Sejarah Para Nabi

2/38

PENDAHULUAN

Buku ini membahas pokok pelajaran tentang Alkitab, pokok pelajaran yang bukan merupakan sesuatu yang baru, tetapi ditampilkan sedemikian rupa sehingga memberikan kepada pokok pelajaran tersebut satu arti yang baru, menyatakan sumber perbuatan, serta menunjukkan hal-hal yang penting sehubungan dengan pergerakan-pergerakan yang tertentu serta lebih menjelaskan beberapa hal yang di dalam Alkitab dicatat dengan singkat sekali. Dengan demikian peristiwa-peristiwa itu menjadi jelas dan penting sehingga cenderung untuk meninggalkan satu kesan yang baru dan dalam. Terang seperti itu dipancarkan atas catatan Kitab Suci sehingga dapat menyatakan dengan lebih sempurna akan tabiat serta maksud-maksud Allah; untuk menyatakan tipu daya Setan dan caracara oleh mana kekuasaannya pada akhirnya akan dihancurkan; untuk menyatakan kelemahan hati manusia serta menunjukkan bagaimana anugerah Allah telah menyanggupkan manusia supaya menang di dalam peperangan melawan kejahatan. Semuanya ini adalah selaras dengan apa yang Allah telah nyatakan akan menjadi tujuan-Nya di dalam membukakan kepada manusia kebenaran-kebenaran firman-Nya. Alat oleh mana kenyataan-kenyataan ini telah diberikan akan ternyata bila diuji oleh Alkitab sebagai salah satu metode yang masih digunakan-Allah untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia. Pada waktu manusia masih dalam keadaannya yang suci dan tidak berdosa mereka memperoleh petunjuk yang langsung dari Khaliknya. Sekarang ini tidak demikian halnya. Tetapi manusia tidak dibiarkan begitu saja tanpa adanya seorang guru Ilahi yang telah disediakan Allah sebagai wakil-Nya, yaitu Roh Kudus. Jadi kita pun mendengar Rasul Paulus menyatakan bahwa satu “terang” Ilahi yang tertentu adalah merupakan kesempatan pengikut Kristus; dan bahwa mereka telah “diterangi” dengan cara dijadikan sebagai “yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus”. Ibrani 10:32; 6:4. Yohanes juga berkata, “Kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya.” 1 Yohanes 2:20. Dan Kristus telah berjanji kepada murid-murid-Nya, pada waktu Ia akan meninggalkan mereka, bahwa Ia akan mengirimkan kepada mereka Roh Kudus itu sebagai seorang penghibur dan pemimpin untuk memimpin mereka kepada segala kebenaran. Yohanes 14:16, 26. SPN 7.1

Untuk menunjukkan bagaimana janji ini akan digenapkan kepada gereja itu, rasul Paulus, di dalam dua suratnya, menampilkan pernyataan yang formil bahwa karunia-karunia Roh yang tertentu telah ditetapkan di dalam sidang itu untuk mempersatukannya serta menjadi petunjukpetunjuk hingga kesudahan zaman. 1 Korintus 12; Efesus4:8-13; Matius 28:20. Bukan itu saja: sejumlah nubuatan-nubuatan yang jelas dan pasti menyatakan bahwa pada akhir zaman akan terjadi suatu kecurahan Roh Kudus secara istimewa dan bahwa gereja itu pada saat kedatangan Kristus akan memiliki, selama pengalaman-pengalamannya yang terakhir, “kesaksian Yesus”, yaitulah Roh nubuat. Kisah Para Rasul 2:17-20,39; 1 Korintus 1:7; Wahyu 12:17; 19:10. Di dalam kenyataan-kenyataan ini kita melihat satu bukti penjagaan dan kasih Allah terhadap umat-Nya; karena kehadiran Roh Kudus sebagai seorang penghibur, guru dan penunjuk jalan bukan dalam cara kerja yang biasa saja melainkan dalam cara yang luar biasa, sangatlah dibutuhkan oleh gereja apabila ia memasuki zaman akhir yang berbahaya lebih daripada saat mana pun yang lain dari pengalaman itu. SPN 8.1

