Sejarah Para Nabi

8/38

6 - Set dan Henokh

Kepada Adam diberikan seorang anak lelaki yang lain untuk menjadi pewaris perjanjian Ilahi, ahli waris hak sulung rohani. Nama Set, yang diberikan kepada anaknya, berarti “yang diangkat,” atau “pengganti;” “oleh karena,” kata ibunya, “Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya.” Bentuk tubuh Set lebih agung daripada Kain atau Habel, dan dibandingkan dengan keduanya itu Setlah yang lebih mirip Adam. Ia adalah seorang yang luhur tabiatnya, mengikut jejak Habel. Namun demikian, secara alamiah ia tidak mewarisi kebajikan yang melebihi Kain. Mengenai penciptaan Adam dikatakan, “dibuat-Nyalah dia menurut rupa Allah,” tetapi manusia setelah berdosa, “memperanakkan seorang anak laki-laki menurut rupa dan gambarnya.” Sementara Adam diciptakan tanpa dosa, menurut rupa Allah, Set, seperti halnya Kain, mewarisi keadaan manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa dari pada orang tuanya. Tetapi ia juga menerima pengetahuan tentang Penebus itu dan petunjuk-petunjuk tentang kebenaran. Oleh anugerah Ilahi ia melayani dan menghormati Allah; ia berusaha, sebagaimana Habel akan lakukan seandainya ia masih hidup untuk membalikkan pikiran orang yang berdosa supaya menghormati dan menurut Khalik mereka. SPN 82.1

“Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set juga dan anak itu dinamainya Enos. Waktu itulah orang mulai memanggil nama Tuhan.” Umat yang setia telah menyembah kepada Tuhan sebelumnya; tetapi bilamana manusia bertambah banyak, perbedaan antara kedua golongan itu menjadi lebih nyata dan jelas. Di satu pihak terdapat pengakuan yang terang-terangan untuk setia kepada Allah, dan di pihak yang lain terdapat cemoohan dan pemberontakan. SPN 82.2

Sebelum berdosa, leluhur kita yang pertama itu telah memelihara hari Sabat, yang telah ditetapkan di Eden; dan setelah mereka diusir dari Firdaus mereka masih tetap meneruskan pemeliharaannya. Mereka telah mengecap akibat pelanggaran yang pahit getir, dan telah belajar apa yang, lambat atau cepat, akan dipelajari oleh setiap orang yang melanggar perintah-perintah hukum Ilahi itu suci dan tak dapat diubahkan, dan bahwa hukuman pelanggaran pasti akan dikenakan. Hari Sabat dihormati oleh semua anak Adam yang tetap setia kepada Allah. Tetapi Kain dan keturunannya tidak menghormati hari di mana Allah telah beristirahat. Mereka telah memilih bagi diri mereka hari yang mana untuk bekerja dan mana yang untuk beristirahat, dengan tidak mempedulikan perintah Allah yang telah dinyatakan. SPN 83.1

Setelah menerima kutuk dari Allah, Kain telah memisahkan diri dari rumah tangga bapanya. Mula-mula ia telah memilih mata pencahariannya sebagai seorang peladang dan sekarang ia telah mendirikan sebuah kota yang dinamai menurut nama anak sulungnya. Ia telah pergi meninggalkan hadirat Tuhan, membuangkan perjanjian tentang Eden yang dipulihkan, untuk mencari harta benda serta kepelesiran di dunia yang berada di bawah kutuk dosa itu, dengan demikian ia berdiri sebagai pemimpin orang-orang yang menyembah ilah dunia ini. Di dalam perkara yang semata-mata menyangkut kemajuan duniawi dan materi, keturunannya sangat terkenal. Tetapi mereka semua mengabaikan Tuhan dan bertentangan dengan maksud-maksud-Nya bagi manusia. Kepada kejahatan pembunuhan, di dalam hal mana Kain telah memimpinnya, Lamekh, turunannya yang kelima, telah menambahkan poligami, dan dengan congkak serta takabur, ia mengakui Allah, hanya untuk memperoleh satu jaminan keselamatan dirinya dari ancaman Kain. Habel telah menjalani satu kehidupan sebagai seorang gembala, tinggal di dalam tenda-tenda, dan keturunan Set mengikuti hal yang sama, menganggap diri sebagai orang asing dan pengembara di dunia ini, “sambil mencari satu tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air surgawi.” Ibrani 11:13, 16. SPN 83.2

