuhannya, serta penghargaannya bagi apa yang telah dilakukan baginya. Dengan jelas, tetapi dengan kesopanan yang halus, Juruselamat memastikan kepada murid-murid-Nya bahwa hati-Nya sedih bila anak-anak-Nya lalai menunjukkan syukur mereka kepada-Nya baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan kasih. KSZ2 187.2
Si penyelidik hati membaca motif yang memimpin Maria kepada tindakannya, dan la melihat juga roh yang mendorong perkataan Simon. “Engkau lihat perempuan ini?” kata-Nya kepada Simon. Ia seorang berdosa. “Aku berkata kepadamu, dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih.” KSZ2 187.3
Sikap dingin dan kelalaian Simon terhadap Juruselamat menunjukkan alangkah sedikitnya ia menghargai kemurahan yang telah diterimanya. Ia telah memikirkan bahwa ia menghormati Yesus oleh mengundang Dia ke rumahnya. Tetapi sekarang ia melihat dirinya sebagaimana keadaannya yang sebenarnya. Sementara ia memikirkan bahwa ia sedang membaca keadaan Tamunya, Tamunya itu sedang membaca keadaannya. Ia melihat alangkah benarnya pertimbangan Kristus tentang dirinya. Agamanya telah merupakan suatu jubah kefarisian. Ia telah menghinakan belas kasihan Yesus. Ia tidak mengakui Dia sebagai wakil Allah. Sementara Maria sebagai seorang berdosa telah diampuni, Simon adalah seorang berdosa yang tidak diampuni. Peraturan keadilan yang keras yang telah dikehendakinya untuk dipaksakan pada wanita itu telah mempersalahkan dia. KSZ2 187.4
Simon terharu oleh kebaikan Yesus dalam hal tidak menempelak dia terang-terangan di hadapan tamu-tamu. Ia tidak diperlakukan sebagaimana ia menghendaki Maria diperlakukan. Ia melihat bahwa Yesus tidak ingin membeberkan kesalahannya kepada orang lain, melainkan mencari suatu ucapan yang benar mengenai perkara itu untuk meyakinkan pikir annya, serta oleh kebaikan yang menaruh belas kasihan untuk menaklukkan hatinya. Celaan yang keras hanyalah mengeraskan hati Simon terhadap pertobatan, tetapi nasihat yang penuh kesabaran meyakinkan dia tentang kesalahannya. Ia melihat alangkah besarnya utangnya kepada Tuhannya. Kesombongannya direndahkan, ia bertobat, dan orang Farisi yang angkuh itu berubah menjadi seorang murid yang rendah hati, dan mengorbankan diri. KSZ2 188.1
Maria telah dipandang sebagai seorang yang besar dosanya, tetapi Kristus mengetahui keadaan yang telah membentuk kehidupannya. Ia dapat memadamkan setiap harapan dalam jiwanya, tetapi Ia tidak berbuat demikian. Ialah yang telah mengangkatnya dari keadaan putus asa dan kebinasaan. Tujuh kali dia telan mendengar Yesus menghardik Setansetan yang menguasai hati dan pikirannya. Ia telah mendengar suara-Nya yang nyaring kepada Bapa demi kepentingannya. Ia mengetahui betapa menjijikkan dosa itu terhadap kesucian-Nya yang tidak bernoda itu. dan dalam kekuatan-Nya ia telah menang. KSZ2 188.2
Bila pada pandangan mata manusia perkaranya kelihatan tanpa harap-an, Kristus melihat dalam Maria kesanggupan bagi kebaikan. Ia melihat sifat-sifat tabiatnya yang lebih baik. Rencana penebusan telah memberikan kepada manusia kemungkinan yang besar, dan kepada Maria kemungkinan itu akan diwujudkan. Oleh anugerah-Nya ia turut mengambil bagian dari sifat Ilahi. Seorang yang telah jatuh dan yang pikirannya menjadi tempat tinggal Setan, telah dibawa lebih dekat kepada Juruselamat dalam persekutuan dan pelayanan. Marialah yang duduk di kaki-Nya dan belajar dari Dia. Marialah yang mencurahkan ke atas kepala-Nya minyak yang berharga, serta membasahi kaki-Nya dengan air matanya. Maria berdiri di sisi salib, dan mengikuti Dia ke kubur. Maria mula-mula tiba di kubur sesudah kebangkitan-Nya. Marialah yang mula-mula me-masyhurkan Juruselamat yang sudah bangkit itu. KSZ2 188.3
Yesus mengetahui keadaan setiap jiwa. Engkau mungkin mengatakan, saya seorang berdosa, amat berdosa. Engkau mungkin dalam keadaan demikian, tetapi lebih buruk keadaanmu, lebih besar pula keperluanmu akan Yesus. Ia tidak menolak seorang yang menangis dan menyesal. Ia tidak menceritakan kepada siapa pun segala perkara yang dapat dinyatakan-Nya, tetapi Ia mengundang setiap jiwa yang gemetar untuk memberanikan diri. Dengan lega diampuni-Nyalah semua orang yang datang kepada-Nya untuk memperoleh pengampunan dan pemulihan. KSZ2 189.1
Kristus dapat memerintahkan malaikat-malaikat surga untuk mencu-rahkan piala murka-Nya ke atas dunia kita, membinasakan mereka yang dipenuhi kebencian kepada Allah. Ia dapat menghapuskan titik hitam ini dari semesta alam ciptaan-Nya. Tetapi Ia tidak berbuat demikian. Sekarang ini Ia berdiri di mezbah pedupaan. mempersembahkan kepada Allah doa segala orang yang merindukan pertolongan-Nya. KSZ2 189.2
Jiwa-jiwa yang berbalik kepada-Nya untuk mencari perlindungan akan diangkat oleh Yesus lebih tinggi daripada tuduhan dan pertengkaran lidah. Tidak seorang pun, ataupun malaikat yang jahat dapat menuduh jiwa-jiwa ini. Kristus menyatukan mereka kepada sifat manusia IlahiNya sendiri. Mereka berdiri di sisi Penanggung dosa yang besar itu, dalam terang yang berasal dari takhta Allah. “Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka” Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga dudu» di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? Roma 8.33, 34. KSZ2 189.3