Kitab Suci menunjukkan bermacam-macam saluran bagi Roh Kudus untuk bekerja di dalam hati dan pikiran manusia untuk menerangi pengertian mereka serta memimpin langkah-langkah mereka. Termasuk di antaranya “khayal dan mimpi. Dengan jalan ini Allah masih tetap mengadakan hubungan dengan anak-anak manusia. Dalam hal ini Ia berjanji: “Dengarlah Firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi.” Bilangan 12:6 Dengan cara inilah pengetahuan Ilahi yang sangat luar biasa telah disampaikan kepada Bileam. Maka ia pun berkata: “Tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya; tutur kata orang yang mendengar Firman Allah, dan yang beroleh pengenalan akan Yang Mahatinggi, yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa, sambil rebah, namun dengan mata tersingkap.” Bilangan 24:15,16. SPN 8.2

Itulah sebabnya adalah menjadi sesuatu yang menarik perhatian untuk menyelidiki kesaksian Kitab Suci tentang berapa jauhnya Tuhan merencanakan agar Roh itu menyatakan diri-Nya di dalam gereja selama masa percobaan manusia. SPN 8.3

Setelah rencana keselamatan diadakan, Allah, sebagaimana telah kita lihat, masih tetap berhubungan dengan manusia di seberang jurang yang diakibatkan oleh dosa melalui pelayanan Anak-Nya dan malaikatmalaikat suci. Kadang-kadang Ia berbicara langsung dengan mereka, sebagaimana halnya dengan Musa, tetapi yang lebih sering ialah melalui mimpi dan khayal. Peristiwa-peristiwa seperti ini jelas sekali dicatat di dalam seluruh Kitab Suci dan mencakup segala zaman. Henokh, ketu-runan ketujuh dari Adam, melihat ke depan melalui roh nubuatan kedatangan Kristus yang kedua kalinya dalam kuasa dan kemuliaan serta berkata, “Sesungguhnya TUHAN datang dengan beribu-ribu orang kudusNya.” Yehuda 14. “Oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” 2 Petrus 1:21. Jikalau pekerjaan Roh nubuatan itu pada waktu-waktu tertentu kelihatannya hampir lenyap, bilamana kerohanian orang banyak merosot, Roh itu tetap menandai semua krisiskrisis besar di dalam pengalaman gereja dan masa-masa peralihan dari satu zaman ke zaman yang lain. Bilamana satu zaman yang ditandai oleh penjelmaan Kristus itu tiba, bapa dari Yohanes Pembaptis telah dipenuhi oleh Roh Kudus dan bernubuat. Lukas 1:67. Kepada Simeon dinyatakan bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Tuhan; dan bilamana orang tua Yesus membawa Dia ke Bait Suci agar Ia disunat, dengan digerakkan oleh Roh, Simeon masuk ke dalam Bait Suci lalu memangku bayi Yesus, memberkati-Nya dan bernubuat tentang Dia. Dan Hana, seorang nabiah, masuk ke dalam Bait Suci pada saat yang sama itu dan menerangkan tentang Dia kepada semua yang menunggununggu penebusan di Yerusalem. Lukas 2:26, 36. SPN 9.1

Kecurahan Roh Kudus yang akan menyertai pengabaran Injil oleh pengikut-pengikut Kristus diumumkan oleh nabi dengan kata-kata seperti berikut ini: “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu lakilaki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatanpenglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu. Aku akan mengadakan mukjizat- mukjizat di langit dan di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu.” Yoel 2:28-31. SPN 9.2

Petrus, pada hari Pentakosta, mengutip nubuatan ini untuk menerang-kan tentang peristiwa yang terjadi pada saat itu. Lidah-lidah seperti api turun ke atas setiap murid; mereka dipenuhi oleh Roh Kudus dan berkatakata dengan bahasa-bahasa yang lain. Dan pada waktu pengolok-olok itu menuduh bahwa mereka mabuk oleh anggur, Petrus menjawab: “Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan, tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel.” Kemudian ia mengutip dengan sepenuhnya nubuatan yang telah diucapkan oleh nabi Yoel (yang telah dikutip di atas), hanya saja ia telah mengganti kata-kata “kemudian dari pada itu” dengan “pada hari-hari terakhir”, sehingga itu berbunyi, “Akan terjadi pada hari-hari terakhir — bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku,” dst. SPN 10.1