Untuk beberapa waktu lamanya kedua golongan itu tetap terpisah. Turunan Kain, tersebar dari tempat tinggal mereka yang mula-mula, terus meluas sampai ke padang dan lembah-lembah di mana keturunan Set bermukim; dan yang terakhir ini, untuk melepaskan diri dari pengaruh yang berjangkit telah mengungsi ke gunung-gunung dan di sana mereka mendirikan rumah. Selama ada perpisahan ini, mereka dapat mempertahankan perbaktian kepada Allah dalam kemurniannya. Tetapi dengan berlalunya waktu, mereka sedikit demi sedikit telah memberanikan diri untuk bercampur-baur dengan penduduk lembah-lembah itu. Pergaulan itu telah menghasilkan akibat-akibat yang paling buruk. “Anak-anak lelaki Allah melihat bahwa anak-anak perempuan manusia itu elok parasnya.” Keturunan Set, tertarik oleh kecantikan anak-anak perempuan turunan Kain, telah menyakiti hati Tuhan dengan mengadakan kawin campur dengan mereka itu. Banyak dari antara penyembahpenyembah Allah terjerumus ke dalam dosa oleh penarikan-penarikan yang sekarang ini selalu ada di hadapan mereka, dan mereka pun kehilangan tabiat mereka yang suci dan berbeda itu. Dengan bercampurbaur dengan orang-orang yang telah merosot akhlaknya, mereka telah menjadi serupa dalam roh dan perbuatan; larangan-larangan hukum yang ketujuh telah diabaikan, “dan mereka pun mengambil bagi dirinya sebagai istri menurut pilihannya.” Turunan Set menempuh “jalan-jalan yang ditempuh Kain” (Yudas 11); mereka menetapkan pikiran mereka kepada kemakmuran duniawi serta kepelesiran dan melalaikan perintah-perintah Tuhan. Manusia “tidak mau memuliakan Allah di dalam pengetahuan mereka;” “pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.” Roma 1:21. Oleh sebab itu “Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk,” ayat 28. Dosa merajalela di atas dunia ini bagaikan penyakit kusta yang dahsyat. SPN 84.1

Hampir seribu tahun lamanya Adam hidup di antara manusia, seorang saksi yang melihat akibat-akibat dosa. Dengan setia ia berusaha mem-bendung arus kejahatan. Ia telah diperintahkan untuk mengajar keturunannya tentang jalan Tuhan; dan dengan saksama ia menyimpan apa yang dinyatakan Tuhan kepadanya dan mengulangi kepada generasigenerasi berikutnya. Kepada anak cucunya, sampai kepada generasi yang kesembilan, ia telah menceritakan keadaan manusia yang suci dan berbahagia di dalam Firdaus dan mengulangi kembali sejarah kejatuhan-nya, ia menceritakan kepada mereka tentang penderitaan oleh mana Tuhan telah mengajar dia akan perlunya penurutan yang saksama terhadap hukum-Nya, dan menerangkan kepada mereka tentang persediaanpersediaan yang penuh rahmat bagi keselamatan mereka. Tetapi hanya sedikit saja yang memberikan perhatian kepada kata-katanya itu. Sering ia mendapat tempelakan-tempelakan yang pahit karena dosa yang telah mendatangkan kutuk kepada keturunannya itu. SPN 84.2