Jelaslah bahwa hanya bagian nubuatan yang berhubungan dengan kecurahan Roh itu saja yang mulai digenapkan pada hari itu; oleh karena pada saat itu tidak ada orang tua yang mendapat mimpi atau orang muda yang mendapat khayal dan bernubuat; tidak ada tanda ajaib darah, api serta tiang awan; dan matahari tidak digelapkan atau bulan menjadi seperti darah pada hari itu; akan tetapi apa yang terjadi pada hari itu adalah merupakan kegenapan dari pada nubuatan Nabi Yoel. Jelas pula bahwa bagian nubuatan yang berhubungan dengan kecurahan Roh ini tidaklah digenapkan seluruhnya dalam satu peristiwa itu saja; oleh karena nubuatan itu mencakup seluruh zaman mulai hari itu terus sampai kepada hari Tuhan yang besar itu. SPN 10.2

Tetapi hari Pentakosta adalah juga merupakan kegenapan dari pada nubuatan-nubuatan lain di samping nubuatan Nabi Yoel. Itu juga menggenapkan kata-kata Kristus sendiri. Di dalam amanat-Nya yang terakhir kepada murid-murid-Nya sebelum Ia disalibkan, la berkata kepada mereka, “Aku akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, . . . yaitu Roh kebenaran.” Yohanes 14:16, 17. “Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu.” ayat 26. “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran. Yohanes 16:13. Dan setelah Kristus bangkit dari antara orang mati, Ia berkata kepada murid-murid-Nya, “Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggiLukas 24:49. SPN 10.3

Pada hari Pentakosta murid-murid telah dipenuhi oleh kuasa dari atasTetapi janji Kristus ini, sebagaimana halnya nubuatan Yoel, tidaklah terbatas hanya kepada peristiwa itu saja. Oleh karena Ia telah memberikan kepada mereka janji yang sama dalam bentuk yang lain dengan memberikan jaminan bahwa Ia akan menyertai mereka senantiasa sampai kepada akhir zaman. Matius 28:20. Markus memberitahukan kepada kita dalam hal apa dan bagaimana caranya Tuhan akan beserta dengan mereka. Ia berkata, “Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.” Markus 16:20. Dan Petrus, pada hari Pentakosta itu, bersaksi tentang kekekalan pekerjaan Roh yang telah mereka saksikan itu. Pada waktu orang-orang Yahudi yang merasa berdosa itu berkata kepada rasul-rasul, “Apakah yang harus kami perbuat?” Petrus menjawab, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masingmasing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristies untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita. Kisah Para Rasul 2:38, 39. Ini tentu menjamin adanya pekerjaan Roh Kudus di dalam gereja, di dalam kenyataan-kenyataan yang istimewa, pada masa mendatang selama rahmat Kristus masih mengundang manusia untuk menerima kasih yang mengampuni itu. Dua puluh delapan tahun kemudian di dalam suratnya kepada orang orang di Korintus, Paulus membentangkan kepada gereja itu tentang persoalan ini. Ia berkata, “Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, Saudarasaudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya.” 1 Korintus 12:1. Begitu penting hal ini sehingga ia merasa bahwa itu harus dimengerti oleh gereja Kristen. Setelah menyatakan bahwa sekali pun Roh itu satu Ia bekerja dalam berbagai macam cara dan menjelaskan cara-cara yang berbeda itu, ia memberikan gambaran dengan menyebutkan tentang tubuh manusia, dengan berbagai macam anggota-anggotanya untuk menunjukkan bagaimana gereja itu terdiri dari berbagai macam pekerjaan dan karunia. Dan sebagaimana tubuh itu mempunyai anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda, masing-masing mempunyai tugas tersendiri untuk dilaksanakannya, dan semuanya itu bekerja bersama-sama dengan satu tujuan sehingga terjadilah satu keselarasan, begitu juga Roh itu bekerja melalui saluran yang berbeda-beda di dalam gereja sehingga terbentuklah satu tubuh agama yang sempurna. Paulus kemudian melanjutkan dengan kata-kata seperti berikut ini: “Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mukjizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.” SPN 11.1

Pernyataan bahwa Allah telah menetapkan beberapa orang di dalam gereja, dst., berarti lebih luas daripada hanya sekadar menyatakan bahwa kesempatan selalu terbuka untuk datangnya karunia-karunia itu jikalau keadaan kebetulan mengizinkan. Melainkan itu menyatakan bahwa kesemuanya itu akan menjadi satu bagian yang tetap dari tubuh gereja secara rohani, dan jikalau hal-hal ini tidak bekerja dengan aktif maka gereja itu akan berada dalam keadaan yang sama seperti tubuh manusia, yang anggota-anggotanya oleh karena kecelakaan atau penyakit telah menjadi timpang atau lumpuh. Sekali hal itu telah ditetapkan di dalam gereja maka karunia-karunia ini harus tetap berada di sana sampai semua-nya itu secara resmi ditiadakan. Tetapi tidak ada catatan bahwa itu akan ditiadakan. SPN 12.1

Lima tahun kemudian rasul itu juga menulis kepada orang-orang Efesus sehubungan dengan karunia-karunia yang sama itu, dengan jelas menyebutkan tujuannya, dan dengan demikian secara tidak langsung menunjukkan bahwa semuanya itu akan tetap berlanjut sampai tujuan itu terlaksana. Ia berkata, “Itulah sebabnya kata nas: ‘Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.... Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil mau- pun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.” Efesus 4:8,11-13. SPN 12.2

Gereja belum tiba kepada satu persatuan seperti yang disebutkan dalam ayat-ayat itu di dalam zaman rasul-rasul; dan segera setelah zaman itu, kemurtadan rohani yang hebat telah mulai melanda gereja; dan tentu saja dalam keadaan kemerosotan ini, kesempurnaan Kristus dan persatuan iman itu tidak tercapai. Dan itu tidak akan tercapai sampai pekabaran rahmat yang terakhir akan memanggil dari tiap-tiap suku dan bangsa, dari tiap tingkatan masyarakat dan dari tiap-tiap agama yang palsu, satu umat yang sempurna di dalam pembaruan Injil sambil menunggu-nunggu akan kedatangan Anak Manusia. Dan sesungguhnya, jikalau ada satu masa di mana gereja di dalam pengalamannya akan memerlukan pertolongan dari setiap alat yang telah ditetapkan untuk menghibur dan memimpinnya, untuk memberikan dorongan serta perlindungan maka itu tidak lain adalah pada waktu berada di tengah-tengah bahaya akhir zaman bilamana kuasa kejahatan, yang hampir-hampir telah menjadi sempuma oleh pengalaman serta latihan dan perbuatan jahatnya itu, akan menipu sekalian umat yang terpilih dengan cara-cara yang hebat sekali. Oleh sebab itu, sangat tepat sekali adanya nubuatan-nubuatan istimewa sehubungan dengan kecurahan Roh demi keuntungan gereja pada akhir zaman. SPN 13.1

Namun demikian, di dalam bahan-bahan bacaan dunia Kristen dewasa ini, sering diajarkan bahwa karunia-karunia Roh itu hanyalah terbatas untuk zaman rasul-rasul saja; bahwa semuanya itu diberikan hanya sekadar untuk meneguhkan Injil; dan sekali Injil itu diteguhkan maka karunia-karunia itu tidak lagi dibutuhkan dan sebagai akibatnya karuniakarunia tersebut hilang begitu saja dari gereja. Tetapi Rasul Paulus telah mengamarkan orang-orang Kristen pada zamannya bahwa “rahasia durhaka itu” sudah giat dalam usahanya; dan setelah kepergiannya, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah mereka dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara mereka sendiri akan muncul beberapa orang yang akan mengajarkan ajaran- ajaran palsu untuk menarik murid-murid supaya mengikut mereka. Kisah 20:29,30. Oleh sebab itu tidaklah mungkin di saat-saat seperti ini bahwa karunia-karunia yang telah ditetapkan di dalam gereja untuk menjaga mereka dari kejahatan-kejahatan tersebut, sudah berakhir oleh karena telah mencapai tujuannya; oleh karena kehadiran serta pertolongan dari pada karunia-karunia tersebut sangat dibutuhkan dalam keadaan seperti ini lebih daripada waktu rasul-rasul itu masih hidup. SPN 13.2