Kehidupan Adam adalah sesuatu yang merupakan kesedihan, keren-dahan hati serta penyesalan. Pada waktu ia meninggalkan Eden, pemikiran bahwa ia harus mati telah menggentarkan hatinya. Pertama kali ia melihat kenyataan maut di dalam hidup manusia adalah pada waktu Kain, anak sulungnya, menjadi pembunuh saudaranya. Dengan penuh penyesalan yang dalam akan dosanya, dan kesedihan yang diakibatkan oleh kematian Habel dan penolakan Tuhan akan Kain, Adam benar-benar merasa tertekan. Ia menyaksikan kejahatan yang merajalela yang akhirnya menyebabkan kehancuran dunia ini oleh air bah; dan walaupun hukuman mati yang diucapkan ke atas dirinya oleh Khaliknya mula-mula kelihatannya mengerikan, tetapi setelah menyaksikan hampir seribu tahun akibat-akibat dosa, ia merasa bahwa adalah merupakan kemurahan di pihak Tuhan untuk membawa kehidupan yang penuh derita dan kesedihan ini kepada akhimya. SPN 85.1

Sekalipun zaman sebelum air bah itu dipenuhi oleh kejahatan, zaman itu bukanlah seperti yang sering disangka, satu zaman jahiliah atau zaman biadab. Manusia pada zaman itu diberi kesempatan untuk mencapai satu keadaan moral serta kesanggupan berpikir yang tinggi. Mereka memiliki kekuatan jasmani dan mental yang tinggi, dan keuntungan-keuntungan mereka untuk memperoleh pengetahuan baik agama ataupun bidang ilmiah tidak ada taranya. Adalah satu kekeliruan untuk menyangka bahwa oleh karena mereka hidup dalam usia yang panjang, maka pikiran mereka lambat menjadi dewasa; kesanggupan mental mereka cepat berkembang, dan mereka mempunyai rasa takut akan Allah serta hidup sesuai dengan kehendak-Nya senantiasa bertambah-tambah di dalam pengetahuan dan kebijaksanaan sepanjang umur hidup mereka. Kalau saja orang-orang pintar di zaman kita ini dapat dibandingkan dengan orang-orang yang sebaya yang hidup sebelum air bah, maka mereka akan kelihatan lebih rendah dalam hal kekuatan mental sebagaimana juga jasmani. Sebagaimana usia manusia telah berkurang dan kekuatan jasmaninya telah merosot, begitu pula daya pikir mereka telah menurun. Sekarang ini ada orang-orang yang mempunyai kesempatan untuk belajar selama dua puluh sampai lima puluh tahun, dan dunia mengagumi hasil-hasil usaha mereka. Tetapi betapa terbatasnya usaha-usaha mereka itu jika dibandingkan dengan orangorang yang kesanggupan pikiran dan jasmaninya telah dikembangkan berabad-abad lamanya! SPN 85.2

Memang benar bahwa manusia modem ini telah mendapat keuntungan dari hasil usaha orang-orang yang mendahuluinya. Orang-orang dengan daya pikir yang besar itu, yang telah berencana, belajar dan menulis, telah meninggalkan hasil karya mereka bagi generasi berikutnya. Tetapi sekalipun dalam hal ini, dan sejauh yang berhubungan dengan pengetahuan manusia saja, betapa lebih besarlah keuntungan-keuntungan dari pada orang-orang zaman dahulu kala itu! Di antara mereka hidup untuk ratusan tahun lamanya seorang yang diciptakan dalam peta Allah, yang Khalik sendiri menilainya “baik”—seorang yang telah diajar Allah di dalam segala pengetahuan yang berhubungan dengan bumi ini. Adam telah mempelajari dari Khalik itu sejarah penciptaan; ia sendiri telah menyaksikan peristiwa-peristiwa selama sembilan abad; dan ia telah membahagikan pengetahuannya kepada keturunannya. Orang-orang sebelum air bah hidup tanpa buku-buku, mereka tidak memiliki catatancatatan yang tertulis; tetapi dengan kesanggupan mental dan jasmani yang tinggi itu, mereka memiliki daya ingat yang kuat, sanggup untuk mendalami serta mengingat apa yang telah disampaikan kepada mereka, dan selanjutnya menyampaikannya kepada keturunan mereka tanpa ada yang kurang. Dan selama ratusan tahun lamanya ada tujuh generasi hidup bersama-sama dalam waktu yang sama di dunia ini, sehingga mempunyai kesempatan untuk bermusyawarah serta saling memberikan pengetahuan dan pengalaman mereka masing-masing. SPN 86.1

Keuntungan-keuntungan yang dinikmati oleh orang-orang pada zaman itu untuk memperoleh pengetahuan akan Allah melalui pekerjaanNya tidak pernah ada tandingannya. Dan jauh dari pada satu zaman yang dapat disebut zaman kegelapan dalam hal agama, zaman itu adalah satu zaman terang. Seluruh dunia mempunyai kesempatan untuk memperoleh petunjuk dari Adam, dan mereka yang takut akan Allah mempunyai juga Kristus dan maiaikat-malaikat sebagai guru mereka. Dan mereka mempunyai satu saksi yang diam akan kebenaran itu, yaitu Taman Allah, yang untuk berabad-abad lamanya ada di antara mereka. Di gerbang Firdaus yang dijaga oleh maiaikat-malaikat, kemuliaan Allah dinyatakan, dan ke tempat ini datanglah penyembah-penyembah Allah yang mula-mula. Di tempat inilah mezbah-mezbah mereka didirikan dan persembahan-persembahan mereka dibawa. Ke tempat inilah Kain dan Habel telah membawa korban-korban mereka dan Allah telah turun untuk berhubungan dengan mereka. SPN 87.1

Orang-orang yang tidak percaya tidak dapat menyangkal akan adanya Taman Eden selagi itu ada di hadapan mata mereka, pintu masuknya dijaga oleh maiaikat-malaikat pengawal. Susunan dari pada penciptaan itu, benda-benda di dalam taman itu, riwayat kedua pohon yang berhubungan erat dengan nasib manusia, merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal. Adanya Allah serta kekuasaan-Nya yang besar itu, tuntutan-tuntutan dari pada hukum-Nya, adalah kebenaran-kebenaran yang sukar untuk diragukan manusia sementara Adam masih hidup di antara mereka. SPN 87.2

Sekalipun kejahatan telah merajalela, di zaman itu ada orang-orang suci yang luhur dan agung oleh sebab hubungan mereka dengan Tuhan, hidup seakan-akan dalam lingkungan surga. Mereka adalah orang-orang yang daya pikirnya luar biasa dengan hasil-hasil usaha yang hebat. Mereka mempunyai tugas yang agung dan suci—untuk mengembangkan satu tabiat yang benar, untuk mengajarkan pelajaran tentang ibadat, bukan hanya kepada orang-orang pada zamannya, tetapi juga bagi generasigenerasi mendatang. Hanya sedikit saja dari antara orang-orang yang terkemuka disebutkan dalam Alkitab; tetapi sepanjang zaman Allah mempunyai saksi-saksi setiawan, penyembah-penyembah yang sejati. SPN 87.3