Kita mendapati keterangan yang lain di dalam surat Paulus kepada orang Korintus yang menunjukkan bahwa pemikiran yang populer, yang menyatakan bahwa karunia-karunia tersebut hanyalah untuk sementara saja, adalah tidak benar. Dalam suratnya itu ia membedakan antara keadaan sekarang yang tidak sempuma ini dengan keadaan yang mulia dan baka yang akan dicapai oleh orang-orang Kristen pada akhimya. I Korintus 13. Ia berkata (ayat 9, 10), “Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempuma. Tetapi jika yang sempuma tiba, maka yang tidak sempuma itu akan lenyap.” Lebih jauh ia menggambarkan keadaan sekarang ini dengan membandingkannya kepada masa kanak-kanak dengan kelemahannya serta kekurangmatangan dalam pikiran dan perbuatan; dan keadaan yang sempuma, kepada keadaan dewasa dengan pandangannya yang lebih jelas, kematangan serta kekuatannya. Dan ia menggolong-galongkan karuniakarunia itu kepada perkara-perkara yang kita butuhkan dalam keadaan sekarang, yang tidak sempuma ini, tetapi apabila keadaan yang sempuma itu telah tiba kita tidak lagi memerlukannya. “Sekarang,” katanya (ayat 12), “kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempuma, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempuma, seperti aku sendiri dikenal.” Kemudian ia menyebutkan sifatsifat apa yang akan disesuaikan kepada keadaan yang kekal dan yang akan ada pada saat itu, yaitu iman, pengharapan dan kasih, “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar diantaranya ialah kasih.” SPN 14.1

Ini menjelaskan apa yang dimaksudkan dalam ayat 8; “Kasih tidak berkesudahan;” yaitu bahwa kasih surga akan kekal selama-lamanya, itu merupakan kemuliaan keadaan manusia yang kekal di masa yang akan datang; tetapi “nubuat akan berakhir;” ini berarti bahwa waktunya akan datang bilamana nubuatan-nubuatan itu tidak akan diperlukan lagi, dan karunia nubuat, sebagai salah satu penolong di dalam gereja, tidak akan digunakan lagi; “Nubuat akan berakhir” ini berarti bahwa bahasa roh tidak akan ada gunanya lagi; “pengetahuan akan lenyap;” ini berarti, pengetahuan, bukan dalam hal yang abstrak, tetapi sebagai salah satu karunia-karunia Roh yang istimewa akan jadi tidak berguna lagi oleh pengetahuan yang sempurna yang akan dikaruniakan kepada kita di dalam dunia yang kekal nanti. SPN 14.2

Sekarang, jikalau kita berpendapat bahwa karunia-karunia itu hanya berlaku pada zaman rasul-rasul saja dan sekarang ini tidak lagi, karena tidak diperlukan lagi, maka berarti kita berpendirian bahwa zaman rasulrasul adalah zaman di mana gereja itu bersifat lemah dan kekanakkanakan di mana segala sesuatu kelihatan kabur; tetapi zaman yang berikutnya, bilamana serigala-serigala yang buas itu masuk dan membinasakan kawanan domba dan di dalam gereja bangkit orang-orang yang mengajarkan ajaran-ajaran palsu yang menarik murid-murid untuk mengikut mereka, adalah satu zaman yang penuh dengan terang dan pengetahuan, di mana sifat-sifat yang tidak sempuma dan sifat kekanakkanakan serta pengetahuan yang suram dari zaman rasul-rasul itu telah berlalu! Karena, ingatlah, bahwa karunia-karunia ini tidak berlaku lagi hanyalah apabila keadaan yang sempuma itu sudah tiba dan oleh sebab keadaan itu sudah tiba sehingga semuanya itu tidak diperlukan lagi. Tetapi tidak seorang pun, jikalau berpikir dengan sungguh-sungguh, akan berusaha mempertahankan pendapat bahwa keadaan rohani zaman rasulrasul itu lebih rendah daripada zaman-zaman lain yang mengikuti-nya. Dan jikalau karunia-karunia tersebut diperlukan pada zaman itu tentu mereka juga dibutuhkan sekarang ini. SPN 15.1

Di antara perkara-perkara yang rasul-rasul golongkan dalam suratsuratnya kepada orang-orang di Korintus dan di Efesus sebagai “karunia” yang ditetapkan di dalam gereja, kita dapati “gembala”, “pengajar”, “melayani”, dan “memimpin” dan semuanya ini diakui, di mana saja, masih tetap berlaku di dalam gereja. Kalau demikian mengapakah yang lainnya juga seperti iman, penyembuhan, nubuat dan lain sebagainya tidak diakui? Siapakah yang berwenang untuk membuat garis pemisah dan mengatakan karunia-karunia mana yang telah “dihapuskan” dari gereja, sedangkan semuanya itu, dari awainya, telah sama-sama “dite-tapkan” di dalam gereja? SPN 15.2

Wahyu 12:17 merupakan satu nubuatan bahwa karunia-karunia itu akan dipulihkan kembali pada zaman akhir. Penyelidikan akan kesaksian dari pada ayat ini akan meneguhkan pendapat itu. Ayat ini membicarakan tentang benih perempuan yang sisa. Perempuan itu adalah lambang dari pada gereja, dan benihnya adalah pribadi anggota-anggotanya yang membentuk gereja dalam setiap waktu; dan benih perempuan “yang sisa” adalah generasi orang Kristen yang terakhir atau mereka yang masih hidup di dunia ini pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Ayat ini lebih jauh menerangkan bahwa mereka ini “memelihara hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus;” dan “kesaksian Yesus” itu dijelaskan dalam pasal 19:10 sebagai “Roh nubuat”, yang harus dimengerti sebagai satu hal di antara karunia-karunia itu yaitu “karunia untuk bernubuat.” 1 Korintus 12:9,10. SPN 16.1

Ditetapkannya karunia-karunia itu di dalam gereja bukanlah berarti bahwa setiap individu harus memiliki semuanya. Dalam hal ini rasul berkata (1 Korintus 12:29), “Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar?” dst. Jawabnya jelas “tidak”; tidak semuanya demikian; tetapi karunia-karunia itu diberikan kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya. 1 Korintus 12:7, 11. Namun demikian, karunia-karunia ini dikatakan telah “ditetapkan di dalam gereja” dan jikalau satu karunia itu diberikan kepada seorang anggota sekali pun, itu dapat diartikan bahwa karunia itu ada “di dalam gereja”, atau bahwa gereja itu “memiliki” nya. Jadi generasi yang terakhir harus memilikinya, dan telah diyakini bahwa memang gereja memiliki kesaksian Yesus atau karunia nubuat. SPN 16.2

Bagian lain dari Kitab Suci yang jelas dituliskan sehubungan dengan zaman akhir menerangkan fakta yang sama pula. 1 Tesalonika 5. Rasul memulaikan pasal ini dengan kata-kata: “Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.” Di dalam ayat 4, ia menambahkan, “Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri.” Kemudian ia memberikan kepada mereka beberapa nasihat sehubungan dengan peristiwa itu, di antaranya adalah (ayat 19-21): “Janganlah padamkan Roh, dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.” Dan dalam ayat 23, ia berdoa agar mereka yang harus ambil bagian dalam pekerjaan “bernubuat” itu dapat terpelihara sehingga tidak bercacat cela sampai kedatangan Tuhan. SPN 16.3

Atas dasar pertimbangan-pertimbangan ini apakah kita tidak dibenarkan untuk mempercayai bahwa karunia nubuat akan dinyatakan di dalam gereja pada akhir zaman dan bahwa melalui itu banyak terang kebenaran dan banyak petunjuk-petunjuk yang tepat pada waktunya akan diberikan? SPN 17.1

Segala sesuatu harus diperlakukan sesuai dengan peraturan rasul: “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik;” dan harus diuji oleh ukuran yang telah ditetapkan oleh Juruselamat: “Oleh buah-buahnya engkau akan mengenali dia?” Dengan satu ajakan untuk mempertimbangkan ukuran tersebut atas nama apa yang disebut sebagai kenyataan dari pada karunia nubuatan, kami menghadapkan buku ini kepada pertimbangan mereka yang mempercayai bahwa Alkitab itu adalah Firman Allah dan bahwa gereja itu adalah tubuh di mana Kristus adalah kepalanya. SPN 17.2

U. Smith