Tentang Henokh dicatat bahwa ia hidup enam puluh lima tahun dan beroleh seorang anak lelaki. Setelah itu ia bergaul dengan Allah tiga ratus tahun lamanya. Selama tahun-tahun permulaan hidupnya Henokh mengasihi dan takut akan Allah dan mentaati hukum-hukum-Nya. Dia adalah salah seorang orang suci, dari antara pemelihara iman yang benar, bapa dari benih yang dijanjikan itu. Dari bibir Adam ia telah belajar sejarah yang gelap tentang kejatuhan itu, tentang anugerah Allah sebagaimana terlihat dalam janji-Nya yang memberikan kesukaan itu; dan ia berharap kepada Penebus yang akan datang itu. Tetapi setelah kelahiran anak sulungnya itu Henokh telah mencapai satu pengalaman yang lebih tinggi; ia ditarik kepada satu hubungan yang lebih erat lagi dengan Allah. Dan apabila ia melihat kasih anak itu terhadap bapanya dan kepercayaan anaknya yang sederhana terhadap perlindungannya; apabila ia merasakan kelemahlembutan hatinya yang dalam terhadap anak sulungnya itu, ia mendapatkan satu pelajaran yang indah tentang kasih Allah yang ajaib itu dalam memberikan Anak-Nya, dan kepercayaan yang anakanak Allah dapat nyatakan kepada Bapa di surga. Kasih Allah yang tidak terbatas dan tak terduga melalui Kristus menjadi bahan renungannya siang dan malam; dan dengan segala daya upayanya ia berusaha untuk menyatakan kasih itu kepada orang-orang yang hidup di sekelilingnya. SPN 88.1

Henokh bergaul dengan Allah bukan dalam lamunan yang tidak sadar, melainkan di dalam segala tugas hidupnya sehari-hari. Ia tidak menjadi seorang pertapa yang mengasingkan dirinya sama sekali dari dunia ini; karena ia mempunyai satu pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk Allah di dunia ini. Di dalam rumah tangga dan di dalam pergaulannya dengan orang lain, sebagai seorang suami dan bapa, seorang sahabat dan warga masyarakat ia merupakan seorang hamba Allah yang teguh dan tidak dapat diombang-ambingkan. SPN 88.2

Hatinya selaras dengan kehendak Allah; “berjalankah dua orang ber-sama-sama, jika mereka belum berjanji?” Amos 3:3. Dan perjalanannya bersama Allah itu berlangsung selama tiga ratus tahun. Akan ada sedikit saja orang Kristen yang tidak akan lebih sungguh-sungguh dan lebih tekun jikalau saja mereka mengetahui bahwa mereka hanya mempunyai sedikit saja waktu untuk hidup, dan mengetahui bahwa kedatangan Yesus sudah sangat dekat. Tetapi iman Henokh bertambah teguh, kasihnya menjadi lebih hangat dengan berlalunya waktu. SPN 88.3

Henokh adalah seorang manusia dengan pikiran yang berkembang dengan baik dan pengetahuan yang luas; ia mendapat kehormatan dengan memperoleh wahyu yang istimewa dari Tuhan; tetapi sekalipun ia selalu berhubungan erat dengan surga, oleh satu kesadaran akan kebesaran serta kesempumaan Ilahi di dalam dirinya, ia adalah seorang yang paling rendah hati Lebih erat hubungannya dengan Allah, lebih dalam kesadarannya akan kelemahan serta kekurangan yang ada pada dirinya. SPN 89.1

Merasa tertekan oleh bertambahnya kejahatan orang-orang jahat itu, dan takut bahwa ketidakpercayaan mereka itu akan mengurangi sikap hormatnya kepada Allah, Henokh menghindarkan diri dari pergaulan yang terus menerus dengan mereka dan mengambil banyak waktu untuk sendirian, untuk berenung dan berdoa. Dengan demikian ia menunggu di hadapan Tuhan, sambil mencari satu pengetahuan yang lebih jelas akan kehendak-Nya, agar ia dapat melaksanakannya. Baginya doa merupakan napas jiwa; ia hidup dalam suasana surga. SPN 89.2

Melalui maiaikat-malaikat suci Allah menyatakan kepada Henokh maksud-Nya untuk membinasakan dunia ini dengan air bah, dan la juga menerangkan dengan lebih jelas tentang rencana penebusan. Oleh roh nubuat la menunjukkan kepadanya tentang generasi-generasi yang akan hidup setelah air bah, dan menunjukkan pula peristiwa-peristiwa besar yang berhubungan dengan kedatangan Kristus yang kedua kalinya, dan kesudahan dunia ini. SPN 89.3

Henokh merasa hatinya disusahkan sehubungan dengan orang mati. Kepadanya kelihatan seolah-olah orang benar dan orang jahat akan ber-sama-sama kembali ke tanah, dan inilah kesudahan mereka. Ia tidak dapat melihat adanya kehidupan orang benar di seberang kubur. Di dalam khayal nabi ia diberi petunjuk tentang kematian Kristus dan ditunjukkan pula kepadanya kedatangan Kristus dalam kemuliaan, disertai oleh segenap malaikat, untuk menebus umat-Nya dari dalam kubur. Ia juga melihat keadaan dunia yang jahat pada waktu Kristus akan kelihatan untuk kedua kalinya—pada waktu itu akan ada satu generasi yang congkak, takabur, mementingkan diri, sambil menyangkal Allah yang hanya satu-satunya itu, dan juga Tuhan Yesus Kristus, menginjakinjak hukum-Nya, serta menghina penebusan itu. Ia melihat orang yang benar dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, dan orang jahat dihapuskan dari hadirat Tuhan serta dibinasakan oleh api. SPN 89.4

Henokh menjadi seorang pengkhotbah kebenaran, menyatakan kepada orang banyak apa yang telah ditunjukkan Tuhan kepadanya. Mereka yang takut akan Tuhan mencari orang suci ini, untuk memperoleh petunjuk-petunjuk serta doa dari padanya. Ia juga bekerja secara umum, menyampaikan pekabaran Allah kepada semua yang mau mendengar kata-kata amarannya. Pekerjaannya tidak dibatasi hanya kepada keturunan Set saja. Di negeri di mana Kain telah berusaha lari dari hadirat Ilahi, nabi Allah ini memberitahukan peristiwa-peristiwa hebat yang telah ditunjukkan kepadanya dalam khayal. “Sesungguhnya,” katanya, “Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik.” Yudas 14, 15. SPN 90.1

Ia adalah seorang penempelak dosa yang tidak kenal takut. Sementara ia mengkhotbahkan kasih Allah dalam Kristus kepada orang-orang pada zamannya, dan mengajak mereka untuk meninggalkan jalan mereka yang jahat, ia menegur kejahatan yang merajalela serta mengamarkan manusia pada generasinya bahwa hukuman pasti akan dijatuhkan kepada orang-orang yang melanggar. Roh Kristuslah yang telah berkata-kata melalui Henokh; Roh itu dinyatakan, bukan hanya dalam kata-kata yang penuh kasih, belas kasihan serta bujukan-bujukan; bukan hanya katakata yang lemah lembut saja yang diucapkan oleh orang-orang suci. Tuhan menempatkan di dalam hati dan bibir pesuruh-Nya kebenarankebenaran yang harus disampaikan, yang sifatnya keras dan tajam seperti pedang bermata dua. SPN 90.2

Kuasa Allah yang disampaikan melalui hamba-hamba-Nya dapat dirasakan oleh mereka yang mendengarnya. Beberapa orang memberikan perhatian terhadap amaran itu dan meninggalkan dosa-dosa mere- ka; tetapi kebanyakan mencemoohkan pekabaran yang khidmat itu dan menjadi lebih berani di dalam jalan-jalan mereka yang jahat. Hambahamba Allah harus menyampaikan pekabaran yang sama kepada dunia pada akhir zaman ini, dan itu juga akan disambut oleh cemoohan dan sikap tidak percaya. Dunia sebelum air bah telah menolak kata-kata amaran dari dia yang berjalan dengan Allah. Demikian pula generasi yang terakhir itu akan meremehkan amaran-amaran dari pesuruh Allah. SPN 90.3

Di tengah-tengah kesibukan kerjanya Henokh tetap mempertahankan hubungannya dengan Allah. Lebih besar dan lebih mendesak tugasnya itu, lebih sering dan lebih tekun lagi ia dalam doanya itu. Di saat-saat tertentu ia mengasingkan diri dari masyarakat. Setelah tinggal untuk sesaat lamanya di antara orang banyak sambil berusaha untuk memberikan petunjuk-petunjuk serta teladan yang menguntungkan mereka itu, ia akan mengasingkan diri untuk memuaskan rasa lapar dan dahaganya akan pengetahuan Ilahi yang dapat dipuaskan hanya oleh Allah saja. Melalui hubungan dengan Allah dengan cara seperti itu, Henokh memantulkan peta Ilahi dengan lebih sempuma lagi. Wajahnya bercahaya oleh satu terang yang suci, seperti terang yang bersinar di dalam wajah Yesus. Apabila ia selesai berhubungan dengan Ilahi, orang jahat sekalipun dapat melihat dengan rasa kagum akan cap surga di wajahnya. SPN 91.1

Kejahatan manusia telah begitu memuncak sehingga kebinasaan pun harus dinyatakan kepada mereka. Bilamana tahun demi tahun berlalu, arus dosa manusia menjadi lebih hebat lagi, dan pehukuman Ilahi kian mendekat. Tetapi Henokh, saksi iman itu, maju terus, mengamarkan, mengajak, membujuk serta bergumul untuk membendung arus dosa dan menegakkan hukuman itu. Sekalipun amaran-amarannya tidak diindahkan oleh orang-orang berdosa yang cinta kepelesiran itu, ia mempunyai kesaksian yang disetujui Allah, dan ia terus berjuang dengan gigih melawan kejahatan yang sedang merajalela itu, sampai Tuhan mengangkat dia dari satu dunia yang penuh dosa kepada kesukaan surga yang suci. SPN 91.2

Orang-orang dalam generasi itu telah mengolok-olok kebodohan Henokh yang tidak mau mengumpulkan emas atau perak atau kekayaan dunia ini. Tetapi hati Henokh tertuju kepada harta yang abadi. Ia telah memandang negeri kemuliaan itu. Ia telah melihat Raja di dalam kemuliaan-Nya di tengah-tengah Sion. Pikiran, hati, serta perkataannya terpusat ke surga. Lebih besar kejahatan yang berlaku, lebih dalam lagi kerinduannya akan rumah Allah itu. Sementara masih hidup di dunia oleh iman, ia tinggal di dalam suasana kemuliaan. SPN 91.3

“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.” Matius 5.8. Untuk tiga ratus tahun lamanya Henokh telah mencari kesucian hati agar ia bisa menjadi selaras dengan surga. Untuk tiga abad ia telah bergaul dengan Allah. Hari demi hari ia rindu untuk mengalami satu hubungan yang lebih erat; dan hubungan itu senantiasa menjadi lebih rapat lagi sehingga Allah mengangkat dia datang kepadaNya. Ia telah berdiri di ambang pintu dunia yang kekal, hanya satu langkah saja yang mengantarai dia dengan negeri yang penuh berkat itu, dan sekarang gerbang dibukakan, perjalanannya bersama dengan Tuhan yang sudah lama sekali ditempuhnya di dunia ini dilanjutkan, dan ia berjalan melalui gerbang Kota Suci—sebagai orang yang pertama dari antara umat manusia untuk masuk ke sana. SPN 92.1

Hilangnya Henokh dapat dirasakan di dunia ini. Mereka merasa ke-hilangan akan suara yang hari demi hari terdengar untuk memberikan amaran dan petunjuk-petunjuk. Banyak orang, baik orang benar maupun orang jahat, yang telah menyaksikan kepergiannya itu; dan menyangka bahwa ia telah pergi ke salah satu tempat peristirahatannya, mereka yang mengasihi dia telah mencoba untuk mencarinya dengan sungguh-sungguh, sebagaimana anak-anak nabi telah berusaha mencari Elia, tetapi tidak berhasil. Mereka melaporkan bahwa ia sudah tidak ada lagi, karena Allah telah mengambil dia. SPN 92.2

Dengan mengangkat Henokh ke surga Tuhan bermaksud untuk mem-berikan satu pelajaran penting. Ada bahaya di mana manusia mau me-nyerah kepada keputusasaan, oleh sebab akibat-akibat dosa yang me-ngerikan itu. Banyak yang berseru-seru; “Apakah untungnya kita takut akan Tuhan dan memeliharakan hukum-hukum-Nya, sedangkan kutuk yang besar itu menimpa umat manusia dan kematian adalah menjadi bagian kita semua?” Tetapi petunjuk-petunjuk yang telah diberikan Tuhan kepada Adam, dan yang diulangi oleh Set serta dinyatakan dalam hidup Henokh telah menyapu bersih kemurungan dan kegelapan dan telah memberikan pengharapan kepada manusia bahwa sebagaimana melalui Adam datang kematian, begitu pula melalui Penebus itu akan datang kehidupan dan kebakaan. Setan mengajarkan kepada manusia satu kepercayaan bahwa tidak akan ada pahala bagi orang benar ataupun hukuman bagi orang jahat, dan tidak mungkin bagi manusia untuk menurut hukum-hukum Ilahi. Tetapi di dalam masalah Henokh, Allah menyatakan bahwa “Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” Ibrani 11:6. Ia menunjukkan apa yang akan Ia lakukan bagi mereka yang memelihara hukumhukum-Nya. Kepada manusia diajarkan bahwa tidak mustahil untuk menurut hukum Allah; bahwa sekalipun hidup di tengah-tengah orangorang berdosa dan jahat, mereka sanggup, oleh anugerah Allah melawan penggodaan dan menjadi suci. Mereka melihat di dalam teladan hidupnya berkat-berkat dari pada kehidupan seperti itu; dan pengangkatannya ke surga adalah satu bukti tentang kebenaran nubuatannya sehubungan dengan akhirat, dengan pahala kesukaan, kemuliaan, serta hidup yang baka bagi orang yang menurut, dan hukuman, laknat, serta kematian bagi yang melanggar. SPN 92.3

Oleh iman, Henokh “terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian; Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.” Ibrani 11:5. Di tengah-tengah dunia yang oleh karena kejahatannya telah ditetapkan untuk mengalami kebinasaannya, Henokh telah menghidupkan satu kehidupan yang erat sekali dengan Allah sehingga ia tidak diizinkan untuk merasakan kematian. Tabiat nabi yang penuh peribadatan ini menggambarkan keadaan kesucian yang harus dicapai oleh mereka yang akan “ditebus dari bumi ini” (Wahyu 14:3) pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kali. Di saat itu, sebagaimana halnya di dalam dunia sebelum air bah, kejahatan akan merajalela. Dengan mengikuti gerakan hati mereka yang jahat serta pengajaran-pengajaran filsafat yang menyesatkan, manusia akan memberontak terhadap kekuasaan surga. Tetapi seperti Henokh, umat Allah akan mencari kesucian hati serta keselarasan kepada kehendak- Nya hingga mereka akan memantulkan sifat-sifat yang sama dengan Kristus. Seperti Henokh, mereka akan mengamarkan dunia ini tentang kedatangan Tuhan yang kedua kalinya, serta hukuman yang akan dijatuhkan kepada orang-orang yang melanggar, dan oleh perkataan serta teladan hidup mereka akan menempelak dosa-dosa orang jahat. Sehagaimana Henokh diangkat ke surga sebelum kehancuran bumi ini oleh air bah, demikian juga orang-orang yang benar yang masih hidup akan diangkat dari dunia ini sebelum dibinasakan oleh api. Rasul berkata “Kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari surga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit, sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong luhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan luhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini ” 1 Korintus 15:51,52; 1 Tesalonika 4:16-18. SPN 93.1